TINJAUAN
PEMROSESAN TRANSAKSI
DAN
SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING
OLEH :
PUTU
CANDRA ARDIANA PUTRA (1417051086)
DESAK
KETUT ARISUASTINI (1417051035)
NYOMAN
AYU BUDIANTARI (1417051150)
LUH
KARTIKA UTAMI DEWI (1417051226)
K
WIDYA PRABAWA
(1417051291)
JURUSAN
AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam era persaingan global
ini, perusahaan jasa dan manufaktur dituntut untuk bersaingan dengan maksimal
dengan para kompetitor untuk mendapatkan pendapatan yang lebih agar perusahaan
lebih bertahan. Apalagi perusahaan juga harus melakukan respon yang cepat
terhadap pasar yang ada dikarenakan tuntutan dari pasar yang bergerak secara
dinamis. Selain itu rantai pasok (supply
chain) harus bergerak
secara cepat untuk memenuhi
kebutuhan mulai dari bahan baku dari pemasok (supplier) sampai barang
yang sudah jadi yang berada di konsumen.
Oleh karena itu perlu suatu adanya monitoring untuk memantau aktivitas perusahaan
untuk memudahkan proses kerja. Salah satu sistem yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut yaitu dengan menggunakan sistem informasi Enterprise Resource Planning (ERP) atau
perencanaan sumber daya perusahaan. ERP adalah sebuah
system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber
daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.ERP dapat berperan dalam memantau proses produksi, ketersediaan bahan
material, logistik, distribusi,
akuntansi, keuangan dan sumber daya manusia yang nantinya akan dijadikan
sebagai analisis pengambil keputusan manajemen. Syarat terpenting dari
system ERP adalah Integrasi.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa saja bagian dari
siklus pengolahan data dan apa aktivitas masing-masing bagian?
1.2.2
Bagaimana cara
penyimpanan informasi dalam sistem informasi berbasis komputer?
1.2.3
Apa saja jenis-jenis
informasi yang disediakan SIA?
1.2.4
Bagaimana cara
organisasi menggunakan sistem enterprise
resource planning (ERP)?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui bagian
dari siklus pengolahan data dan apa aktivitas masing-masing bagian.
1.3.2
Untuk mengetahui cara
penyimpanan informasi dalam sistem informasi berbasis komputer.
1.3.3
Untuk mengetahui
jenis-jenis informasi yang disediakan SIA.
1.3.4
Untuk mengetahui cara
organisasi menggunakan sistem enterprise
resource planning (ERP)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pemrosesan
Transaksi: Siklus Pengolahan Data
Salah
satu fungsi penting SIA adalah untuk memproses transaksi perusahaan secara
efektif dan efisien. Dalam sistem berbasis komputer, data dimasukkan ke dalam
komputer dan disimpan dalam file atau database. Operasi yang dilakukan pada
data untuk menghasilkan informasi yang penting dan relevan yang disebut secara
kolektif sebagai siklus pengolahan data. Proses ini terdiri dari 4 tahap antara
lain :
Input
Data
Langkah
pertama dalam pemrosesan input adalah dengan
mengambil data transaksi dan memasukkannya ke dalam sistem. Data yang harus
dikumpulkan dari 3 segi aktivitas bisnis :
-
Setiap aktivitas yang
menarik
-
Sumber daya yang
dipengaruhi oleh setiap aktivitas
-
Orang yang
berpartisipasi dalam setiap aktivitas
Secara historis sebagian besar
bisnis menggunakan dokumen sumber (source document) kertas untuk mengumpulkan
data mengenai aktivitas bisnis suatu perusahaan. Keudian menginput ke komputer.
Sering kali pada saat menginput data, menggunakan nama yang sama dan format
dasar seperti dokumen sumber kertas yang digantikan. Contohnya pesanan
pembelian yang digunakan untuk meminta barang dagangan dari pemasok.
Dokumen
turnaround adalah output perusahaan untuk pihak eksternal yang sering kali
menambahkan data ke dokumen dan kemudian mengembalikan ke perusahaan sebagai
dokumen input. Contoh tagihan utang yang dikirim ke pelanggan.
