AKUNTANSI PERHOTELAN
DAFTAR REKENING
OLEH :
I PUTU AGUS KIRANA PUTRA 1417051135
NI LUH JUNIA PURNAMI 1417051041
NI LUH PUTU SRI PURNAMI 1417051050
LUH AYU PUSPA DEWI 1417051223
NI NYOMAN ERNI YANUAR P. 1417051011
I PUTU WAHYU NUGRAHA PUTRA 1417051239
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
4.1.
PENDAHULUAN
Chart
Of Account (Daftar Rekening) Istilah ini terdengar sangat
keren dan dibayangkan akan sangat susah sekali. Kalau mau di artikan secara
bahasa chart bisa berarti, tabel, daftar, diagram, bagan. Tapi bagaimana kita
memahami dalam pengertian yang lebih sederhana saja hingga tidak perlu untuk di
buat pusing oleh istilah yang satu ini.
Menurut Wirasha (2010) menyatakan daftar rekening merupakan
salah satu alat bantu manajemen pada bidang akuntansi yang sangat penting.
Melalui daftar rekening, manajemen memberikan panduan bagi petugas bagian
akuntansi hotel (biasa disebut akuntan internal) dalam melakukan tugas secara
profesional. Transaksi akuntansi hanya boleh dibukukan pada rekening-rekening
yang ada dalam daftar rekening yang telah ditentukan oleh manajemen hotel. Dengan
kata lain, petugas akuntansi tidak boleh membukukan transaksi di luar daftar
rekening yang diberikan. Rekening-rekening yang dicantumkan pada daftar
rekening disesuaikan dengan aktivitas hotel, yaitu yang tercantum dalam
rekening rugi-laba, dan sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas
bisnis seperti yang tercantum dalam neraca.
4.2.
PENGERTIAN REKENING
Rekening merupakan salah satu dokumen transaksi yang dimiliki
oleh hotel selain bukti transaksi yang merupakan dokumen pendukung dalam membukukan
suatu transaksi, dan buku pencatatan awal yang biasa disebut jurnal. Ibaratnya,
rekening merupakan bak yang menampung semua transaksi yang terjadi di hotel.
Untuk memudahkan tugas-tugas pada bidang akuntansi serta menyederhanakan
transaksi yang terjadi, rekening kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok
besar, yaitu rekening rill, dan rekening normal. Rekening riil yaitu
rekening-rekening yang dilaporkan pada neraca, sedangkan rekening nominal
adalah rekening-rekening yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba.
Selain itu, menurut Wiranto akun/rekening dalam akuntansi
adalah alat yang paling dasar dalam akuntansi. Alat ini adalah suatu catatan
rinci dari semua perubahan yang terjadi di dalam assets, liabilities atau owner's equity selama satu periode waktu
tertentu. Agar mudah mencari informasi, maka akun tersebut dikelompokkan ke
dalam suatu buku besar (ledger),
yaitu buku yang berisi kumpulan akun-akun.
4.3.
KLASIFIKASI REKENING
Dalam daftar rekening,
rekening-rekening diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Rekening
aset
2. Rekening
utang
3. Rekening
modal
4. Rekening
pendapatan
5. Rekening
harga pokok dan biaya
Pada klasifikasi rekening di atas rekening-rekening aset,
utang, dan modal merupakan rekening riil yaitu rekening-rekening yang
dilaporkan pada neraca hotel. Adapun rekening-rekening pendapatan dan harga
pokok dan biaya merupakan rekening nominal yang dicantumkan pada laporan
rugi-laba. Ciri rekening-rekening riil adalah bahwa saldonya berkelanjutan (carry-over) dari satu periode akuntansi
ke periode akuntansi berikutnya. Sebaliknya, rekening-rekening nominal saldonya
ditutup (close to zero) setiap akhir
satu periode akuntansi. Dengan kata lain, ciri rekening nominal adalah selalu
mulai dari awal untuk setiap periode akuntansi.
4.4.
CATATAN-CATATAN AKUNTANSI YANG DIPERLUKAN
Untuk dapat melaksanakan siklus akuntansi, setiap perusahaan,
termasuk hotel, harus memiliki catatan-catatan akuntansi yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Bukti
transaksi sebagai dokumen pendukung dalam membukukan setiap transaksi. Contoh
bukti transaksi misalnya nota pembelian daging ayam segar di rekanan A untuk 5
januari 2006.
