JAWABAN UAS INVESTASI DAN PASAR MODAL


UAS
INVESTASI DAN PASAR MODAL











OLEH :

NI LUH JUNIA PURNAMI
NIM : 1417051041
KELAS IV H





AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016



1.      
Kelompok Saham Sejenis :
  1. Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
Sektor : Properti Dan Real Estate
Sub Sektor : Konstruksi Bangunan
  1. Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
Sektor : Properti Dan Real Estate
Sub Sektor : Konstruksi Bangunan
Kelompok Saham Tidak Sejenis :
  1. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Sub Sektor : Farmasi
  1. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
Sub Sektor : Telekomunikasi

2.     Tabel Closing Price Saham

Tanggal

WSKT

WIKA

KLBF

TLKM

2-05-2016

2.370

2.580

1.340

3.450

3-05-2016

2.440

2.640

1.345

3.440

4-05-2016

2.550

2.560

1.340

3.490

9-05-2016

2.460

2.500

1.305

3.610

10-05-2016

2.430

2.450

1.315

3.700

11-05-2016

2.440

2.480

1.310

3.720

12-05-2016

2.490

2.460

1.315

3.760

13-05-2016

2.550

2.430

1.320

3.690

16-05-2016

2.580

2.380

1.300

3.720

17-05-2016

2.580

2.320

1.300

3.720

Sumber : http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock

 

 

 

3.      

a.      Return Aktual dan Return Ekspektasi tiap Jenis Saham

            Return aktual saham merupakan return yang sudah terjadi. Return aktual dapat dihitung dari harga saham harian dengan membandingka antara harga hari ini dikurangi harga kemarin dibandingkan dengan harga kemarin (Jogiyanto, 2009:558).
Return Aktual dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rit  =
Pit – Pit-1
    Pit-1



Dimana:
Rit    = return saham i pada hari t
Pn     = harga saham i pada hari t
Pit-1                        = harga saham i pada hari t-1

a.       Return Aktual Saham Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
Tanggal
Harga Saham
Rumus Rit
Hasil Rit

2-05-2016

2.370

0
0%

3-05-2016

2.440

2.440-2.370/2.370
0,0295 = 2,95%

4-05-2016

2.550

2.550-2.440/2.440
0,0451 = 4,51%

9-05-2016

2.460

2.460-2.550/2.550
-0,0353 = -3,53%

10-05-2016

2.430

2.430-2.460/2.460
-0,0122 = -1,22%

11-05-2016

2.440

2.440-2.430/2.430
0,0041 = 0,41%

12-05-2016

2.490

2.490-2.440/2.440
0,0205 = 2,05%

13-05-2016

2.550

2.550-2.490/2.490
0,0241 = 2,41%

16-05-2016

2.580

2.580-2.550/2.550
0,0118 = 1,18%

17-05-2016

2.580

2.580-2.580/2.580
0 = 0%

b.      Return Aktual Saham Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
Tanggal
Harga Saham
Rumus Rit
Hasil Rit

2-05-2016

2.580

0
0%

3-05-2016

2.640

2.640-2.580/2.580
0,0233 = 2,33%

4-05-2016

2.560

2.560-2.640/2.640
-0,0303 = -0,03%

9-05-2016

2.500

2.500-2.560/2.560
-0,0234 = -2,34%

10-05-2016

2.450

2.450-2.500/2.500
-0,0200 = -2,00%

11-05-2016

2.480

2.480-2.450/2.450
0,0122 = 1,22%

12-05-2016

2.460

2.460-2.480/2.480
-0,0122 = -1,22%

13-05-2016

2.430

2.430-2.460/2.460
-0,0122 = -1,22%

16-05-2016

2.380

2.380-2.430/2.430
-0,0206 = -2,06%

17-05-2016

2.320

2.320-2.380/2.380
-0,0252 = -2,52%


c.       Return Aktual Saham Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Tanggal
Harga Saham
Rumus Rit
Hasil Rit

