“ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN”
RESUME
ANALISIS LABA KOTOR
OLEH :
KELAS V D
NI
LUH JUNIA PURNAMI NIM
: 1417051041
NI KADEK DWI
ARIASTINI NIM : 1417051037
I GUSTI AYU
MURNIATI NIM : 1417051230
PANDE
MADE MITA SARTIKA P. NIM
: 1417051218
NI KADEK NIA
DAMAYANTI NIM : 1417051221
AKUNTANSI PROGRAM
S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016
ANALISIS
LABA KOTOR
A. PENGERTIAN ANALISIS LABA KOTOR
Dalam praktiknya, laba yang diperoleh
perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Laba
Kotor (gross profit) ; dan
2. Laba
Bersih (net profiy).
Laba
kotor artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangkan biaya-biaya yang menjadi
beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan
peroleh. Sementara itu, laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi
biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu,
termasuk pajak.
Secara
umum pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari period eke satu periode, serta sebab-sebab
berubahnya laba kotor tersebut antara dua atau lebih periode. Selanjutnya
dengan diketahui penyebabnya, dapat digunakan untuk memutuskan kebijakan ke
depan yang berkaitan dengan laba tersebut.
Untuk melakukan analisis laba kotor,
diperlukan berbagai data perusahaan. Adapun data yang dibutuhkan untuk
melakukan analisis laba kotor adalah :
1. Target
yang telah ditetapkan
Target
yang telah ditetapkan adalah jumlah angka atau persentase laba yang telah
ditetapkan manajemen sebelumnya. Misalnya target laba kotor yang diinginkan
adalah Rp1 miliar atau 25% dari penjualan.
2. Pencapaian
hasil laba pada periode tersebut
Pencapaian
hasil laba pada periode tersebut artinya laba actual yang diperoleh pada periode
ini.
3. Laba
pada beberapa periode sebelumnya
Merupakan
perolehan laba beberapa periode yang lalu, lebih dari satu period eke belakang.
Kegunaannya untuk melihat trend perjalanan laba perusahaan dari period eke
periode.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA
KOTOR
Dalam
praktiknya perubahan yang terjadi laba kotor disebabkan dua faktor, yaitu :
- Faktor penjualan
Penjualan
maksudnya adalah omset barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun
dalam rupiah. Besar kecilnya penjualan ini penting bagi perusahaan sebagai data
awal dalam melakukan analisis.
Sementara
itu, penjualan dipengaruhi oleh :
a. Faktor
harga jual
Harga
jual adalah harga persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya produk
yang dijual di pasaran. Penyebab berubahnya harga jual adalah perubahan nilai
harga jual per satuan.
b. Faktor
jumlah barang yang dijual.
Jumlah
barang yang dijual maksudnya adalah banyaknya kuantitas atau jumlah barang
(volume) yang dijual dalam suatu periode.
- Faktor harga pokok
penjualan.
Harga
pokok penjualan adalah harga barang atau jasa sebagai bahan baku atau jasa
untuk menjadi barang dengan ditambah baiya-biaya yang berkaitan dengan harga
pokok penjualan tersebut.
Harga
pokok penjualan dipengaruhi oleh :
a. Harga
pokok rata-rata
Perubahan
harga pokok arata-rata per satuan atau unit per kilogram atau lainnya produk
barang juga ikut memengaruhi perolehan laba kotor. Apabila harga pokok
rata-rata naik, laba kotor dapat turun, demikian pula sebaliknya.
b. Jumlah
barang yang dijual
Jika
jumlah penjualan meningkat, kemungkinan akan mampu meningkatkan laba kotor,
demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa perubahan laba kotor disebabkan tiga faktor berikut ini.
- Berubahnya
Harga Jual
- Berubahnya
Jumlah Kuantitas (Volume) Barang Yang Dijual
- Berubahnya
Harga Pokok Penjualan
Harga
pokok penjualan suatu produk banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain
:
- Harga
bahan baku;
- Upah
tenaga kerja;
- Serta
kenaikan harga secara umum.
Faktor
lainnya yang juga perlu dicermati adalah adanya ketidakefisienan di dalam
memproduksi barang atau jasa atau menjual barang yang berakibat terjadinya
pemborosan. Misalnya pengiriman pesanan yang tidak tetap waktu akan memengaruhi
penjualan. Begitu pula dengan pemakaian bahan yang terjadi pemborosan sehingga
ada biaya-biaya yang tidak perlu keluar justru menjadi beban.
