AKUNTANSI MANAJEMEN KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA


AKUNTANSI MANAJEMEN
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA










Oleh Kelompok 1Kelas IV H :
1.      I Made Edi Darsana                                  (1417051098)
2.      I Gede Putra Parmawan                            (1417051136)
3.      KadekAdiWiraDarma                               (1417051213)






AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016



KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
A.    Konsep Biaya
Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan biasanya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis Yang dilakukan untuk mendapatkan suatu aktiva. Termasuk dalam kelompok harga perolehan adalah harga beli dan pengorbanan Iainnya yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang bersangkutan sampai siap digunakan.
Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dikapitalisasi nilainya Beban merupakan biaya yang tidak dapat memberilcan manfaat di masa yang akan datang, atau identik dengan biaya atau harga perolehan yang sudah habis masa manfaatnya. Berkenaan dengan batasan yang terakhir ini di mana terdapat biaya Yang langsung diperlakukan sebagai beban dalam pelaporan keuangan konvensional, maka istilah biaya sering digunakan secara bergantian dengan istilah beban.
 Dalam akuntansi dikenal konsep biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Untuk berbagai keperluan, biaya dapat dikelompokkan menurut berbagai karakteristik. Untuk penyajian laporan keuangan bagi kepentingan pihak eksternal biaya dibagi menurut fungsi-fungsi organisasi, Sehingga terdapat kelompok beban pokok penjualan, biaya penjualan, beban administrasi dan umum serta beban non-operasi.
Informasi biaya sangat penting dalam penetapan harga,efisiensi penggunaan sumber daya, dan bahkan evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Jumlah biaya juga diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis termasuk operasi,personalia, pemasaran, dan departemen akuntansi.
Dalam operasi bisnis sehari-hari dapat ditemukan berbagai nama biaya menurut objek pengeluaran kas, atau kewajiban yang ditimbulkannya. Misalnya terdapat biaya iklan, biaya penyusutan, biaya telepon, biaya alat tulis kantor, biaya jamuan sumbangan, pemeliharaan, biaya sewa, dan lain sebagainya.
Biaya-biaya dengan nama ini dapat ditemukan berulang dalam suatu pelaporan keuangan. Biaya-biaya ini, dengan nama yang sama dapat dikelompokkan sebagai elemen biaya yang lain menurut fungsi organisasi di mana terjadinya. Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap dapat  ditemukan sebagai biaya overhead di pabrik dan sebagai komponen biaya penjualan. Dalam waktu bersamaan biaya penyusutan juga dapat ditemukan sebagai komponen dari kelompok  biaya administrasi dan umum. Cara penyajian seperti ini dimaksudkan untuk
1.       Dari segi distribusi sumber daya pengelompokan ini menunjukkan tujuan biaya.
2.      Dari segi manajerial cara penyajian ini bisa digunakan untuk menunjukkan siapa yang  bertanggung jawab atas pengendalian biaya tersebut.
3.      Dalam penilaian kinerja, cara penyajian ini dapat digunakan untuk menunjukan berapa kontribusi biaya dalam pencapaian tujuan departemen Yang menyerap biaya tersebut,

B.     Biaya Dalam Laporan Laba Rugi Konvensional
Dalam pelaporan laba rugi untuk kepentingan publik biaya dapat dikelompokkan menurut  bagian organisasi di mana biaya itu terjadi. Dalam pengelompokan ini dikenal harga pokok penjualan, biaya penjualan biaya administrasi dan urnum, dan biaya Iain-lain yang meliputi biaya non-operasional. Karakteristik tiap biaya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
·         Harga pokok penjualan pabrik produksi. Kelompok biaya ini digunakan untuk menunjukkan atau menyajikan nilai perolehan termasuk biaya produksi barang atau jasa yang  sudah laku terjual. Dalam perusahaan industri manufaktur komponennya terdiri dari biaya-biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
·         Biaya penjualan-departemen pemasaran, Biaya ini digunakan untuk menunjukan pengorbanan manfaat ekonomis yang dimaksudkan untuk memperkuatkan produk mendapatkan penjualan atau pendapatan sampai dengan penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan.
·         Biaya administrasi dan umum-kantor: SDM, keuangan, top manajemen. Biaya ini digunakan untuk menyajikan pengorbanan manfaat ekonomis yang dilakukan atau terjadi dalam perusahaan dalam melaksanakan aktivitas organisasi selain untuk produksi dan pemasaran. Biaya ini berhubungan dengan aktivitas untuk mempertahankan kelangsungan keberadaan organisasi.

