BAB 12
PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS
2.1 Manajemen Berbasis Aktivitas
Manajemen
berbasis aktivitas (activity based
manajemen) adalah sistem disiplin yang memfokuskan perhatian manajemen pada
aktivitas atau agar dapat dilakukan perbaikan yang berkesinambungan, baik pada
nilai yang diterima oleh pelanggan maupun laba yang diperoleh dengan memberikan
nilai tersebut. Manajemen berbasis aktivitas terdiri atas analisis pemacu
biaya, analisis aktivitas, analisis kinerja. Manajemen berbasis aktivitas menggunakan
penghargapokokan berbasis aktivitas sebagai sumber utama untuk data dan
informasi (Gary Cokins, Alan Stratton, dan Jack Helbing, 1996;6)
Manajemen berbasis aktivitas
merupakan pendekatan terpadu dan menyeluruh yang membuat perhatian manajemen
berpusat pada aktivitas yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai
pelanggan dan laba yang diperoleh karena memberikan nilai tersebut. Manajemen
berbasis aktivitas meliputi analisis penghargapokokan produk dan analisis nilai
proses. Jadi, model manajemen berbasis aktivitas memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi biaya/harga pokok dan dimensi proses.
2.2 Analisis Penghargapokokan Produk
Gary
Cokins, Alan Stratton, dan Jack Helbing, (1996;6) mengemukakan bahwa metode
penghargapokokan berbasis aktivitas (activity
based costing-ABC) adalah metode untuk mengukur biaya dan kinerja dari
aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya, membebankan biaya
aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya
pada objek biaya (seperti produk atau pelanggan) berdasarkan besarnya pemakaian
aktivitas, serta mengenali hubungan sebab akibat (kausal) antara pemacu biaya
dengan aktivitas.
Selanjutnya Gary Cokins dkk (1996:7)
mengemukakan bahwa metode penghargapokokan berbasis aktivitas memasukkan juga
biaya yang biasanya tidak termasuk sebagai bagian dari nilai sediaan, seperti
biaya penjualan dan distribusi..
Ada tiga hal yang memungkinkan
metode penghargapokokan berbasis aktivitas digunakan:
1)
Biaya berbasis non-unit merupakan
presentase signifikan dari biaya overhead pabrik.
2)
Berbagai produk menggunakan semua
aktivitas dengan rasio konsumsi yang berbeda.
3)
Perusahaan produknya heterogen
(spesifikasi produk beda) atau diversifikasi produk tinggi.
2.3 Sumber Daya
Sumber
daya digolongkan menjadi dua kelompok: (1) sumber
daya pekerja (employee resource)
adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar jasa pekerja yang
menghasilkan produk, seperti gaji dan upah, bonus, insentif, dan tunjangan. (2)
sumber daya beban (expense resource) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan produk selain sumber daya pekerja, seperti biaya bahan baku,
biaya asuransi, biaya depresiasi, dan lain-lain.
Pemacu
Sumber Daya
Pemacu
sumber daya (resource
driver) adalah sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi sumber daya
oleh aktivitas. Pemacu sumber daya merupakan dasar yang digunakan untuk
membebankan sumber daya aktivitas yang memanfaatkan sumber daya tersebut.
Pemacu sumber daya contohnya jam kerja, kwh, meter persegi. Semakin banyak sumber
daya yang dikonsumsi maka semakin besar biaya gaji dan upah. Biaya sumber daya
terdiri atas tenaga kerja, komputer, teknologi, peralatan, mesin, pasokan dan
faktor produksi yang lain. Peralatan mesin merupakan sumber daya kapasitas (capacity resource) yang diperoleh
melalui investasi yang digunakan beberapa tahun untuk menghasilkan produk dan
dibebankan ke objek biaya sepanjang umur ekonomis unvestasi tersebut. Sumber
daya kapasitas termasuk bagian dari sumber daya beban. Sumber daya kapasitas
ini untuk merencanakan pemanfaatannya melalui pembagian aktivitas (activity sharing). Dalam proses menyusun
anggaran pemacu sumber daya untuk memperkirakan konsumsi sumber daya oleh setiap aktivitas yang akan
dilaksanakan dalam tahun anggaran untuk menghasilkan objek biaya. Sangat
bermanfaat bagi karyawan dalam merencanakan pengurangan biaya melalui manajemen
berbasis aktivitas.