2-05-2016

1.340

0
0%

3-05-2016

1.345

1.345-1.340/1.340
0,0037 = 0,37%

4-05-2016

1.340

1.340-1.345/1.345
-0,0037 = -0,37%

9-05-2016

1.305

1.305-1.340/1.340
-0,0261 = -2,61%

10-05-2016

1.315

1.315-1.305/1.305
0,0077 = 0,77%

11-05-2016

1.310

1.310-1.315/1.315
-0,0038 = -0,38%

12-05-2016

1.315

1.315-1.310/1.310
0,0038 = 0,38%

13-05-2016

1.320

1.320-1.315/1.315
0,0038 = 0,38%

16-05-2016

1.300

1.300-1.320/1.320
-0,0152 = -1,52%

17-05-2016

1.300

1.300-1.300/1.300
0 = 0%

d.      Return Aktual Saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
Tanggal
Harga Saham
Rumus Rit
Hasil Rit

2-05-2016

3.450

0
0%

3-05-2016

3.440

3.440-3.450/3.450
-0,0029 = -0,29%

4-05-2016

3.490

3.490-3.440/3.440
0,0145 = 1,45%

9-05-2016

3.610

3.610-3.490/3.490
0,0344 = 3,44%

10-05-2016

3.700

3.700-3.610/3.610
0,0249 = 2,49%

11-05-2016

3.720

3.720-3.700/3.700
0,0054 = 0,54%

12-05-2016

3.760

3.760-3.720/3.720
0,0108 = 1,08%

13-05-2016

3.690

3.690-3.760/3.760
-0,0186 = -1,86%

16-05-2016

3.720

3.720-3.690/3.690
0,0081 = 0,81%

17-05-2016

3.720

3.720-3.720/3.720
0 = 0%

            Return Ekspektasian (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Dalam hal ini penulis menggunakan Return Ekspektasian berdasarkan Nilai Ekspektasian masa depan.
Rumus Return Ekspektasi.

Gambar 

E(Ri)          = Return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas ke-i,

Rij              = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i,

Pj               = Probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i,

n                = jumlah dari hasil masa depan.

            Berikut ini merupakan lima buah hasil masa depan dengan probabilitas yang sama kemungkinan terjadinya untuk masing-masing kondisi ekonomi yang berbeda. Hasil Masa Depan merupakan estimasi yang mungkin terjadi.
a)     Return Ekspektasi Saham Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
Kondisi Ekonomi (j)
Hasil Masa Depan (Rij)
Probabilitas (Pj)
Normal
0,015
50%
Sangat Baik
0,025
50%

E(Ri)    = Ri1 . P1 + Ri2 . P2
                = 0,015 (0,5) + 0,025 (0,5)
                = 0,0075 + 0,0125
                = 0,02 = 2%
b)     Return Ekspektasi Saham Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
Kondisi Ekonomi (j)
Hasil Masa Depan (Rij)
Probabilitas (Pj)
Normal
0,01
50%
Sangat Baik
0,02
50%

E(Ri)    = Ri1 . P1 + Ri2 . P2
                = 0,01 (0,5) + 0,02 (0,5)
                = 0,005 + 0,01
                = 0,015 = 1,5%
c)      Return Ekspektasi Saham Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
Kondisi Ekonomi (j)
Hasil Masa Depan (Rij)
Probabilitas (Pj)
Normal
0,018
50%
Sangat Baik
0,025
50%

E(Ri)    = Ri1 . P1 + Ri2 . P2
                = 0,018 (0,5) + 0,025 (0,5)
            = 0,009+ 0,0125
            = 0,0215 = 2,15%
d)     Return Ekspektasi Saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
Kondisi Ekonomi (j)
Hasil Masa Depan (Rij)
Probabilitas (Pj)
Normal
0,02
50%
Sangat Baik
0,05
50%

E(Ri)    = Ri1 . P1 + Ri2 . P2
                = 0,02 (0,5) + 0,05 (0,5)
            = 0,01 + 0,025
            = 0,035 = 3,5%

b.     Risiko dan Return Portofolio dari masing-masing kelompok investasi

·         Risiko Portofolio

Secara statistik, menghitung risiko investasi dapat dilakukan dengan menghitung varians dan standar deviasi return investasi bersangkutan (Tandelilin Eduardus, 2000).

