Intepretasi Laporan Keuangan PT. INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TAHUN 2014-2015

Analisis Laporan Keuangan(Intepretasi) :
1.       Rasio Likuiditas
a.       Current ratio
Untuk tahun 2015 jumlah aktiva lancar sebanyak 0,9 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 0,9 rupiah harta lancar atau 0,9 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Jika rata-rata industry untuk current ratio adalah 2 kali, keadaan perusahaan untuk tahun 2015 berada dalam kondisi tidak baik jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya mengingat rasionya dibawah rata-rata industry. Namun melihat tahun 2014 kondisi perusahaan lebih baik dari tahun 2015 karena current rationya sebesar 1 kali.
Berdasarkan analisis tersebut rasio lancar perusahaan yang rendah dapat dikatakan bahwa PT. Indomobil Sukses Internasional  kurang modal untuk membayar utang(kewajibannya). Terlihat pada laporan keuangan jumlah utang lancar meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,562,275,821,027 hal ini terjadi karena aktiva lancar tidak dapat menjamin utang lancar perusahaan.

b.      Quick Ratio
Untuk tahun 2015 jumlah aktiva lancar dikurang persediaan sebanyak 0,7 kali, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 0,7 rupiah harta lancar atau 0,7 : 1 antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancarnya.
Jika rata-rata industry untuk quick ratio adalah 1,5 kali, keadaan perusahaan untuk tahun 2015 berada dalam kondisi sangat buruk dari perusahaan lain mengingat rasionya dibawah rata-rata industry. Kondisi yang sama dialami perusahaan pada tahun 2014 karena quick ratio nya sebesar 0,7 kali utang lancar.
Hal ini menyebabkan PT. Indomobil sukses internasional harus menjual persediaannya untuk melunasi pembayaran utang lancar. Menjual persediaan untuk harga normal relative sulit, kecuali perusahaan menjual di bawah harga pasar, yang tentunya bagi perusahaan jelas menambah kerugiaan. Terbukti dari laporan laba rugi pada tahun 2015 mengalami Rugi tahun berjalan sebesar Rp22.489.430.531.
c.       Cash Ratio
PT. Indomobil sukses internasional Tbk, untuk tahun 2015 memiliki cash ratio sebesar 10% mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 9,9%. Hal ini disebabkan karena bertambahnya kas Rp188,639,996,694 dan utang lancar perusahaan sebesar Rp1,562,275,821,027 pada tahun 2015. Jika rata-rata industry untuk cash ratio adalah 50% maka cash ratio sebesar 10% sangat jauh dibawah rata-rata industry. Hal ini menyebabkan kondisi likuiditas perusahaan kurang baik dimana uang kas dan setara kas yang tersedia pada perusahaan tidak mampu untuk membayar utang (kewajibannya). Hal ini berdampak pula pada pembayaran kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya.
2.       Rasio Solvabilitas
a.       Debt to asset ratio
PT. Indomobil sukses internasional Tbk, untuk tahun 2015 memiliki debt to asset ratio sebesar 73% mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 71%. Peningkatan debt to aset ratio pada tahun 2015 disebabkan peningkatan total utang sebesar Rp1,409,892,802,327 diikuti dengan peningkatan total aset Rp1,387,161,051,037.
Rasio ini menunjukkan bahwa sekitar 73% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2015. Artinya, setiap Rp100,00 pendanaan perusahaan, Rp73,00 dibiayai dengan utang dan Rp27,00 disediakan oleh pemegang saham.
Jika rata-rata industry untuk debt ratio 35% maka debt ratio perusahaan sebesar 73% di atas rata-rata industry artinya pendanaan perusahaan hampir sepenuhnya dengan utang. Hal ini dapat menyebabkan PT. Indomobil sukses internasional Tbk semakin sulit untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Dengan demikian apabila perusahaan bermaksud menambah utang, perusahaan perlu menambah dulu ekuitasnya. Secara teoritis, apabila perusahaan dilikuidasi masih mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimiliki.
b.      Debt to equity rato
Debt to asset ratio PT. Indomobil sukses internasional Tbk, untuk tahun 2015 sebesar 271% mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 249%. Peningkatan debt ratio pada tahun 2015 karena terjadi peningkatan total utang sebesar Rp1,409,892,802,327 diikuti dengan penurunan total modal sebasar Rp22,731,751,290.
Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp271,00 tahun 2015 untuk setiap Rp100,00 yang disediakan pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 271%.
Jika rata-rata rasio industry untuk debt to equity ratio sebasar 80%, PT. Indomobil sukses internasional Tbk masih dianggap kurang baik karena debt to equity ratio berada di atas rata-rata industry begitu pula dengan tahun 2014 yang melebihi rata-rata industry.
Bagi bank(kreditor) rasio ini tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun berbeda dengan PT. Indomobil sukses internasional Tbk menganggap rasio ini adalah baik, karena jika rasio ini rendah akan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva.
DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009). DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham, DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan (Hernendiastoro, 2005). Terbukti dari laporan laba rugi PT. Indomobil sukses internasional Tbk pada tahun 2015 mengalami Rugi tahun berjalan sebesar Rp22.489.430.531.
c.       Times interest earned
Times interest earned PT. Indomobil sukses internasional Tbk pada tahun 2015 adalah 1 kali atau dengan kata lain, biaya bunga dapat ditutup 1 kali dari laba sebelum bunga dan pajak. Tidak jauh berbeda dengan tahun 2014 biaya bunga dapat ditutup sebesar 1 kali dari laba sebelum bunga dan pajak.
apabila rata-rata industry untuk usaha sejenis 10 kali, rasio untuk tahun 2015 adalah kurang baik telah berada di bawah rata-rata industry. Ini berarti PT. Indomobil sukses internasional Tbk tidak bisa menjamin beban bunganya dengan menggunakan laba usaha. Hal ini akan menyulitkan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman di kemudian hari. Apabila perusahaan tidak mampu membayar biaya bunga, dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan dari para kreditor. Bahkan ketidakmampuan menutup biaya tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditor. Lebih dari itu, kemungkinan perusahaan menuju kea rah pailit semakin besar.