Alat
otomatisasi data sumber (source data automation) mengambil data transaksi dalam
bentuk yang dapat dibaca mesin pada waktu dan tempat asalnya. Contohnya ATM
yang digunakan oleh Bank.
Langkah
kedua adalah memasukkan data yang diambil
akurat dan lengkap. Untuk mencapainya dengan menggunakan otomatisasi data
sumber atau dokumen turnaround yang didesain dengan baik dan layar entri data.
Layar input data bisanya berisi daftar semua data yang dibutuhkan pengguna
untuk dimasukkan. Pengguna dapat meningkatkan pengendalian dengan menggunakan
dokumen sumber yang telah berisi nomor dengan memiliki sistem otomatis
mengurutkan nomor untuk setiap transaksi baru.
Langkah
ketiga adalah meyakinkan kebijakan perusahaan
diikuti, seperti menyetujui atau memverifikasi transaksi.
2.2
Cara Penyimpanan Informasi dalam Sistem Informasi Berbasis Komputer
Penyimpanan Data
Data
perusahaan adalah satu sumber daya yang paling penting. Namun, relevansi data
tidak menjamin data tersebut berguna. Oleh karena itu, akuntan perlu memahami
bagaimana mengolah data dalam SIA untuk penggunaan perusahaan secara maksimum.
Buku Besar
Informasi
akuntansi kumulatif disimpan di dalam buku besar umum dan buku besar pemantu.
Buku Besar Umum (general ledger) berisi ringkasan level data untuk setiap akun
aktiva, pasiva, pendapatan, dan beban organisasi. Sedangkan buku besar pembantu
(subsidiary ledger) berisi data mendetail untuk beberapa akun buku besar dengan
banyak sub akun terpisah. Akun buku besar umum berhubungan dengan buku besar
pmbantu yang disebut akun kontrol. Hubungannya membantu menjaga keakuratan data
SIA. Khususnya jumal dari semua saldo akun buku besar pembantu yang harus sama
dengan jumlah akun kontrol buku besar umum yang terkait.
§ Pengolahan
Data
§ Output
Informasi
Teknik
Pengodean
Data
dalam buku besar disusun secara logis menggunakan teknik pengodean. Pengodean (coding) adalah penetapan sistematis
dari angka atau huruf pada tem untuk mengklasifikasi dan mengatur item-item
tersebut.
·
Dengan kode urutan (sequence code), item yang diberi nomor
secara berurutan untuk akun semua item. Setiap item yang hilang menyebabkan
perbedaan dalam urutan numerik. Contohnya, cek yang dinomori sebelumnya,
faktur, dan pesanan pembelian.
·
Dengan kode blok (block code), blok angka dicadangkan
untuk kategori data tertentu. Contohnya, S&S menyimpan angka berikut ini
untuk kategori produk utama.
KODE
PRODUK
|
JENIS
PRODUK
|
1000000-1999999
|
Kompor elektrik
|
2000000-2999999
|
Kulkas
|
3000000-3999999
|
Mesin cuci
|
4000000-4999999
|
Pengering
|
Pengguna dapat
mengidentifikasi jenis dan model item yang menggunakan nomor kode. Contoh lain
meliputi nomor akun buku besar (diblok berdasarkan jenis akun), nomor karyawan
(diblok berdasarkan departemen), dan nomor pelanggan (diblok berdasarkan
wilayah).
·
Kode grup (group code), merupakan dua atau lebih
subgrup dari digit yang digunakan untuk kode item, sering kali digunakan dalam
kaitannya dengan kode blok. Jika S&S menggunakan angka kode produk tujuh
digit, teknik pengodean grup mungkin diaplikasikan sebagai berikut.
POSISI
DIGIT
|
ARTI
|
1-2
|
Lini produk, ukuran, dan corak
|
3
|
Warna
|
4-5
|
Tahun pembuatan
|
6-7
|
Fitur opsional
|
Ada empat subkode dalam
kode produk, masing-masing dengan maksud yang berbeda. Pengguna dapat
menyortir, meringkas, dan mengambil informasi menggunakan satu atau lebih
subkode. Teknik ini sering kali diaplikasikan untuk nomor akun buku besar umum.