Varians = σ2 = [Ri –E(R)]2. Pri  

Standar Deviasi = σ = (σ)1/2

            Dimana :
            σ2        = Varians
            σ          = Standar Deviasi
            E (R)   = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
            Ri                  = return ke-i yang mungkin terjadi
            Pri               = probabilitas kejadian return ke-i
     

      Risiko Fortofolio Saham Kelompok 1 :
1.      Saham Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kondisi
Return
Probabilitas
(1)x(2)
Ri –E(R)
[Ri –E(R)]2
[Ri –E(R)]2. Pri  
Ri
Pri
Normal
0.015
0.5
0.0075
0.0075
0.00005625
0.000028125
Sangat Baik
0.025

0.5
0.0125
0.0125
0.00015625
0.000078125

E(R) =


Varians =



0.0200


0.00010625
Standar Deviasi = σ =  2)1/2 = (0.00010625)1/2 = 0,010308

Disamping menentukan risiko sekuritas sebagaimana dilakukan di atas, sebagai seorang Investor juga perlu mengetahui risiko relative dari masing-masing sekuritas. Risiko relative adalah risiko per unit return yang pada varians dan standar deviasi terkadang bisa menyesatkan, terutama ketika terdapat penyebaran return diharapkan sangat besar. Untuk menghitung risiko relatif menggunakan koefisien korelasi. Adapun koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus :
2.      Saham Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kondisi
Return
Probabilitas
(1)x(2)
Ri –E(R)
[Ri –E(R)]2
[Ri –E(R)]2. Pri  
Ri
Pri
Normal
0.01
0.5
0.0050
0.0050
0.00002500
0.0000125
Sangat Baik
0.02
0.5
0.01
0.0100
0.00010000
0.00005



E(R) =


Varians =



0.0150


0.0000625
Standar Deviasi = σ =  2)1/2 = (0.0000625)1/2 = 0,007906
     
Untuk menentukan risiko portofolio dua sekuritas yaitu Saham WSKT dan Saham WIKA bisa dilakukan dengan menghitung deviasi return kedua sekuritas dengan rumus matematis sebagai berikut :
σp = [WA2σA2 + WB2σB2 + 2(WA)(WB)(ρABAσB]1/2
Dimana :
σp         : standar deviasi portofolio
WA       : bobot portofolio pada saham A (WSKT) dan B (WIKA)
ρAB     : koefisien korelasi sekuritas A (WSKT) dan B (WIKA)
Misalkan, bobot portofolio pada sekuritas A dan B masing-masing 25%.
ρAB =(0,0053)x(0,0042) = 0,000022
σp = [WA2σA2 + WB2σB2 + 2(WA)(WB)(ρABAσB]1/2
               = [0,252.(0,010308)2 + 0,252.(0,007906)2 + 2(0,25) (0,25) (0,000022)                             0,010308 . 0,007906]1/2
               = [0,00000066 + 0,00000039 + 22x10-9]1/2
               = [0,00000105]1/2 = 0,001025 = 0,010%

Risiko Fortofolio Saham Kelompok 2 :
1.      Saham Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kondisi
Return
Probabilitas
(1)x(2)
Ri –E(R)
[Ri –E(R)]2
[Ri –E(R)]2. Pri  
Ri
Pri
Normal
0.018
0.5
0.0090
0.0090
0.00008100
0.0000405
Sangat Baik
0.025
0.5
0.0125
0.0125
0.00015625
0.000078125



