RESUME ANALISIS LABA KOTOR



“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN”
RESUME
ANALISIS LABA KOTOR





OLEH :
KELAS V D

                                    NI LUH JUNIA PURNAMI                           NIM : 1417051041
                                    NI KADEK DWI ARIASTINI                                   NIM : 1417051037
                                    I GUSTI AYU MURNIATI                            NIM : 1417051230
                                    PANDE MADE  MITA SARTIKA P.            NIM : 1417051218
                                    NI KADEK NIA DAMAYANTI                     NIM : 1417051221
     


AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016

ANALISIS LABA KOTOR
A.    PENGERTIAN ANALISIS LABA KOTOR
Dalam praktiknya, laba yang diperoleh perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu :
1.      Laba Kotor (gross profit) ; dan
2.      Laba Bersih (net profiy).
      Laba kotor artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangkan biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh. Sementara itu, laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu, termasuk pajak.
      Secara umum pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari period eke satu periode, serta sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara dua atau lebih periode. Selanjutnya dengan diketahui penyebabnya, dapat digunakan untuk memutuskan kebijakan ke depan yang berkaitan dengan laba tersebut.
Untuk melakukan analisis laba kotor, diperlukan berbagai data perusahaan. Adapun data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis laba kotor adalah :
1.      Target yang telah ditetapkan
Target yang telah ditetapkan adalah jumlah angka atau persentase laba yang telah ditetapkan manajemen sebelumnya. Misalnya target laba kotor yang diinginkan adalah Rp1 miliar atau 25% dari penjualan.
2.      Pencapaian hasil laba pada periode tersebut
Pencapaian hasil laba pada periode tersebut artinya laba actual yang diperoleh pada periode ini.
3.      Laba pada beberapa periode sebelumnya
Merupakan perolehan laba beberapa periode yang lalu, lebih dari satu period eke belakang. Kegunaannya untuk melihat trend perjalanan laba perusahaan dari period eke periode.

B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA KOTOR
      Dalam praktiknya perubahan yang terjadi laba kotor disebabkan dua faktor, yaitu :


  1. Faktor penjualan
Penjualan maksudnya adalah omset barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun dalam rupiah. Besar kecilnya penjualan ini penting bagi perusahaan sebagai data awal dalam melakukan analisis.
Sementara itu, penjualan dipengaruhi oleh :
a.       Faktor harga jual
Harga jual adalah harga persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya produk yang dijual di pasaran. Penyebab berubahnya harga jual adalah perubahan nilai harga jual per satuan.
b.      Faktor jumlah barang yang dijual.
Jumlah barang yang dijual maksudnya adalah banyaknya kuantitas atau jumlah barang (volume) yang dijual dalam suatu periode.
  1. Faktor harga pokok penjualan.
Harga pokok penjualan adalah harga barang atau jasa sebagai bahan baku atau jasa untuk menjadi barang dengan ditambah baiya-biaya yang berkaitan dengan harga pokok penjualan tersebut.
Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh :
a.       Harga pokok rata-rata
Perubahan harga pokok arata-rata per satuan atau unit per kilogram atau lainnya produk barang juga ikut memengaruhi perolehan laba kotor. Apabila harga pokok rata-rata naik, laba kotor dapat turun, demikian pula sebaliknya.
b.      Jumlah barang yang dijual           
Jika jumlah penjualan meningkat, kemungkinan akan mampu meningkatkan laba kotor, demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan laba kotor disebabkan tiga faktor berikut ini.
  1. Berubahnya Harga Jual
  2. Berubahnya Jumlah Kuantitas (Volume) Barang Yang Dijual
  3. Berubahnya Harga Pokok Penjualan
      Harga pokok penjualan suatu produk banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain :
  • Harga bahan baku;
  • Upah tenaga kerja;
  • Serta kenaikan harga secara umum.
            Faktor lainnya yang juga perlu dicermati adalah adanya ketidakefisienan di dalam memproduksi barang atau jasa atau menjual barang yang berakibat terjadinya pemborosan. Misalnya pengiriman pesanan yang tidak tetap waktu akan memengaruhi penjualan. Begitu pula dengan pemakaian bahan yang terjadi pemborosan sehingga ada biaya-biaya yang tidak perlu keluar justru menjadi beban.
            Dan yang paling fatal adalah adanya unsure kecurangan dari pihak manajemen perusahaan yang “bermain” dengan pihak lain. Demikian pula apabila kecurangan yang terjadi diakibatkan oleh pihak ketiga. Hal ini sudah pasti sangat memengaruhi keduanya.
C.    MANFAAT ANALISIS LABA KOTOR
            Analisis laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan datang. Artinya analisis laba kotor akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba kotor tersebut sehingga target tidak tercapai. Dengan demikian, analisis laba kotor memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pihak manajemen.
      Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari analisis laba kotor adalah:
1.      Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Jual
      Dengan diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak manajemen dapat memprediksi berbagai hal, terutama berkaitan dengan penentuan harga jual ke depan dan target harga jual yang lebih realistis. Kesalahan akibat penentuan harga jual ini pasti dikarenakan faktor perubahan harga jual yang sangat rentan terhadap perubahan di luar lingkungan perusahaan.
2.      Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Jual
      Kenaikan harga jual perlu dicermati penyebabnya, sebab naiknya harga jual ini sangat mempengaruhi perolehan laba kotor perusahaan. Faktor penyebab naiknya harga jual dapat berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya-biaya. Namun, harga jual juga dapat naik karena dipengaruhi dari luar perusahaan, misalnya pesaing sejenis menaikkan harga jualnya dan manajemen ikut pula menaikkan harga jual.

