MAKALAH KONSEP INVESTASI

MAKALAH
KONSEP INVESTASI












OLEH :
KELAS IV H

NI LUH JUNIA PURNAMI                                    NIM : 1417051041
IDA AYU MADE ADI SUNDARI                         NIM : 1417051134
KOMANG NITA HANDAYANI T.L                    NIM : 1417051196
KADEK ADI WIRA DARMA                               NIM : 1417051213

                       
                       


AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang

Investasi sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan masyarakat dan mahasiswa. Berinvestasi merupakan suatu proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Untuk dapat melakukan investasi sangat diperlukan keahlian dan memiliki konsep dasar investasi. Tidak mudah untuk melakukan investasi, diperlukan ketelitian, perkiraan pasar, keyakinan, dan pengetahuan jangan sampai kurangnya pengetahuan menyebabkan capital loss.
Investasi dimulai dari cerita Robinson Crusoe, seorang yang tinggal sendirian di suatu pulau melakukan kegiatan ekonomi yang hanya dilakukan oleh satu orang saja, yaitu dirinya sendiri. Apa yang diproduksi olehnya akan dikonsumsinya sendiri. Untuk keadaan seperti ini, Robinson Crusoe dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang dapat dikatakan sebagai suatu investasi. Dengan adanya proses produksi yang efisien, investasi ke produksi ini dapat meningkatkan kepuasaan (utility) individu.
Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting konsep investasi diketahui oleh semua kalangan baik pelajar, mahasiswa, dan masyarakat. Oleh karena melalui makalah ini akan dibahas mengenai konsep-konsep investasi yang dapat dijadikan suatu pedoman untuk melakukan investasi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1.          Definisi dan Pengertian Investasi
      Investasi berkaitan erat dengan pasar uang dan pasar modal. Aktiva keuangan dapat pula menunjukan mata uang, tabungan di bank-bank atau aset lainnya seperti saham-saham dan obligasi yang disebut sekuritas. Dalam investasi pada keuangan ini, terdapat aktivitas lain yaitu spekulasi. Menurut Jack Clark Francis : Spekulasi biasanya mencakup pembelian aktiva yang dapat dijual dengan harapan memperoleh keuntungan yang cepat dari kenaikan harga aset tersebut yang dapat terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
      Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu, Real Assets  dan Financial Assets. Aset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan aset keuangan merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.
      Bagi seseorang yang ingin melakukan investasi yang menguntungkan atau setidak-tidaknya untuk mengamankan kekayaan dari berbagai risiko yang mungkin terjadi dia mempunyai banyak pilihan investasi.
      Berbeda dengan investasi di bidang lain yang sudah banyak dikenal, investasi di pasar modal relatif masih baru bagi masyarakat Indonesia. Pasar modal di Indonesia, sementara ini mempunyai objek investasi yang diperdagangkan berupa surat-surat berharga seperti saham, obligasi, dan sertifikat PT. Danareksa.
      Sama halnya dengan investasi dibidang lain, untuk melakukan investasi dipasar modal selain diperlukan dana, diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek atau surat berharga mana yang akan dibeli, yang mana yang akan dijual, dan efek mana yang tetap dipegang (hold).
      Bagi calon investor yang tidak mempunyai ketrampilan untuk melakukan hal itu, mereka dapat pendapat kepada lembaga penunjang pasar modal seperti:
a.       Pedagang efek (dealer), yaitu orang atau badan yang atas tanggung jawabnya sendiri melakukan usaha dibidang usaha pembelian dan penjualan efek ( surat berharga ).
b.      Perantara perdagangan efek (broker), yaitu orang atau badan yang melakukan usaha jual beli efek untuk kepentingan dan atas nama orang lain dan keuntungan yang diperoleh berupa komisi.
Jadi, investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

2.2.          Tujuan Investasi
Ada beberpa alasan mengapa orang melakukan investasi antara lain adalah :
1.      Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
2.      Mengurangi tekanan inflasi.
3.      Dorongan untuk menghemat pajak.
2.3.          Tipe-Tipe Investasi
     
Oval: Investasi tidak
langsung
Oval: Investasi
langsung
 


Aktiva – aktiva Keuangan
 
Perusahaan Investasi
 

Oval: Investasi
langsung
 





  1. Investasi Langsung
            Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain di pasar uang (money market), pasar modal (capital market ) atau pasar turunan (derivative market).
            Macam-macam investasi langsung terdiri dari :
1.      Investasi yang tidak dapat diperjual-belikan.
-          Tabungan
-          Deposito
2.      Investasi langsung yang dapat diperjual-belikan.
A.      Investasi langsung di pasar uang.
-          T-bill
-          Deposito yang dapat dinegosiasi
B.      Investasi langsung di pasar modal.
1)     Surat – surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities)
-          T-bond
-          Federal agency securities
-          Municipal bond.
-          Corporate bond.
-          Convertible bond.
2)     Saham-saham (equity securities)
-          Saham preferen
-          Saham biasa
C.      Investasi langsung di pasar turunan.
a.         Opsi.
-          Waran (warrant)
-          Opsi put (put option)
-          Opsi call (call option)
b.        Future contract