E(R) =


Varians =



0.0215


0.000118625
Standar Deviasi = σ =  2)1/2 = (0.000118625)1/2 = 0,010892



2.      Saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kondisi
Return
Probabilitas
(1)x(2)
Ri –E(R)
[Ri –E(R)]2
[Ri –E(R)]2. Pri  
Ri
Pri
Normal
0.02
0.5
0.0100
0.0100
0.00010000
0.00005
Sangat Baik
0.05
0.5
0.025
0.0250
0.00062500
0.0003125



E(R) =


Varians =



0.0350


0.0003625
Standar Deviasi = σ =  2)1/2 = (0.0003625)1/2 = 0,019039

Misalkan, bobot portofolio pada sekuritas A(KLBF) dan B(TLKM) masing-masing 25%. ρAB =(0,005517)x(0,010357) = 0,000057
σp = [WA2σA2 + WB2σB2 + 2(WA)(WB)(ρABAσB]1/2
               = [0,252.(0,010892)2 + 0,252.(0,019039)2 + 2(0,25) (0,25) (0,000057)                             0,010892. 0,019039]1/2
               = [0,00000074 + 0,0000023 + 147x10-8]1/2
               = [0,00000304]1/2 = 0,001744  = 0,017%
            Berdasarkan perhitungan standar deviasi antara portofolio saham kelompok 1 dengan portofolio saham kelompok 2 didapat kesimpulan yaitu :
Standar deviasi portofolio saham kelompok 1 = 0,001025 = 0,010%
Standar deviasi portofolio saham kelompok 2 = 0,001744  = 0,017%

·         Return Portofolio

1)     Return Realisasian Portofolio

Return Realisasian Portofolio(portfolio realized return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasian masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.

    

2)     Return Ekspektasian Portofolio

Sedangkan Return Ekspektasian Portofolio (portfolio expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasian masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

4.      

Saham yang saya pilih sebagai Investasi Tunggal adalah Saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Alasan saya memilih saham TLKM yaitu sebagai berikut :

a)     Return Ekspektasinya besar daripada jenis saham lainnya. Return Ekspektasi yang besar berarti semakin baik untuk melakukan investasi pada jenis sekuritas tersebut. Karena hasil perhitungan dari return ekspektasi positif dan paling besar maka saham TLKM layak untuk diinvestasikan. Karena saya tipe investor Risk Taker maka saya lebih memilih saham TLKM yang memiliki return tinggi dan siap menghadapi risiko yang tinggi pula. Karena prinsip dalam investasi adalah High Risk High Return.

b)     Saham TLKM merupakan saham Blue Chips artinya saham unggulan dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar(di atas Rp. 1 Triliun). Kapitalisasi pasar Saham TLKM pada tahun 2015 yaitu Rp. 312.983.988.822.000,00. Kinerja perusahaan sudah terkenal sangat bagus di kalangan masyarakat, laba perusahaan meningkat dari tahun- ke tahun, dan mampu membayarkan dividen bagi pemegang sahamnya setiap tahun. Kegiatan CSR yang dilakukan cukup beragam menjangkau seluruh wilayah di Indonesia sehingga Telkom meraih penghargaan Piala Grand Gold Indonesia CSR Award 2011. Citra Perusahaan sangat baik di Indonesia terbukti meraih penghargaan 5 Gold dan 5 Silver di ajang Asia Pacific Stevie Awards 2015 yang berlangsung di Shanghai pada Juni 2015.(http://www.telkom.co.id/telkom-konsisten-menorehkan-prestasi-selama-bulan-juni-2015-telkom-menyabet-berbagai-penghargaan-bergengsi.html)

c)      Saham TLKM termasuk saham Indeks Liquid-45(LQ-45). Hal ini berarti Saham TLKM termasuk kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling liquid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator likuidasi. Rata-rata nilai kapitalisasi pasar dari saham TLKM masuk dalam urutan no. 3 terbesar di pasar reguler pada tahun 2015. Telah tercatat di BEI sejak IPO : 14-November 1995. (http://www.sahamok.com/bei/lq-45/saham-lq-45-februari-juli-2016/)

d)     Harga Saham TLKM dari ke-empat pilihan investasi merupakan yang tinggi nilai per lembar sahamnya. Harga Saham yang tinggi mencerminkan Nilai Perusahaan yang baik sehingga banyak investor yang ingin menanamkan modalnya di Perusahaan yang memiliki Profitabilitas bagus termasuk saya sendiri.