·
Dengan kode mnemonik (mnemonic code), huruf dan angka yang
diselingi untuk mengidentifikasi item. Kode mnemonik berasal dari deskripsi
item dan biasanya mudah untuk dihafal. Contohnya, Dry300W05 dapat
merepresentasikan low end (300), putih (W), pengering (Dry) yang dibuat oleh
Sears (05).
Pedoman
berikut ini menghasilkan sistem pengodean yang lebih baik. Kode harus:
§ Konsisten
dengan tujuan penggunaannya, yang mengharuskan pembuat kode menentukan sistem
yang diinginkan output sebelum memilih kode.
§ Memungkinkan
untuk penambahan. Contohnya, jangan menggunakan tiga digit untuk kode karyawan
dalam perusahaan yang berkembang cepat dengan 950 karyawan.
§ Sesederhana
mungkin untuk meminimalkan biaya, memudahkan penghafalan dan interpretasi, juga
mernastikan dapat diterima oleh karyawan.
§ Konsisten
dengan struktur organisasi perusahaan dan antardivisi perusahaan.
Bagan Akun
Contoh
yang sangat baik terkait pengodean ini adalah bagan akun yang merupakan daftar
angka yang ditetapkan untuk setiap akun buku besar umum. Angka-angka akun ini
memungkinkan data transaksi dikodekan, diklasifikasikan, dan dimasukkan ke
dalam akun yang sesuai. Bagan akun juga mempermudah laporan persiapan dan
laporan keuangan, karena data yang disimpan dalam tiap-tiap akun dapat dengan
mudah diringkas untuk presentasi. Namun,
data yang tersinipan dalam akun ringkasan tidak bisa dengan mudah dianalisis dan
dilaporkan dengan lebih detail. Akibatnya, penting bahwa bagan akun berisi data
yang detail untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Untuk
mengilustrasikannya, pertimbangkan akibatnya jika S&S hanya menggunakan
satu akun buku besar umum untuk sermua transaksi penjualan. ltu akan mudah
untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan total jumlah penjualan untuk
periode waktu tertentu, tetapi akan sangat sulit untuk mempersiapkan laporan
terpisah antara penjualan tunai dan kredit. Memang, satu-satunya cara untuk
menghasilkan laporan terakhir adalah kembali pada catatan penjualan asli untuk
mengidentifikasi sifat dari setiap transaksi penjualan. Jika S&S
menggunakan akun buku besar umum yang terpisah untuk penjualan tunai dan
kredit, maka laporan yang menunjukkan kedua jenis penjualan tersebut akan dapat
lebih mudah disusun. Total penjualan juga dapat dengan mudah dilaporkan
berdasarkan setiap jenis penjualan.
Tabel
Sampel Bagan Akun untuk S&S
KODE
AKUN
|
NAMA
AKUN
|
KODE
AKUN
|
NAMA
AKUN
|
100-199
|
Aktiva
Lancar
|
400-499
|
Akun
Ekuitas
|
101
|
Giro
|
400
|
Saham biasa
|
102
|
Tabungan
|
410
|
Laba ditahan
|
103
|
Kas kecil
|
500-599
|
Pendapatan
|
120
|
Piutang
|
501
|
Penjualan tunai
|
125
|
Cadangan piutang tidak tertagih
|
502
|
Penjualan kredit
|
130
|
Wesel tagih
|
510
|
Retur penjualan dan potongan
|
150
|
Persediaan
|
511
|
Potongan penjualan
|
160
|
Perlengkapan
|
520
|
Pendapatan bunga
|
170
|
Sewa dibayar di muka
|
530
|
Pendaptan lain-lain
|
180
|
Asuransi dibayar dimuka
|
600-799
|
Beban
|
200-299
|
Aktiva
Tidak Lancar
|
600
|
Harga pokok penjualan
|
200
|
Tanah
|
611
|
Beban upah
|
210
|
Gedung
|
612
|
Beban komisi
|
215
|
Akumulasi depresiasi-gedung
|
613
|
Beban pajak gaji
|
230
|
Peralatan
|
620
|
Beban sewa
|
235
|
Akumulasi depresiasi-peralatan
|
630
|
Beban asuransi
|
240
|
Perabot dan perlengkpaan gedung
|
640
|
Beban perlengkapan
|
245
|
Akumulasi depresiasi-furniture dn
perlengkapan (fixture)
|
650
|
Beban piutang tidak tertagih
|
250
|
Aktiva lain-lain
|
701
|
Beban depresiasi-gedung
|
300-399
|
Kewajiban
|
702
|
Beban depresiasi-peralatan
|
300
|
Utang usaha
|
703
|
Beban depresiasi-furniture dan
perlengkapan
|
310
|
Utang gaji
|
710
|
Beban pajak penghasilan
|
321
|
Utng pajak penghasilan karyawan
|
900-999
|
Akun
Ringkasan
|
322
|
Utang pajak FICA
|
910
|
Ikthisar laba rugi
|
323
|
Utang pajak pengangguran federal
|
|
|
324
|
Utang pajak pengangguran negara
bagian
|
|
|
330
|
Utang bunga akrual
|
|
|
Tabel
diatas menunjukkan bagan akun
Ashton yang dikembangkan untuk S&S. Setiap nomor akun panjangnya tiga
digit. Digit pertama merepresentasikan kategori akun utama dan mengindikasikan
letak akun pada laporan keuangan S&S. Oleh karena itu, semua aktiva lancar
diberi nomor 100-an, dan semua aktiva tidak lancar diberi nomor 200-an, dan
seterusnya.