2. Jurnal
atau buku pencatatan awal (book of
original entry): digunakan untuk mengklasifikasikan dan membukukan bukti
transaksi butir (1) di atas.
3. Buku
besar (ledger): untuk mencatat efek
setiap transaksi pada setiap rekening aset, utang, dan modal.
4.5.DAFTAR
REKENING UNTUK HOTEL
Daftar rekening merupakan daftar isi aktivitas serta sumber
daya yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Dalam menyusun
daftar rekening, setiap rekening diberi kode dengan nomor dan jumlah angka
tertentu. Biasanya jumlah angka untuk menyusun daftar rekening terdiri dari
tiga angka. Berikut dibahas penomoran dan contoh daftar rekening untuk
diterapkan di industri perhotelan. Perlu diingat bahwa contoh daftar rekening
ini hanya merupakan panduan, yang bisa jadi tidak tepat benar untuk hotel
tertentu serta dapat diubah sesuai dengan keperluan. Contoh daftar rekening
untuk industri perhotelan diadaptasi dari Uniform
System of Accounts for the Lodging Industry (USALI) Ninth Edition, terbitan
The Educational Institute of the American Hotel & Motel Association 1996.
1. Penomoran
daftar rekening
Sebagai panduan dapat
dipertimbangkan cara penomoran berikut:
·
100-900: Aset
·
200-280: Utang
·
280-299: Modal
·
300-399: Pendapatan
·
400-499: Harga pokok dan biaya
·
500-599: Gaji dan upah
·
600-699: Biaya lain
·
700-799: Beban tetap
2. Contoh
Daftar Rekening
ASET
AKTIVA LANCAR
100: Kas
101.
Kas kecil
102.
Bank A
103.
Kas dalam USD
104.
Deposito berjangka
110: Investasi jangka
pendek/marketable securities
111.
PT MMN
112.
PT KBL
120: Piutang
121.
Rekening tamu
122.
City
ledgers
-1.
Kartu kredit
-2.
Perusahaan
-3.
Pemerintah
123.
Paid-out
124.
Antarperusahaan
125.
Pemilik (holding company)
126.
Piutang lain-lain
130: Notes receivables
131.
Piutang dari pemilik
132.
Lain-lain
140: Persediaan
141.
Makanan
142.
Minuman keras (liquor)
143.
Minuman ringan dan bir
144.
Anggur
145.
Material
dan supplies
146.
Gas LPG
147.
Alat tulis kantor
148.
Lain-lain
150: Pembayaran di muka
(prepaid expense)
151.
Pembayaran di muka asuransi
152.
Pembayaran di muka pajak
153.
Pembayaran di muka kontrak/sewa
154.
Pembayaran bunga
155.
Pembayaran di muka lain-lain
AKTIVA JANGKA PANJANG (AKTIVA
TETAP)
160. Piutang jangka
panjang
165. Investasi jangka
panjang
170. Property and Equipment
-1.
Tanah
-2.
Gedung dan perlengkapan gedung
-3.
Furniture
and fixtures
-4.
Mesin dan peralatan
-5.
Perlengkapan data processing
-6.
Kendaraan hotel
-7.
Tembikar
-8.
Glassware
-9.
Silverware
-10.
Lena
-11.
Pakaian Seragam
190. Aktiva tetap
lain-lain
191. Security deposit
192. Biaya Prapembukuan
UTANG
UTANG LANCAR
200. Utang
-1.
Utang Dagang
-2.
Utang gaji dan upah
-3.
Utang jasa layanan
-4.
Utang pajak pembangunan I
-5.
Utang pajak penghasilan badan
-6.
Utang dividen
-7.
Utang antarperusahaan
-8.
Utang pajak atas gaji dan upah
-9.
Utang jamsostek
-10.
Utang pajak bumi dan bangunan
-11.
Pendapatan diterima lebih dahulu
220. Uang muka (advance deposit)
221. Uang muka pemesanan kamar
222. Uang muka pesta perjamuan
230. Utang yang
diperhitungkan
231. Gaji dan upah
232. Telepon dan Faksimil
233. Listrik
234. PDAM
235. Gas LPG
236.
