MANAJEMEN KAS DAN SURAT-SURAT BERHARGA

MANAJEMEN KAS DAN SURAT-SURAT BERHARGA

OLEH : KELAS D
KELOMPOK : 7
NI LUH JUNIA PURNAMI                                    NIM   : 1417051041
GEDE ADI PRANATA                                           NIM   : 1417051205
GEDE NANDA JANA RATAMA                         NIM   : 1417051240




AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN AJARAN 2015/2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
            Melakukan manajemen kas merupakan tugas yang sulit bagi manajer keuangan. Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatna perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan memiliki kas yang terlalu banyak maka akan timbul kesan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang lebih besar sebab dalam keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan sangat rendah. Oleh karena itu, manajer keuangan harus menentukan jumlah kas yang seimbang, dalam arti cukup untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul dari kegiatan pokok perusahaan sedangkan sisanya yang tidak terpakai agar ditempatkan pada surat-surat berharga yang mudah diuangkan dan menghasilkan pendapatan (Syahyunan, 2004). Ketersediaan kas dan surat berharga adalah sangat berarti agar tidak terjadi pengangguran dana, yang juga berarti ada opportunity cost menahan kas dalam jumlah besar. Akan sangat berarti jika idle kas tersebut disimpan dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek. Oleh karena itu penulis akan membahas mengenai Manajemen Kas dan Surat-Surat Berharga.
1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa Alasan Memegang Kas?
2.      Bagaimana Manajemen Arus Kas?
3.      Bagaimana Model Manajemen Kas dan Surat Berharga?
4.      Bagaimana cara Memperbaiki Efisiensi Manajemen Kas?
5.      Apakah Investasi Sementara?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.    Alasan Memegang Kas
         Pengertian kas dimaksudkan adalah terdiri dari mata uang dan rekening Koran/giro yang dimiliki oleh perusahaan. Ada banyak alasan baik perusahaan maupun perseroan memiliki uang kas namun secara umum ada empat alasan utama memegang kas atau dana tunai, yaitu :
1.      Motif transaksi
Motif transaksi adalah untuk memungkinkan perusahaan melaksanakan usaha sehari-hari, yaitu melakukan pembelian dan penjualan. Pembayaran dilakukan per kas dan penerimaan kas dilakukan dalam rekening kas. Pembayaran ini dapat berupa gaji pegawai, pembelian bahan persediaan, pajak, listrik, dan lain-lain.
2.      Motif berjaga-jaga
Penggunaan kas dengan motif berjaga-jaga erat kaitannya dengan tingkat peramalan  arus kas masuk dan kas keluar. Jika tingkat peramalan tinggi, berarti mudah meramalkan arus keluar masuknya kas, berarti lebih sedikit kas yang perlu dikeluarkan untuk menghadapi keadaan darurat dan hal-hal tidak terduga. Faktor lain yang mempengaruhi motif berjaga-jaga adalah kemungkinan dapat menunjukkan tambahan kas dengan segera.
3.      Motif spekulasi
Penggunaan kas dengan motif spekulasi adalah untuk memungkinkan perusahaan mamanfaatkan kesempatan menciptakan laba yang mungkin timbul.
4.      Saldo kompensasi yang diisyaratkan oleh bank
Saldo kompensasi merupakan jumlah minimum yang disetujui perusahaan akan dipertahankan dalam rekening giro-nya di bank.
Keuntungan Memiliki Kas
Disamping empat alasan utama di atas bagi perusahaan yang memiliki kas memadai, juga memiliki manfaat lain dibandingkan perusahaan lain yang tidak memiliki kas yang memadai. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah :
1.      Perusahaan dapat memanfaatkan potongan tunai yang diberikan oleh rekanan. Potongan ini tidak dapat dimanfaatkan apabila kita tidak memiliki uang tunai.
2.      Dapat menjaga likuiditas perusahaan.
3.      Memiliki kas yang cukup dapat memenuhi beberapa kondisi yang tidak diinginkan dan tidak bisa diperkirakan, seperti; pemogokan karyawan.
4.      Dapat memanfaatkan kesempatan bisnis yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.
2.2.   Manajemen Arus Kas
Persoalan pokok dalam manajemen arus kas adalah bagaimana perusahaan  mempunyai cukup uang kas untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul untuk mencapai tujuan ini, diperlukan dua hal, yaitu:
1.      Perusahaan harus dapat memprediksi secara tepat jumlah saldo kas untuk suatu periode tertentu.
2.      Melakukan sinkronisasi secara tepat penerimaan dan pengeluaraan kas.
      Prediksi jumlah saldo kas untuk suatu periode tertentu merupakan hal pokok dalam manajemen kas, karena dari prediksi ini dapat diperkirakan kapan perusahaan akan mengalami kekurangan kas dan kapan mengalami kelebihan kas. Pada saat perusahaan diperkirakan akan mengalami kekurangan uang kas, diperlukan dana tambahan misalnya dari hutang, agar saldo kas tidak negatif. Sebaliknya, jika diperkirakan perusahaan mengalami kelebihan kas, perusahaan dapat mempergunakan kelebihan kas ini untuk  melakukan pembayaran-pembayaran hutang atau investasi sementara.
      Sinkronisasi penerimaan dan pengeluaran kas berkaitan dengan masalah ketidakteraturan dari arus kas masuk dan keluar. Beberapa dari arus kas keluar adalah teratur, sedangkan beberapa hal lain pola pembayarannya tak teratur. Demikian pula dengan pola penerimaan kas masuk. Agar pola penerimaan dan pengeluaran kas dapat teratur, perusahaan harus dapat mengontrolnya. Cara yang dapat dilakukan adalah mempercepat penagihan piutang dan memperlambat atau mengontrol pengeluaran kas. Jika perusahaan dapat menerapkan cara-cara ini, maka perusahaan dapat meminimumkan investasinya dalam alat likuid.
2.3.   Model Manajemen Kas dan Surat Berharga
Model – manajeman kas yang akan dijelaskan berikut merupakan alat untuk menentukan jumlah kas yang ideal dan akhirnya meminimalisir biaya menahan kas.
Model – model manajeman kas ada tiga yaitu:
1.      Model Persediaan
2.      Model Boumol
3.      Model Miller –Orr
Ketiga Model ini berorientasi kepada masalah yang sama yaitu terdapatnya trade off antara kekurangan dan kelebihan Kas bagi Perusahaan.
a.      Model Kas Sebagai Persediaan Barang
          Metode yang paling mendasar dalam menunjukkan kebutuhan rata rata kebutuhan kas adalah seperti konsep Economic order quantity (EOQ), adapun tujuan dari model ini adalah menyeimbangkan pendapatan yang hilang yang dialami oleh perusahaan yang memegang Kas, bukannya sekuritas yang dapat diperjual belikan dibandingkan dengan biaya transaksi dalam mengubah sekuritas menjadi kas.