Penghargapokokan
Target
Dalam penyusunan anggaran berbasis
aktivitas (activity based budgeting)
sebelum melakukan tahap analisis aktivitas (activity
analysis) terlebih dahulu melakyukan penghargapokokan target.
Penghargapokokan target menjadi alat yang sangat berguna untuk menentukan tujuan pengurangan biaya.
Penghargapokokan
target (target costing) adalah
suatu metode penghargapokokan produk yang didasarkan pada harga target. Harga target (target price) adalah harga yang ditaksir pelanggan bersedia untuk
menerimanya atau harga jual yang diperlukan untuk mendapatkan pangsa pasar yang
telah ditentukan.
Dalam manajemen tradisoanal, produsen
menentukan harga jual produknya dengan rumus:
Harga Jual = Harga pokok + Laba memadai diinginkan
|
harga jual
produk ditentukan oleh kesediaan pelanggan untuk membayar, sedagkan produsen
bertanggungjawab untuk membuat produk dengan harga pokok yang mampu
menghasilkan laba memadai.
Harga target = Harga pokok target + Laba memadai
yang diinginkan
|
Penggaran
berbasis aktivitas untuk menentukan harga jual perlu menerapkan
penghargapokokan target dengan rumus sebagai berikut:
Harga pokok
target adalah selisih antara harga target dengan laba memadai per unit yang diinginkan.
2.4 Aktivitas
Kegiatan
atau
aktivitas (activity) adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang
mengonsumsi sumber daya (tenaga kerja, peralatan, dan lain-lain) yang berguna
bagi manajer untuk tujuan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan
demi memenuhi kebutuhan pelanggan.
Identifikasi
Aktivitas
Identifikasi aktivitas mencakup
observasi dan mendaftar pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi
pekerjaan atau tindakan yang diambil menyangkut konsumsi sumber daya. Setelah identifikasi aktivitas kemudian
aktivitas tersebut dicatat dalam dokumen yang disebut sediaan aktivitas. Dalam sediaan aktivitas terdapat bermacam
aktivitas, seperti desain, dan pengembangan produk, pembuatan kartu tanda,
pengepakan produk, persiapan mesin, rancangan rekayasa, pembelian bahan,
pembayaran pemasok, penyediaan utilitas (pemanas listrik, dll) dan penyediaan
ruangan.
Penggolongan
Tingkat Aktivitas
(1) Aktivitas Tingkat Unit (unit level activity adalah
aktivitas yang dikonsumsikan oleh produk berdasarkan unit yang dihasilkan dari
aktivitas tersebut.
(2) Aktivitas berkaitan dengan gugus (batch related activity) atau aktivitas tingkat gugus (batch level activity) adalah aktivitas
yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan jumlah gugus produk yang diproduksi. Gugus (batch) adalah sekelompok produk yang diproduksi dalam satu kali
proses.
(3)
Aktivitas
penunjang produk (produc sustaining activity) atau aktivitas tingkat produk (produc level activity) adalah aktivitas
yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan jenis produk yang dihasilkan dari
aktivitas tersebut.
(4) Aktivitas penunjang fasilitas (facility
sustaining activities) atau aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh produk
berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk yang diproduksi.
Pemicu
Aktivitas
Pemicu
Aktivitas adalah
sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi aktivitas oleh objek biaya.
Pemacu aktivitas merupakan dasar yang digunakan untuk membebankan biaya
aktivitas ke objek biaya yang memanfaatkan aktivitas tersebut.
Pemacu
aktivitas digolongkan menjadi empat, yaitu:
(1) Pemacu aktivitas tingkat unit (unit level activity driver) adalah
dasar pembebanan biaya aktivitas ke produk yang menggunakan jumlah unit produk,
jam mesin, dan jam tenaga kerja langsung.