Dan yang paling fatal adalah adanya unsure
kecurangan dari pihak manajemen perusahaan yang “bermain” dengan pihak lain. Demikian
pula apabila kecurangan yang terjadi diakibatkan oleh pihak ketiga. Hal ini
sudah pasti sangat memengaruhi keduanya.
C.
MANFAAT
ANALISIS LABA KOTOR
Analisis laba
kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen guna
mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan datang. Artinya analisis
laba kotor akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang
akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk
mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba kotor tersebut sehingga
target tidak tercapai. Dengan demikian, analisis laba kotor memberikan manfaat
yang cukup banyak bagi pihak manajemen.
Secara
umum manfaat yang dapat diperoleh dari analisis laba kotor adalah:
1. Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya
Harga Jual
Dengan
diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak manajemen dapat memprediksi
berbagai hal, terutama berkaitan dengan penentuan harga jual ke depan dan
target harga jual yang lebih realistis. Kesalahan akibat penentuan harga jual
ini pasti dikarenakan faktor perubahan harga jual yang sangat rentan terhadap
perubahan di luar lingkungan perusahaan.
2. Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya
Harga Jual
Kenaikan
harga jual perlu dicermati penyebabnya, sebab naiknya harga jual ini sangat
mempengaruhi perolehan laba kotor perusahaan. Faktor penyebab naiknya harga
jual dapat berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya-biaya. Namun,
harga jual juga dapat naik karena dipengaruhi dari luar perusahaan, misalnya
pesaing sejenis menaikkan harga jualnya dan manajemen ikut pula menaikkan harga
jual.
3. Untuk Mengetahui Penyebab Turunnya
Harga Pokok Penjualan
Di
samping menaikkan harga jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh penurunan harga
pokok penjualan. Penyebab menurunnya harga jual tidak jauh berbeda dengan
kenaikan harga pokok penjualan. Hanya saja penurunan harga pokok penjualan akan
membuat perusahaan berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan
dengan pesaing. Kalau tidak, beban biaya yang telah dianggarkan akan ikut
mempengaruhi nilai perolehan penjualan ke depan.
4. Untuk Mengetahui Penyebab Naiknya
Harga Pokok Penjualan
Penyebab
naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk diketahui oleh
perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab naiknya harga pokok penjualan,
perusahaan pada akhirnya mampu menyesuaikan dengan harga jual dan biaya-biaya
lainnya. Penyebab utama naiknya harga pokok penjualan sebagian besar adalah
karena dari pihak luar perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus mampu
menyesuaikan diri.
5. Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban
Bagian Penjualan
Analisis
laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian
penjualan akibat naik harga jual. Artinya ada pihak-pihak yang memang
seharusnya bertanggung jawab apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga
jual.
6. Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban
Bagian Produksi
Analisis
laba kotor juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian
produksi akibat turunnya harga pokok penjualan. Artinya untuk urusan harga
pokok penjualan, pihak bagian produksilah yang bertanggung jawab.
7. Sebagai Salah Satu Alat Ukur Untuk
Menilai Kinerja Manajemen
Sudah
pasti analisis laba kotor ini pada akhirnya akan memberikan manfaat untuk
menilai kinerja manajemen dalam suatu periode. Artinya hasil yang diperoleh
dari analisis laba kotor akan menentukan kinerja manajemen ke depan.
8.
Sebagai
Bahan Untuk Menentukan Kebijakan Manajemen Ke Depan
Analisis
laba kotor digunakan sebagai bahan untuk menetukan kebijakan manajemen ke depan
dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba kotor sebelumnya.
Jika berhasil, manajemen mungkin sekarang akan dipertahankan atau bahkan ada
yang dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Akan tetapi, jika gagal,
sebaliknya akan diganti dengan manajemen yang baru. Di samping itu,
keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam mencapai target laba kotor juga akan
menentukan besar kecilnya insentif yang bakal mereka terima.
D.
CONTOH
ANALISIS LABA KOTOR
Untuk lebih memudahkan,
memahami, dan mengertikan pemahaman tentang analisis perubahan laba kotor, maka
berikut ini dibuatkan beberapa contoh kasus yaitu:
Kasus 1
juml
Komponen
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Penjualan bersih
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Jumlah barang yang dijual
Harga persatuan
Harga pokok persatuan
|
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 25.000,00
1.000 unit
Rp 100,00
Rp 75,00
|
Rp 165.000,00
Rp 110.000,00
Rp 50.000,00
1.100 unit
Rp 150,00
Rp 100,00
|
Dari data di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Terjadi
peningkatan penjualan sebanyak Rp65.000,00 dari tahun sebelumnya, yaitu
penjualan pada tahun 2006 sebesar
Rp100.000,00 menjadi Rp165.000,00 pada tahun 2007.
