PERAN DAN KONTRIBUSI BADAN STANDAR AKUNTANSI DUNIA TERHADAP PERKEMBANGAN AKUNTANSI INDONESIA

UTS AKUNTANSI KEUANGAN I
PERAN DAN KONTRIBUSI BADAN STANDAR AKUNTANSI DUNIA TERHADAP PERKEMBANGAN AKINTANSI DI INDONESIA





OLEH :
KELAS IIID

NI LUH JUNIA PURNAMI                                    NIM : 1417051041

                       
                       


AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015



PERAN DAN KONTRIBUSI BADAN STANDAR AKUNTANSI DUNIA TERHADAP PERKEMBANGAN AKUNTANSI INDONESIA

Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada jaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara. Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia dimulai sejak zaman Belanda sampai dengan saat ini Indonesia telah menerapkan Standar Akuntansi Internasional yaitu IFRS.
A.    Zaman Penjajahan Belanda
sejarah perkembangan akuntansi di indonesia awalnya menganut pada sistem kontinental seperti sistem yang dipakai oleh Belanda. Sebenarnya, sistem kontinental atau yang bisa juga disebut pembukuan tidaklah sama dengan akuntansi.
B.     Pada tahun 1945-1955
Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. 
C.    Pada tahun 1974
Menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI berhasil melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansiyang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”.


D.    Pada tahun 1984
Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.
E.     Pada akhir tahun 1984
Selanjutnya pada akhir tahun 1984 Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee).
F.     Pada tahun 1994
Pada tahun 1994 terjadi perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia.
G.    Pada tahun 2008
Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK- IAI) telah memulai program konvergensi standar akuntansi keuangan Indonesia menuju Internasional Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh Internasional Accounting Standar Board (IASB).
H.    Pada Tahun 2012
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS. Dengan demikian, seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.