(2) Pemacu aktivitas tingkat gugus (batch-level activity driver) adalah
dasar pembebanan biaya aktivitas ke produk dengan menggunakan jumlah gugus.
(3) Pemacu
aktivitas tingkat produk (product-level
activity) adalah dasar pembebanan biaya aktivitas ke produk yang
menggunakan konsumsi waktu untuk mendesain dan mengembangkan produk tersebut.
(4) Pemacu aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activity driver) adalah
dasar pembebanan biaya aktivitas ke produk berdasarkan pemanfaatan fasilitas
Biaya
aktivitas
Biaya aktivitas (activity cost) dimanfaatkan untuk mengukur kinerja karyawan dalam
melakukan perbaikan terhadap proses dan untuk menaksir biaya secara cermat
dalam penyusunan anggaran.
Biaya aktivitas
digolongkan menjadi empat, yaitu
(1)
Biaya
aktivitas tingkat unit (unit-level
activity costs) atau biaya yang berkaitan dengan unit (unit related cost) adalah biaya yang dipengaruhi oleh besar
kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan, seperti biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya energy mesin, biaya bahan pembantu, biaya komisi
penjualan, dan biaya usaha variable lainnya.
(2)
Biaya
aktivitas berkaitan dengan gugus (batch-related
activity costs) atau Biaya Aktivitas tingkat gugus (batch-level activity cost) adalah biaya persiapan (set up cost) untuk pesanan, seperti
biaya inpeksi dan biaya pesanan pembelian.
(3)
Biaya
aktivitas penunjang produk (product-sustaining
activity) atau biaya aktivitas tingkat produk (product-level activity cost) adalah biaya yang berkaitan dengan penelitian
dan pengembangan produk tertentu, seperti biaya desain produk, biaya desain
proses pengolahan produk, biaya pengujian produk, dan biaya untuk
mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan (meliputi biaya iklan, biaya
distribusi, dan biaya garansi produk).
(4)
Biaya
aktivitas penunjang fasilitas (facility-sustaining
activity costs) atau biaya aktivitas
tingkat fasilitas (facility-level
activity cost) adalah harga yang berkaitan dengan aktivitas untuk
mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan, seperti biaya penyusutan,
biaya asuransi dan biaya gaji karyawan kunci.
Biaya aktivitas tingkat gugus, biaya
aktivitas tingkat produk, dan biaya aktivitas tingkat fasilitas merupakan biaya
yang tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap
pesanan produksi, sehingga disebut biaya
yang tidak berkaitan dengan unit (non-unit
related cost).
Objek
Biaya
Objek
biaya (cost object) adalah tujuan
dikeluarkannya suatu biaya yang diukur dan dibebankan ke setiap pos, seperti
proyek, produk, pelanggan, pelayanan unit organisasi (misalnya Bagian Pabrik
dan Bagian Penjualan) serta aktivitas lainnya.
Biaya langsung
atau biaya tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Biaya langsung (direct cost) adalah
biaya yang dengan mudah dan cermat diletusuri sebagai objek biaya. Biaya tidak langsung (nondirect cost) adalah biaya yang tidak
dapat dengan mudah dan cermat dilacak sebagai objek biaya karena penyebab
terjadinya biaya lebih dari satu aktivitas.
Cara Pembebanan Biaya ke Objek Biaya
Penelusuran
Langsung
Penelusuran
langsung (direct tracing) adalah
proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan
secara fisik. Penelusuran Pemacu
Penelusuran pemacu (driver tracing) adalah penggunaan
pemacu untuk membebankan biaya ke objek biaya. Penelusuran pemacu menggunakan
dua jenis pemacu dalam menelusuri biaya ke objek biaya, yaitu pemacu sumber
daya dan pemacu aktivitas.
Pemacu sumber daya mengukur
permintaan sumber daya oleh aktivitas dan digunakan untuk membebankan biaya
sumber daya ke aktivitas. Pemacu
aktivitas mengukur permintaan aktivitas oleh objek biaya dan digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Alokasi
Alokasi
(allocation) adalah pembebanan biaya
yang bersifat sembarang atau didasarkan pada kemudahan sehingga menghasilkan
pembebanan biaya yang tidak cermat. Contohnya
adalah biaya sumbangan.