  1. Tipe Investasi tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.
Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi investor paling tidak karena dua alasan utama, yaitu sebagai berikut :
1.      Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuangan karena pembentukan portofolio. Investor yang tidak mempunyai cukup dana untuk membentuk portofolio sendiri dapat membeli saham uang ditawarkan oleh perusahaan investasi ini.
2.      Membentuk portofolio membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam.
Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai unit investment trust, closed-end investment companies dan open-end investment companies.
Unit investment trust  merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independen. Sertifikat portofolio ini dijual kepada investor sebesar nilai bersih total aktiva yang tergabung di dalam portofolio ditambah dengan komisi.
 Closed-end investment companies merupakan perusahaan investasi yang hanya menjual  sahamnya dalam jumlah yang tetap yaitu sebanyak saat penawaran perdana (initial public of-fering) saja. Biasanya perusahaan investasi ini tidak menawarkan lagi tambahan lembar saham, kecuali jika ada penawaran publik berikutnya.
Open-end investment companies dikenal dengan nama perusahaan reksadana (mutual funds). Perusahaan reksadana (mutual funds) ini adalah perusahaan investasi yang mengelola portofolio dan menjual kepemilikan portofolionya di pasar modal.
Ditinjau dari aktiva yang diinvestasikan, reksadana dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam sebagai berikut.
1.      Reksadana pasar uang (money market mutual fund)
      Reksadana ini membentuk portofolionya dengan aktiva-aktiva surat berharga utang jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
2.      Reksadana pendapatan tetap (fixed income mutual fund)
      Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva obligasi dan sisanya dapat berupa aktiva lain, misalnya saham. Tujuannya untuk membentuk portofolio yang lebih aman.
3.      Reksadana saham atau reksadana ekuitas (equity mutual fund)
      Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva saham dan sisanya dapat berupa aktiva lain, misalnya obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan return yang tinggi.
4.      Reksadana campuran (fixed mutual fund)
      Reksadana ini berisi dengan aktia campuran dalam bentuk obligasi, saham dan aktiva lainnya.
5.      Reksadana terproteksi (protectedmutual fund)
      Reksadana terproteksi memproteksi investor dari kerugian penurunan nilai investasinya. Proteksi ini dilakukan oleh reksadana dengan cara memasukkan obligasi-obligasi yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek ke dalam portofolionya. Obligasi jatuh tempo akan membayar utuh sebesar nilai nominalnya.

2.4.          Sumber Risiko Investasi
      Timbulnya risiko investasi bersumber dari beberapa faktor. Risiko yang dimaksud antara lain :
1.      Risiko tingkat bunga, terutama jika terjadi kenaikan.
2.      Risiko daya beli, disebabkan inflasi.
3.      Risiko pasar bear dan bull, tren pasar turun atau naik.
4.      Risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan.
5.      Risiko kegagalan, keuangan perusahaan kearah kepailitan.
6.      Risiko likuiditas, kesulitan pencairan atau pelepasan aktiva.
7.      Risiko penarikan, kemungkina pembelian kembali aset/surat berharga oleh emiten.
8.      Risiko konversi, keharusan penukaran atau aktiva.
9.      Risiko politik, baik internasional maupun nasional.
10.  Risiko industry, munculnya saingan produk homogen.

      Dalam situasi yang tidak pasti, investor tidak dapat mengatakan dengan pasti berapa besar retun atau persentase keuntungan. Tetapi itu dapat diformulasikan dalam bentuk distribusi probabilitas dari return. Secara kuantitatif risiko-risiko diatas diakumulasikan dan diukur dengan menggunakan probabiltas atau sinonim dari risiko disebut probabilitas tingkat keuntungan. Retun dari risiko yang telah dikemukakan, yang agak mudah menghitungnya antara lain :
Risiko tingkat bunga, biasanya diukur atas  pengaruhnya terhadapa nilai investasi.

            Rumus nilai sekarang  :
=  nilai sekarang saham/obligasi.
= nilai penjualan akhir periode.     
= arus kas masuk (seperti bunga).
           