3.      Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya Harga Pokok Penjualan
      Di samping menaikkan harga jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh penurunan harga pokok penjualan. Penyebab menurunnya harga jual tidak jauh berbeda dengan kenaikan harga pokok penjualan. Hanya saja penurunan harga pokok penjualan akan membuat perusahaan berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan dengan pesaing. Kalau tidak, beban biaya yang telah dianggarkan akan ikut mempengaruhi nilai perolehan penjualan ke depan.
4.      Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya Harga Pokok Penjualan
      Penyebab naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk diketahui oleh perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab naiknya harga pokok penjualan, perusahaan pada akhirnya mampu menyesuaikan dengan harga jual dan biaya-biaya lainnya. Penyebab utama naiknya harga pokok penjualan sebagian besar adalah karena dari pihak luar perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus mampu menyesuaikan diri.
5.      Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Penjualan
      Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik harga jual. Artinya ada pihak-pihak yang memang seharusnya bertanggung jawab apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga jual.
6.      Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Bagian Produksi
      Analisis laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian produksi akibat turunnya harga pokok penjualan. Artinya untuk urusan harga pokok penjualan, pihak bagian produksilah yang bertanggung jawab.
7.      Sebagai Salah Satu Alat Ukur Untuk Menilai Kinerja Manajemen
      Sudah pasti analisis laba kotor ini pada akhirnya akan memberikan manfaat untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode. Artinya hasil yang diperoleh dari analisis laba kotor akan menentukan kinerja manajemen ke depan.
8.      Sebagai Bahan Untuk Menentukan Kebijakan Manajemen Ke Depan
      Analisis laba kotor digunakan sebagai bahan untuk menetukan kebijakan manajemen ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba kotor sebelumnya. Jika berhasil, manajemen mungkin sekarang akan dipertahankan atau bahkan ada yang dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Akan tetapi, jika gagal, sebaliknya akan diganti dengan manajemen yang baru. Di samping itu, keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam mencapai target laba kotor juga akan menentukan besar kecilnya insentif yang bakal mereka terima.