Porsi utang jangka panjang yang jatuh tempo
UTANG JANGKA PANJANG
250:
Utang Jangka Panjang
251. Utang Hipotek
252. Utang Antar Perusahaan
260:
Akumulasi penyusutan, penyisihan , dan amortisasi.
1. Gedung dan perlengkapan gedung
2. Furniture and fixtures
3. Mesin dan peralatan
4. Perlengkapan data processing
5. Kendaraan
6. Tembikar
7. Glassware
8. Silverware
9. Lena
10. Pakaian seragam
11. Piutang ragu-ragu
12. Dana pension
13. Tunjangan hari raya/jasa produksi
14. Amortisasi biaya prapembukaan
MODAL
UNTUK PERSEROAN
TERBATAS (PT)
300:
MODAL
310. Saham biaya
320. Saham preferensi
330. Laba yang ditahan
331. Rugi-laba tahun berjalan
332. Dividen yang belum
didistribusikan
333. Laba yang belum
didistribusikan
340. Agio/Disagio saham
350. Saham dibeli kembali (treasury stocks)
UNTUK PERUSAHAAN PERSEORANGAN
/ PERSEKUTUAN
300:
MODAL
310. Modal
pemilik/sekutu
320. Prive
pemilik/sekutu
330. Laba yang ditahan
331. Rugi
–laba tahun berjalan
332. Laba
yang belum didistribusikan
PENDAPATAN
400:
Pendapatan kamar
401. Transient-regular
402. Konvensi-group
403. Day-use
410. Pendapatan lain-lain
411. Penyesuaiaan pendapatan
420:
Pendapatan Makanan
421. Restoran A
422. Room
service
423. Pendapatan lain
424. Penyesuaian pendapatan
430:
Pendapatan Minuman
431. Restoran A
432. Bar A
433. Pendapatan lain
434. Penyesuaian pendapatan
440:
Telekomonikasi (telepon, faksimil, dan internet)
441. Lokal
442. SLJJ
443. Internasional
444. Internet
445. Faksimil
446. Penyesuaian pendapatan
450:
Pendapatan binatu
451. Binatu-tamu
452. Dry cleaning
453. Penyesuaian pendapatan
460:
Penyewaan ruangan
461. Ruangan kantor
462. Ruangan pertokoan
470:
Pendapatan lain-lain
471. Komisi
472. Penjualan barang bekas
BIAYA DAN HARGA POKOK
BIAYA OPERASIONAL
DEPARTEMEN
510:
Kamar-kantor depan
511. Gaji dan upah
512. Pemesanan kamar
513. Komisi
514. Pakaian seragam
515. Kesejahteraan karyawan
516. Alat tulis kantor
517. Biaya lain
520:
Kamar-tata graham
521. Gajih dan upah
522. Tembikar dan gelas
523. Pakaian seragam
524. Lena
525. Kesejahteraan karyawan
526. Bahan pembersih
527. Alat tulis kantor
528. Biaya lain
530:
Harga pokok makanan dan minuman
531. Harga pokok makanan konsumsian
532. Penyesuaian untuk harga pokok makanan
konsumsian
533. Harga pokok minuman konsumsian
534. Penyesuaian untuk harga pokok minuman
konsumsian
540.
Makanan dan minuman
1. Gaji dan upah
2. Tembikir (chinaware) dan gelas (glassware)
3. Pakaian Seragam
4. Lena
5. Kesejahteraan karyawan
6. Bahan pembersih
7. Peralatan dari perak
8. Binatu untuk lena
9. Pertunjukan music
10. Gas LPJ
11. Alat tulis kantor
12. Biaya lain
550.
Telekomunikasi (telepon, faksimil, dan internet)
551. Gaji dan upah
552. Pakaian seragam
553. Kesejahteraan karyawan
554. Alat tulis kantor
555. Biaya telepon dan internet
556. Biaya pemeliharaan peralatan
560.
Biaya binatu dan dry cleaning
561. Gaji dan upah
562. Pakaian seragam
563. Kesejahteraan karyawan
564. Alat tulis kantor
565. Biaya bahan kimia
570.