Digit
kedua merepresentasikan subakun keuangan utama dalam setiap kategori. Sekali
lagi akun diberikan angka untuk dicocokkan dengan urutan tampilannya pada
laporan keuangan untuk mengurangi likuiditas). Oleh karena itu, akun 120
merepresentasikan piutang, dan akun 50 merepresentasikan persediaan.
Digit
ketiga menunjukkan akun khusus tempat data transaksi akan dirnasukkan.
Contohnya, akun 501 merepresentasikan penjualan tunai, dan akun 502
merepresentasikan penjualan kredit. Sama halnya, akun 101 hingga 103
merepresentasikan berbagai akun kas yang digunakan oleh S&S.
Bagan
akun dibuat sesuai dengan sifat dan tujuan organisasi. Contohnya, bagan akun
untuk S&S mengindikasikan bahwa perusahaan adalah korporasi. Sebaliknya,
kemitraan akan memasukkan akun penarikan dan modal yang terpisah untuk setiap
rekanan, beserta saham biasa dan laba ditahan. Demikian juga, karena S&S
adalah perusahaan ritel, ia hanya memiliki satu jenis akun persediaan buku
besar umum..Perusahaan manufaktur, sebaliknya, akan memiliki akun buku besar
umum yang terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses (work in process—WIP),
dan persediaan barang jadi.
Ashton
membuat jarak pada bagan akun S&S yang memungkinkan penambahan akun.
Contohnya, ketika S&S memiliki kelebihan kas untuk diinvestasikan dalam
pasar saham yang diperdagangkan, akun buku besar umum yang Baru dapat dibuat
dan diberi nomor 110. Ketika S&S membuka toko di masa yang akan datang, ia
akan menambahkan tiga digit ke tabel akun intuk merepresentasikan setiap toko
di dalam rantai, sehingga S&S dapat melacak item-item pada setiap toko.
Akun
buku besar pembantu sering kali memiliki kode akun yang lebih panjang
dibandingkan akun buku besar umum. Pada S&S, setiap piutang akan memiliki
kode tujuh digit. Tiga digit pertama adalah 120, kode untuk piutang. Empat
digit selanjutnya mengidentifikasi hingga 10.000 pelanggan.
Jurnal
Data
transaksi sering kali dicatat dalam jurnal sebelum dientri ke dalam besar.
Entri jurnal menunjukkan akun dan jumlah untuk didebit dan dikredit. jurnal
umum (general journal) digunakan
untuk mencatat transaksi yang tidak sering atau tidak rutin seperti pembayaran
pinjaman dan penyesuaian akhir periode dan jurnal penutup. Jurnal khusus (specialized journal) mencatat sejumlah
besar transaksiyang berulang seperti penjualan, penerima kas, dan pengeluaran
kas.
Jejak Audit
Jejak
audit (audit trail) adalah jalur
transaksi yang dapat ditelusuri melalui sistem pengolahan data dari titik asal
ke output final, atau mundur dari output final ke titik asal. Jejak audit
ini digunakan untuk mengecek keakuratan dan validitas posting buku besar.
