RMK Kesempatan Berwirausaha

KEWIRAUSAHAAN
Kesempatan Berwirausaha



Nama :
Ni Luh Junia Purnami
Nim :
1417051041






Akuntansi Program S1
Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha


A.    KESEMPATAN BISNIS KELUARGA
Bisnis Keluarga (Familly Bisnis)
Family business (bisnis keluarga) merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Dalam terminologi bisnis, perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Family Owned Enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya.
2.      Family Business Enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga.
1)      Keterkaitan Keluarga Dan Bisnis
Banyak bisnis keluarga disusun atas dasar kekeluargaan dan bisnis meskipun keluarga dan bisnis adalah institusi yang terpisah dengan anggota, tujuan dan nilainya masing-masing. Mereka menjadi satu (saling terkait) di dalam perusahaan keluarga, bagi banyak orang dua institusi yang saling terkait ini adalah bagian yang paling penting dalam hidup. Keluarga dan bisnis muncul dengan alasan mendasar yang berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikan anggota keluarga, sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi dan pendistribusian barang dan atau jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, serta pembagian kesempatan dan penghargaan yang sama untuk setiap anggota. Sedangkan, tujuan bisnis adalah keuntungan dan ketahanan hidup.
2)      Budaya Bisnis Keluarga
Penuturan Sid Lowe dalam menggambarkan Overseas Chinese Family Business (OCFB) di Hongkong patut disimak. Mereka melakukan "hibridisasi budaya" antara modernis barat dan tradisionalis timur. Hibridisasi nilai-nilai dari kedua budaya merupakan ciri khas sekaligus merupakan salah satu keunggulan budaya OCFB. Apalagi juga menyerap nilai dan budaya dari masyarakat setempat, yang mempermudah dalam beradaptasi dan mengembangkan usaha dalam konteks budaya dimana mereka berada. Budaya Bisnis Keluarga meliputi: (1) perilaku dan kepercayaan, (2) nilai budaya, (3) pola budaya. Konfigurasi dalam bisnis meliputi : (1) pola bisnis, (2) pola keluarga, (3) paternalistic, (4) kolaborasi, (5) partisipasi, (6) konflik, (7) profesional.
3)      Cara Mengelola Bisnis Keluarga
Sebaiknya perhatikan beberapa tips dan trik mengelola bisnis keluarga agar bisnis tersebut bisa tetap eksis di tengah gempuran persaingan pasar yaitu : (1) Mempersiapkan calon penerus sedini mungkin, (2) Bedakan urusan pribadi dengan kepentingan usaha, (3) Bangun komunikasi yang efektif, (4) Menjaga keutuhan keluarga, (5) Membangun mentalitas yang tak instan, (6) Kekuatan ciri khas maupun cita rasa.
B.     KESEMPATAN FRANCHISE
            Menurut Bygrave (1994:353), franchising merupakan sebuah peluang bisnis di mana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchisor dari barang dan jasa atau merek tertentu member hak kepada individu atau franchising untuk menjadi agen lokal dari barang dan jasa dan sebagai imbalannya menerima pembayaran atau royalty yang telah ditetapkan.
            Orang yang memberikan franchising disebut franchisor sedangkan orang yang menerima franchising disebut franchisee setelah adanya perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka peluang bagi franchisor untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai kesempatan untuk sukses.
            Kontrak franchising ini disebut pula license agreement atau franchise contract. Merek dagang merupakan aset yang paling berharga bagi franchisor oleh sebab itu faktor-faktor bentuk bangunan dan desain yang spesifik, desain perabot dan perlengkapan serta formula dan resep-resep makanan yang dirahasiakan merupakan bagian terpenting tetap menjadi milik franchisor. Aset tersebut hak paten bagi franchisor.
