KEWIRAUSAHAAN
“MEREK”
Oleh:
NI
LUH JUNIA PURNAMI
NIM.1417051041
NO.
07
AKUNTANSI
PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2017
I.
PENGERTIAN
MEREK
Menurut Kotler dan Keller (2009:172)
merek adalah “nama,istilah, lambang atau desain atau kombinasinya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual
atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari pesaing”. Sedangkan
menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1: “Merek adalah tanda yang
berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Menurut Alma (2007:147) memberikan
definisi bahwa merek adalah “Suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas
suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi
keduanya”. Kartajaya (2005:184) menyatakan merek adalah valueindikator, yaitu indikator yang menggambarkan seberapa kokoh
dan solidnya valueperusahaan dan
produk yang ditawarkan kepada pelanggan.
Merek terdiri dari beberapa bagian
sebagaimana yang diungkapkan Kotler dan Keller (2009:76) yaitu:
b. Tanda
merek (brand merk) adalah sebagian
dari merek yang dapat dikenal, tetapi tidak dapat diucapkan, seperti lambing,
desain, huruf, atau warna khusus.
c. Tanda
merek dagang (trademark) adalah merek
atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan
sesuatu yang istimewa.
d. Hak
Cipta (copyright) adalah hak istimewa
yang dilindungi undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya
tulis, karya music atau karya seni.
II.
BRAND
EKUITY
Ekuitas merek (Brand Ekuity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan
jasa.Definisi lain mengenai ekuitas merek adalah seperangkat aktiva (assets)dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah
merek, nama, dan simbol, yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan olehsebuah produk atau jasa kepada sebuah perusahaan atau pelanggan
perusahaan. Aktiva dan kewajiban yang mempengaruhi ekuitas merek meliputi
loyalitas merek, kesadaran merek, persepsi mutu, dan berbagai asosiasi merek
lainnya, dan aset merek swamilik (misalnya, hak paten).Ekuitas merek dapat
tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalamhubungannya
dengan merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi
perusahaan. Pendekatan berbasis pelanggan memandang ekuitas merek dari perspektif
konsumen (baik perorangan maupun organisasi).Prinsip dari ekuitas merek
berbasis pelanggan adalah bahwa kekuatan merek terletak pada apa yang dilihat,
dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dirasakan pelanggan tentang merek sepanjang
waktu.
Ada tiga bahan kunci ekuitas merek
berbasis pelanggan: Pertama, ekuitas
merek timbul akibat perbedaan respons konsumen. Jika tidak ada perbedaan, maka
pada intinya produk namamerek merupakan suatu komoditas atau versi generik dari
produk. Persaingan kemungkinan timbul dari harga. Kedua, perbedaan respons adalah akibat pengetahuan konsumen tentang
merek.Pengetahuan merek (brand knowladge) terdiri atas semua pikiran, perasaan,
citra, pengalaman, keyakinan, dan lain-lain yang berhubungan dengan merek.Secara
khusus, merek harus menciptakan asosiasi merek yang kuat, menyenangkan, dan
unik dengan pelanggan. Ketiga, diferensial
dari konsumen yang membentuk ekuitas merek tercermin dalam persepsi, preferensiasi,
dan perilaku yang berhubungan dengan semua aspek pemasaran merek. Merek yang
lebih kuat menghasilkan pendapatan yang lebih besar.
Tantangan bagi pemasar dalam
membangun merek yang kuat adalah memastikan bahwa pelanggan memiliki jenis
pengalaman yang tepat dengan produk, jasa, dan program pemasaran untukmenciptakan
pengetahuan merek yang diinginkan.Pengetahuan konsumenlah yang menimbulkan perbedaan-perbedaan
yang kemudian memanifestasikan diri dalam ekuitas merek. Beberapa manfaat kunci
dari ekuitas merek adalah:
1. Memperbaiki
persepsi kinerja produk.
2. Loyalitas
lebih besar.
3. Tidak
terlalu rentan terhadap tindakan pemasaran kompetitif.
4. Tidak
terlalu rentan terhadap krisis pemasaran.
5. Margin
yang lebih besar.
6. Respon
konsumen yang lebih tidak elastis terhadap peningkatan harga.
7. Respon
konsumen yang lebih elastis terhadap penurunan harga.
8. Kerjasama
dan dukungan dagang yang lebih besar.
9. Efektifitas
komunikasi pemasaran yang meningkat.
10.
Peluang perluasan merek tambahan
Pengakuan nilai (ekuitas) sebuahnama
merek dan pengelolaan nama penting guna memperoleh keunggulan kompetitif
maksimal bagi pemilik nama. Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah
keunggulan kompetitif yaitu diantaranya (1) Perusahaan akan menikmati penurunan
biaya pemasaran karena tingkat kesadaran konsumen dan loyalitas konsumen yang
tinggi. (2) Perusahaan akan memiliki tuasan dagang dalam berunding dengan
para distributor dan pengecer karena ada maksud
untuk menjual merek tersebut.(3) Perusahaan dapat mematok harga yang lebih
tinggi dibandingkan para pesaing karena merek itu mempunyai mutu yang tinggi (menurut
anggapan para konsumen). (4) Perusahaan dapat dengan mudah meluncurkan
perluasan merek karena nama merek mempunyai kredibilitas yang tinggi.(5) Merek
menawarkan perlindungan kepada perusahaan melawan kompetisi harga yang alot.
