RESUME GAMBARAN UMUM DAN DASAR-DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN



“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN”
RESUME
GAMBARAN UMUM DAN DASAR-DASAR
 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN




OLEH :
KELAS V D
NI LUH JUNIA PURNAMI                                    NIM : 1417051041
NI KADEK DWI ARIASTINI                   NIM : 1417051037
I GUSTI AYU MURNIATI                                    NIM : 141705 1230
PANDE MADE  MITA SARTIKA P.       NIM : 1417051218
NI KADEK NIA DAMAYANTI                NIM : 1417051221
           

AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA

2016
GAMBARAN UMUM DAN DASAR-DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
A.    JENIS LAPORAN KEUANGAN
Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu :
1.      Neraca.
Neraca (balanced sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2.      Laoran Laba Rugi.
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi.
3.      Laporan perubahan modal.
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini baru akan dibuat apabila memang ada perubahan modal.
4.      Laporan arus kas.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kan keluar (cash out) selama periode tertentu.
5.      Laporan catatan atas laporan keuangan.
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangaan yang memerlukan penjelasan tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

B.     NERACA
      Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Kemudian, neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu.
      Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga, yaitu :
1.      Aktiva lancar;
2.      Aktiva tetap; dan
3.      Aktiva lainnya.
Kemudian, kewajiban dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1.      Kewajiban lancar (utang jangka pendek); dan
2.      Utang jangka panjang.
Sementara itu, komponen modal terdiri dari :
1.      Modal setor;
2.      Laba yang ditahan dan lainnya.
      Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan secara berurutan dari atas ke bawah untuk neraca berbentuk skontro (account form). Sementara itu, untuk neraca yang berbentuk laporan (report form), penyusunannya dimulai dari atas secara berurutan ke bawah.
Secara garis besar komponen neraca dapat digambarkan sebagai berikut.
1.      Aktiva lancar

a.       Kas
b.      Rekening pada bank ( rekening giro dan rekening tabungan)
c.       Deposito berjangka (time deposit)
d.      Surat-surat berharga (efek-efek)
e.       Piutang
f.       Pinjaman yang diberikan
g.      Sediaan
h.      Biaya yang dibayar di muka
i.        Pendapatan yang masih harus diterima
j.        Aktiva lancar lainnya

2.      Penyertaan
3.      Aktiva tetap
a.       Aktiva tetap berwujud

-          Tanah
-          Mesin
-          Bangunan
-          Peralatan
-          Kendaraan
-          Akumulasi penyusutan
-          Aktiva tetap lainnya

b.      Aktiva tetap tidak berwujud

-          Goodwill
-          Hak cipta
-          Lisensi
-          Merek dagang

4.      Aktiva lainnya

a.       Gedung dalam proses
b.      Tanah dalam penyelesaian
c.       Piutang jangka panjang
d.      Uang Jaminan
e.       Uang muka investasi
f.       Dan lainnya

            Kemudian, komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva sebagai berikut.
1.      Utang lancar ( kewajiban jangka pendek)

a.       Utang dagang
b.      Utang wesel
c.       Utang bank
d.      Utang pajak
e.       Biaya yang masih harus dibayar
f.       Utang sewa guna usaha
g.      Utang dividen
h.      Utang gaji
i.        Utang lancar lainnya

2.      Utang jangka panjang

a.       Utang hipotek
b.      Utang obligasi
c.       Utang bank jangka panjang
d.      Utang jangka panjang lainnya

3.      Ekuitas

a.       Modal saham
b.      Agio saham
c.       Laba ditahan
d.      Cadangan laba
e.       Modal sumbangan

AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL
 
      Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aktiva dan pasiva harus seimbang atau sama.