D.    CONTOH ANALISIS LABA KOTOR
      Untuk lebih memudahkan, memahami, dan mengertikan pemahaman tentang analisis perubahan laba kotor, maka berikut ini dibuatkan beberapa contoh kasus yaitu:
      Kasus 1
juml
Komponen
Tahun 2006
Tahun 2007
Penjualan bersih
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Jumlah barang yang dijual
Harga persatuan
Harga pokok persatuan
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 25.000,00
1.000 unit
Rp 100,00
Rp 75,00
Rp 165.000,00
Rp 110.000,00
Rp 50.000,00
1.100 unit
Rp 150,00
Rp 100,00
Dari data di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Terjadi peningkatan penjualan sebanyak Rp65.000,00 dari tahun sebelumnya, yaitu penjualan  pada tahun 2006 sebesar Rp100.000,00 menjadi Rp165.000,00 pada tahun 2007.
2.      Harga pokok penjualan juga meningkat sebesar Rp35.000,00 yaitu dari tahun 2006 sebesar Rp75.000,00 menjadi Rp110.000,00 pada tahun 2007.
3.      Laba kotor juga meningkat sebesar 100% atau sebesar Rp25.000,00 dari Rp25.000,00 pada tahun 2006 menjadi Rp50.000,00 pada tahun 2007.
4.      Jumlah barang yang dijual meningkat sebesar 100 unit atau 10%, yakni dari 1.000 unit pada tahun 2006 menjadi 1.100 unit pada tahun 2007.
5.      Harga persatuan meningkat sebesar Rp50,00 dari Rp100,00 pada tahun 2006 menjadi Rp150,00 pada tahun 2007.
6.      Harga pokok persatuan meningkat sebesar Rp25,00 yakni dari Rp75,00 pada tahun 2006 menjadi Rp100,00 pada tahun 2007.
Untuk menganalisis perubahan laba rugi diatas, diperlukan tahap-tahap analisis. Tujuannya adalah disamping memudahkan kita melakukan analisis, juga mempermudah dalam memahaminya. Adapun tahap-tahap analisis yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
Langkah Pertama: Membuat Tabel Perubahan
            Secara ringkas perubahan laba rugi yang terjadi dari data di atas jika dimasukkan ke dalam tabel adalah sebagai berikut:
Komponen
Tahun 2006
Tahun 2007
Kenaikan



Penjualan bersih
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Jumlah barang yang dijual
Harga persatuan
Harga pokok persatuan
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 25.000,00
1.000 unit
Rp 100,00
Rp 75,00
Rp 165.000,00
Rp 110.000,00
Rp 55.000,00
1.100 unit
Rp 150,00
Rp 100,00
Rp65.000,00
Rp35.000,00
Rp30.000,00
100 unit
Rp50,00
Rp25,00



Langkah Kedua: Menganalisis Sebab-sebab Perubahan
Analisis pertama adalah perubahan laba kotor yang diakibatkan penjualan, yaitu jumlah (kuantitas) penjualan dengan harga jual.
Qt2 (Pr2-Pr1)

 
Rumus yang dapat digunakan adalah:

1.      Karena faktor penjualan
Penjualan tahun 2007 .............................................................................. = Rp165.000,00
Jumlah penjualan tahun 2007 x harga jual tahun 2006
1.100 unit x Rp100 ................................................................................. = Rp110.000,00
Kenaikan laba kotor karena perubahan harga jual................................... =Rp55.000,00
Cara lain adalah:
Qt2 (Pr2 – Pr1)
 
Jumlah penjualan 2007 x (harga jual 2007 – harga jual 2006)

1.100 (Rp150 – Rp100) = Rp55.000,00
2.      Karena jumlah (kuantitas) penjualan
Jumlah penjualan tahun 2007 x harga jual tahun 2006

1.100 unit x Rp100.................................................................................. =Rp110.000,00
Penjualan tahun 2006............................................................................... =Rp100.000,00
Kenaikan laba kotor karena perubahan jumlah pendapatan..................... =Rp10.000,00
Pr1 (Qt2 – Qt21)
 
Cara lain adalah:

Analisis kedua adalah perubahan laba kotor yang diakibatkan harga pokok penjualan, yaitu persatuan maupun jumlah (kuantitas).
Qt2 (Hpp2 – Hpp1)
 
Rumus yang digunakan:

3.      Karena harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan tahun 2007 ........................................................ =Rp110.000,00
Jumlah penjualan tahun 2007 x harga pokok 2006
1.100 unit x Rp75.................................................................................... =Rp82.500,00
Kenaikan laba kotor karena perubahan harga pokok............................... =(Rp27.500,00)
Qt2 (Hpp2 – Hpp1)
 
Cara lain adalah:

Jumlah penjualan 2007 x (harga pokok 2007 – harga pokok 2006)
1.100 (Rp100 – Rp75) = Rp27.500,00
4.      Karena jumlah (kuantitas) penjualan
       Jumlah penjualan tahun 2007 x harga jual tahun 2006
       1.100 unit x Rp 100 .........................................               = Rp 82.500,00
       Penjualan tahun 2006 .....................................                 = Rp 75.000,00
       Kenaikan laba kotor karena perubahan jumlah penjualan = ( Rp 7.500,00)
Qt1 (Hpp2-Hpp1)
 
       Cara lain adalah
      
       Harga jual 2005 x ( jumlah penjualan 2007- jumlah penjualan 2006) yakni Rp 75 (1.100 unit -1000 unit) = Rp 7.500,00
Langkah Ketiga : Membuat Laporan Perubahan Laba Rugi
Berikut ini laporan perubahan laba kotor.