 



                        Gambar : Model Persediaan
       Dalam model kas sebagai persediaan barang terdapat dua macam biaya yang diperhitungkan. Yang pertama adalah biaya transaksi untuk konversi dari surat berharga ke dalam kas, dan kedua adalah biaya penyimpanan Kas. Model kas Persediaan berusaha meminimalkan total kedua biaya ini.
      Secara umum model kas sebagai persediaan barang dapat diuraikan dengan pendekatan formula sebagai berikut . Notasi yang dipergunakan untuk model ini adalah:
C = Jumalah Surat Berharga Yang dikonversikan ke dalam kas
K = Biaya Penyimpanan Kas.
a  = Biaya tetap untuk setiap konversi surat berharga ke dalam kas
T = Jumlah Kebutuhan kas direncanakan untuk suatu periode tertentu.
TBK =Total Biaya Kas
       Sebagaimana yang dibahas diatas , total biaya kas untuk memelihara suatu tingkat saldo kas tertentu adalah jumlah biaya konversi surat berharga dan biaya penyimpanan kas. TBK dapat dinyatakan sebagai berikut
Dimana:
 = Biaya Penyimpanan Kas
 = Total biaya konversi surat berharga ke dalam kas.
           Untuk meminimalkan TBK, komponen biaya kas diatas harus diminimumkan juga. Dengan kata lain TBK minimum terjadi jika biaya penyimpanan kas sama dengan biaya konversi surat berharga ke dalam kas. Pernyataan ini dirumuskan sebagai jumlah konversi surat berharga yang optimal terjadi pada :
 