Pengolahan Data
Setelah
data aktivitas bisnis dimasukkan ke dalam sisitem, mereka harus di proses untuk
menjaga arus database. Empat jenis aktivitas pengolahaan data yang berbeda yang
disebut sebagai CRUD adalah sebagai berikut:
1. Membuat
(creating) record data baru, seperti menambahkan data karyawan yang baru
dipekerjakan ke database penggajian.
2. Membaca
(reading), mengambil atau melihat
data yang sudah ada.
3. Memperbaharui
(updating) data yang tersimpan
sebelumnya.
4. Menghapus
(deleting) data, seperti membersihkan
file induk vendor untuk semua vendor dalam perusahaan yang tidak lagi melakukan
bisnis dengan perusahaan.
Pembaharuan yang dilakukan secara periodik, misalnya
harian disebut sebagai pemrosesan batch (batch
prosecing). Walaupun pemrosesan batch lebih murah dan lebih efisien, data
menjadi terbaru dan akurat hanya beberapa waktu setelah pemrosesan. Untuk
alasan tersebut pemrosesan batch hanya digunakan untuk aplikasi, seperti
penggajian, yang tidak perlu pembaruan terlalu sering dan terjadi secara alami
atau diproses pada waktu yang tepat.
Sebagian besar perusahaan memperbaharui data pada saat
terjadinya transaksi, ini disebut sebagai pemrosesan online, real-time (online, real-time prosecing), karena
pemrosesan ini menjadikan informasi yang disimpan selalu baru, yang kemudian
akan meningkatkan pengambilan keputusan yang berguna. Sistem ini juga lebih
akurat karena kesalahan input data dapat diperbaiki pada saat itu juga. Ini
juga memberikan keuggulan kompetitif yang signifikan.
2.3
Jenis-jenis
Informasi yang Disediakan SIA
Output Informasi
Langkah akhir
dalam siklus pengolahan data adalah output informasi. Ketika ditampilkan pada
monitor, output mengacu pada “soft copy”.
Ketika dicetak dalam kertas, langkah akhir mengacu pada “hard copy”. Informasi biasanya disajikan pada salah satu dari tiga
bentuk yaitu dokumen, laporan atau respons pertanyaan.
Dokumen (document) adalah catatan transaksi atas data
perusahaan lainnya. Beberapa seperti cek dan faktur, dikirimkan kepada pihak
eksternal. Lainnya, seperti laporan penerimaan dan daftar permintaan pembelian,
digunakan secara internal.
Laporan (report) digunakan oleh karyawan untuk
mengendalikan aktivitas operasioanl dan oleh manajer digunakan untuk membuat
keputusan dan untuk merumuskan strategi bisnis. Pengguna eksternal perlu
laporan untuk mengevaluasi profitabilitas perusahaan, menilai kelayakan kredit,
atau mematuhi peraturan yang disyaratkan.
Database
query (pertanyaan) digunakan untuk
memberikan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan tindakan atau jawaban cepat. Pengguna
memasukkan permintaan untuk bagian informasi tertentu, bagian tersebut diambil,
ditampilkan atau dianalisis seperti yang diminta.
2.4 Sistem Enterprise
Resource Planning (ERP)
Ketika penjualan terjadi, SIA akan mencatat
entri jurnal yang hanya menunjukkan tanggal penjualan, debit untuk kas maupun
untuk piutang, dan kredit untuk penjualan, seperti saat itu terjadi, yang
secara tradisional dikumpulkan dan diproses diluar SIA. Konsekuensinya, banyak
orang mengembangkan sistem informasi tambahan untuk mengumpulkn, memproses,
menyimpan, dan melaporkan informasi yang tidak ada dalam SIA. Sayangnya,
keberadaan beberapa sistem membuat berbagai permasalahan dan ketidakefisienan.
Seringkali data yang sama harus diambil dan disimpan pada lebih dari satu
sistem, yang tidak hanya menghasilkan kelebihan diseluruh sistem, tetapi juga
menyebabkan ketidaksesuaian jika data hanya diubah pada satu sistem tetapi
tidak di sistem lainnya. Selai itu, sulit untuk mengintegrasikan data dari
berbagai sistem.
