TUGAS
JURNAL
ILMIAH PASAR MODAL
OLEH
KELOMPOK 1
KELAS IV H
NI LUH JUNIA PURNAMI NIM : 1417051041
IDA AYU MADE ADI SUNDARI NIM : 1417051134
KOMANG NITA HANDAYANI
T.L NIM : 1417051196
KADEK
ADI WIRA DARMA NIM :
1417051213
AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan makalah tentang
Tugas Jurnal Ilmiah dan Pasar Modal. Meskipun
banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, namun kami berhasil
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami
berharap semoga laporan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Singaraja,
28 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Penelitian
oleh Ignatius Oki Dewa Brata.............................................................
2.2
Meningkatkan Kemakmuran Pemegang Saham
Melalui Meningkatkan
........ Nilai Perusahaan..................................................................................................
2.3 Rasio Keuangan dan Faktor Lainnya untuk
Mengukur Kinerja Perusahaan........
2.4 Pengaruh Laverage
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas...................
2.5 Lima contoh Penelitan Ilmiah...............................................................................
2.6 Contoh Proposal Penelitian Tentang Pasar
Modal................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan
utama yang ingin dicapai oleh manajer keuangan secara normative adalah
memaksimalkan nilai perusahaan, sebagai sasaran akhir. Untuk mencapai nilai
tersebut maka perusahaan berupaya untuk meningkatkan laba dan arus kas yang
akan diperoleh di masa depan. Sehingga peningkatkan performa atau kinerja
perusahaan sangat penting. Evaluasi kinerja perusahaan bisanyan dapat
digambarkan dalam laporan keuangan perusahaan, walaupun beberapa pandangan
tidak sependapat dengan hal ini. Tetapi yang paling terukur dan nyata indicator
kinerja perusahaan biasanya akan tercermin dalam laporan keuangan karena
indicator kinerja atau prestasi yang lain seperti ; pemasaran, sumber daya
manusia, dan operasi pada akhirnya akan berujung pada suatu titik, yaitu
kinerja keuangan yang menjadi sasaran akhir (Kamaludin, 2012:33). Berdasarkan
latar belakang terbut melalui makalah ini dapat memberikan pemahaman mengenai
cara mengukur nilai suatu perusahaan dan beberapa contoh mengenai proposal
penelitian tentang pasar modal.
1.2
Rumusan
Masalah
- Bagaimana contoh Penelitian oleh Ignatius Oki Dewa Brata?
- Bagaimana Meningkatkan Kemakmuran Pemegang Saham Melalui Meningkatkan Nilai Perusahaan ?
- Bagaimana Rasio Keuangan dan Faktor Lainnya untuk Mengukur Kinerja Perusahaan ?
- Bagaimanakah Pengaruh Laverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas ?
- Apa saja Lima contoh Penelitan Ilmiah?
- Apa Contoh Proposal Penelitian Tentang Pasar Modal ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penelitian
oleh Ignatius Oki Dewa Brata
2.2.
Meningkatkan Kemakmuran Pemegang Saham Melalui
Meningkatkan Nilai Perusahaan
a. Hubungan
antara rasio keuangan dengan kinerja perusahaan
1. Rasio
Likuiditas
Rasio-rasio likuiditas
mencerminkan perspektif waktu yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Biasanya untuk menentukan tingkat
likuiditas perusahaan dipergunakan 3 rasio likuiditas, yaitu : current ratio, quick ratio, dan absolute liquidity ratio, apabila ingin
melihat aktiva yang benar-benar likuid dibandingkan dengan passiva lancar. Absolute liquidity ratio mengukur
kemampuan perusahaan dalam waktu yang paling singkat karena hanya aktiva likuid
saja yang diperhitungkan, seperti kas dan surat-surat berharga. Quick ratio digunakan untuk mengukur hal
yang sama dalam perspektif waktu yang lebih lama dibandingkan dengan absolute,
karena adanya unsure piutang. Sedangkan current
ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek, karenaa semua aktiva lancar dikonversikan ke dalam
kas, jadi waktunya lebih lama untuk dicairkan dalam bentuk kas, karena semua
komponen aktiva lancar (Kamaludin, 2012:43).