e)     PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) merupakan Market Leader (Pemimpin Pasar) di berbagai fortofolio bisnis layanan telekomunikasi. Telkom mencetak pendapatan sepanjang 2015 sebesar Rp 102,5 Triliun, tumbuh 14% dibanding 2014 sebesar Rp 89 Triliun(Duniaindustri.com, Maret 2016). Produk-produknya juga sudah banyak dikenal dimasyarakat sehingga risiko investasi di saham TLKM akan semakin rendah.

f)       RUPS Tahunan PT. Telkom pada tanggal 19 April 2013 telah disetujui pelaksanaan pemecahan saham (stock split) 1 saham Telkom akan menjadi 5 saham, sehingga nilai saham yang dipegang investor tidak berubah hanya jumlahnya jadi lima kali lebih banyak. Menurut Brigham & Houston, 2006 pengaruh stock split pada harga saham, adalah bahwa rata-rata harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak lama setelah perusahaan mengumumkan stock split. Stock Split juga mempengaruhi volume perdagangan dan jumlah pemegang saham yang dalam hal ini semakin meningkat terbukti dari volume perdagangan saham TLKM pada tanggal 31 Mei 2016 sebesar 182.299.000 transaksi. Hal ini disebabkan karena jika harga saham yang ditawarkan tidak terlalu tinggi (rendah) maka banyak investor yang tertarik untuk membeli saham tersebut termasuk saya sendiri. Semakin tinggi volume perdagangan saham maka harga saham akan semakin tinggi. Dengan adanya kenaikan harga saham tersebut maka akan diikuti dengan kenaikan return saham. (http://www.telkomsolution.com/news/30-agustus-saham-telkom-stock-split)

5.      

Diantara kedua jenis kelompok saham tersebut saya lebih memilih untuk investasi fortofolio pada saham yang tidak sejenis. Alasannya yaitu :

a.       Dilihat dari hasil perhitungan standar deviasi. Standar deviasi portofolio menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Semakin besar nilai standar deviasi, semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan, yang berarti semakin tinggi resikonya. Dari perhitungan di atas standar deviasi portofolio saham kelompok 2 atau tidak sejenis lebih besar nilainya (σp = 0,017%) daripada saham yang sejenis (σp = 0,010%). Karena saya juga tipe investor risk Taker yang sangat menyukai investasi yang berisiko tinggi sehingga return yang diharapkan pun tinggi.

b.      Untuk mengurangi risiko investasi salah satunya cara dengan melakukan diversifikasi saham. Dalam hal ini melakukan investasi pada portofolio daham tidak sejenis yang paling tepat untuk dipilih. Saham tidak sejenis berbeda sektornya sehingga tidak saling mempengaruhi pada suatu kondisi perekonomian di Indonesia. Adapun saham Telkom masuk ke dalam sektor Komunikasi dan saham Kalbe Farma termasuk sektor Farmasi. Jika sektor komunikasi mengalami penurunan maka sektor farmasi bisa mengalami kenaikan. Jadi pada situasi tersebut saya tidak mengalami kerugian 100%.

