BAB
11
PENGUKURAN
KINERJA MANAJEMEN
1. INFORMASI YANG DIGUNAKAN DALAM
PENGENDALIAN
Seorang manajer
fungsinya adalah menjamin bahwa pekerjaan yang ada pada organisasi dilakukan
secara efisien dan efektif.
Dalam pengendalian manajemen manajer
bekerja melalui orang lain dengan berbagai cara berikut ini:
1.
Memilih pegawai
2.
Memastikan pegawai dilatih secara layak
3.
Memutuskan dimana pegawai tersebut cocok
pada organisasi
4.
Pemberdayaan pegawai
5.
Memberikan nasehat dan saran
6.
Mengatasi masalah
7.
Menjamin bahwa lingkungan pekerjaan
memuaskan
8.
Pendisiplinan setiap pegawai
9.
Mengatasi perselisihan antarpusat
pertanggungjawaban
10.
Menyetujui tindakan-tindakan yang
diusulkan oleh bawahan
11.
Berinteraksi dengan manajer lain untuk
bekerjasama dan mengatasi masalah yang muncul dari pusat pertanggungjawaban
12.
Membuat suasana yang memungkinkan
pegawai bekerja secara efisien dan efektif.
Untuk menjalankan
tugas-tugas di atas, manajer membutuhkan informasi.Pada bagian berikut ini
dijelaskan sifat dari beberapa informasi yang bermanfaat dalam proses pengendalian.
Informasi
Informal
Banyak informasi yang
digunakan manajer adalah informasi informal-manajer menerimanya melalui
pengamatan, percakapan, telepon, rapat, memo, pertemuan-pertemuan sehingga sama
sekali berbeda dengan informasi yang diperoleh dari laporan formal. Akhir-akhir
ini istilah management by walking around
merupakan bagian penting dalam memperoleh informasi.
Informasi
Pengendalian Tugas
Kebanyakan informasi
formal yang ada pada suatu organisasi adalah informasi pengendalian tugas.
Sistem pengendalian produksi menyediakan informasi yang menjadwalkan pengiriman
bahan baku, penggunaan tenaga kerja dan sumber daya lain, sehingga produk yang
sebenarnya dan jumlah yang benar dapat diperoleh pada akhir proses. Sistem juga
mengendalikan pemesanan, gaji, penyimpanan, dan aktivitas lain. Informasi
pengendalian manajemen terutama merupakan ringkasan dari informasi pengendalian
tugas.
Laporan
Anggaran
Angagaran yang
disetujui merupakan media pengendalian aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
ada, dan suatu laporan yang membandingkan pendapatan sesungguhnya dengan biaya
yang dianggarkan merupakan laporan keuangan yang penting.
Sinyal
Anggaran. Jumlah yang terlalu tinggi, misalnya biaya entertainment, biaya berlangganan, biaya
iklan dimana anggaran ini memberi sinyal kepada manajer untuk mengeluarkan uang
tidak lebih dari yang dianggarkan tanpa adanya persetujuan khusus.Biaya yang terlalu
rendah, misalnya pelatihan, biaya ini memberi sinyal untuk mengeluarkan
setidaknya sejumlah yang dianggarkan.Perbedaan mana anggaran yang terlalu
tinggi dan rendah ini seringkali sulit dibedakan.Tugas manajer untuk selalu
waspada terhadap hal ini.
Informasi
Non Keuangan
Informasi non keuangan
tertentu merupakan indikator penting tentang bagaimana strategi yang dipilih diterapkan.
Hal ini mengacu pada beberapa cara: variabel-variabel penting, faktor-faktor
strategi, faktor kesuksesan kunci, faktor kesuksesan kritis atau indikator
kinerja kunci.
2.
SISTEM
PENGUKURAN KINERJA
Di masa lalu,perusahaan sebenarnya telah
menggunakan ukuran keuangan dan non keuangan.Namun perusahaan cenderung
menggunakan ukuran non keuangan untuk pengendalian tugas,sedangkan ukuran
keuangan digunakan untuk tingkatan pengendalian manajemen.Dengan sistem
pengukuran kinerja,gabungan antara ukuran keuangan dan non keuangan digunakan
pada semua tingkatan organisasi.Contoh penerapan sistem pengukuran kinerja saat
ini adalah pendekatan balanced scorecard.Sistem
pengukuran ini merupakan indikator dan ukuran mengenai berbagai aspek strategi
bisnis.Dalam penerapannya sistem ini akan membantu manajer dalam melihat bisnis
dari empat perspektif penting,yaitu perspektif keuangan,perspektif bisnis
internal,perspektif pelanggan,dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Manfaat Pengukuran
Kinerja Manajemen
Manfaat
pengukuran kinerja bagi manajemen maupun karyawan adalah sebagai berikut.