C.    BENTUK NERACA
Dalam menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Di samping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah distandardisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca. Perusahaan dapat memilih salah satu dari bentuk, yaitu:
a.       Bentuk skontro (account form)
b.      Bentuk laporan (report form)
c.       Bentuk lainnya yang disesuaikan dengan keinginan perusahaan.
Neraca berbentuk skontro merupakan neraca yang bentuknya seperti huruf “T”, oleh karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan bentuk horizontal.
Bentuk report form atau bentuk laporan sering disebut juga bentuk vertical. Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas terus ke bawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal.
Penjelasan masing-masing komponen yang ada di neraca adalah sebagai berikut:
Aktiva merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Kemudian aktiva juga ada yang berwujud dan ada yang tidak berwujud.
Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan pada saat dibutuhkan dan paling lama 1 tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya. Komponen yang ada di aktiva lancar terdiri dari kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, sewa dibayar dimuka, dan aktiva lancar lainnya. Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari aktiva yang paling lancar, artinya yang paing mudah untuk dicairkan.
Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari 1 tahun. Secara garis besar, aktiva tetap dibagi dua macam, yaitu: aktiva tetap berwujud (tampak fisik) seperti: tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan lainnya, dan aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak yang dimiliki perusahaan, contoh hak paten, merek dagang, goodwill, lisensi dan lainnya.
Aktiva lainnya merupakan harta atau kekayaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada dalam aktiva lainnya adalah seperti bangunan dalam proses, piutang jangka panjang dan lainnya.
Utang lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal 1 tahun. Oleh karena itu, utang lancar disebut juga utang jangka pendek. Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
Kas merupakan uang tunai yang dimiliki perusahaan dan dapat digunakan setiap saat. Kas merupakan komponen aktiva lancar paling dibutuhkan guna membayar berbagai kebutuhan yang diperlukan.
Surat-surat berharga merupakan harta perusahaan yang ditanamkan dalam bentuk kertas berharga dan memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada konsumennya secara kredit.
Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat. Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan.
Penghasilan atau pendapatan yang masih harus diterima. Diperoleh misalnya dalam melakukan transaksi penjualan, biasanya pembayaran dilakukan disamping secara tunai juga sering dilakukan secara kredit atau pembayaran di belakang.
Biaya yang di bayar dimuka merupakan biaya atau pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh suatu barang dan jasa dari pihak lain yang akan datang.
Utang wesel merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain akibat adanya perjanjian tertulis yang dilakukan oleh perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu, dalam waktu tertentu pula.
Obligasi merupakan utang perusahaan kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena perusahaan menerbitkan obligasi tertentu kemudian dijual kepada pihak lain.
Hipotek merupakan utang perusahaan yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu. Hipotek biasanya diterbitkan dalam jangka waktu yang relatif panjang di atas satu tahun.
Modal merupakan hak yang dimiliki perusahaan. Komponen modal yang terdiri dari: modal disetor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba., dan lainnya.
Laba ditahan merupakan laba atau keuntungan perusahaan yang belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya ada keuntungan perusahaan yang belum dibagikan dividennya dan masih disimpan sampai waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.
Cadangan laba merupakan bagian dari laba perusahaan yang tidak dibagi ke pemegang saham pada periode ini, akan tetapi sengaja dicadangkan perusahaan untuk laba periode berikutnya.
D.    LAPORAN LABA RUGI
            Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi juga melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya dalam periode yang sama. Dari jumlah pendapatan dan biaya ini akan terdapat selisih jika dikurangkan. Selisih dari jumlah pendapatan dan biaya ini disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, dikatakan perusahaan dalam kondisi laba (untung). Namun, jika sebaliknya, jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dalam kondisi rugi.
      Pengertian laba rugi ini sesuai yang dikatakan James C.Van Horne, yaitu ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu , biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan.
      Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.      Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan.
2.      Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari di luar usaha pokok perusahaan
Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya juga terdiri dua jenis, yaitu:
1.      Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari usaha pokok perusahaan
2.      Pengeluaran atau biaya yang dibebankan dari luar usaha pokok perusahaan
Untuk lebih jelasnya berikut ini komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba-rugi.
1.      Penjualan (pendapatan)
2.      HPP
3.      Laba kotor
4.      Biaya operasi
·         Biaya umum
·         Biaya penjualan
·         Biaya sewa
·         Biaya administrasi
·         Biaya operasi lainnya
5.      Laba kotor operasional
6.      Penyusutan (depresiasi)
7.      Pendapatan bersih operasi
8.      Pendapatan lainnya
9.      Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT
10.  Biaya bunga terdiri dari:
·         Bunga wesel
·         Bunga bank
·         Bunga hipotek
·         Bunga obligasi
·         Bunga lainnya
11.  Laba sebelum pajak atau EBT
12.  Pajak
13.  Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT
14.  Laba per lembar saham
E.     BENTUK LABA RUGI
Bentuk laporan laba rugi dapat disusun sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan. Namun penyusunan tidak dibuat dalam bentuk yang sembarangan, namun harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Dalam praktiknya laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu:
1.      Bentuk tunggal (single step);
2.      Bentuk majemuk (multiple step).
Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama single step  merupakan gabungan dari jumlah seluruh penghasilan, baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (nonoperasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan diluar usaha.
Sementara itu, bentuk multiple step merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (nonoperasional). Artinya terlebih dulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penghasilan diluar pokok dengan biaya diluar pokok.