3.       RASIO PROFITABILITAS
a.       ROE (return on Equity)
PT. Indomobil sukses internasional Tbk pada tahun 2015 memiliki ROE negative yakni (0,3%), artinya perusahaan mengalami rugi bersih dari modal (equity) sebesar (0,3%). Kondisi tahun 2015 lebih baik Dibandingkan dengn tahun 2014 perusahaan mengalami kerugian dari modal sebesar (1%). Jika rata-rata industry untuk ROE adalah 40%, berarti kondisi PT. Indomobil sukses internasional Tbk sangat buruk karena sangat jauh dibawah dari rata-rata industry.
Rasio ini menjunjukkan efisiensi penggunaan model sendiri sangat kurang sehingga menyebabkan rasio ROE negative pada 2tahun berjalan. Salah satu penyebab dari rugi di tahun berjalan pada PT. Indomobil sukses internasional Tbk adalah Lesunya pertumbuhan industri otomotif sehingga memberikan dampak terhadap kinerja keuangan perusahaan otomotif dan turunannya. Disamping itu, ketatnya persaingan industri otomotif juga menjadi alasan beberapa perusahaan sulit memenuhi target.
b.      Net Profit Margin
PT. Indomobil sukses internasional Tbk pada tahun 2015 memiliki net profit margin negative yakni (0,12%), artinya perusahaan mengalami rugi bersih dari penjualan sebesar (0,12%). Kondisi tahun 2014 lebih baik dimana perusahaan mengalami kerugian dari modal sebesar (1%). Jika rata-rata industry untuk net profit margin adalah 20%, berarti kondisi PT. Indomobil sukses internasional Tbk sangat buruk karena sangat jauh dibawah dari rata-rata industry. Ini juga dapat berarti bahwa harga barang yang dijual perusahaan relatif murah serta biaya-biayanya relative tinggi. Selain itu sangat dipengaruhi oleh lesunya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 khususnya pada bidang otomotif. Faktor pertama menyangkut pelemahan daya beli konsumen seiring kenaikan harga BBM bersubsidi. Sehingga menyebabkan Penjualan mobil tahun 2015 menurun sebesar Rp1,358,185,389,873.
Sepanjang 2007 hingga 2013, pertumbuhan pasar mobil nasional Indonesia tumbuh 24,3%. Hasil itu diperoleh dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 6%,”Tahun 2015, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional 5,8%, sedangkan Bank Dunia memperkirakan hanya 5,2%. 
c.       ROI (Return On Anvestment)
PT. Indomobil sukses internasional Tbk pada tahun 2015 memiliki ROA negative yakni (0,1%), artinya perusahaan mengalami rugi bersih pada tahun tersebut. Kondisi tahun 2015 lebih baik Dibandingkan dengn tahun 2014 perusahaan mengalami kerugian sebesar (0,3%).
Menurut surat ketetapan BI No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Ini berarti nilai ROA sebesar (0,1%) jauh berada dibawah 1% maka perusahaan berada di zona tidak aman. Nilai ROA dari PT. Indomobil sukses internasional Tbk menandakan perusahaan tidak efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menyebabkan investor tidak tertarik untuk memiliki saham PT. Indomobil sukses internasional Tbk tersebut.
4.       RASIO AKTIVITAS
a.       Perputaran Total Aktiva
Perputaran total aktiva pada PT. Indomobil sukses internasional Tbk tahun 2015 adalah 0,7 kali artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp0,7 penjualan. Perputaran total aktiva PT. Indomobil sukses internasional Tbk mengalami sedikit penurunan dimana total aset turnover pada tahun 2014 sebesar 0,8 kali. Penurunan tahun 2015 ini disebabkan oleh penurunan penjualan netto perusahaan sebesar Rp1,358,185,389,873 serta peningkatan aktiva yang cukup besar yaitu Rp1,387,161,051,037 tahun 2015. Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2014 ke tahun 2015. Kemudian, jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk total asset turnover, yaitu 2 kali, berarti PT. Indomobil sukses internasional Tbk belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan.
       