2. Rasio
Solvabilitas atau Laverage
Rasio solvabilitas atau laverage adalah untuk menjawab
pertanyaan tentang bagaimana perusahaan mendanai aktivanya.rasio ini memberikan
ukuran atas dana yang disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang
diberikan oleh kreditor.rasio laverage yang
lazim digunakan adalah (1) debt to equity
Ratio, (2) coverage interest charges,
(3) total asssets to equity, (4) fixed assets to equity, (5) current assets to equty, (6) inventory to equity, (7) receivable to equity, dan (8) luquid asssets to equity (Kamaludin,
2012:42).
Dua rasio pertama mengukur
kemampuan perusahaan membayar bunga dan penggunaan hutang. Lima rasio
selanjutnya melihat penggunaan hutang dari kewajiban yang tidak mempunyai beban
bunga. Misalnya, perbedaan antara total
assets dengan equity yang tinggi
menunjukkan penggunaan laverage yang
besar atau modal sendiri yang kecil.
3. Rasio
Aktivitas
Rasio aktivitas atau
efisiensi digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya atau aktivanya. Rasio aktivitas menunjukkan seberapa jauh manajemen
dapat mengumpulkan penjualan yang cukup atas aktiva perusahaan yang digunakan.
Rasio efektivitas yang
digunakan, umumnya meliputi (1) sales to
total assets, (2) sales to fixed
assets, (3) sales to current assets,
(4) sales to inventories,(5) sales to receivable, dan (6) sales to liquid assets. (Kamaludin,
2012:43)
4. Rasio
Profitabilitas
Rasio profitabilitas
menunjukkan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Rasio ini sebagai ukuran apakah pemilik atau pemegang saham
dapat memperoleh tingkat pengembalian yang pantas atas investasinya. Ukuran
yang biasa digunakan adalah : net profit
margin (NPM), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE).
Pengukuran tingat profitablilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat return on investment (ROI) yang
diharapkan dengan tingkat return yang diminta oleh investor dalam pasar modal.
Jika hasil yang diharapkan lebih besar daripada hasil yang diminta, maka
investasi tersebut dikatakan sebagai menguntungkan (Kamaludin, 2012:45).
5. Rasio Pasar
Rasio ini menunjukkan
sekelompok rasio yang berhubungan dengan harga saham perusahaan yang
dibandingkan dengan laba perusahaan, nilai buku per lembar dan nilai pasar
dibandingkan dengan nilai buku. Ukuran biasa digunakan adalah : Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share, dan Market to Book Value Ratio (Kamaludin,
2012:46).
b. Faktor lain
untuk mengukur kinerja perusahaan
1. Analisis Du-Pont
Analisis sistem Du-Pont dimulai dengan rasio
profitabilitas, yaitu return on equty.
Rasio ini kemudian dikomposisikan ke dalam rasio profit margin dan kontribusi penggunaan total assets. Dengan komposisi kedua ini dapat diketahui kontribusi
profit margin dan leverage terhadap return on equity. Kelima dekomposisi rasio berikutnya menunjukkan
hubungan antara berbagai kontribusi aktiva terhadap return on equity. Sedangkan rasio efisiensi, dimulai dari rasio
penjualan/aktiva tetap sampai ke rasio penjualan aktiva liquid, digunakan untuk
mengukur seberapa jauh suatu aktiva tertentu digunakan untuk menghasilkan laba
(Kamaludin, 2012:52).
2. Pembanding
Internal, meliputi :
a. Analisis
Biaya Historis
Teknik ini dapat
membandingkan rasio-rasio yang sekarang dengan masa lalu untuk perusahaan yang
sama untuk memprediksi yang akan datang (Kamaludin, 2012:53).
b. Analisi Common Size
Analisi ini merubah
angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase
berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraka, common basenya adalah total aktiva. Penyajian
dalam bentuk common size akan
mempermudah pembaca laporan keuangan memperhatikan perubahan-perubahan yang
terjadi pada neraca (Kamaludin, 2012:54).
c. Analisis
Indeks
Analisis ini merubah semua
angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun
dasar adalah tahun yang dipandang sebagai tahun normal, bukan selalu tahun yang
paling awal. Dengan demikian analisis Indeks dilakukan untuk melihat
perkembangan dari waktu ke waktu (Kamaludin, 2012:55).