Sistem enterprise resource planning (ERP
system) mengatasi permasalahan ini pada saat sistem mengintegrasikan semua
aspek dalam operasi perusahaan dengan SIA tradisional. Sebagian besar organiasi
besar dan menegah menggunakn sistem ERP untuk mengkoordinasikan dan mengolah
data, proses bisnis, dan sumber daya mereka. Sistem ERP mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data dan memberikan informasi yang diperlukan manajer
dan pihak eksternal untuk mengukur perusahaan.
Sistem ERP Terintegrasi
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar diatas, sistem ERP yang terkoordinasi dengan baik
menggunakan database terpusat untuk untuk berbagai informasi diseluruh proses
bisnis maupun mengkoordinasikan aktivitas. Ini penting karena aktivitas yang
merupakan bagian dari suatu proses bisnis seringkali memicu serangkaian
aktivitas yang kompleks melalui berbagai bagian yang berbeda dalam organisasi.
Sistem ERP bersifat modular, dengan setiap
modul menggunakan praktik bisnis terbaik untuk mengotomatisasi proses bisnis
standar. Modul ERP biasanya mencakup :
·
Keuangan (sistem buku besar dan pelaopran)-buku besar, piutang, utang,
aktiva tetap, penganggaran, manajemen kas, dan persiapan laporan manajerial dan
laporan keuangan.
·
Sumber daya manusia dan pengujian-sumber daya manusia, penggajian,
imbalan kerja karyawan, pelatihan, waktu dan kehadiram, manfaat, dan laporan
pemerintah.
·
Memesan ke kas (siklus pendapatan)-entri pesanan penjualan, pengiriman,
persediaan, peneriman kas, perhitungan komisi.
·
Membeli untuk membayar (siklus pengeluaran)-pembelian, penerimaan dan
inspeksi persediaan, persediaan dan manajemen gudang, dan pengeluaran kas.
·
Manufaktur (siklus produksi)-perekayasaan, penjadwalan produksi daftar
bahan baku, barang dalam proses, manajemen alur kerja, pengendalian kualitas,
manajemen biaya, dan proses manufaktur dan proyek.
·
Manajemen proyek-penetapan biaya, penagihan, waktu dan biaya, unit
kerja, manajemen aktivitas.
·
Manajemen hubungan pelanggan-penjualan dan pemasaran, komisi, pelayanan,
kontak pelanggan, dan dukungan pusat panggilan.
·
Alat sistem-alat untuk membuat data file induk, membuat perincian arus
informasi, pengendalian akses, dan sebagainya.
Sistem ERP, dengan database terpusat,
memberikan keuntungan yang signifikan :
·
ERP memberikan tampilan tunggal atas data organisasi dan situasi
keuangan yang terintegrasi diseluruh perusahaan. Menyimpan semua informasi
perusahaan dalam database tunggal memecah hambatan antara departemen dan arus
informasi.
·
Input data diambil atau dikunci sekali, dan tidak berkali-kali saat
dimasukkan kedalam sistem yang berbeda. Mengunduh data dari satu sistem keying
lain tidak lagi diperlukan.
·
Manajemen mendapat visibilitas yang lebih besar kedalam setiap area
perusahaan dan kemampuan dalam memonitor yang lebih besar.
·
Organisasi memperoleh pengendalian akses yang lebih baik.
·
Prosedur dan laporan yang telah distandarisasi anatr unit bisnis.
Standarisasi ini khususnya dapat bernilai dengan merger dan akuisisi karena
sistem ERP dapat menggantika sistem yang berbeda dengan sistem tunggal dan
bersatu.
·
Pelayanan pelanggan meningkat karena karyawan dapat dengan cepat
mengakses pesanan, persediaan yang tersedia, mengirimkan informasi, dan detail
transaksi pelanggan sebelumnya.
·
Pabrik manufaktur menerima pesanan baru secara real time, dan
otomatisasi proses maufaktur membuat produktivitas meningkat.
Sistem
ERP juga memiliki kerugian yang signifikan yaitu :
·
Biaya. perangkat kerja keras ERP, perangkat lunak, dan biaya konsultasi
berkisar dari $50 jutahingga $500 juta untuk perusahaan Fortune 500 dan
pembaruan dapat menghabiskan biaya $50 juta hingga $100 juta. Perusaahn
berukuran sedang dapat menghabiskan$10 sampai $20 juta.