C.    Pengeluaran Modal Dan Pengeluaran Pendapatan
            Dilihat dari jangka waktu kemanfaatan suatu biaya, pengorbana manfaat ekonomis yang dilakukan perusahaan dapat dikelompokan sebagai pengeluaran pendapatan dan pengeluaran modal.
·         Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) meliputi pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan.
·         Pengeluaran modal (capital expenditure) meliputi pengeluaran-pengeluaran-pengeluaran perusahan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang berumur lebih lama seperti aktiva tetap.
Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi pengorbanan ekonomi mana yang akan segera habis masa manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun.
D.    Biaya Pabrik Dan Non Pabrik
            Dalam penyajian laporan laba rugi konvensional dapat ditemukan pengelompokan biaya menurut fungsi organisasi dimana suatu biaya terjadi untuk itu secara garis besar biaya dikelompokan sebagai biaya pabrik dan nonpabrik. Termasuk dalam kelompok biaya pabrik, yaitu semua biaya Yang terjadi di pabrik, baik yang berhubungan langsung maupun tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Oleh karena itu, biaya pabrilc ini dibagi atas biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya Bahan langsung terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang dihasilkan. Misalnya untuk membuat sebuah meja kayu sederhana, secara fisik bahan baku  kayu dapat dilihat dengan mudah sebagai komponen produk yang dihasilkan.
Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk-produk tertentu. Biaya ini juga sering disebut touchedlaborkarena biaya ini dibayarkan kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan proses produksi. Biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi. Dalam istilah sehari-hari biaya tenaga kerja identik dengan jumlah pembayaran gaji, upah dan pembavaran lain karena mempekerjakan pegawai.
Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Termasukdalam kelompok ini, yaitu gaji manajer pabrik,biaya listrik, air dan telepon, biaya penyusutan dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam hubungannya dengan keberadaan pabrik. Untuk menjalankan sebuah pabrik dengan sendirinya diperlukan biaya-biaya semacam ini. Namun demikian secara umum biaya ini tidak dapat diidentifikasi hubungan langsungnya dengan jumlah unit produksi.
Dilihat dari signifikansinya dibanding total biaya produksi kemudian biaya bahan dan tenaga kerja langsung dikelompokkan sebagai biaya utama. Sementara dilihat dari fungsi atau perannya dalam pembuatan produk, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dikelompokkan sebagai biaya konversi. Biaya ini berfungsi untak mengubah bahan baku rnenjadi barang jadi dalam wujud produk yang lain.
Menurut karakteristik pembebanannya kelompok biaya pabrik juga disebut inventoriable cost atau biaya yang dapat dijadikan nilai perolehan persediaan. Biaya ini berbeda dengan biaya lain yang begitu dikonsumsi dianggap tidak dapat lagi memberikan manfaat pada periode sesudahnya.
Inventoriable cost yang dikonsumsi pada tahap awal proses produksi akan menjadi nilai  pcrsediaan barang dalam proses. Setelah menjadi barang jadi inventoriable cost diperlakukan sebagai nilai perscdiaan sampai barang jadi yang bcrsangkutan laku terjual, atau mcngalami perubahan fungsi karena faktor lingkungan sehingga tidak memiliki nilai ekonomis lagi.
Biaya nonpabrik meliputi biaya yang terjadi dalam pcrusahaan tetapi tidak berhubungan langsung dcngan departemen produksi. Tujuan ulama terjadinya bukan dalam rangka proses produksi. Biaya ini dibedakan dalam kelompok biaya-biaya pcmasaran atau penjualan dan biaya-biaya administratif. Biaya-biaya pemasaran atau penjualan mcliputi semua biaya yang diperlukan untuk mengamankan permintaan pelanggan dan mcnyampaikan produk jadi atau jasa sampai ke tangan pelanggan. Istilah ini merupakan sinonim dengan biaya untuk mendapatkan dan memenuhi pesanan pclanggan. Biaya-biaya administratif meliputi semua biaya eksekutif, organisasi, dan biaya tulis-menulis yang lebih dekat hubungannya dengan pekerjan manajerial umum suatu organisasi dibanding dengan pabrik, pemasaran, atau penjualan produk.
E.     Biaya Periodik Dan Harga Pokok Produk
            Biaya-biaya periodik, Dilihat dari saat pembebanannya terhadap pendapatan atau pengakuannya sebagai beban, biaya dapat dikelompokan sebagai harga pokok produk dan biaya periodik.biaya- biaya periodik terdiri dari biaya yang secara langsung dibebankan pada laporan  laba rugi sebagai beban dalam periode terjadinya.Termasuk  dalam kelompok biaya ini yaitu: biaya-biaya pemasaran atau penjualan ,dan biaya-biaya  administrasi dan umum. Dalam penyajian laporan laba rugi dengan pendekatan variavel costing semua biaya tetap diperlakuakansebagai  biaya periodik.
            Harga pokok produk meliputi semua biaya yang terjadi dalam  rangka pembelian atau pembuatan produk. Dengan pendekatan full costing harga pokok produk akan sama jumlah dan kompenennya dengan biaya pabrik. Termasuk dalam kelompok biaya ini, yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheard pabrik seperti diuraikan di atas. Dalam pendekatan variable costing harga pokok produk hanya terdiri dari biaya- biaya produksi variable saja.
Arus harga pokok dan biaya periodik dapat dilihat pada peraga 2-1.
Peraga 2-1 Arus Harga Pokok Produk  Dan Biaya Periodik
 