F.     UNSUR-UNSUR LAPORAN LABA RUGI
Unsur-unsur yang penting dari laporan laba rugi terdiri dari penghasilan utama (operating revenue atau sales), harga pokok penjualan (cost of goods sold), biaya usaha (operating expenses), penghasilan dan biaya di luar usaha pokok (other income and expenses atau nonoperating), dan pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extraordinary items).
1.      Penghasilan Utama (Sales)
Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa, atau perusahaan industry berupa hasil penjualan barang atau jasa kepada pembeli, langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.

2.      Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Bagi perusahaan industry harga pokok penjualan meliputi ongkos-ongkos bahan dasar, tenaga kerja, dan ongkos pabrik tidak langsung yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Adapun harga pokok jasa terdiri atas biaya-biaya bahan (supplies), tenaga kerja, dan unsur lain yang timbul pada penciptaan jasa itu.
3.      Biaya Usaha (Operating Expenses)
Biaya usaha umumnya dipisahkan menjadi dua bagian, yakni biaya penjualan atau biaya pemasaran (Selling expenses) serta biaya umum dan administrasi (general amd administrative expend).
Biaya penjualan mencakup biaya-biaya yang langsung berhubungan dengan penjualan dan pengiriman barang dagangan.
Biaya umum dan administrasi meliputi biaya-biaya pengawasan umum dan penyelenggaraan administrasi kantor, pemeliharaan catatan akuntansi, pembelian, korespondensi umum, penagihan piutang, dan lain-lain.
4.      Penghasilan dan Biaya Nonoperating (Other Income and Expenses)
Penghasilan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. Penghasilan lainnya misalnya penghasilan bung, penghasilan sewa, penghasilan dividen, penghasilan komisi, dan lain-lain. Biaya lain misalnya biaya bunga, biaya sewa, dan lain-lain.
5.      Pos-Pos Insidentil (Extraordinary Items)
Pos-pos insidentil adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang dilakukan atau transaksi yang bersifat insidentil. Misalnya laba atau rugi dari penjualan surat-surat berharga dengan aktiva lain selain barang dagangan, koreksi atas laba yang diperoleh periode sebelumnya, pajak atas laba insidentil.