1. Mengelola
operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum,
2. Membantu
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,seperti promosi,transfer,dan
pemberhantian,
3. Mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria
seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,
4. Menyediakan
umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja
mereka,
5. Menyediakan
suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
3. BALANCED SCORECARD
Balanced
scorecard merupakan contoh sistem pengukuran kinerja.Dalam
membuat balanced scorecard, eksekutif
harus memilih seperangkat ukuran yang:
1. Menunjukkan
faktor krisis secara yang akan menentukan kesuksesan strategi perusahaan.
2. Menunjukkan
hubungan diantara hubungan individual sebagai penyebab, dan
3.
Menyediakan pandangan yang lebih luas
tentang status terkini perusahaan.
Balanced
scorecard menciptakan gabungan ukuran strategis, hasil dan
ukuran pemicu, ukuran keuangan dan non keuangan, dan ukuran internal dan ukuran
eksternal.
Hasil
Dan Ukuran Pemicu.Ukuran hasil
menunjukkan hasil dari suatu strategi (pendapatan yang meningkat atau kualitas
yang membaik).Jumlah pendapatan yang meningkat adalah hasil dari
penerapan strategi yang berhasil. Ukuran ini merupakan indikator yang
menunjukkan kepada manjemen apa yang telah terjadi. Sebaliknya ukuran pemicu
adalah indikator terdepan yang menunjukkan kemajuan bagian-bagian penting dari
penerapan suatu strategi.Contoh
pemicu adalah waktu siklus.Ukuran hasil dapat menunnjukkan hasil akhir.Ukuran
pemicu dapat diperoleh dari tingkatan yang lebih kecil dan menunjukkan
perubahan yang mempengaruhi hasil.
Ukuran
Keuangan Dan Non Keuangan. Organisasi telah mengembangkan
sistem yang sangat canggih untuk mengukur kinerja keuangan. Namun sulitnya di
Amerika Serikat banyak perusahaan pada era 1980-an, industrinya didorong oleh
perubahan dalam wilayahnon keuangan, seperti kepuasan pelanggan dan kualitas,
yang dipengaruhi oleh kinerja keuangan.Dengan menyadari pentingnya ukuran non
keuangan, banyak organisasi yang masih gagal memasukkan ukuran non keuangan ke
dalam kinerja manajemen puncak kurang akrab dengan pengguanaan keuangan
tersebut.
Ukuran
Internal Dan Eksternal. Perusahaan harus melakukan
keseimbanagn diantara ukuran-ukuran eksternal seperti manufaktur.Alasan untuk
ini adalah banyak perusahaan yang sering mengorbankan pengembangan internal
untuk hasil eksternal atau mengabaikan hasil eksternal, dengan keyakinan bahwa
ukuran intrernal sudah cukup.
Empat
Persefektif
Berikut ini adalah
penjelasan keempat perspektif yang dihubungkan dengan sasaran strategi dan
ukuran hasil.
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan
mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar.Ukuran
keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai
pemegang saham. Alat ukur yang biasa digunakan adalah Return on Investment dan
Residual Income. Berikut ini adalah contoh penentuan sasaran strategi dan
ukuran hasil dari perpektif keuangan.
Sasaran Strategi
|
Ukuran Hasil
|
1.
Meningkatnya financial
returns
|
Kenaikan
pangsa pasar
|
2.
Meningkatnya pendapatan penjualan
|
Pertumbuhan
pendapatan penjualan
|
3.
Menurunkan biaya
|
Penurunan
biaya penuh
|
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan ini
diukur dari bagaimana perusahaan dapat memuaskan pelanggan.Alat ukur yang biasa
digunakan adalah market share, customer
retention, customer acquisition, customer satisfaction dan customer
probability.Berikut ini adalah contoh penentuan sasaran strategi dan ukuran
hasil dari perspektif pelanggan.
Sasaran Strategi
|
Ukuran Hasil
|
1.
Meningkatkan kepercayaan pelanggan
|
Bertambahnya
pelanggan baru dan loyalitas pelanggan
|
2.
Bertambahnya produk dan jasa baru
|
Proporsi
produk dan jasa baru dari jumlah total produk dan jasa.
|
3.
Meningkatnya value
yang diperoleh pelanggan
|
Kecepatan
respon terhadap permintaan pelanggan.
|
3. Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini
kinerja perusahaan diukur dari bagaimana perusahaan dapat menghasilkan produk
atau jasa secara efisien dan efektif. Ukuran yang biasa digunakan adalah
kualitas, response time, cost dan
pengenalan produk baru. Berikut ini adalah contoh penentuan sasaran strategi
dan ukuran hasil dari perspektif proses bisnis internal.
Sasaran Strategi
|
Ukuran Hasil
|
1.
Meningkatkan perbaikan terhadap layanan kepada
pelanggan.
|
Kepuasan
pelanggan
|
2.