      Rumus ini memberikan gambaran jika r (tingkat bunga) meningkat, nilai (investasi) sekarang menurun, dan sebaliknya jika terjadi penurunan tingkat bunga, nilai (investasi) sekarang menurun. Risiko daya beli, rumusnya :
      Analisis risiko dalam statistic menguantifikasi variabelitas return, Var (r),
atau menggunakan deviasi standar, , atau akar kuadrat dari Var (r),
 Varian dan deviasi standar adalah ekuivalen sebagai ukuran risiko total suatu aset.

2.5.          Keuntungan yang Diharapkan
Sumber return dalam investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gains. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gains (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari surat berharga yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Karena return  saham merupakan suatu pengharapan atau ekspetasi, maka keputusan yang akan diambil oleh para investor lebih banyak didasarkan pada perkiraan tingkat return yang diharapkan (expected return). Faktor utama yang mempengaruhi besarnya expected return adalah tingkat risikonya (degree of risk).
Expected Return dapat didefinisikan sebagai return (kembalian) yang diharapkan oleh seorang investor atau suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang (Robert Ang, 1995).
Keuntungan yang diharapkan atau expected of return, setiap aset adalah rata-rata tertimbang dari return dengan menggunakan probabilitas return sebagai bobotnya. Expected return dikalkulasikan dengan menjumlahkan hasil kali dari return dengan probabilitasnya.
               T
E(r)           = ∑  P1rt
               t =1 
      = P1r2 = P2r2 +……………..  + Ptrt

2.6.          Proses Investasi
Analisis investasi secara tradisional jika ingin melakukan investasi atas dasar sekuritas dasarnya adalah proyeksi dari harga dan deviden sekuritas tersebut. Oleh sebab itu harga potensial dari saham suatu perusahaan dan pola deviden yang kan datang diramalkan terlebih dahulu, kemudian dilakukan diskon untuk memperoleh nilai sekarangnya(present value).
Nilai intrinsik tersebut kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku (setelah disesuaikan dengan pajak dan komisi). Jika harga pasar dibawah nilai intrinsiknya, pembelian dilaksanakan dan jika harga pasar di atas nilai intrinsiknya, disarankan melakukan penjualan saham. Pendekatan yang paling modern atas sekuritas berdasarkan estimasi risk and return tentunya tergantung pada harga saham dan bersama dengan pola deviden.
Dasar proses investasi modern mencakup :
a.          Pertimbangan tarif pajak dan biaya komisi.
b.         Jenis dan pola risiko maupun keuntungan.
c.          Prospek ekonomi yang berkaitan dengan investasi.
d.         Kelompok industri, karena dampak ekonomi akan berbeda pengaruhnya atas masing-masing industri.
e.          Kinerja perusahaan yang berhubungan dengan produk line, kekuatan pemasaran, keuntungan, efisiensi produksi dan kapabilitas manajemen (manajement capability).

2.7.          Margin Trading
a.       Pengertian Margin Trading
Margin Trading merupakan pemberian pinjaman perusahaan efek dimana nasabah(investor) bernaung untuk membeli efek dan untuk memperbesar keuntungan. Jika investor membeli saham dengan margin, berarti membeli saham dengan uang tunai dan meminjam untuk membayar tambahan saham yang dibelinya. Pembeli dapat meminjam dana maksimum 45% dari harga pokok sekuritas. Margin yang ditentukan bervariasi mulai dari 49% sampai 100%.
b.      Trade Of dalam Margin Trading
a.       Manfaat yang didapat oleh perusahaan efek dari Margin Trading :
·         Bunga Pinjaman
·         Peningkatan Pendapatan komisi
·         Keuntungan kompetitif
      Risiko yang dihadapi oleh perusahaan efek adalah terjadinya kegagalan dari nasabah di dalam membayar bunga kredit. Kendatipun, Margin Trading yang diberikan tidak melebihi simpanan atau dana cadangan yang tertanam dalam perusahaan efek (rekening nasabah).
b.      Manfaat di pihak investor dari jasa Margin Trading
·         Peningkatan Power of Purchase(daya beli)
·         Memperbesar Keuntungan Investor dipengaruhi oleh :
Ø  Bunga atas pinjaman margin
Ø  Capital gains atas efek yang dibeli
Ø  Total pendapatan lain yang diperoleh selain capital gains
Ø  Biaya transaksi termasuk pajak
Ø  Besarnya margin yang diperoleh
Risiko yang dihadapi oleh investor dengan fasilitas Margin Trading :
·         Bunga yang harus dibayar kepada perusahaan efek
·         Menambah margin (margin call)
·         Melikuidasi saham