2. Harga
pokok penjualan juga meningkat sebesar Rp35.000,00 yaitu dari tahun 2006
sebesar Rp75.000,00 menjadi Rp110.000,00 pada tahun 2007.
3. Laba
kotor juga meningkat sebesar 100% atau sebesar Rp25.000,00 dari Rp25.000,00
pada tahun 2006 menjadi Rp50.000,00 pada tahun 2007.
4. Jumlah
barang yang dijual meningkat sebesar 100 unit atau 10%, yakni dari 1.000 unit
pada tahun 2006 menjadi 1.100 unit pada tahun 2007.
5. Harga
persatuan meningkat sebesar Rp50,00 dari Rp100,00 pada tahun 2006 menjadi
Rp150,00 pada tahun 2007.
6. Harga
pokok persatuan meningkat sebesar Rp25,00 yakni dari Rp75,00 pada tahun 2006
menjadi Rp100,00 pada tahun 2007.
Untuk menganalisis
perubahan laba rugi diatas, diperlukan tahap-tahap analisis. Tujuannya adalah
disamping memudahkan kita melakukan analisis, juga mempermudah dalam
memahaminya. Adapun tahap-tahap analisis yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut.
Langkah
Pertama: Membuat Tabel Perubahan
Secara ringkas
perubahan laba rugi yang terjadi dari data di atas jika dimasukkan ke dalam tabel
adalah sebagai berikut:
Komponen
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Kenaikan
|
|
|
|
Penjualan bersih
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Jumlah barang yang dijual
Harga persatuan
Harga pokok persatuan
|
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 25.000,00
1.000 unit
Rp 100,00
Rp 75,00
|
Rp 165.000,00
Rp 110.000,00
Rp 55.000,00
1.100 unit
Rp 150,00
Rp 100,00
|
Rp65.000,00
Rp35.000,00
Rp30.000,00
100 unit
Rp50,00
Rp25,00
|
|
|
Langkah
Kedua: Menganalisis Sebab-sebab Perubahan
Analisis pertama adalah
perubahan laba kotor yang diakibatkan penjualan, yaitu jumlah (kuantitas)
penjualan dengan harga jual.
|
Rumus yang dapat digunakan adalah:
1. Karena
faktor penjualan
Penjualan tahun 2007 .............................................................................. =
Rp165.000,00
Jumlah penjualan tahun
2007 x harga jual tahun 2006
1.100 unit x Rp100 ................................................................................. =
Rp110.000,00
Kenaikan laba kotor
karena perubahan harga jual................................... =Rp55.000,00
Cara lain adalah:
|
Jumlah penjualan 2007 x (harga jual 2007 – harga
jual 2006)
1.100
(Rp150 – Rp100) = Rp55.000,00
2. Karena
jumlah (kuantitas) penjualan
Jumlah penjualan tahun
2007 x harga jual tahun 2006
1.100 unit x Rp100.................................................................................. =Rp110.000,00
Penjualan tahun 2006............................................................................... =Rp100.000,00
Kenaikan laba kotor
karena perubahan jumlah pendapatan..................... =Rp10.000,00
|
Cara lain adalah:
Analisis
kedua adalah perubahan laba kotor yang diakibatkan harga pokok penjualan, yaitu
persatuan maupun jumlah (kuantitas).
|
Rumus yang digunakan:
3. Karena
harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan
tahun 2007 ........................................................ =Rp110.000,00
Jumlah penjualan tahun
2007 x harga pokok 2006
1.100 unit x Rp75.................................................................................... =Rp82.500,00
Kenaikan laba kotor
karena perubahan harga pokok............................... =(Rp27.500,00)
|
Cara lain adalah:
Jumlah penjualan 2007 x
(harga pokok 2007 – harga pokok 2006)
1.100 (Rp100 – Rp75) =
Rp27.500,00
4. Karena jumlah (kuantitas) penjualan
Jumlah penjualan tahun 2007 x harga jual
tahun 2006
1.100 unit x Rp 100 ......................................... = Rp 82.500,00
Penjualan tahun 2006
..................................... =
Rp 75.000,00
Kenaikan laba kotor karena perubahan
jumlah penjualan = ( Rp 7.500,00)
|
Cara
lain adalah
Harga jual 2005 x ( jumlah penjualan
2007- jumlah penjualan 2006) yakni Rp 75 (1.100 unit -1000 unit) = Rp 7.500,00
Langkah
Ketiga : Membuat Laporan Perubahan Laba Rugi
Berikut
ini laporan perubahan laba kotor.