Biaya kolam renang
571. Gaji dan upah
572. Pakaian seragam
573. Kesejahteraan karyawan
574. Alat tulis kantor
575. Biaya listrik
576. Biaya pemeliharaan peralatan
577. Biaya bahan dipakai habis untuk kolam
renang
BIAYA OPERASIONAL TIDAK
TERDISTRIBUSIKAN
610.
Biaya pemrosesan data (data processing)
611. Gaji dan upah
612. Pakaian seragam
613. Kesejahteraan karyawan
614. Alat tulis kantor
615. Pemeliharaan hardware
616. Pemeliharaan software
617. Biaya lain
620.
Biaya sumber daya manusia
621. Gaji dan upah
622. Pakaian seragam
623. Kesejahteraan karyawan
624. Alat tulis kantor
625. Biaya kesehatan
626. Biaya hubungan industrial
627. Biaya perekrutan
628. Biaya pelatihan
629. Biaya transportasi
630.
Biaya administrasi dan umum
1. Gaji dan upah
2. Pakaian seragam
3. Kesejahteraan karyawan
4. Alat tulis kantor
5. Biaya komisi kartu kredit
6. Sumbangan
7. Biaya asuransi umum
8. Biaya penagihan kartu kredit
9. Biaya over/short
10. Biaya rapat
11. Biaya perjalanan dan perjamuan
12. Biaya penyisihan piutang ragu-ragu
13. Biaya tenaga professional
640.
Biaya pemasaran
1. Gaji dan upah
2. Pakaian seragam
3. kesejahteraan karyawan
4. Alat tulis kantor
5. Biaya komisi
6. Biaya pencetakan grafis untuk in-house
7. Biaya surat-menyurat
8. Biaya advertensi
9. Biaya iuran pemasaran
10. Biaya penjamuan
11. Biaya sales calls
12. Biaya cetakan untuk promosi
650.
Biaya pemeliharaan dan energy
1. Gaji dan upah
2. Pakaian seragam
3. Kesejahteraan karyawan
4. Alat tulis kantor
5. Pemeliharaan gedung
6. Peralatan listrik dan mekanik
7. Tirai dan konden
8. Pemeliharaan taman
9. Peralatan teknik
10. Pemeliharaan tangga berjalan dan
elevator
11. Pemeliharaan mebeler
12. Pengecatan dan dekorasi ulang
13. Penanganan limbah dapur
14. Pembasmi hama
15. Bahan dipakai habis pemeliharaan
16. Premium, solar, oli
17. Gas
18. Listrik
19. Air
20. Biaya lain
BEBAN
TETAP
700.
Management fees
710.
Biaya sewa atau leasing
711.
Tanah
712.
Gedung
713.
Peralatan
714.
Peralatan Telepon
715.
Peralatan data processing
716.
Lisensi software
717.
Kendaraan
720.
Pajak
721.
Pajak Bumi dan Bangunan
722.
Pajak Penghasilan Badan
723.
Pajak lainnya
730.
Biaya asuransi
731.
Gedung dan perelengkapan gedung
732.
Kendaraan hotel
733.
Asuransi lainnya
740.
Biaya bunga
741.
Bunga kredit jangka panjang
742.
Bunga lainnya
750.
Depresiasi amortisasi dan penyisihan
-1.
Gedung dan perlengkapan gedung
-2.
Mesin dan peralatan
-3.
Perlengkapan data processing
-4. Kendaraan
-5. Furniture and fixtures
-6. Tembikar
-7. Glassware
-8. Silverware
-9. Lena
-10. Pakaian seragam
-11. Leasing modal
-12. Amortisasi biaya prapembukaan
770.
Rugi/laba penjualan aktiva tetap
790.
Pajak atas gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
791.
Gaji dan upah
792.
Jamsostek
793.
Dana pension
794.
Makanan dan minuman karyawan
795.
Pakaian seragam
796.
Tunjangan hari raya/jasa produksi
797.
Tunjangan kesehatan
798.