               C  *  = 

          Untuk ilustrasi tentang model kas sebagai persediaan barang ini misalkan bahwa kebutuhan kas selama satu tahun adalah Rp. 250000,-  biaya penyimapan kas adalah sebesar 1% untuk setiap Rp. 100,- uang yang disimpan , dan biaya tetap konversi surat berharga ke dalam kas untuk setiap kali konversi Rp. 50,-
          Jika data di aplikasikan ke dalam model kas untuk mendapatakan jumlah konversi surat berharga akan di peroleh :
C*  =

C*  =
          =  50.000.-
Jumah C* = Rp 50000,- ini secara grafik dapat diperjelaskan pada gambar berikut
                                    Gambar : Jumlah Kas Optimal

                  Dari Gambar tersebut terlihat jumlah konversi surat berharga optimal sebesar Rp. 50.000,-  terjadi pada total biaya terendah . untuk membuktikan bahwa tingkat konversi surat berharga sebesar Rp. 50.000,- adalah optimal mempunyai total biaya terendah dapat dilihat pada table berikut
   
                  Dari table diatas dapat dilihat bahwa jika konversi surat berharga dalam kas dilakukan selama 5 kali sebesar 50000,- untuk setiap konversi , maka total biayanya akan minimum dibandingkan dengan jumlah konversi surat berharga lainnya.
b.      Model Persediaan (Model Baumol)
               William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih menguntungkan (sebaliknya).  Maka model kas sebagai persediaan barang dapat dimodifikasi sebagai model baumol. Dengan demikian model boumel adalah identic dengam model persediaan kecuali untuk biaya penyimpanan kasnya diganti dengan tingkat suku bunga.
            Jumlah konversi surat berharga yang optimal menurut model Baumol ini adalah:
Sebagai ilustrasi misalkan tingkat suku bunga (i) untuk surat berharga adalah 5% dan biaya konversi surat berharga adalah Rp 100,- sedangkan jumlah kebutuhan kas selama satu tahun adalah Rp. 6.000.000,- jumlah persediaan kas  yang optimal adalah :
   = 154.919,-

Dari model ini kita ketahui bahwa jumlah kas optimal yang harus dikonversikan bervariasi secara langsung dengan akar dari total kebutuhan dan biaya tetap konversi, dan berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Ini menunjukan bahwa dengan semakin bertambahnya jumlah kebutuhan kas dalam satu periode, semakin bertambah pula jumlah konversi surat berharga. Sebaliknya kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan peluang untuk mendapatkan pendapatan bungan semakin besar,karena semakin kecil jumlah surat berharga yang ingin dikonversikan.

c.       Miller dan Orr
Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kass masuk dan keluar tidak konstan (berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah serta saldo
kas yang ditargetkan.










                                    Gambar : Fluktuasi Saldo Kas
Formula dari model kas Miller –orr adalah:
Dimana Keterangan :
TK = Titik Kembali yang merupakan saldo kas yang kas optimal
b    = Biaya transaksi pembelian
  = Variance Arus kas harian
i    = Tingkat suku bungan harian pada surat berharga
BB = Batas bawah saldo Kas
Sedangkan jumlah untuk Batas Atas adalah
BA= 3 TK - 2BB
Dimana saldo untuk batas bawah (BB) ditentukan oleh perusahaan sabagia ilustrasi misalkan perusahaan mempunyai data sebagai berikut:
·         Batas bawah untuk saldo kas adalah Rp.1000
·         Deviasi standar dalam saldo kas harian adalah Rp.800
·         Tingkat suku bunga per tahun 9%
·         Biaya transaksi konversi surat berharga ke dalam kas atau sebaliknya = Rp 50,- untuk setiap kali transaksi
Dengan data diatas maka besarnya titik kembali dihitung dengan model miller –orr adalah:
            = 493,24 + 1000     = 1.493,24
Sedangkan Nilai Batas Atas adalah :
    BA  = 3 TK – 2BB
             = 3(1.493,24) – 2 (1.000)
= 4.479,72 – 2000
= 2.479,72
         Dari perhitungan ini dapat diketahui keputusan investasi yang harus diambil perusahaan yaitu : Jika Saldo kas meningkat sampai sebesar Rp 2.479,24 – Rp 1.493,24 = Rp 986,48 sedangkan jika saldo kas berkurang sampai dibatas bawah yaitu Rp 1000 perusahaan harus menjual surat berharga sebesar  Rp 493,24 agar saldo kas kembali ke tingkat titik kembali , yaitu Rp 1.493,24. Jika saldo kas berfluktuasi diantara batas atas dan batas bawah ,perusahaan tidak perlu melakukan transaksi jual beli.