3. Pembanding
Eksternal/ Pembanding dengan Rasio Industri
Metode ini membandingkan
rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan
rata-rata industry pada suatu titik waktu yang sama. Perbandingan tersebut
dapat memberikan gambaran relative tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan. Pembanding ini adalah untuk menjawab keluhan dari pembanding
internal. Hanya dengan cara membandingkan rasio tentang suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis seorang anilisis dapat memberikan suatu
pertimbangan realitas (Kamaludin, 2012:56).
4. Analisis
Altman
Sejumlah studi telah
dilakukan untuk mengetahui kegunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi
kegagalan perusahaan. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah multiple discriminant analysis yang
dilakukan oleh Edward I. Altman mempergunakan lima jenis rasio, yaitu :
·
Rasio Working Capital To Total Assets :
digunakan untuk mengukur liquiditas aktiva perusahaan relative terhadap total
kapitalisasinya.
·
Rasio Retained To Total Assets : digunakan
untuk mengukur profitabilitas kumulatif.
·
Rasio EBIT To Total Assets : digunakan untuk
mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan.
·
Rasio Market Value Of Equity To Book Value Of
Total Debt : digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan
dapat turun nilainya sebelum jumlah hutang lebih besar daripada aktivanya dan
perusahaan menjadi pailit.
·
Rasio Sales To Total Assets : digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan.
5. MVA DAN EVA
MVA adalah
singkatan dari Market Value Added dan
EVA adalah singkatan dari Economic Value Added. Kedua pendekatan
ini merupakan pendekatan alternative untuk sebagai ukuran profitabilitas yang
dapat mengukur kinerja manajerial perusahaan dalam suatu periode tertentu. MVA dapat mengukur kinerja manajerial
perusahaan semenjak perusahaan berdiri, sedangkan EVA atau nilai tambah ekonomis adalah mengukur kinerja manajerial
dalam suatu tahun tertentu. EVA dapat
memberikan tolak ukur seberapa jauh perusahaan telah memberikan nilai tambah
kepada pemegang saham dalam suatu tahun atau periode tertentu (Kamaludin,
2012:60).
6. Nilai Buku
Dan Pasar
Nilai Pasar dan Nilai Buku
digunakan untuk menilai suatu perusahaan. Misalnya harga tanah tahun 2005
adalah Rp 100 juta tercatat di neraca, mungkin saja hingga tahun 2010 masih
tercatat di neraca Rp 100 juta, padahal pada tahun 2010 harga tanah laku dijual
Rp 200 juta. Begitu juga apabila suatu perusahaan menerbitkan saham sebanyak
1.000 lembar, dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Padahal harga saham
perusahaan di Bursa Efek diperjualbelikan dengan harga Rp 7.000. Tentu saja
kita dapat menilai perusahaan dengan harga per lembar sahamnya adalah Rp
7.000/lembar bukan Rp 1.000/lembar karena market
value saham tersebut sudah menjadi Rp 7.000. Sehingga dalam hal ini Nilai Pasar sangat
penting menilai suatu perusahaan. Namun demikian terkadang nilai buku juga
digunakan untuk menilai suatu aktiva atau sekuritas. Misalnya, harga pasar saat
ini sudah berapa kali harganya dibandingkan dengan harga buku. Seperti kasus
saham tersebut, harga pasar saat ini sudah 7x dibandingkan harga buku. Dalam
penilaian saham rasio ini sering dibandingkan dengan rasio industry yang sama
untuk menilai kewajaran harga saham (Kamaludin, 2012:62).
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
Kamaludin, Rini Indriani. 2012. MANAJEMEN KEUANGAN “Konsep Dasar dan Penerapannya”. Bandung: Mandar
Maju
Belum ada tanggapan untuk "ANALISIS JURNAL ILMIAH PASAR MODAL "
Post a Comment