            Ada 6 kriteria perusahaan untuk dapat menjalankan bisnis waralaba, yakni memiliki ciri khas usaha, terbukti sudah memberikan keuntungan, memiliki standar atas pelayanan barang atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, ada dukungan berkesinambungan, dan hak kekayaan intelektual telah terdaftar. Di samping itu perusahaan harus memiliki izin berupa Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW), yang untuk perusahaan asing diterbitkan oleh Departemen Perdagangan, sedangkan untuk pewaralaba lokal diterbitkan oleh dinas perdagangan kabupaten/ kota.
Langkah-Langkah Membeli Franchise
Berikut ini dikemukakan langkah-langkah kunci dalam membeli franchise
a.       Ketahui posisi Anda. Sebelum memilih salah satu usaha franchise yang akan kita jalankan, sebaiknya memahami secara utuh terlebih dahulu konsep bisnisnya, dan tidak hanya latah mengikuti interes pribadi.
b.      Melakukan penelitian dan investigasi terhadap peluang bisnis franchise dan potensi pasarnya. Salah satu yang bisa dijadikan sumber adalah para franchisee yang sudah lebih dahulu eksis dengan bisnisnya dan juga dokumen keuangan franchisor.
c.       Mendapatkan sumber pembiayaan. Banyak opsi yang bisa dipilih oleh calon franchisee untuk mendapatkan modal pembiayaan usahanya seperti pinjaman dari bank konvensional atau pinjaman-pinjaman dari sumber lainnya yang menawarkan kredit usaha waralaba atau dari rekan dan familly.
d.      Membangun dan melengkapi toko. Untuk usaha franchise yang membutuhkan bangunan toko, investor bisa saja harus membangunnya dari awal dan melengkapinya dengan berbagai perlengkapan dan dekorasi yang indah. Ketika mendesain toko, franchisee harus bisa memperkirakan secara tepat berapa lama proses itu berjalan sehingga sejak awal sudah bisa melakukan promosi jadwal pembukaan toko.
e.       Mengikuti training. Dalam menjalankan sebuah bisnis, franchisee membutuhkan training dan panduan operasional agar bisnis bisa berjalan seperti yang diharapkan. Beberapa training biasanya telah disediakan oleh franchisor.
Keuntungan Franchising
Keuntungan yang jelas bagi franchising adalah risiko yang ditanggung tidak sebesar memulai usaha baru dari awal. Keuntungannya antara lain :
1)      Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh umum.
2)      Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.
3)      Keahlian manajemen karena pengalaman sudah lama dari franchisor dia dapat memberikan bantuan manajemen kepada franchisee. Dapat diberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang akunting, manajemen personalia, marketing dan produksi.
4)      Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak control persediaan dan sebagainya.
Apa saja yang dapat dijadikan franchising. Produk-produk yang dapat dijadikan franchising adalah :
1.      Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra unggul.
2.      Formula paten atau desain tertentu.
3.      Nama dagang atau merek dagang.
4.      Konsultan manajemen kauangan atau pengawasan.
5.      Promosi advertising dan pembelian.
6.      Kantor pusat pelayanan.
B.     KESEMPATAN MEMBELI BISNIS YANG SUDAH ADA
            Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain: (1) Resiko lebih rendah, (2) Lebih mudah, dan (3) Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.
            Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:
1.      Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
2.      Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.
            Sebelum melakukan kontrak jual beli, beberapa aspek yg harus dipertimbangkan: (1) Pengalaman yang dimililki untuk menjalankan perusahaan tersebut, (2) Mengapa perusahaan berhasil tetapi kristis, (3) Dimana lokasi perusahaan tersebut, (4) Berapa harga yang rasional untuk membeli perusahaan itu, DAN (5) Apakah membeli perusahaan tersebut lebih menguntungkan.
            Sedangkan menurut Zimerer ada 4 hal untuk menganalisa perusahaan yang akan dibeli : (1) Alasan pemilik menjual perusahaan, (2) Potensi produk dan jasa yang dihasilkan, (3) Aspek legal yang dimiliki perusahaan, dan (4) Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual.