Penerapan Standar Akuntansi Internasioanal (IFRS) di Indonesia tidak terlepas dari peran dan kontribusi empat organisasi utama dunia dalam menyusun Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS). Empat organisasi utama dunia tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard Board/IASB), Komisi Masyarakat Eropa (Commision of the European Union/EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions/IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (International Federation of Accountants/IFAC). Peran dan kontribusi empat organisasi utama dunia ini dalam penyusunan Standar Akuntansi Internasional (IFRS) adalah sebagai berikut :
1.      International Accounting Standard Board (IASB)
International Accounting Standards Committe (IASC) merupakan badan swasta  independen yang dibentuk tahun 1973 yang bertujuan untuk mencapai keseragaman dalam penggunaan prinsip akuntansi yang dapat digunakan untuk pelaporan keuangan seluruh dunia. Anggota asli dari IASC adalah badan akuntansi dari 9 negara : Australia, Kanada, Perancis, Jepang, Mexico, Belanda, The United Kingdom, the United States, dan Jerman Barat. Sejak tahun 1983, IASC telah memasukan  seluruh badan akuntansi profesional yang menjadi anggota dari International Federation of Accountants. Sebagian besar oraganisasi-organisasi ini merupakan asosiasi akuntan publik yang berlisensi, akibatnya, keanggotaan IASC terdiri dari berbagai organisasi yang lebih terbatas dibandingkan dengan apa yang dilakukan FASB. Tahun 2001 IASC digantikan dengan IASB. IASB segera memilih untuk mempertahankan semua pernyataan dan posisi IASC kecuali jika memang perlu untuk diganti.
Agreement and Contitution IASB memberikan IASB otoritas untuk menyebarluaskan standar penyajian laporan keuanagan yang telah diaudit oleh setiap organisasi bisnis dan mengendalikan penerimaan standard di seluruh dunia. Penyelarasan berbagai perbedaan antara standar nasional diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan tingkat komparatif laporan keuangan asing untuk dapat meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan IASB adalah merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi yang dapat dipatuhi dalam penyajian laporan keuangan dan untuk mengendalikan penerimaan dan ketaatan standar di seluruh dunia. Anggota IASB setuju untuk mendukung dan bekerja keras untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah telah disusun sesuai dengan standar, auditor menegakkan standar, dan untuk persuasi kepada pemerintah, bursa, dan lembaga lainnya untuk mendukung standar ini.
Niat asli IASC adalah untuk menghindari rincian kompleks dan berkonsentrasi pada standar dasar. Akibatnya, standar IASB lebih “principal based” daripada standar IASC yang “rule based”. Proses penetapan standard IASB mencakup 6 tahap berikut :
Tahap pertama : Menyusun agenda.
IASB mengevaluasi manfaat dari menambahkan item potensial ke agendanya terutama dengan mengacu pada kebutuhan para investor. Dalam membuat keputusan ini, IASB mengganggap:
  1. Dapat memberikan informasi yang relefan dan dapat diandalkan kepada pengguna informasi.
  2. Tersedianya bimbingan.
  3. Kemungkinan meningkatnya konvergensi.
  4. Pengembangan kualitas standar.
  5. Pembatasan sumber.
Tahap kedua : perencanaan proyek.
Dewan memutuskan apakah akan mengerjakan proyek tersebut sendiri atau bergabung dengan penetap standar lainnya, dan dipilih tim proyek.
Tahap ketiga: Pengembangan dan penerbitan sebuah makalah diskusi.
Dewan biasanya menerbitkan sebuah makalah diskusi sebagai publikasi pertama pada topik utama sebagai cara untuk menjelaskan masalah dan mengumpulkan komentar dari para konstituen. Makalah diskusi mencakup pandangan yang komprehensif tentang sebuah masalah, pendekatan yang memungkinkan dalam menangani masalah tersebut, dan pandangan awal dari penulis atau dari IASB dan ajakan untuk memberikan komentar.
Tahap keempat: Pengembangan dan penerbitan rancangan.
Rancangan ini menetapkan proposal yang spesifik dalam bentuk standar yang diusulkan.
Tahap kelima : Pengembangan dan penerbitan IFRS
Setelah menyelesaikan masalah yang muncul dari rancangan, IASB mempertimbangkan untuk mengungkapkan proposal yang telah direvisi untuk komentar publik, contohnya, dengan menerbitkan rancangan kedua. Ketika IASB puas bahwa mereka telah mencapai kesimpulan dari masalah-masalah yang timbul dari rancangan, maka ia akan memerintahkan stafnya untuk menyusun IFRS. Setelah  proses tersebut selesai dan semua isu yang beredar telah diselesaikan, dan setidaknya ada 9 dari 14 anggota IASB yang telah memberikan suara mendukung publikasi, IFRS akan dikeluarkan.
Tahap keenam : Prosedur setelah keluarnya IFRS.
Setelah IFRS keluar, staf dan anggota IASB mengadakan rapat dengan pihak yang berkepentingan, termasuk badan penetap standar lainnya, untuk membantu dalam memahami isu-isu tak terduga yang terkait dengan pelaksanaan praktis dan dampak potensial dari proposal. Dasar IFRS juga mendorong kegiatan pendidikan untuk memastikan konsistensi dalam penerapan IFRS.
Dalam menyusun suatu standar akuntansi internasional, IASB banyak mengalami hambatan sebagai berikut :
  1. Penerimaan dunia terhadap IFRS, contohnya SEC menginginkan rekonsiliasi IFRS ke U.S.GAAP.
  2. Dalam menyusun standar akuntansi, IASB mengalami konflik internal, apakah standar tersebut harus disusun ulang atau dengan mengadopsi dari prinsip-prinsip yang telah berlaku secara umum.
  3. Ketidakpatuhan Negara-negara dalam menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi internasional.