Analisis
Nilai Proses
Analisis nilai adalah inti dari
manajmen berbasis aktivitas dan merupakan dasar untuk perbaikan berkelanjutan.
Dimensi biaya berfungsi sebagai masukan penting
bagi dimensi pengendalian yang disebut dimensi proses. Analisis nilai proses (proses
value analysis) merupakan dimensi proses atau sisi proses yang memusatkan
pada analisis pemacu biaya, analisis aktivitas, dan analisis kinerja.
Analisis
Pemacu Biaya
Analisis
pemacu biaya (cost driver analysis)
adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang merupakan akar
penyebab utama biaya aktivitas.
Pemacu
biaya (cost driver) adalah unsur
yang menyebabkan aktivitas menggunakan sumber daya dalam rangka melaksanakan
pekerjaan, karena merupakan bagian integral dari penghargapokokan produk.
Ukuran pemacu biaya lebih berguna untuk mengukur kinerja karena lebih
menekankan pada unsur penyebab, sedangkan pemacu aktivitas, biasanya lebih
mudah diapakai untuk mengukur kinerja sebagai suatu keluaran.
Terdapat dua
faktor yang harus diperhatikan dalam memilih pemacu biaya, yaitu:
(1) Biaya pengukuran adalah
biaya yang berkaitan dengan pengukuran yang diperlukan dalam metode biaya yang
digunakan. Untuk meminimalkan biaya pengukuran dapat diperoleh dengan cara
menggunakan informasi yang siap sedia (bila ada), bila tidak diperoleh dengan
cara membuat kelompok biaya (cost pool)
yang homogen.
(2) Tingkat
korelas antara pemacu biaya dengan konsumsi overhead pabrik sesungguhnya.
Sejumlah pemacu biaya yang potensial antara lain jumlah persiapan (set up), jumlah perpindahan bahan,
jumlah unit yang dikerjakan kembali, jumlah pesanan yang ditempatkan, jumlah
pesanan yang diterima, jumlah inpeksi. Jumlah perubahan jadwal. Jumlah tenaga
kerja langsung, jumlah pemasok, jumlah subperakitan, jumlah transaksi tenaga
kerja, jumlah unit sisa, jumlah komponen, dan jumlah jam mesin.
Analisis
Aktivitas
Analisis
aktivitas (activity analysis)
adalah proses identifikasi, penajabaran, dan evaluasi aktivitas yang dilakukan
oleh organisasi. Menurut manfaatnya bagi pelanggan, aktivitas dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu: (1). Aktivitas bernilai tambah dan (2) aktivitas tidak
bernilai tambah.
- Aktivitas Bernilai Tambah
Aktivitas bernilai tambah (value-added activity) adalah aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan bisnis.
Aktivitas bernilai tambah contohnya aktivitas
yang diperlukan (required activity)
karena keharusan seperti memenuhi persyaratan pelaporan kepada instansi pajak;
aktivitas tersendiri (discretionary
activity) adalah aktivitas bernilai tambah bila secara bersamaan memenuhi
tiga kondisi: (1) aktivitas yang menghasilkan perubahan, (2) perubahan itu
tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, (3) aktivitas itu memungkinkan
aktivitas lainnya dapat dilakukan.
Salah
satu contoh aktivitas tersendiri adalah produksi terali besi. Aktivitas
memotong batang besi meruapakan aktivitas bernilai tambah karena secara
bersamaan memnuhi tiga kondisi, yaitu: (1) menyebabkan perubahan batang besi
yang belum terpotong menjadi terpotong, (2) perubahan itu tidak dapat dicapai
oleh aktivitas sebelumnya, (3) aktivitas memotong batang besi memungkinkan
aktivitas las dapat dilakukan.
Untuk
mengurangi biaya, aktivitas bernilai tambah dikelola melalui:
1. Pemilihan
aktivitas (activity selection) adalah pemilihan diantara sejumlah aktivitas
yang disebabkan strategi persaingan.