G.    CARA MEMBACA LAPORAN KEUANGAN
Untuk membaca suatu laporan keuangan diperlukan cara yang praktis agar mudah dimengerti dan dipahami. Tujuannya adalah agar hal-hal yanh terkandung dan dilaporkan dalam laporan keuangan dapat diketahui secara keseluruhan, baik posisi maupun kondisi perusahaan tersebut. Terkadang kita tidak terlalu yakin bahwa laporan yang dibuat perusahaaan terkadang perlu diragukan kebenarannya artinya ada hal-hal yang ada yang disembunyikan atau tersembunyi sehingga perlu kejelian untuk melihatnya. Dalam membaca laporan keuangan tentu saja setiap orang memiliki cara tertentu untuk membacanya. James O. Gill menjelaskan cara membaca laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1.      Mulai Dari Belakang
Setiap laporan keuangan akan memuat siapa yang mengaudit laporan keuangan tersebut. Hal ini penting untuk diketahui agar laporan keuangan yang disusun tersebut dapat dikatakan sah secara hukum. Biasanya laporan yang dibuat oleh auditor independen dimuat di bagian belakang laporan tahunan. Dalam membaca laporan keuangan, hal-hal perlu memperoleh perhatian adalah:
a.       Jika terdapat laporan lebih dari dua paragraf standar mengenai proses audit dan tes kecocokan serta konsistensi dengan prinsip-prinsip akuntansi umum yang dapat diterima.
b.      Jika auditor menekankan hal-hal yang juga terdapat pada bagian lain laporan, curigailah bahwa mungkin terjadi hal yang tidak semestinya.
c.       Laporan audit seharusnya singkat dan lengkap.
2.      Catatan Kaki
Catatan kaki harus diperiksa untuk melihat apakah perusahaan telah mengubah prinsip atau metode akuntansinya. Seandainya perusahaan mengubah metode akuntansinya, mungkin mereka sedang menyajikan angka-angka yang terbaik. Dalam catatan kaki, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar catatan kaki dapat dimengerti yaitu sebagai berikut:
a.       Kalimat yang mengatakan memulihkan kerugian tiga tahun sebelumnya.
b.      Penggunaan metode penyusutan dan sediaan mesti dilihat secara jelas mengingat peraturan pajak yang sering berubah.
c.       Pahami jika ada kalimat cadangan untuk masa sulit atau suatu hal dan lainnya. Kalimat ini mungkin menyembunyikan keberuntungan besar yang diperoleh perusahaan.
d.      Penundaan pengeluaran, yaitu ada pengeluaran yang tidak ditulis seluruhnya pada saat pengeluaran itu terjadi, tujuannya adalah untuk mendapatkan konsumen sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
e.       Pengambilan persentase penyelesaian.
3.      Laporan Keuangan
Dalam membandingkan rasio dari seluruh tahun yang dilaporkan, berikan perhatian khusus untuk piutang dan sediaan. Jika laporan tidak menyebutkan rasionya, harus melakukan sendiri. Kemudian perlu dicari apakah ada perbedaan dengan cara membandingkan antara laporan keuangan yang ada:
a.       Periksa dan perhatikan aliran kas menurut waktunya dan apa saja yang sudah dilakukan dengan kas tersebut.
b.      Periksa apakah uang di investasikan lagi, digunakan untuk membayar dividen, membayar utang yang jumlahnya besar.
c.       Periksa apakah penjualan meningkat.
d.      Periksa laba per lembar saham.
4.      Surat CEO
Periksa surat CEO atau presiden karena surat ini memberikan petunjuk mengenai jalannya perusahaan. Isi surat itu harus sejalan dengan apa yang  telah anda temukan seperti berikut ini :
a.       Perhatikan kata-kata lemah dalam surat ini: kami sedang berusaha melakukan, terus bergerak maju, hampir selesai, dianggap demikian, serta kecuali untuk, dan seterusnya.
b.      Waspadai juga kata-kata yang terkesan permohonan maaf atau yang lebih banyak dibumbui ketimbang kata-kata tindakan saat menganalisis perubahan dalam penjualan, utang atau laba.
c.       Surat tersebut harus memberi penjelasan yang mudah dipahami mengenai apa yang sedang terjadi, perusahaan sedang menuju ke arah mana, bagaimana cara mencapainya dan mengapa. Surat yang baik akan melaporkan sebagaimana aslinya dan lengkap.
d.      Periksa laporan tahunan catatan kaki, apakah penyusutan dihitung dengan metode garis lurus untuk laporan tahunan, namun metode dipercepat untuk laporan pajak.
e.       Selain itu, sediaan umumnya dilaporkan dalam laporan tahunan dengan sediaan rata-rata, namun dalam formulir pajak dengan LIFO atau FIFO, ini cara legal untuk menghindari pajak.
5.      Penjelasan dan Analisis
Langkah selanjutnya adalah periksa penjelasan dan analisis yang disediakan dalam laporan keuangan. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut.
a.       Perhatikan apakah saham telah dijual dan digunakan, apakah untuk meluaskan pabrik atau meningkatkan penjualan, ataukah untuk membayar utang.
b.      Periksa kualifikasi manajemen puncak.
Umumnya para auditor melakukan tugas dengan baik, tidak menyetujui atau mengesahkan laporan untuk kepentingan pengusaha.

H.    PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
      Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
I.       TUJUAN DAN MANFAAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1.      Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu perode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2.      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3.      Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5.      Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6.      Dapat juga digunakan sebagai sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang meeka capai.
J.      BENTUK-BENTUK DAN TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut.
1.      Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja.
2.      Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a.       Analisis perbandingan antara laporan keuangan;
b.      Analisis trend;
c.       Analisis persentase per komponen;
d.      Analisis sumber dan penggunaan dana;
e.       Analisis sumber dan penggunaan kas;
f.       Analisis rasio;
g.      Analisis kredit;
h.      Analisis laba kotor;
i.        Analisis titik impas (break even point)

      Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara lain :
a.       Angka-angka dalam rupiah;
b.      Angka-angka dalam persentase;
c.       Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah;
d.      Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah maupun dalam persentase.
      Analisis ini dilakukan untuk mengetahui :
a.       Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva;
b.      Struktur permodalan;
c.       Komposisi biaya terhadap penjualan.

 DAFTAR PUSTAKA
Jumingan, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "RESUME GAMBARAN UMUM DAN DASAR-DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN"

Postingan Populer