6.     Grafik Tren Harga Saham TLKM selama 1 Bulan.

7.      Metode Analisis Teknikal
  1. Metode Moving Average (MA)
Moving average menyatakan rata-rata harga saham tersebut akan dihitung lagi seiring dengan berjalannya waktu. Data harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price). Ketika harga berada diatas MA, MA bertindak sebagai support dan ketika harga berada di bawah MA, MA bertindak sebagai resistance.
      J
 
J      = Jual
B     = Beli
 
      B
 
      J
 
      B
 
      J
 
      Berdasarkan grafik di atas terdapat dua garis yaitu, tren harga saham TLKM dengan rata-rata harga aktual. Pada kurva aktual menembus kurva MA dari atas ke bawah yaitu pada tanggal 18 Mei dimana perdagangan saham TLKM terjadi pada saat itu sebesar 83.954.800.000 lembar, dengan volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan kondisi pasar akan memburuk (bearish) maka yang dapat dilakukan investor pada kondisi ini adalah menjual sahamnya.
      Sedangkan pada kurva aktual menembus kurva MA dari bawah ke atas yaitu pada tanggal 23 Mei dimana perdagangan saham TLKM terjadi pada saat itu sebesar 50.914.600.000 lembar, dengan volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan kondisi pasar akan membaik (bullish) maka yang dapat dilakukan investor pada kondisi ini adalah membeli sahamnya.



  1. Metode Double Top
       BELI

 
       BELI

 
       JUAL

 
       JUAL

 
      Dari Grafik diatas, dapat dilihat ketika tanggal 31 Mei, saham TLKM breakout dari level support di sekitar 3700 disertai dengan tingginya volume perdagangan yaitu 182.299.000 lembar. Hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan yang dapat berlanjut terhadap penguatan harga saham. Namun sebelum level breakout terjadi, investor bisa masuk saat MACD sudah diatas 0. Sinyal Beli ditandai dengan anak panah biru menghadap keatas, sedangkan sinyal jual ditandai dengan tanda panah hijau menghadap kebawah. 
      Jika kita seorang trader, maka dapat mengikuti tanda beli dan jual seperti diatas, jika kita seorang investor jangka menengah, maka dapat masuk ketika saham breakout dan keluar saat harga sudah mendekati 4500 seperti yang akan terjadi beberapa hari kedepan. Keuntungan secara teori jika anda masuk diharga 3700 dan keluar di harga 4500 adalah (4500-3700)*100/3700 = 21,62%. Namun seorang Trader, mungkin bisa lebih dari itu. Level 3890 akan menjadi resistan yang kuat, yang apabila jebol, maka saham TLKM mungkin akan bergerak ke level 4500. Namun menurut penulis, saham TLKM akan turun dahulu apabila sudah mencapai level resistan ini. 
      Cara kedua dapat membeli saham breakout ketika mengalami retracement
Retracement adalah ketika harga saham turun untuk sesaat kembali ke titik dimana breakout terjadi, yang telah menjadi titik support/alas. Titip support bekas terajadinya breakout akan menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam. Dan inilah saat yang terbaik untuk membeli saham ketika terjadi breakout. Karena pada titik ini, saham sudah terkonfirmasi telah mengalami breakout. Keuntungan membeli saham pada posisi ini adalah, kita tentunya mendapat harga saham yang lebih murah dan jarak dengan titik stop loss tidak terlalu jauh. Tapi, sayangnya saham yang mengalami breakout tidak semuanya akan terjadi retracement atau turun lagi ke titik bekas breakoutnya. Karena saham yang breakout dengan volume tinggi cenderung berpotensi melanjutkan penguatan seperti pada tanggal 8 Juni volume perdagangan saham TLKM tinggi yaitu 193.251.000 lembar saham.
      Melihat secara teknikal, tren saham Industri telekomunikasi masih Uptrend, hal ni ditandai dengan MACD yang masih lebih besar dari 0. Didukung dengan Industri PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah salah satu industri yang sangat padat modal. Telkom saat in berada dalam posisi market leader, yang mana juga memiliki modal yang sangat besar. sehingga saya optimis bahwa Telkom dalam  5 tahun ke depan masih akan berkembang pesat seiring dengan dunia teknologi Informasi yang semakin maju.

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "JAWABAN UAS INVESTASI DAN PASAR MODAL"

Postingan Populer