RESUME ANALISIS TITIK IMPAS



“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN”
RESUME
ANALISIS TITIK IMPAS



  

OLEH :
KELAS V

                                    NI LUH JUNIA PURNAMI                           NIM : 1417051041
                                    NI KADEK DWI ARIASTINI                                   NIM : 1417051037
                                    I GUSTI AYU MURNIATI                            NIM : 1417051230
                                    PANDE MADE  MITA SARTIKA P.            NIM : 1417051218
                                    NI KADEK NIA DAMAYANTI                     NIM : 1417051221
     


AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016

ANALISIS TITIK IMPAS
A.    PENGERTIAN ANALISIS TITIK IMPAS
      Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru. Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan,kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen.
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Melalui analisis titik impas, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis.
      Analisis titik impas juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu memperoleh laba (keuntungan) yang maksimal. Salah satu kegunaan analisis titik impas adalah untuk menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arti analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
Dalam rangka penentuan titik impas ini, perlu diketahui beberapa hal yang penting, agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu :
1.      Tingkat keuntungan (laba) yang ingin dicapai dalam suatu periode;
2.      Besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan;
3.      Jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel.




B.     TUJUAN ANALISIS TITIK IMPAS
            Secara umum analisis titik impas digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan dalam perencanaan keungan, penjualan, dan produksi. Penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
  1. Mendesain spesifikasi produk;
  2. Menentukan harga jual per satuan;
  3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian;
  4. Memaksimalkan jumlah produksi;
  5. Merencanakan laba yang dinginkan; dan
  6. Tujuan lainnya.
            Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pimpinan perusahaan, analisis titik impas juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan analisis titik impas mau tidak mau pasti ada dan tidak dapat dihindari.
            Berikut ini beberapa kelemahan dari analisis titik impas :
  1. Perlu asumsi pada titik tertentu
  2. Bersifat statis
  3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir
  4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
  5. Hubungan penjualan dan biaya
  6. Kurang mempertimbangkan risiko-risiko yang terjadi selama masa penjualan
  7. Pengukuran kemungkinan penjualan

C.    ASUMSI DAN KETERBATASAN ANALISIS TITIK IMPAS
            Ada satu kelemahan analisis titik impas adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Akan tetapi, asumsi-asumsi ini memang harus dilakukan jika kita mau analisis ini dapat dilakukan secara tepat. Kemudian dengan asumsi-asumsi ini, analisis titik impas dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Hanya saja asumsi-asumsi yang dilakukan terkadang terlalu memaksa dan pertanggungjawabannya sering diambangkan. Oleh karena itu para manajer menganggap bahwa asumsi ini harus tetap dilakukan dan ini merupakan salah satu keterbatasan analisis titik impas bila kita mau menggunakannya.
      Adapun asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis titik impas adalah sebagai berikut:
1.      Biaya
Dalam analisis titik impas , hanya digunakan dua macam lainnya, yaitu biaya tetap dan biaya variable. Oleh karena itu, kita harus memisahkan dulu komponen antara biaya tetap dan biaya variable. Artinya mengelompokkan biaya tetap di satu sisi dan mengelompokkan biaya variable di sisi lain. Dalam hal ini secara umum untuk memisahkan kedua biaya ini relative sulit karena ada biaya yang tergolong semi variable dan tetap.
Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan sebagai berikut:
a.       Pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsur biaya yang terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya tersebut.
b.      Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memisahkan biaya tetap dan variable berdasarkan angka-angka dan data biaya masa lampau.
2.      Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor, dan biaya tetap lainnya.
3.      Biaya Variable (Variabel Cost)
Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktikya karena dalam penjualan jumlah besar aka nada potongan-potongan tertentu, baik yang diterima maupun diberikan perusahaan. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variable lainnya.
4.      Harga Jual
Harga jual maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga jual atau harga barang yang dijual atau diproduksi.


5.      Tidak Ada Perubahan Harga Jual
Artinya diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat berubah selama periode analisis. Hal ini bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya, di mana harga jual dalam suatu periode dapat berubah-ubah seiring  dengan perubahan biaya-biaya lainnya yang berhubungan langsung dengan produk maupun tidak.