Pajak lainnya
Dari daftar rekening di atas, rekening
utang, property and equipment,
akumulasi penyusutan, penyisihan, dan amortisasi, makanan dan minuman,
administrasi dan umum (A&G), pemasaran, dan pemeliharaan dan energy;
penomoran rekening yang merupakan bagian dari rekening-rekening tersebut (buku pembantu) diisi dengan tanda
garis pisah (-). Hal ini dilakukan kerena kegiatan pada rekening-rekening
tersebut relatif banyak, melampaui
sepuluh kegiatan. Bila nomor rekening tidak diberi tanda garis pisah maka dapat
membingungka karena akan tumpang tindih dengan sistem penomoran daftar
rekening. Misalnya, tanpa tanda garis pisah, rekening administrasi dan umum
untuk biaya rapat akan bernomor 640. Nomor ini akan membingungkan dengan nomor
rekening biaya pemasaran yang juga bernomor 640.
4.6 BENTUK-BENTUK REKENING
Dalam praktik akuntansi, rekening memiliki beberapa
bentuk (format) dari yang sederhana
sampai yang lebih lengkap. Demikian pula format dengan komputer berbeda dengan
yang dikerjakan secara manual.
1.
BENTUK
REKENING T
Menurut Purnamasari, bentuk
perkiraan (akun) yang sederhana adalah terdiri dari tiga bagian:
a. Nama
perkiraan, menjelaskan tentang jenis aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan
biaya.
b. Tempat
untuk mencatat penambahan yang terjadi pada perkiraan yang bersangkutan.
c. Tempat
untuk mencatat pengurangan
Contoh
bentuk perkiraan ( T Account) :
Pada
contoh di atas, perkiraan kas bersaldo debit sebesar Rp 4.300.000 oleh karena
total sisi debit lebih besar daripada total sisi kredit.
2.
BENTUK
REKENING DUA KOLOM
Bentuk rekening dua kolom, biasa juga disebut T account karena
bentuknya seperti huruf T, paling lazim
digunakan sebagai contoh dalam penjelasan transaksi di kelas akuntansi. Dengan
bentuk T ini, rekening hanya terdiri dari dua kolom, yaitu debet disebelah kiri dan kredit disebelah kanan.
Bila jumlah debet lebih besar dari pada kredit maka saldonya adalah debet dan
sebaliknya. Kini dengan perjalanan waktu , bentuk dua kolom sudah sangat jarang
digunakan dalam praktik akuntansi.
Contoh
rekening dua kolom
Rekening: Kas Nomor rekening : 100
|
|||||||
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Kredit
|
Contoh
penerapan transaksi debet dan kredit
pada rekening
Rekening: Kas Nomor rekening : 100
|
|||||||
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Kredit
|
2000
Jan
2
3
31
|
Saldo Awal
Setoran Modal
Pinjaman Bank
Pendapatan Jasa
Angkutan
Penerimaan Tagihan
|
1
1
2
2
|
4.000.000
5.000.000
500.000
150.000
9.650.000
|
2000
Jan
3
15
31
|
Pembelian kendaraan
Pembayaran hutang
Biaya usaha
Saldo Akhir
|
1
1
2
|
7.400.000
130.000
525.000
1.596.000
9.650.000
|
3.
BENTUK
REKENING TIGA KOLOM
Bentuk rekening tiga kolom kini juga lazim
diterapkan karena dapat menagkap lebih banyak informasi, terutama mengenai
saldo suatu rekening. Pada rekening tiga kolom ini, debet tetap berada di sisi
kiri dari kredit , dan satu kolom yang paling luar yang menunjukan saldo
rekening yang bersangkutan. Untuk rekening yang dikerjakan secara manual, saldo
kredit biasanya diisi dengan tanda kurung () atau warna merah. Namun, dengan
teknologi komputerisasi , saldo kredit bisa diberi tanda minus (-).
Contoh
rekening tiga kolom
Rekening: Kas Nomor rekening :
100
|
|||||
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
Contoh
penerapan transaksi debet dan kredit
pada rekening
4.