PT Yumiko Maharani Tbk.
Laporan Perubahan Laba Kotor
Akhir Tahun 2007 dengan 2006
1.        Kenaikan penjualan diakibatkan :
             Kenaikan harga jual                           Rp 55.000,00
Kenaikan kuantitas penjualan            Rp 10.000,00
                                                                  Rp 65.000,00
2.        Kenaikan harga pokok penjualan diakibatkan :
Kenaikan harga pokok per unit                      = Rp 27.500,00
Kenaikan kuantitas harga pokok                    = Rp   7.500,00
                                                                       = Rp 35.000,00
3.        Kenaikan laba kotor                                    Rp 30.000,00
Di samping cara yang diatas kenaikan baik oleh faktor harga jual maupun pokok penjualan, dapat pula dilakukan analisis dengan cara lain. Analisis lain yang dimaksud adalah karena faktor:
1.      Kuantitas penjualan
2.      Harga jual, dan
3.      Kuantitas penjualan dengan harga jual.
Dari kasus di atas dapat dianalisis sebagai berikut :
Contoh 1
      Faktor kuantitas penjualan, yaitu kenaikan penjualan yang disebabkan oleh naiknya kuantitas (jumlah) penjualan jika tidak ada kenaikan harga jual.
      Harga persatuan 2006                   Rp 100,00
      Kenaikan kuantitas                       100 unit
      Kenaikan laba kotor karena kuantitas penjualan jika tidak ada kenaikan harga jual adalah :
      Rp 100 x 100 unit = Rp 10.000,00
Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.        Kenaikan laba kotor karena kuantitas penjualan,
Rp 100,00 x 100 unit ............................        = Rp 10.000,00
Selanjutnya, kenaikan harga pokok Rp 35.000,00 disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1.        Faktor kuantitas
Kenaikan harga pokok disebabkam kenaikan kuantitas dengan asumsi tidak ada kenaikan harga pokok :
Harga pokok 2006                 Rp 75,00
Kenaikan kuantitas                100 unit
      Kenaikan karena faktor kuantitas (Rp 75,00 x 100 unit) = Rp 7.500,00
2.        Faktor harga pokok
      Kenaikan harga pokok disebabkan kenaikan harga pokok per unit dengan asumsi tidak ada kenaikan dalam kuantitas.
Kenaikan Harga pokok per unit         Rp 25,00
Kuantitas yang dijual 2006                1.000 unit
      Kenaikan karena faktor harga pokok (Rp 25,00 x 1.000 unit) = Rp 25.000,00
3.        Faktor Kuantitas dan harga pokok
Kenaikan harga pokok per unit kali kenaikan kuantitas.
Kenaikan harga pokok per unit                      Rp 25,00
Kenaikan kuantitas yang dijual                      100 unit
Rp 25,00 x 100 unit               = Rp2.500,00
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut
Kenaikan karena faktor kuantitas
(Rp 75,00 x 100 unit) ..................................              = Rp 7.500,00
Kenaikan karena faktor harga pokok
(Rp 25 x 1000 unit) ......................................             = Rp 25.000,00
Jadi jumlah kenaikan harga pokok penjualan adalah = Rp 35.000,00

E.     PERENCANAAN LABA KOTOT
            Membuat rencana laba suatu perusahaan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh suatu usaha sebelum suatu kegiatan dijalankan. Dalam membuat rencana laba, perlu terlebih dulu ditentukan atau dianggarkan target laba yang ingin dicapai, baru kemudian disusun harga jual yang harus dipasang.
      Penyusunan rencana anggaran atau bujet yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan haruslah mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pencapaian target tersebut. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1.      Volume penjualan tahun sebelumnya;
2.      Harga jual periode sebelumnya;
3.      Kecenderungan permintaan terhadap produk yang ditawarkan dari tahun ke tahun;
4.      Kondisi persaingan baik local maupun intenasional;
5.      Kecenderungan inflasi secara umum;
6.      Kondisi perekonomian pemerintah dan masyarakat;
7.      Kecenderungan perubahan selera masyarakat;
8.      Bujet promosi yang harus dianggarkan; dan
9.      Pertimbangan lainnya.
Khususnya dalam menyusun anggaran laba kotor harus dipertimbangkan pula ketersediaan harga pokok penjualan dan prediksi kenaikan harga pokok penjualandari tahun ke tahun sebelumnya. Ketersediaan bahan baku penting mengingat apabila terjadi kelangkaan atau keterlambatan, akan berakibat kepada harga jual dan jumlah barang yang dijual. Demikian pula dengan kenaikan harga pokok penjualan.
Berikut ini bujet laba kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk per unit.
Jenis produk
Harga jual unit
Harga pokok unit
Laba kotor unit
Mawar
Melati
Kamboja
Rp 120
Rp 140
Rp 170
Rp 80
Rp 90
Rp 100
Rp 40
Rp 50
Rp 70