·
Jumlah waktu yang diminta. Hal ini dapat mnhabiskan beberapa tahun untuk
memilih dan mengimplementasikan sistem ERP secara penuh, tergsntung pada ukuran
bisnis, jumah modul yang harus diimplementasikan, tingkat penyesuaian, lingkup
perubahan dan seberapa baik pelanggan mengambil kepemilikan proyek.
·
Perubahan proses bisnis. Kecuali perusahaan ingin menghabiskan beberapa
waktu dan uang untuk menyesuaikan modul, karena harus beradaptasi untuk
menstandarisasi proses bisnis sebagai lawan dalam mengadopsi paket ERP untuk
proses perusahaan yang ada. Kegagalan untuk memetakan proses bisnis saat ini
terdapat pada perangkat lunak ERP yang sudah ada adalah penyebab terbesar
kegagalan proyek ERP.
·
Kompleksitas. Hal ini berasal dari integrasi berbagai aktivitas dan
sistem bisnis yang berbeda, masing-masing memiliki proses, aturan bisnis,
semantic data, hierarki otoriasasi, dan keputusan yang berbeda.
·
Resistansi. Organisasi yang memiliki banyak departemen dengan sumber
daya terpisah, misi, laba dan rugi, dan rantai komando mungkin percaya bahwa
sistem tunggal memberikan beberapa keuntungan. Inin juga memerlukan pelatihan
dan pengalaman yang dapat dipertimbangkan untuk menggunakan sisistem ERP dengan
efektif, dan penolakan karyawan adalah alasan utama mengapa banyak implementasi
ERP tidak sukses. Tidak mudah untuk meyakinkan karyawan agar mengubah cara mereka
melakukan pekerjaan mereka, melatihnya dalam prosedur baru, menguasai sistem
baru, dan meyakinkan mereka membagikan informasi sensitif. Penolakan, kaburnya
batasan perusaahaan, dapat meneyebabkan masalah dengan moral karyawan,
akuntabilitas dan garis pertanggungjawaban.
Menuai keuntungan potensial sistem ERP dan
mengurangi kerugiannya membutuhkan usaha sadar dan keterlibatan oleh manajemen
puncak. Komitmen manajemen puncak kepada sistem ERP dan dukungan perubahan yang
diperlukan untuk meningkatkan kesempatan untuk sukses.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Akuntan dan pengguna
sistem yang lain memainkan peranan penting dalam siklus pengolahan data. Salah
satu fungsi penting SIA adalah untuk memproses transaksi perusahaan secara
efektif dan efisien. Dalam sistem berbasis komputer, data dimasukkan ke dalam komputer
dan disimpan dalam file atau database. Operasi yang dilakukan pada data untuk
menghasilkan informasi yang penting dan relevan yang disebut secara kolektif
sebagai siklus pengolahan data.Secara historis sebagian besar bisnis
menggunakan dokumen sumber (source document) kertas untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas bisnis suatu perusahaan.Sistem enterprice resource planning (ERP system) mengatasi
permasalahan-permasalan ini pada saat sistem ini mengintegrasikan semua aspek
dalam operasi perusahaan dengan SIA tradisional.Sistem ERP yang didesain dengan
baik memberikan manajemen akses yang baik untuk memperbarui informasi mengenai
semua aktivitas ini untuk merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi proses
bisnis organisasi secara lebih efektif.
3.2 Saran
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan suatu sistem
informasi yang sangat penting yang harus dimiliki dan diaplikasikan oleh
perusahaan. Tanpa menggunakan salah satu informasi maka tentunya
produktivitasnya perusahaan akan menurun. Disamping itu juga untuk dapat
bersaing di era global seperti sekarang ini. Jika dikalahkan oleh pesaing
tentunya perusahaan tidak akan dapat tetap eksis di dunia bisnis.
2 Tanggapan untuk "Makalah_TINJAUAN PEMROSESAN TRANSAKSI DAN SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING"
Mau bertanya referensi makalah dari buku mana ya?
Sistem ERP memang sangat membantu urusan-urusan penting perusahaan
Post a Comment