                            




                                    Gambar : Batas Pengawasan Kas


2.4.   Memperbaiki Efisiensi Manajemen Kas
Banyak cara yang dilakukan dalam rangka memperbaiki efisiensi kas. Beberapa pendekatan yang telah dijelaskan di atas adalah suatu teknik kuantitatif untuk efisiensi kas. Namun demikian dalam praktek teknik seperti yang dijelaskan di atas tidak selalu berjalan seperti yang ideal. Dengan kata lain, diperlukan upaya lain dalam rangka memperbaiki efisiensi manajemen kas. Paling tidak ada tiga aktivitas untuk bisa meningkatkan efisiensi manajemen kas, yaitu:
1. Mempercepat penagihan piutang
2. Pengendalian pembayaran.
3. Investasi dalam surat-surat berharga.
Mempercepat penagihan melalui mempercepat pengumpulan dan penyelesaian cek.
Salah satu cara yang paling sederhana untuk meningkatkan arus kas adalah mempercepat persiapan penagihan. Mempercepat penagihan yaitu mengurangi masa tertunda antara saat langganan membayar rekeningnya dan saat cek-nya ditagih dan dananya dapat dipergunakan oleh perusahaan. Beberapa metode yang dapat mempercepat proses penagihan dan memaksimumkan ketersediaan kas,yaitu:
·         Mempercepat tibanya pembayaran dari langganan ke perusahaan.
·         Mengurangi jangka waktu di mana pembayaran tersebut tersimpan di dalam perusahaan sebelum terealisasi.
·         Mempercepat penyetoran dana tersebut ke bank.
Untuk mempermudah tiga sasaran di atas dapat dilakukan "Pemusatan Bank" adalah metode untuk mempercepat arus dana perusahaan dengan memberlakukan pusat-pusat penagihan yang strategis. Perusahaan tidak mengoperasikan pusat penagihan tunggal yang bertempat di kantor pusat, melainkan menjalankan sejumlah pusat penagihan. Tujuannya untuk memperpendek masa antara saat pengiriman pembayaran oleh langganan dengan saat perusahaan dapat mempengaruhinya sebagai dana yang tersedia. Misalnya langganan yang berada di kota Curup ia cukup membayar di bank yang berada di kota Curup, tidak mesti di kantor pusat.
Pengendalian pembayaran
Seperti halnya mempercepat penagihan melalui proses pengumpulan juga akan dapat memperlambat kekosongan kas. Perusahaan sebenarnya banyak cara untuk memperlambat pembayaran, pengendalan pembayaran yang efektif dapat menghasilkan perputaran kas yang lebih cepat. Suatu cara untuk pengendalian pembayaran untuk memaksimumkan ketersediaan kas, adalah dengan :
·         Memaksimumkan float.
·         Pengaturan pembayaran gaji/upah.
Memaksimumkan faat (tenggang waktu) yaitu berusaha menunda tapi tidak disadari oleh pelanggan, Float di sini berarti perbedaan antara jumlah kas di menurut catatan di usahaan, dan saldo di bank menurut laporan bank. Dengan demikian mungkin saja perusahaan mempunyai saldo kas di bank negatif, tetap aporan bank tetap menunjukkan saldo yang positif, karena cek yang beredar belum diuangkan oleh pemegang cek tersebut. Sebagai contoh cek ditulis pada hari sabtu siang, otomatis cek tersebut dapat diuangkan hari senin. Faatini tidak merubah saldo kas perusahaan menurut catatan bank.
Begitu juga apabila perusahaan membayar gaji dan upah dengan memberikan cek, maka pembayaran bisa dilakukan pada akhir minggu, sehingga para karyawan tidak bisa menguangkannya, atau apabila karyawan yang bisa dibayar mingguan diubah menjadi bulan, sehingga perusahaan mempunyai float yang banyak.
Investasi dalam Surat-surat Berharga
Biasanya kelebihan kas untuk kepentingan likuiditas dilakukan yang biasanya kurang jangka contoh pembelian dari tahun. Sebagai surat berharga jangka pendek, seperti; paper, deposito jangka pendek. Investasi sementara dapat juga dalam wujud lain seperti investasi pada valas (valuta asing). Namun harus diwaspadai jenis ini risiko sangat tinggi, karena perubahan kurs,Apalagi, apabila kondisi ekonomi dan politik tidak menentu.