            Akan muncul banyak peluang yang pantas dipertimbangkan oleh para wirausahawan yang mencari-cari untuk membeli perusahaan yang sudah ada. Mereka yang membeli perusahaan yang sudah ada akan dapat meraup keuntungan seperti: (1) Perusahaan yang sudah sukses dapat terus sukses, (2) Perusahaan yang sudah ada mungkin sudah berada pada lokasi terbaik, (3) Karyawan dan pemasok sudah ada, (4) Perlatan telah terpasang dan kapasitas produktif telah diketahui, (5) Persediaan sudah tersedia dan fasilitas pembelian kredit sudah ada, (6) Pemilik baru dapat langsung menjalankan perusahaannya, (7) Pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya, (8) Pembiayaan yang lebih mudah, (9) Harga murah.


            Perusahaan “pecundang”. Kadang para pemilik perusahaan berusaha menyembunyiakn fakta denga berbagai teknik kreatif dalam akuntansi untuk membuat gambaran keuangan perusahaan ini tampak lebih cerah daripada yang sebenarnya. Jika analisis anda menunjukan bahwa perusahaan ini dikelola dengan buruk atau terabaikan, anda mungkin dapat membalikan keadannya. Meskipun demikian, jika anda tidak memiliki rencana yang rinci untuk meningkatkan perusahaan yang sedang kesulitan, jangan pertimbangkan untuk membelinya. Berikut ini kerugian membeli perusahaan yang sudah ada seperti : (1) Pemilik lama mungkin meciptakan citra buruk, (2) Karyawan yang diwariskan dari perusahaan mungkin tidak sesuai, (3) Lokasi perusahaan yang mungkin sudah tidak sesuai lagi, (4) Peralatan dan fasilitas mungkin sudah using dan tidak efisien, (5) Perubahan dan inovasi sulit diterapkan, (6) Persediaan mungkin sudah ketinggalan dan kadaluarsa, (7) Piutang usaha nilainya mungkin lebih rendah daripada yang tertulis, (8) Harga perusahaan mungkin terlalu mahal.


Bentuk
Kelebihan
Kelemahan
Merintis Usaha
·         Gagasan Murni
·         Bebas beroperasi
·         Fleksibel dan mudah penggunaan
·         Pengakuan nama barang
·         Fasilitas inefisien
·         Persaingan kurang diketahui
Membeli Perusahaan Yang Sudah Ada
·         Kemungkinan sukses
·         Lokasi sudah cocok
·         Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
·         Sudah siap operasi
·         Perusahaan yang dijual biasanya lemah
·         Peralatan tak efisien
·         Mahal
·         Sulit inovasi
Frenchise (Kerjasama manajemen/Waralaba)
·         Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal
·         Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal
·         Tidak mandiri
·         Kreativitas tidak berkembang
·         Menjadi independen, terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor





Referensi :

Alam, Titik. 2015. MEMBELI PERUSAHAAN YANG SUDAH DIDIRIKAN Banyak alasan          mengapa sesorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada dari pada      mendirikan atau merintis usaha. http://slideplayer.info/slide/1969067/. Diunduh         tanggal 3 Maret 2017.

Dharmawati, Made. 2016. KEWIRAUSAHAAN-Edisi 1. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Diniyati, Nirma. 2012. Kesempatan Bisnis Keluarga.            http://nirmaad.blogspot.co.id/2012/09/kesempatan-bisnis-keluarga.html. Diunduh            tanggal : 3 Maret 2017

Ghazali, Muhammad. 2008. Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya.             https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/membeli-perusahaan-yang-sudah-     didirikan/. Diunduh tanggal 3 Maret 2017

Marzella, Widya. 2011. Keuntungan dan Kerugian Membeli Perusahaan yang Sudah Ada.             http://infinitelyworld.blogspot.co.id/2011/11/keuntungan-dan-kerugian-membeli.html.       Diundung Tanggal 3 Maret 2017

Sudarmiatin. 2011. Praktik Bisnis Waralaba (Franchise) Di Indonesia, Peluang Usaha Dan            Investasi. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen pada         Fakultas Ekonomi Disampaikan dalam Sidang Terbuka. Malang : Universitas Negeri            Malang.
The Jakarta Consulting Group. 2014. Budaya Perusahaan Keluarga.             http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/family-business/budaya-     perusahaan-keluarga. Diunduh tanggal : 3 Maret 2017

Wati, Mega. 2016. Kewirausahaan :Family Business (Bisnis Keluarga).             http://megawatibeddu751.blogspot.co.id/2016/05/kewirausahaan-   family-business-          bisnis.html. Diunduh tanggal : 3 Maret 2017

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "RMK Kesempatan Berwirausaha"

Postingan Populer