PT Yumiko Maharani Tbk.
Laporan Perubahan Laba Kotor
Akhir Tahun 2007 dengan 2006
1.
Kenaikan penjualan diakibatkan :
Kenaikan harga jual Rp
55.000,00
Kenaikan
kuantitas penjualan Rp
10.000,00
Rp 65.000,00
2.
Kenaikan harga pokok penjualan
diakibatkan :
Kenaikan harga pokok per unit = Rp 27.500,00
Kenaikan
kuantitas harga pokok =
Rp 7.500,00
= Rp 35.000,00
3.
Kenaikan laba kotor Rp 30.000,00
Di samping cara yang diatas kenaikan
baik oleh faktor harga jual maupun pokok penjualan, dapat pula dilakukan
analisis dengan cara lain. Analisis lain yang dimaksud adalah karena faktor:
1.
Kuantitas penjualan
2.
Harga jual, dan
3.
Kuantitas penjualan dengan harga jual.
Dari kasus di atas
dapat dianalisis sebagai berikut :
Contoh 1
Faktor kuantitas penjualan, yaitu kenaikan penjualan yang
disebabkan oleh naiknya kuantitas (jumlah) penjualan jika tidak ada kenaikan
harga jual.
Harga persatuan 2006 Rp
100,00
Kenaikan kuantitas 100
unit
Kenaikan laba kotor karena kuantitas penjualan jika tidak ada
kenaikan harga jual adalah :
Rp 100 x 100 unit = Rp 10.000,00
Dengan demikian, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1.
Kenaikan laba kotor karena kuantitas
penjualan,
Rp 100,00 x 100 unit ............................ = Rp 10.000,00
Selanjutnya, kenaikan
harga pokok Rp 35.000,00 disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1.
Faktor kuantitas
Kenaikan harga pokok disebabkam kenaikan kuantitas
dengan asumsi tidak ada kenaikan harga pokok :
Harga pokok 2006 Rp 75,00
Kenaikan kuantitas 100 unit
Kenaikan
karena faktor kuantitas (Rp 75,00 x 100 unit) = Rp 7.500,00
2.
Faktor harga pokok
Kenaikan
harga pokok disebabkan kenaikan harga pokok per unit dengan asumsi tidak ada
kenaikan dalam kuantitas.
Kenaikan Harga pokok per unit Rp 25,00
Kuantitas yang dijual 2006 1.000 unit
Kenaikan
karena faktor harga pokok (Rp 25,00 x 1.000 unit) = Rp 25.000,00
3.
Faktor Kuantitas dan harga pokok
Kenaikan harga pokok per unit kali
kenaikan kuantitas.
Kenaikan harga pokok per unit Rp 25,00
Kenaikan kuantitas yang dijual 100 unit
Rp 25,00 x 100 unit = Rp2.500,00
Dengan demikian dapat disimpulkan
sebagai berikut
Kenaikan karena faktor kuantitas
(Rp 75,00 x 100 unit)
.................................. =
Rp 7.500,00
Kenaikan karena faktor harga pokok
(Rp 25 x 1000 unit)
...................................... =
Rp 25.000,00
Jadi jumlah kenaikan harga pokok penjualan adalah = Rp 35.000,00
E.
PERENCANAAN
LABA KOTOT
Membuat rencana laba suatu perusahaan
merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh suatu usaha sebelum suatu
kegiatan dijalankan. Dalam membuat rencana laba, perlu terlebih dulu ditentukan
atau dianggarkan target laba yang ingin dicapai, baru kemudian disusun harga
jual yang harus dipasang.
Penyusunan
rencana anggaran atau bujet yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan haruslah
mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pencapaian target tersebut.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1.
Volume penjualan tahun sebelumnya;
2.
Harga jual periode sebelumnya;
3.
Kecenderungan permintaan terhadap produk
yang ditawarkan dari tahun ke tahun;
4.
Kondisi persaingan baik local maupun
intenasional;
5.
Kecenderungan inflasi secara umum;
6.
Kondisi perekonomian pemerintah dan
masyarakat;
7.
Kecenderungan perubahan selera
masyarakat;
8.
Bujet promosi yang harus dianggarkan;
dan
9.
Pertimbangan lainnya.
