“KEWIRAUSAHAAN”
MENGGUNAKAN
INTERNET UNTUK
MENCARI INFORMASI-INFORMASI SEKITAR
OLEH :
NI LUH JUNIA PURNAMI NIM : 1417051041
AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
A.
Industri
dalam Kewirausahaan
Industri adalah
bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di
bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya.
Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi,
budaya, dan politik. Industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian,
industri merupakan bagian dari proses produksi.
Bahan-bahan
industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah,
sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan
proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi
tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut
semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.
Bidang
industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.
1) Industri
barang (manufaktur)
Industri barang merupakan usaha mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri
ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu, mobil, sepeda
motor, pupuk, dan obatobatan.
2) Industri
jasa
Industri jasa merupakan kegiatan ekonomi
yang dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi
seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa
ada juga yang membantu proses produksi.
B.
Klasifkasi
Industri
1) Klasifikasi
Industri Berdasarkan Bahan Baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan
baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses
industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat
dibedakan menjadi:
a.
Industri
ekstratif
Industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil
perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b.
Industri
nonekstraktif
Industri
yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu
lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c.
Industri
Fasilitatif (industri Tersier)
Kegiatan
industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain.
Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah
tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri
rumah tangga
Industri
yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Misalnya: industri
anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri
kecil
Industri
yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil
adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,
industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri
sedang
Industri
yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang
adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d. Industri
besar
Industri
dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Misalnya: industri tekstil,
industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
3)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Produksi Yang Dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat
dibedakan menjadi:
a. Industri
primer
Industri
yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut.
Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan
secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri
makanan dan minuman.
b. Industri
sekunder
Industri
yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut
sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang,
industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri
tertier
Industri
yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau
digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa
layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya:
industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri
pariwisata.
4)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Bahan Mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri
dapat dibedakan menjadi:
a. Industri
pertania
Industri
yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian.
Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh,
dan industri makanan.
b. Industri
pertambangan
Industri
yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya:
industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan
industri serat sintetis.
c. Industri
jasa
Industri
yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban
masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri
perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
5)
Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha
Keberadaan
suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri
berorientasi pada pasar (market oriented industry)
Industri yang didirikan
mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri
berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry)
Industri yang didirikan mendekati daerah
pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi
kurang pendidikannya.
c. Industri
berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry)
Industri yang didirikan dekat atau
ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat
dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat
dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang
minyak).
d. Industri
berorientasi pada bahan baku
Industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri
tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan
industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri
yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry)
Industri yang didirikan tidak terikat
oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena
bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di
mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri
transportasi.
6)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Proses Produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat
dibedakan menjadi:
a. Industri
hulu
Industri
yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini
sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan
industri baja.
b. Industri
hilir
Industri
yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang
dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya:
industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.
7)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Barang Yang Dihasilkan
Berdasarkan
barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri
berat
Industri yang menghasilkan mesin-mesin
atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin,
dan industri percetakan.
b. Industri
ringan
Industri yang menghasilkan barang siap
pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan
industri minuman.
8)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Modal Yang Digunakan
Berdasarkan
modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri
dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN)
Industri yang memperoleh dukungan modal
dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri
kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b.
Industri dengan
penanaman modal asing (PMA)
Industri yang modalnya berasal dari
penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan
industri pertambangan.
c. Industri
dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari
hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri
transportasi, dan industri kertas.
9)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Subjek Pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat
dibedakan menjadi:
a. Industri
rakyat
Industri
yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri
makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri
negara
Industri
yang dikelola dan merupakan milik negara yang dikenal dengan istilah BUMN,
misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri
pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
10)
Klasifikasi
Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian
Cara
pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara
pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri
kecil
Industri
yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang
dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan
lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri
kerajinan dan industri makanan ringan.
b. Industri
menengah
Industri
yang memiliki ciri-ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih
terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi
pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir,
industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
c. Industri
besar
Industri
yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern,
organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya
berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri
persenjataan.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Dissa. 2017. Industri Dalam Kewirausahaan:
https://www.academia.edu/29576213/industri_dalam_kewirausahaan?auto=download.
Diakses Tanggal 08 Mei 2017
Anonym. 2017. Industri:
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri.
Diakses Tanggal 08 Mei 2017
Belum ada tanggapan untuk "RMK MENGGUNAKAN INTERNET UNTUK MENCARI INFORMASI-INFORMASI SEKITAR "
Post a Comment