                                                                                                                                       
Reserved: Biaya Periodik
Biaya penjualan Biaya administrasi dan umum


Reserved: LaporanLabaRugi
Penjualan            x    Beban pokok penjualan           x   Laba bruto           x Beban usaha           x laba usaha           x       
Persedian  xx
Saat persedian Tejual
 




                                  

Peraga ini menunjukan bahwa harga pokok produk  dan biaya- biaya periodik pada akhirnya secra bersama –sama akan disajikan sebagai  pengurang atas pendapatan dalam laporan laba rugi. Tetapi terjadi pengorbanan manfaat ekonomi yang bersamaan untuk biaya periodik dan biaya produksi akan sampai ke laporan laba rugi dalam periode berbeda. Biaya –biaya periodik dibebankan sebagai pengurang pendapatan pada saat terjadinya.
 Sementara harga pokok produk nanti akan dibebankan sebagai pengurang atas pendapatan pada periode penjulan produknya .Pembebanan biaya produksi dalam laporan laba rugi tidak dilakukan pada saat terhutangnya atau terjadinya pembayaran untuk biaya yang bersangkutan, dan bukan pada saat konsumsi sumber dayanya menjadi biaya  produksi .
Rounded Rectangle: Biaya Pabrik
Biaya Produksi
Harga Pokok Produk
 


Rounded Rectangle: BiayaKonversiRounded Rectangle: Biaya Pemasaran/ PenjualanRounded Rectangle: Biaya Administrasi dan UmumRounded Rectangle: Biaya tenaga kerja lansungRounded Rectangle: Biaya Non-pabrik ,Biaya PeriodikRounded Rectangle: Biaya utamaRounded Rectangle: Biaya bahan Lansung                                  