      Contoh Margin Trading :
Investor A ingin membeli 100 saham @Rp 10.000 per saham. Diasumsikan margin yang diperkenalkan adalah 55%. Dengan kata lain, A ingin membeli dalam jumlah Rp 1.000.000 (100 x Rp10.000).
Sesuai dengan ketentuan pemerintah (Amerika) margin yang diizinkan 55%, artinya A membeli saham dengan membayar hanya 55%, dan menggunakan saham yang dimilikinya 45%.
Jika harga saham naik 100%
Transaksi


Penerimaan
Total laba
Total
Lembar
Penjualan
dalam rupiah
Pembelian
Saham
Rp 20.000
dan persen


per saham






- Dengan hanya




   Rp 550.000
Rp 550.000
55
Rp 1.100.000
Rp 5.550.000 (100%)





- Dengan pinjaman




    Rp 450.000
Rp 1.000.000
100
Rp 2.000.000
Rp 10.000.000 (182%)






Jika harga saham turun 50%
Transaksi


Penerimaan
Total laba
Total
Lembar
Penjualan
dalam rupiah
Pembelian
Saham
Rp 5.000
dan persen


per saham






- Dengan hanya




   Rp 550.000
Rp 550.000
55
Rp 275.000
Rp 275.000 (-50%)





- Dengan pinjaman




    Rp 450.000
Rp 1.000.000
100
Rp 500.000
Rp 500.000 (-91%)







c.       Penjualan “Short” (Short Selling)
Short Selling terjadi jika seseorang menjual kepada pihak lainnya sesuatu yang belum dimilikinya, dengan harapan pembelian dari item tersebut nantinya akan lebih murah pada saat penyerahannya. Pihak yang menjual sekuritas secara short biasanya dapat meminjam sekuritas yang akan diserahkan dari pialang (broker), karena brokerage house banyak memegang saham-saham nasabah mereka.
d.      Margin Trading Valuta Asing
Margin trading diatur berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/23UD tanggal 28 Februari 1991 berkaitan dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/74/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991.
Margin Trading diartikan transaksi jual beli valuta asing yang tidak diikuti dengan pergerakan dana dan yang diperhitungkan sebagai keuntungan atau kerugian adalah selisih bersih antara harga jual/beli suatu jenis valuta pada saat tertentu dengan harga jual/beli valuta yang bersangkutan pada akhir masa transaksi.
      Dalam surat edaran tersebut dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan margin trading, antara lain :
a.       Margin Deposit adalah deposito yang khusus digunakan untuk menutup kerugian-kerugian yang mungkin timbul karena transaksi margin.
b.      Maintenance margin adalah jumlah margin deposit yang dipergunakan sebagai batas keharusan untuk melakukan margin call.
c.       Margin call adalah pemberitahuan mengenai tambahan setoran untuk memenuhi minimum margin deposit yang telah disepakati dalam kontrak.
d.      Open Position (posisi yang masih terbuka) adalah posisi valuta dasar (base currency) transaksi yang masih terbuka.
e.       Squaring adalah tindakan menutup atas posisi yang masih terbuka.
f.        Historial rate adalah cara perhitungan yang didasarkan atas kurs awal suatu transaksi untuk menentukan kerugian atau keuntungan transaksi.
g.       Mark to market rate adalah cara perhitungan yang didasarkan atas kurs pasar pada setiap hari kerja bagi posisi yang masih terbuka untuk menentukan kerugian atau keuntungan.











BAB III
PENUTUP
3.1.          Kesimpulan
Investasi dikategorikan dua jenis yaitu, Real Assets  dan Financial Assets. Aset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan aset keuangan merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Tujuan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang, mengurangi tekanan inflasi, dorongan untuk menghemat pajak. Analisis investasi secara tradisional jika ingin melakukan investasi atas dasar sekuritas dasarnya adalah proyeksi dari harga dan deviden sekuritas tersebut. Oleh sebab itu harga potensial dari saham suatu perusahaan dan pola deviden yang akan datang diramalkan terlebih dahulu, kemudian dilakukan diskon untuk memperoleh nilai sekarangnya(present value).
Nilai intrinsik tersebut kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku (setelah disesuaikan dengan pajak dan komisi). Jika harga pasar dibawah nilai intrinsiknya, pembelian dilaksanakan dan jika harga pasar di atas nilai intrinsiknya, disarankan melakukan penjualan saham. Margin Trading merupakan pemberian pinjaman perusahaan efek dimana nasabah(investor) bernaung untuk membeli efek dan untuk memperbesar keuntungan.

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "MAKALAH KONSEP INVESTASI"

Dani Wahyu said...

Thanks infonya. Oiya ngomongin investasi, ternyata ada loh beberapa mitos yang sering muncul dan itu bikin kita jadi enggan buat berinvestasi. Mau tau apa aja mitos itu? Yuk cek selengkapnya di artikel yang saya temuin ini:
Mitos yang bikin enggan investasi

Postingan Populer