b.      Perputaran Sediaan
Perputaran sediaan pada PT. Indomobil sukses internasional Tbk tahun 2015 adalah 6,4 kali artinya setiap Rp1,00 sediaan dapat menghasilkan Rp6,4 penjualan. Perputaran sediaan PT. Indomobil sukses internasional Tbk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana total aset turnover pada tahun 2014 sebesar 5,8 kali. Peningkatan tahun 2015 ini dikarenakan perusahaan tidak ingin menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan. Jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk perputaran sediaan, yaitu 20 kali, berarti PT. Indomobil sukses internasional Tbk belum mampu memaksimalkan persediaan yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan yang tinggi. Rata-rata sediaan PT. Indomobil tersimpan dalam gudang pada tahun 2015 selama 56 hari (360 : 6,4). Sedangkan Rata-rata sediaan PT. Indomobil tersimpan dalam gudang pada tahun 2014 selama 62 hari (360 : 5,8) Ini berarti perusahaan melakukan penimbunan persedian di gudang yang menyebabkan perputaran sediaan tidak efektif dan perusahaan tidak produktif dalam bisnisnya.
c.       Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja pada PT. Indomobil sukses internasional Tbk tahun 2015 adalah 1, 5 kali artinya setiap Rp1,00 modal kerja dapat menghasilkan Rp1,5penjualan. Perputaran modal kerja PT. Indomobil sukses internasional Tbk mengalami sedikit penurunan dr tahun sebelumnya, dimana perputaran modal kerja pada tahun 2014 sebesar 1,6 kali. Penurunan tahun 2015 ini disebabkan oleh penurunan penjualan akibat lemahnya pertumbuhan ekonomi dan persaingan bisnis yang tinggi. Kondisi perusahaan sangat tidak menggembirakan karena terjadi penurunan rasio dari tahun 2014 ke tahun 2015. Kemudian, jika dibandingkan dengan rata-rata industry untuk perputaran sediaan, yaitu 6 kali, berarti PT. Indomobil sukses internasional Tbk dinilai kurang baik karena masing diberada di bawah rata-rata industry serta belum mampu memaksimalkan modal yang dimiliki untuk meningkatkan volume penjualan.



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Intepretasi Laporan Keuangan PT. INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TAHUN 2014-2015"

Postingan Populer