2. Pembagian aktivitas activity sharing
peningkatan efisiensi aktivitas yang diperlukan dengan menggunakan skala
ekonomi.
Aktivitas Tidak Bernilai Tambah
Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activity) adalah semua
aktivitas selain, yang secara mutlak penting untuk aktivitas lainnya dalam
bisnis atau biaya yang disebabkan oleh aktivitas tidak bernilai tambah atau
kinerja yang tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah. Salah satu contoh
aktivitas pengerjaan ulang memotong batang besi. Untuk
mengurangi biaya, aktivitas tidak bermilai tambah dikelola melalui:
(1) Pengurangan aktivitas (activity reduction) adalah penurunan waktu dan sumber daya yang
diperlukan oleh suatu aktivitas
(2) Menghilangkan aktivitas (activity elimination) adalah
penghilangan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
2.5
Analisis Kinerja
Menilai
seberapa baik aktivitas (kinerja) dilakukan merupakan hal mendasar bagi usaha
manajemen dalam meningkatkan profitabilitas (kemampulabaan). Ukuran kinerja
adalah kriteria penilaian untuk mennetukan efisiensi, efektivitas, dan manfaat,
Ukuran kinerja dapat dalam bentuk keuangan dan non keuangan (seperti efisiensi
daur manufaktur).
Efisiensi daur manufaktur - EDM (manufacturing gele efficiency – MCE)
merupakan ukuran yang menunjukkan aktivitas bermilai tambah yang terdapat dalam
suatu aktivitas yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan nilai bagi
pelanggan Efisiensi daur manufaktur disebut juga dengan ketepatan daur (cycle effectiveness).
EDM = WAKTU
PEMROSESAN : WAKTU DAUR HIDUP
|
Waktu daur
= Waktu pemrosesan + waktu pemeriksaan +
waktu pemindahan + Waktu penungguan/penyimpanan
Waktu pemrosesan adalah
waktu yang diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi sebagai
waktu yang menunjukkan adanya aktivitas bernilai tambah. Waktu pemeriksaan adalah waktu dan sumber daya yang dikeluarkan
untuk menjamin bahwa produk memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Waktu pemindahan adalah waktu dan
sumber daya untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi
dari satu departemen ke departemen lain. Waktu
penungguan adalah aktivitas bahan baku atau produk dalam proses menggunakan
waktu dan sumber daya untuk menunggu proses lebih lanjut. Waktu penjadwalan adalah waktu dan sumber daya untuk menentukan
kapan produk berbeda dapat diproses dan berapa banyak yang akan diproduksi. Waktu penyimpanan adalah waktu dan
sumber daya yang digunakan untuk menyimpan produk jadi dan bahan baku dalam
sediaan. Waktu pemeriksaan, waktu pemindahan, waktu penungguan, waktu
penyimpanan, waktu penjadwalan sebagai waktu yang menunjukkan adanya aktivitas tidak bernilai tambah dalam
proses layanan pelanggan.
EDM yang
mendekati 100% menunjukkan semakin efisiennya pemanfaatan sumber daya ke
aktivitas bernilai tambah dalam penyediaan nilai bagi pelanggan. EDM yang
rendah menunjukkan semakin besarnya sumber daya yang dikonsumsi untuk
melaksanakan aktivitas tidak bernilai tambah.
2.6
Konsep Dasar Penganggaran Berbasis Aktivitas
Pengertian Pengungguran Berhasis
Aktivitas
Penganggaran
berbasis aktivitas (activity based
budgeting) adalah proses mengembangkan suatu anggaran dengan menggunakan
informasi yang diporoleh dari analisis penghargapokokan berbasis aktivitas.
Penganggaran berbasis nol (zero bazed
budgeting) adalah anggaran awal untuk setiap aktivitas dalam suatu
organisasi ditetapkan sama dengan nol. Proses anggaran berbasis nol biasanya
merupakan penambahan dan dimulai dengan anggaran pada periode berjalan.
Pendekatan
tradisional pada penganggaran adalah pendekatan
inkremental. Penganggaran inkremental dimulai dari anggaran tahun lalu dan
menambahkan atau mengurangi anggaran tenebut sehingga menggambarkan
perubahan yang dianggarkan untuk tahun mendatang
Muatan kerja (workload) adalah jumlah unit dari suatu
aktivitas yang dibutuhkan.