Berikut ini bujet laba kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk secara total.
Jenis produk
Jumlah unit yang dijual
Laba kotor unit
Laba kotor keseluruhan
Mawar
Melati
Kamboja
10.000
10.000
10.000
Rp 40
Rp 50
Rp 70
Rp 400.000
Rp 500.000
Rp 700.000

Penjualan dan harga pokok penjualan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut
Jenis produk
Total penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor keseluruhan
Mawar
Melati
Kamboja
Jumlah
Rp 1.200.000
Rp 1.400.000
Rp 1.700.000
Rp 4.300.000
Rp 800.000
Rp 900.000
Rp 1.000.000
Rp 2.700.000
Rp 400.000
Rp 500.000
Rp 700.000
Rp 1.500.000

Pertimbangan dalam penyusunan bujet laba tersebut adalah
1.      Kondisi keuangan perusahaan saat ini dan ke  depan serta peluang memperoleh sumber dana tambahan bila dibutuhkan,
2.      Kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan untuk mengelola kegiatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitasnya
3.      Kondisi persaingan untuk usaha atau produk yang sejenis, baik kondisi local maupun internasional, baik yang berkaitan dengan harga jual maupun kualitas barang yang dijual
4.      Prospek usaha yang akan dijalankan ke depan dengan melihat potensi pasar yang dimiliki , baik daya beli masyarakat maupun selera masyarakat
5.      Pencapaian laba tahun-tahun sebelumnya, sebagai ukuran untuk menentukan target laba ke depan
6.      Kondisi ekonomi secara umum, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan bahan baku, inflasi, dan kebijakan pemerintah lainnya
7.      Kondisi keamanan secara umum sehingga masyarakat tetap aman menjalankan aktivitas kesehariannya tanpa adanya rasa takut atau gangguan yang tidak perlu
8.      Pertimbangan lainnya.
Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan terdapat perbedaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:





PT Roy Akase
Laporan Perubahan Dalam Penjualan, HPP, dan Laba Kotor
Tahun 2006 dan 2007

Tahun
Penjualan
HPP
Laba kotor
Target
Realisasi
Penurunan
Rp 4.300.000
Rp 4.020.000
Rp 250.000
Rp 2.700.000
Rp 2.550.000
Rp 150.000
Rp 1.600.000
Rp 1.470.000
Rp 130.000

      Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh:
1.      Adanya kenaikan harga pokok penjualan
2.      Kenaikan harga jual unruk
3.      Tidak tercapainya jumlah penjualan.

DAFTAR PUSTAKA
Jumingan, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali

Postingan terkait:

3 Tanggapan untuk "RESUME ANALISIS LABA KOTOR"

Unknown said...

terimakasih. sangat membantu :)

Anonymous said...

Terima kasih kak, sangat membantu :)

GERTRUDIS CANDELARIO said...

saya memberikan pujian kepada mr pedro cukup atas bantuannya dalam mengamankan pinjaman untuk membeli rumah baru kami untuk keluarga kami. pedro adalah kekayaan informasi dan dia membantu mendidik saya dan keluarga saya mengapa pinjaman rumah adalah pilihan terbaik untuk situasi khusus kami. setelah berunding dengan pedro jerome dan penasihat keuangan kami semua orang setuju bahwa pinjaman rumah adalah solusi yang tepat. Anda dapat menghubungi mr pedro jerome jika Anda juga mencari pinjaman apa pun di email / email whatsapp: pedroloanss@gmail.com whatsapp: +1-8632310632

Postingan Populer