Menurunnya aktivitas yang tidak bernilai tambah.
|
Kenaikan cycle
effectiveness
|
4. Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Perspektif ini menekankan pada bagaimana perusahaan
dapat berinovasi dan terus tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di masa
sekarang maupun yang akan datang. Oleh karena itu sumber daya dituntut untuk
produktif dan terus belajar agar mempunyai kemampuan dalam berinovasi dan
mengembangkan produk baru yang memiliki value
bagi customer.Alat ukur yang biasa
dipakai adalah employee satisfaction
dan information system available.Berikut
ini adalah contoh penentuan sasaran strategi dan ukuran hasil dari perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran.
Sasaran Strategi
|
Ukuran Hasil
|
1.
Meningkatkan produktivitas dan komitmen personal
|
Jumlah
personal yang dididik dan dilatih
|
2.
Meningkatnya kualitas sistem informasi manajemen
|
Jumlah
aplikasi baru yang dipasang dan diimplementasikan
|
Dari keempat perspektif yang telah
dijelaskan tersebut, terlihat bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam balanced scorecard meliputi aspek-aspek
keuangan (financial aspect) dan
aspek-aspek non keuangan (non financial
aspect). Pengukuran kinerja manajemen dengan balanced scorecard telah ada keseimbangan antara ukuran keuangan
dan non keuangan.
4. PENERAPAN BALANCED SCORECARD
Kita dapat
mengikhtisarkan penerapan suatu balanced
scorecard menjadi empat langkah:
1.
Menentukan
strategi.
Balanced scorecard
membuat suatu jaringan antara strategi dan tindakan operasional. Akibatnya
adalah perlu proses penentuan balanced
scorecard dengan menentukan strategi organisasi.
2.
Menentukan
ukuran dan strategi.
Langkah
berikutnya adalah mengembangkan ukuran – ukuran dalam mendukung strategi yang
telah diterapkan.Organisasi harus fokus pada ukuran – ukuran penting dari
strategi.
3.
Menyatukan
ukuran yang sudah ditetapkan ke dalam sistem manajemen.
Balanced
scorecard harus disatukan dengan struktur formal dan informal
organisasi, budaya, dan praktik-praktik sumberdayanya.Karena balanced scorecard menyediakan alat
untuk menyeimbangkan ukuran – ukuran, ukuran – ukuran tersebut dapat menjadi
tidak imbang karena sistem lain pada organisasi.
4.
Menelaah
ukuran dan hasil secara rutin.
Saat
balanced scorecardberjalan, maka
secara konsisten harus ditelaah oleh manajemen puncak.
Aspek penting dari
telaah ini adalah:
1. Telaah
memberitahukan manajemen apakah strategi telah diterapkan.
2. Telaah
menunjukkan baha manajemen serius terhadap ukuran – ukuran yang ada.
3. Telaah
tetap menggariskan ukuran terhadap strategi yang berubah.
4. Telaah
memperbaiki pengukuran.
Keunggulan
Balanced Scorecard
Keunggulan balanced scorecard sebagai metode pengukuran kinerja manajemen
dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional lainnya adalah:
1. Merupakan
konsep pengukuran yang komprehensif. Balanced
scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantitatif
saja, tetapi juga aspek kualitatif. Aspek financial dilengkapi dengan aspek
custumer, inovasi dan pengembangan pasar merupakan fokus pengukuran integral. Melalui
empat perspektif, balanced scorecard mampu memandang berbagai faktor lingkungan
secara menyeluruh.
2. Merupakan
konsep yang adaptif dan responsif terhadap lingkungan bisnis.
3. Memberikan
fokus terhadap tujuan menyeluruh perusahaan.
6
KELEMAHAN
BALANCED SCORECARD
Masalah – masalah yang dapat mengurangi
manfaat dari balanced scorecard:
1. Kurangnya
hubungan antara ukuran dan hasil non keuangan.
Tidak
ada jaminan bahwa tingkat keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian
target pada setiap bidang non keuangan. Inilah masalah terbesar yang ada pada balanced scorecard karena adanya asumsi
yang melekat bahwa tingkat keuntungan masa depan akan berasal dari pencapaian
ukuran – ukuran balanced scorecard.
2.
Fixation
on Financial Result.
Pencapaian
ukuran keuangan seringkali tidak dikaitkan dengan program insentif sehingga
tekanan baik dari pemegang saham maupun dewan direksi berpengaruh pada
pencapaian target.
3. Tidak
adanya mekanisme perbaikan.
Seringkali
perusahaan tidak memiliki mekanisme perbaikan jika ukuran – ukuran hasil tidak
ada.
4. Ukuran
– ukurannya tidak diperbaharui.
Banyak
perusahaan tidak memiliki mekanisme formal untuk memperbaharui ukuran – ukuran
agar segaris dengan perubahan strategi.Hasilnya, perusahaan menghasilkan ukuran
yang berdasarkan strategi sebelumnya.
5. Pengukuran
terlalu berlebihan.
Beberapa
kali ukuran kritis dapat dilakukan sehingga para manajer kehilangan fokus.
6. Kesulitan
dalam menentukan trade-off.
Belum ada tanggapan untuk "Ringkasan SPM Bab 11_PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN"
Post a Comment