BENTUK
REKENING EMPAT KOLOM
Seperi namanya, rekening ini memiliki empat kolom yang
terdiri atas debet dan kredit untuk membukukan transaksi, dan saldo rekening
bersangkutan yang terdiri dari debet dan kredit. Pencatatan transaksi dengan rekening empat
kolom ini sangat membutuhkan ketelitian, terutama ketika membukukan saldo suatu
rekening. Dengan rekening empat kolom ini, akuntansi tidak perlu lagi member
tanda minus atau dalam kurung untuk saldo kredit karena kolom kredit sudah
tersedia pada saldo rekening.
Menurut Purnamasari, Keuntungan dari
penggunaan bentuk empat kolom adalah adanya kemungkinan untuk setiap saat dapat
memperlihatkan saldo akhir perkiraan tersebut. Kemungkinan kekaburan dan
kesalahan ketika mencantumkan saldo perkiraan dalam neraca saldo dapat (trial balance) dapat diperkecil.
Contoh
rekening empat kolom
Rekening: Kas
Nomor rekening : 100
|
||||||
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||||
Contoh
penerapan transaksi debet dan kredit
pada rekening
Rekening piutang yang merupakan aset hotel, jumlahnya
meningkat dengan transaksi debet dan berkurang dengan transaksi kredit. Saldo
normal untuk piutang adalah debet. Berikut diberikan contoh pembukuan transaksi
pada rekening. Angka-angka yang dicatat pada rekening di bawah ini hanya
bersifat ilustrasi.
Rekening: Piutang Nomor rekening : 100
|
|||||
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
10/1/06
|
JP 1
|
100.000
|
100.000
|
||
30/1/06
|
JPK 2
|
60.000
|
40.000
|
||
Keterangan:
1. Nama
rekening, diisi nama rekening yang bersangkutan
2. Kode
rekening, diisi nomor rekening yang bersangkutan
3. Tanggal,
untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
4. Keterangan,
digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
5. Ref,
atau referensi, digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang menjadi
sumber pencatatan.
6. Debit
dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi.
7. Saldo,
untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat dalam
akun tersebut.
4.7 ATURAN DEBIT DAN KREDIT
Aturan untuk mendebit atau mengkredit suatu perkiraan pada umumnya dapat dijelaskan
seperti di bawah ini.
Perkiraan Neraca
Aturan debit dan kredit untuk perkiraan-perkiraan neraca dapat dijelaskan dalam gambar berikut:
Bila suatu pos aktiva bertambah, maka
perkiraan yang bersangkutan di debit, sedangkan bila suatu transaksi
mengakibatkan pos tersebut berkurang maka perkiraannya di kredit. Untuk pos-pos
kewajiban dan modal, kredit berarti penambahan dan debit berartipengurangan.
Perkiraan Perhitungan
Rugi Laba
Penerapan aturan debit kredit untuk
perkiraan pendapatan dan biaya didasarkan pada hubungannya dengan perkiraan
modal. Pendapatan menambah modal dicatat sebagai kredit. Biaya mengakibatkan
pengurangan terhadap modal dicatat sebagai debit.
Aturan debit – kredit yang diterapkan untuk pendapatan dan biaya digambarkan seperti di bawah ini:
Pengambilan uang ini dicatat sebagai debit
pada suatu perkiraan yang disebut Prive (drawing).
Debit pada perkiraan ini dianggap sebagai pengurangan modal dan penambahan
perkiraan prive
REFERENSI:
Purnamisari,
Warsani. 2014. Contoh Transaksi Dua Kolom Hotel. Https://www.google.co.id/search?hl=id&ie=ISO-8859-1&q=contoh+
transaksi+dua+kolom+hotel. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2017.
Wiranto.
2015. Pengertian Akun dalam Akuntansi. Http:// www.materiakuntansi.com/pengertian-akun-dalam-akuntansi/&sa=U&
ved=0ahUKEwiZieD9k9HSAhXLtY8KHTWdCRAQFggfMAY&usg=AF QjCNHPjBN_1KBTiDKIB4tysjPvsGwZhw. Diakses
pada tanggal 10 Maret 2017.
Wirasha,
IBM. 2010. Akuntansi Perhotelan - Penerapan Uniform System of Accounts Ledging Industry. Yogyakarta:
CV Andi.
1 Tanggapan untuk "MAKALAH_AKUNTANSI PERHOTELAN DAFTAR REKENING"
Post a Comment