2.5.   Investasi Sementara
 Harus diwaspadai sementara seperti surat berharga asing memiliki tingkat risiko yang Apabila perusahaan mengambil langkah yang keliru, maka investasi sementara ini saja tidak dapat meningkatkan efisiensi kas,akan dalam berharga dan valuta asing yang tepat akan berakibat kerugian yang dan valuta asing tersebut dapat mengalami apresiasi atau depresiasi. Jadi, manajer keuangan mengantisipasi hal ini setiap saat apabila ide kas digunakan untuk itu.
Apabila perusahaan membeli surat-surat berharga untuk memanfaatkan idle kas, maka perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.      Mudah tidaknya surat berharga tersebut diperjualbelikan. Portfolio surat berharga yang disediakan untuk cadangan likuid, maka persyaratan ini akan menjadi mutlak. Sebab apabila surat berharga tersebut tidak likuid, maka akan berakibat likuiditas perusahaan juga menjadi masalah.
2.      Risiko kegagalan.
Biasanya perusahaan yang bukan bergerak di bidang lembaga keuangan, tidak memiliki bagian khusus yang menangani investasi ini. Sehingga yang menjadi per-timbangan sekarang adalah kemudahan surat berharga tersebut diperjualbelikan.Surat berharga yang mudah diperjualbelikan biasanya memiliki tingkat keuntungan yang rendah, namun demikian surat berharga seperti ini memiliki tingkat kegagalan yang minimum.
3.      Jatuh tempo.
Ingat motif perusahaan untuk investasi sementara adalah untuk memanfaatkan idle kas, selanjutnya apabila dibeli dalam bentuk surat berharga kas tersebut akan dapat segera dicairkan apabila diperlukan. Sehingga akan sangat bijak perusahaan akan memilih surat-surat berharga dengan jatuh singkat.
4.      Pajak.
Di beberapa negara perlakuan pajak antar surat berharga akan berbeda-beda, sehingga disamping memperoleh keuntungan juga diperhitungkan besarnya pajak yang akan dibayar. Namun demikian,ajak bukanlah menjadi pertimbangan utama.
Perusahaan juga dapat memanfaatkan idle kas melalui investasi dalam valuta asing. Pemilihan valuta asing bermain atau berinvestasi valuta asing hampir sama dengan investasi dalam surat berharga. Jadi pertimbangan risiko dan kemudahan untuk diperjualbelikan merupakan hal yang mutlak. Selain itu pertimbangan lain adalah memilih valuta asing yang memiliki trend akan terjadi apresiasi dalam jangka pendek,Walaupun dalam pergerakan tipis. Ingat tujuan memanfaatkan idle kas tidak semata-mata keuntungan tetapi juga likuiditas.


BAB III
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada empat alasan utama dalam memegang kas yaitu ; Motif Transaksi, Motif berjaga-jaga, Motif Spekulasi, dan Saldo kompensasi yang diisyaratkan oleh bank. Dalam manajemen arus kas ada dua hal untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yaitu perusahaan harus dapat memprediksi secara tepat jumlah saldo kas untuk suatu periode tertentu dan melakukan sinkronisasi secara tepat penerimaan dan pengeluaraan kas. Terdapat 3 model manajemen kas dan surat berharga yaitu Model Persediaan, Model Boumol, dan Model Miller-Orr. Dalam Memperbaiki Efisiensi Manajemen Kas terdapat tiga aktivitas untuk bisa meningkatkan efisiensi manajemen kas, yaitu mempercepat penagihan piutang, pengendalian pembayaran, dan investasi dalam surat-surat berharga. Mengenai Investasi Sementara, pertimbangan dalam membeli surat-surat berharga untuk memanfaatkan idle kas adalah mudah tidaknya surat berharga tersebut diperjualbelikan, risiko kegagalan, jatuh tempo, dan pajak.



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "MANAJEMEN KAS DAN SURAT-SURAT BERHARGA"

Postingan Populer