Khususnya dalam
menyusun anggaran laba kotor harus dipertimbangkan pula ketersediaan harga
pokok penjualan dan prediksi kenaikan harga pokok penjualandari tahun ke tahun
sebelumnya. Ketersediaan bahan baku penting mengingat apabila terjadi
kelangkaan atau keterlambatan, akan berakibat kepada harga jual dan jumlah barang
yang dijual. Demikian pula dengan kenaikan harga pokok penjualan.
Berikut ini bujet laba
kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk per unit.
Jenis produk
|
Harga jual unit
|
Harga pokok unit
|
Laba kotor unit
|
Mawar
Melati
Kamboja
|
Rp 120
Rp 140
Rp 170
|
Rp 80
Rp 90
Rp 100
|
Rp 40
Rp 50
Rp 70
|
Berikut ini bujet laba
kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk secara total.
Jenis produk
|
Jumlah
unit yang dijual
|
Laba
kotor unit
|
Laba
kotor keseluruhan
|
Mawar
Melati
Kamboja
|
10.000
10.000
10.000
|
Rp 40
Rp 50
Rp 70
|
Rp
400.000
Rp
500.000
Rp
700.000
|
Penjualan dan harga
pokok penjualan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut
Jenis produk
|
Total
penjualan
|
Harga
pokok penjualan
|
Laba
kotor keseluruhan
|
Mawar
Melati
Kamboja
Jumlah
|
Rp
1.200.000
Rp
1.400.000
Rp
1.700.000
Rp
4.300.000
|
Rp
800.000
Rp
900.000
Rp
1.000.000
Rp
2.700.000
|
Rp
400.000
Rp
500.000
Rp
700.000
Rp
1.500.000
|
Pertimbangan dalam penyusunan bujet laba tersebut
adalah
1.
Kondisi keuangan perusahaan saat ini dan
ke depan serta peluang memperoleh sumber
dana tambahan bila dibutuhkan,
2.
Kemampuan sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan untuk mengelola kegiatan perusahaan, baik kuantitas maupun
kualitasnya
3.
Kondisi persaingan untuk usaha atau
produk yang sejenis, baik kondisi local maupun internasional, baik yang
berkaitan dengan harga jual maupun kualitas barang yang dijual
4.
Prospek usaha yang akan dijalankan ke
depan dengan melihat potensi pasar yang dimiliki , baik daya beli masyarakat
maupun selera masyarakat
5.
Pencapaian laba tahun-tahun sebelumnya,
sebagai ukuran untuk menentukan target laba ke depan
6.
Kondisi ekonomi secara umum, terutama
yang berkaitan dengan ketersediaan bahan baku, inflasi, dan kebijakan
pemerintah lainnya
7.
Kondisi keamanan secara umum sehingga
masyarakat tetap aman menjalankan aktivitas kesehariannya tanpa adanya rasa
takut atau gangguan yang tidak perlu
8.
Pertimbangan lainnya.
Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan
terdapat perbedaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, yaitu sebagai
berikut:
PT Roy Akase
Laporan Perubahan Dalam Penjualan, HPP, dan Laba
Kotor
Tahun 2006 dan 2007
Tahun
|
Penjualan
|
HPP
|
Laba
kotor
|
Target
Realisasi
Penurunan
|
Rp
4.300.000
Rp
4.020.000
Rp
250.000
|
Rp
2.700.000
Rp
2.550.000
Rp
150.000
|
Rp
1.600.000
Rp
1.470.000
Rp
130.000
|
Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu mencapai target laba
yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh:
1. Adanya
kenaikan harga pokok penjualan
2. Kenaikan
harga jual unruk
3. Tidak
tercapainya jumlah penjualan.
DAFTAR
PUSTAKA
Jumingan, 2014. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kasmir, 2011. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali
3 Tanggapan untuk "RESUME ANALISIS LABA KOTOR"
terimakasih. sangat membantu :)
Terima kasih kak, sangat membantu :)
saya memberikan pujian kepada mr pedro cukup atas bantuannya dalam mengamankan pinjaman untuk membeli rumah baru kami untuk keluarga kami. pedro adalah kekayaan informasi dan dia membantu mendidik saya dan keluarga saya mengapa pinjaman rumah adalah pilihan terbaik untuk situasi khusus kami. setelah berunding dengan pedro jerome dan penasihat keuangan kami semua orang setuju bahwa pinjaman rumah adalah solusi yang tepat. Anda dapat menghubungi mr pedro jerome jika Anda juga mencari pinjaman apa pun di email / email whatsapp: pedroloanss@gmail.com whatsapp: +1-8632310632
Post a Comment