Menurut Aaker dalam Kartajaya
(2005:203)Ekuitas Merek terdiri atas limakategori yaitu:
1. Kesadaran
Merek
Masyarakat cenderung bertransaksi
dengan produk atau merek yang dikenal karena di bawah sadar merek yang tidak
terkenal mempunyai sedikit peluang untuk diingat konsumen, sesuai pendapat
Aaker (1996) mendefinisikan brand awarenesssebagai: “The ability of a potential buyer to recognize or recall that a brand
is number of a certain product category” Kesadaran merek menggambarkan
keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam
beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity.Meningkatkan
kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek.Kesadaran juga
mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek merupakan key of brand assetatau kunci pembuka untuk
masuk keadaan lainnya.Jadi jikakesadaran itu sangat rendah maka hampir
dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah.
2. Kesan
Kualitas Merek (Brand Perceived Quality)
Dijelaskan bahwa kualitas merek
dapat menciptakan profitabilitas, karena dapat memengaruhi pasar, harga
mempunyai dampak langsung pada profitabilitas, tidak memberikan pengaruh
negatif pada biaya.
3. Loyalitas
Merek (Brand Loyalty)
Pengertian loyalitas merek (Freddy Rangkuti:2008)
adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek, karena loyalitas
adalah inti dari brand equitydan selalu menjadi gagasan sentral dalam
pemasaran. Peningkatan loyalitas akan mengurangi kerentanan pelanggan dari serangan
kompetitor, sehingga dapat dipakai sebagai indikator tingkat perolehan laba
mendatang, karena loyalitas merek dapat diartikan penjualan di masa depan. Aset
merek lain seperti trademark, paten, dan
relationship dengan komponen saluran distribusi Trademarkakan melindungi
merek dari pesaing yang mencoba mengelabui pelanggan dengan nama yang sama/mirip
dengan nama merek. Patenakan menghindarkan perusahaan dari persaingan langsung,
karena pesaing tak bisa menggunakan paten tersebut tanpa izin.
Relationshipdengan komponen saluran distribusi bisa dijalin secara baik jika
reputasi dan kinerja merek bagus.
4. Asosiasi
Merek
Asosiasi merek
adalah asosiasi apapun yang terkait dengan sebuah merek tertentu.
III.
PEMBUATAN
MEREK
Dalam pembuatan merek ada7 hal yang
menurut Rustan baik untuk dipertimbangkan yakni:
1. Penggunaan
bahasa. Tentukan bahasa apa yang ingin digunakan. Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris, atau mungkin anda memiliki alternatif bahasa lain. Hal ini penting
karena berkaitan dengan pemasaran produk anda.
2. Unik
dan orisinil. Penting untuk mencari tahu apakah nama yang anda pilih telah
digunakan oleh orang lain atau belum. Kesamaan nama akan menimbulkan
kebingungan bahkan bisa jadi menjadi boomerang bagi perusahaan anda. Jika jenis
usaha anda sama, bisa jadi klien/ konsumen anda salah melakukan order. Atau
bahkan jika nama dari brand lain memiliki image
yang buruk, bisa jadi ini memberikan dampak buruk juga bagi brand anda.
3. Singkat.
Tujuannya adalah memudahkan untuk diingat.
4. Tidak
mirip dengan kata lain,baik ditulis maupun di ucapkan sehingga tidak membuatnya
menjadi ambigu dan menimbulkan salah pengertian.
5. Tidak
mengandung konotasi yang negatif karena ini akan berpengaruh pada brand image.
6. Fleksibel
sehingga memiliki jangka waktu yang panjang dan tidak perlu dirubah-rubah
mengikuti perkembangan jaman.
7. Tetap
jelas dan menarik ketika di visualisasikan dalam bentuk logo atau digabungkan
dengan bentuk visual lainnya. Ini akan sangat membantu ketika produk anda
dipasarkan keluar negeri. Meskipun nama bisa saja anda rubah pada beberapa
negara, bentuk visual akan membantu brand anda untuk tetap dikenali sebagai
brand yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Dwipayana.Cara Membuat
Nama Brand/Merek. Tersedia pada http://excellent-branding.com.Diaksespada
6 April 2017
Idris, Kamil.Membuat
Sebuah Merek.[pdf]. Tersedia pada http//making-a-mark-ido.Diakses pada 6
April 2017.
Kotler dan Keller. 2009
Manajemen Pemasaran. Jidil I. Edisi
ke 13. Jakarta : Erlangga
Sanjaya.2013.Pengertian
Merek.[pdf].Tersedia padahttp//e-journal.uajy.ac.id. Diakses pada 6
April 2017
Belum ada tanggapan untuk "RMK MEREK"
Post a Comment