2.      Commision of the European Union (EC)
Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak Negara, sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak Negara, khususnya Amerika Serikat dan Negara-negara lokasi anak perusahaan.
Salah satu tujuan EC dalah untuk mencapai integrasi pasar, keuangan Eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :
  1. Perubahan modal dalam tingkat EC.
  2. Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi.
  3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
Pada tahun 1995, EC mengesahkan IFRS daripada mengamandemen instruksi-instruksi (directives) yang ada. EC lebih memilih untuk berasosiasi dengan upaya-upaya IASC/IASB dan IOSCO dalam melaksanakan konvergensi standar-standar akuntansi termasuk di Indonesia. Sekarang, dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, perusahaan-perusahaan Uni Eropa yang terdaftar terutama pada bursa-bursa efek ternama menggunakan IFRS.
Dalam penentuan standar akuntansi internasional pada tahun 2002 Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IFRS dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.

3.      International Organization of Securities Commissions (IOSOC)
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) sangat berkepentingan dengan IFRS karena dapat memperkuat integritas pasar modal internasional dengan cara mempromosikan standar akuntansi berkualitas tinggi, termasuk penerapan standar yang cermat dan hati-hati serta penegakan hukum.
IOSCO beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO :
  1. Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestik maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat.
  2. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestik.
  3. Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
  4. Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB termasuk dalam pembuatan standar akuntansi internasional yaitu IFRS.
Para anggota IOSCO secara bersama-sama bertanggung jawab dalam meregulasi dari 90% pasar sekuritas global. Ketika pasar keuangan menjadi semakin mengglobal, IOSCO semakin berkepentingan terselenggaranya kerjasama lintas Negara antar para regulator sekuritas. Untuk itu IOSCO telah banyak melakukan pekerjaan yang berkenaan dengan standar akuntansi dan disklosur internasional untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh modal secara efisien dipasar sekuritas global.
Sebuah komite teknis IOSCO berfokus pada akuntansi dan disklosur internasional, dengan tujuan untuk memfasilitasi proses dimana para penerbit saham kelas dunia dapat memperoleh modal dari semua pasar modal dengan cara paling efektif dan efisien. IOSCO bekerja sama dengan IASB dengan memberikan masukan mengenai proyek-proyek IASB. IASB telah mengesahkan IFRS untuk penawaran sekuritas lintas Negara.


4.      International Federation of Accountants (IFAC)
 Federasi Akuntan Internasional (IFAC) adalah organisasi global bagi profesi akuntansi. IFAC memiliki 167 anggota dan asosiasi di 127 negara dan yurisdiksi, yang mewakili lebih dari 2,5 juta akuntan dipekerjakan dalam praktek umum, industri dan perdagangan, pemerintah, dan akademisi. Organisasi, melalui Dewan penetapan standar yang independen, menetapkan standar internasional tentang etika, audit dan jaminan, pendidikan akuntansi, dan akuntansi sektor publik. Hal ini juga mengeluarkan panduan untuk mendorong kinerja berkualitas tinggi dengan akuntan profesional dalam bisnis. Didirikan pada tahun 1977, IFAC merayakan ulang tahun ke 30 pada tahun 2007.
Untuk memastikan kegiatan IFAC dan badan pengaturan independen standar yang didukung oleh IFAC responsif terhadap kepentingan publik, sebuah Public Interest Oversight Board (PIOB) didirikan pada Februari 2005.
IFAC dan anggotanya bekerjasama untuk mengembangkan IFACnet, yang diluncurkan pada tanggal 2 Oktober 2006. IFACnet menyediakan akuntan profesional di seluruh dunia dengan one-stop acces untuk berbagai sumber , termasuk bimbingan praktek yang baik, artikel, dan alat-alat dan teknik.Di antara inisiatif utama IFAC adalah penyelenggaraan Kongres Akuntan Dunia.

Federasi Akuntansi Internasional (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi guna kepentingan masyarakat (Choi et al,.1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id).

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PERAN DAN KONTRIBUSI BADAN STANDAR AKUNTANSI DUNIA TERHADAP PERKEMBANGAN AKUNTANSI INDONESIA"

Postingan Populer