D.    RUMUSAN YANG DIGUNAKAN
      Untuk mencari titik impas dapat kita gunakan beberapa model rumus. Pemakaian rumus dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan pemakai. Hanya saja masing-masing rumus memiliki keuntungan atau kelebihan masing-masing. Berikut ini beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis titik impas:
1.      Dengan Rumus Matematik
a.       Analisis Titik Impas Dalam Unit

      Dimana :
      BEP = Analisis titik impas
      FC                 = Biaya tetap
      VC                = Biaya variabel persatuan
      P                    = Harga jual persatuan
      S                    = Jumlah penjualan
b.      Analisis Titik Impas Dalam Rupiah


2.      Dengan Coba-coba
      Artinya kita mencoba memasukkan angka-angka yang kita inginkan sehingga akan terlihat batas laba atau rugi untuk setiap penjualan seperti sebagai berikut:
3.      Dengan grafik
               Pendekatan  grafik  menggambarkan  hubungan  antara  volume  penjualan  dengan biaya  yang  dikeluarkan  oleh  perusahaan  serta  laba.  Selain  itu  juga  untuk  mengetahui  biaya  tetap  dan  biaya  variabel  dan  tingkat  kerugian  perusahaan. Asumsi yang digunakan  dalam  analisis  peulang  pokok  ini  adalah bahwa harga jual, biaya variabel per unit  adalah konstan. Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.
rumus bep 6
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y). Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut. Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break even point dalam rupiah.
E.     TINGKAT KEAMANAN (MARGIN OF SAFETY)
      Tingkat keamanan atau Margin of Safety (MoS) merupakan hubungan atau selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) dengan penjualan pada titik impas.
      Batas aman digunakan untuk mengetahui berapa besar penjualan yang dianggarkan untuk mengantisipasi penurunan penjualan agar tidak mengalami kerugian.
      Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat keamanan atau Margin of Safety (MoS) adalah sebagai berikut:
1.      Penjualan yang direncanakan
Penjualan per bujet
      MoS         =                                                          x 100%
Penjualan per titik impas


2.      Penjualan MoS
Penjualan per bujet – Penjualan per titik impas
MoS   =                                                                                              x 100%
Penjualan per bujet

F.     BEP DENGAN PERUBAHAN
Dalam praktiknya perolehan titik impas akan berubah-ubah seiring dengan terjadinya berbagai perubahan kondisi lingkungan atau kebijakan. Artinya pihak manajemen harus selalu mengantisipasi apabila terjadi perubahan-perubahan yang akan menyebabkan perubahan perolehan titik impas. Berikut ini adalah berbagai sebab yang mengakibatkan perubahan titik impas:
1.      Pengaruh Perubahan Harga Jual Per Unit
Sebagai contoh dari kasus sebelumnya, apabila terjadi kenaikan harga jual per unit dari Rp. 5.000 menjadi Rp. 6.000 (kenaikan 20%). Pengaruh kenaikan harga jual ini akan berdampak terhadap BEP yang akan berubah menjadi lebih kecil baik dalam rupiah maupun unit.
2.      Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Tetap
Seperti diketahui bahwa dalam analisis BEP, biaya tetap secara total diasumsikan tetap (konstan). Jadi apabila perubahan biaya tetap, otomatis BEP-nya juga berubah. Dalam praktiknya, apabila biaya tetap berubah, BEP akan naik. Demikian pula sebaliknya apabila biaya tetap turun, BEP akan turun. Perubahan biaya tetap biasanya diakibatkan karena adanya tambahan kapasitas produksi atau kenaikan atau penurunan (efisiensi).
3.      Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Variabel
BEP akan juga ikut berubah apabila terjadi perubahan, baik terhadap peningkatan maupun penurunan biaya variable. Sebagai contoh apabila terjadi kenaikan terhadap biaya variabel sebesar 20%  dari sebelumnya, BEP akan berubah yaitu BEP (Rupiah) menjadi RP. 375.000.000 dan BEP dalam unit menjadi 75.000.
Kemudian, sebaliknya jika terjadi penurunan terhadap biaya variabel sebesar 20% , BEP akan berubah yaitu BEP (rupiah) menjadi RP. 250.000.000 dan BEP dalam unit menjadi 50.000 unit.

4.      Pengaruh Perubahan Penjualan Campuran
Penjualan campuran (sales mix) merupakan gambaran perimbangan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh ini berlaku apabila perusahaan memiliki dua macam produk atau lebih. Dalam asumsi dikatakan bahwa tidak ada perubahan dalam penjualan campuran sales mix-nya.
5.      Penentuan Harga Jual Minimal
Suatu perusahaan pasti selalu menetapkan keuntungan yang diinginkan atau profit margin lebih dulu sebelum kegiatan dijalankan. Oleh karena itu, sebelumnya perlu ditetapkan penjualan minimal yang harus dicapai sehingga keuntungan yang telah ditargetkan dapat tercapai. Bila tidak, kita sulit untuk melihat berapa penjualan yang dicapai.


DAFTAR PUSTAKA
Jumingan, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "RESUME ANALISIS TITIK IMPAS"

Postingan Populer