Penghargapokokan Tradisional dan
penghargapokokan Berbasis Aktivitas
Metode
penghargapokokan produk terdiri atas metode penghargapokokan berbasis aktivitas
ABC (activity
based costing) metode penghargapokokan penuh (full
costing-Fc) dan metode penghargapokokan variabel-pv (variabel costing-vc).
Beda Penganggaran Tradisional dengan
Penganggaran Berbasis Aktivitas
Penganggaran
berbasis fungsional (functional based
budgeting) dan penganggaran berbasis sifat (characteristic based budgeting) disebut dengan penganggaran
tradisonal/konvensional (Traditional/convensional
budgeting), Penganggaran tradisonal menggunakan metode penghargapokokan
penuh (full costing) dan metode
penghargapokokan variabel, sedangkan penganggaran berbasis aktivitas
menggunakan metode penghargapokokan berbasis aktivitas, Adapun beda
penganggaran tradisional dengan penganggaran berbasis aktivitas antara lain:
1. Dalam
penganggaran tradisional perusahaan memperlakukan aktivitas pemasok dan
pelanggannya berdasarkan kondisi yang telah ditentukan dalam anggaran (tidak
secara formal mempertimbangkan pemasok dan pelanggan dalam penganggaran).
Penganggaran berbasis aktivitas melakukan koordinasi dengan pemasok dan
mempertimbangkan kebutuhan pelanggan dalam proses penganggaran
2. Penganggaran
tradisional berfokus pada meminimalkan selisih dan memaksimalkan tanggung jawab
kinerja manajer. Penganggaran berbasis aktivitas berfokus pada mengoordinasikan
dan meyelaraskan aktivitas penasahaan secara keseluruhan untuk melayani
pelanggan.
3. Penganggaran
tradisional (fungsional) bertujuan menjalankan bagian dari sistem yang ada dan
menyediakan tolak ukur untuk pengendalian pelaksanaan pekerjaan fungsi,
Penganggaran berbasis aktivitas bertujuan melakukan perbaikan terhadap sistem
(bukan hanya bagian dari sistem) dan meraih peluang bisnis, bukan sekedar
penyelesaian masalah bisnis yang dihadapi.
4. Penganggaran
tradisional bertujuan melalui alokasi sumber daya berdasarkan ramalan jualan (sales forecast) untuk memenuhi keperluan
fungsi. Penganggaran berbasis aktivitas pada pengerahan dan pengarahan seluruh
aktivitas ke penciptaan nilai untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Secara umum, aktivitas
perusahaan untuk menciptakan nilai pelanggan terbagi menjadi empat golongan,
yaitu:
1. Aktivitas
hasil pengolahan (result producing
activiy) adalah aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan penyediaan
produk dan jasa bagi pelanggan luar (contohnya aktivitas fungsi penjualan).
2. Aktivitas
hasil pengkontribusian (result
contributing activity) adalah aktivitas yang memberikan dukungan secara
langsung kepada aktivitas hasil pengolahan dalam penyediaan produk dan jasa
bagi pelanggan (contohnya aktivitas fungsi produksi)
3. Aktivitas
sokongan (support activities) adalah
aktivitas pusat jasa yang menyediakan layanan bagi aktivitas hasil pengolahan
dan aktivitas hasil pengkontribusian (contohnya aktivitas fungsi keuangan dan
akunting).
4. Aktivitas
kebersihan dan kerumahtanggaan (hygiene
and housekeeping activity) adalah aktivitas pusat jasa yang menyediakan
layanan kebersihan dan kerumahtanggan bagi aktivitas hasil pengolahan,
aktivitas hasil pengontribusian, dan aktivitassokongan. (contohnya aktivitas
kebersihan dan konsumsi)
1 Tanggapan untuk "Ringkasan_PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS"
Terima kasih dan sangat berguna sekali karena materi ini berkaitan dengan Mata kuliah penganggaran perusahaan.
Post a Comment