Rounded Rectangle: Overheard pabrik
 











        Dalam penyajian neraca dann laporan laba rugi tiap kelompok biaya tersebut saling berhubungan dalam suatu siklus arus informasi biaya. Secara kronologis arus biaya dan klasifikasi biaya tersebut dapatdiuraikan sebagi berikut:
-          Bahan baku yang dibeli menjadi ilia persedian bahan baku di dalam neraca
-          Bahan baku dari neraca yang berubah menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung dan biaya overhead pabrik bersama-sama diserap dalam proses produksi sebagi barang dalam proses yang juga disajikan dalam neraca .
-          Produk selesai dari proses produksi akan dipisahkan dari kelompok barang dalam proses menjadi kelompok persedian barang jadi. Dalam laporan keuangan barang jadi bersama-sama dengan dalam proses dan bahan baku disajikan sebagai elemen persedian dalam neraca
-          Nilai barang jadi yang laku terjual yang dikelompokan sebagi beban pokok penjualan dan disajikan sebagai pengurang atas pendapatan dalam laporan laba rugi.Barang jadi yang belum laku  terjual  masih akan ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatan dan menghendap sebagai akuun persedian barang jadi dalam kelompok aktiva.
-          Biaya penjualan ,administrasi dan umum yang terjadi satu periode akuntansi lansung diakui sebagai beban yang mengurangi laba bruto dari penjualan. Oleh karena itu, kelompok biaya ini juga disebut  biaya periodik.
            Dengan mengadopsi filosfi arus dan klasifikasi biaya seperti di uraikan seblumnya , efek perhitungan biaya pada tahap–tahap pengadaan dan pemakaian bahan baku, proses produksi, transfer produk selesai ke gudang barang jadi sampai dengan transfer barang jadi kepada pelanggan dapat disajikan dalam satu ikhitisar seperti Peraga 2-3            
Peraga 2-3
PT INDUSTRI PABRIKAN
IKTISAR HARGA POKOK PRODUKSI
BULAN JANUARI 2011
Bahan Lansung:                                                                                                              Persedian awal                                Rp 1.750                                                                       Pembelian                                                9.750                                                                              Bahan baku siap pakai              Rp 11.500                                                                       Persedian  akhir                                       1.250                                                                  Biaya Bahan Baku                                                                Rp 10.250                                                        Tenaga Kerja lansung                                                                     1.500                                 Overhead pabrik                               Rp. 2.500                                                                        Tenaga kerja tidak lansung                 Rp. 2.500                                                                     Penyusutan pabrik                                     2.250                                                         Utilities pabrik                                1.875                                                                       Sewa Mesin                                             1.250                                                                Bahan pembantu                                        525                                                                      Asuransi                                                     150                                                                      Lain –lain                                           Rp.   200                      Rp 8.750
Total biaya produksi                                                               Rp 20.500

Dari ikhtisar tersebut dapat dilihat bahwa nilai biaya bahan baku Rp 10.250 dapat di peroleh dari selisih antara jumlah bahan baku yang tersedia untuk di jula dengan saldo persedian akhir bahan baku. Biaya ini merupakan nilai bahan baku uyang di trsanfer masuk ke daam proses pengelolaan untuk produksi. Total biaya produksi terbentuk dari komponen biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung dan biaya overhead .harga pokok produk selesai terdiri dari selisih antara semua biaya produksi dengan nilai persedian akhir barang dalam proses.
Dari ikhtisar tersebut selanjutnya dapat dibuat ikhtisar harga pokok penjualan seperti peraga 2-4.Perhatikan angka total biaya produksi Rp 20.500 di pakai sebagai nilai komponen biaya produksi dalam ikhtisar harga pokok penjualan .
Peraga 2-4
PT INDUSTRI PABRIKAN
IKTISAR HARGA POKOK PRODUKSI
BULAN JANUARI 2011
Biaya produksi (peraga 2-3)                                                                            Rp  20.500 Persedian awal dalam proses                                                                                            2.250
Rp  22.750
Persedian akhir dalam proses                                                                                  1.500       Harga pokok produk selesai                                                                            Rp 21.250 Persedian awal barang jadi         2.000 Persedian  barang siap  jual                                                                             Rp 23.250 Persedian akhir barang jadi    2.125
Harga Pokok Penjualan                                                                                  Rp 21.125
            Untuk industri yang memiliki kompleksitas produksi tertentu ,metode penaksiran nilai persedian akhir barang dalam proses dibahas dalam salah satu bagian dari bab 5 dan 6. Harga pokok penjualan merupakn nilai persedian barang jadi yang siap di jual dengan nilai persedian akhir barang jadi pada tanggal akhir ikhtisar yang disajikan.
            Penilaian persedian akhir ini dapat di lakukan dengan menggunakan altenatif metode FIFO ,LIFO, metode rata- rata atau metode lain berdasarkan  kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh manajemen. Berbagai aspek mengenai metode- metode penilaian persedian yang diuraikan secara perinci dalam literaratur akuntansi keuangan dasar dan intermediate.
            Dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan,nilai persedian akhir bahan baku, barang dalam proses, dan nilai persedian akhir barang jadi secara bersama- sama disajikan sebagai elemen aktiva dalam neraaca perusahaan. sementara nilai  harga pokok penjualan untuk nilai persedian barang jadi yang sudah di trasnfer pemilikannya kepada pembeli disajikan dengan nama harga pokok penjualan sebagai dari laporan laba rugi (peraga 2-3).Pengalihan pemilikan ini bias terjadi pada periode yang berbeda dengan periode produksi, sehingga dengan alasan ini harga pokok produk tidak di kelompokan sebagai biaya periodik.
F.     Klasifikasi  Perilaku Biaya
            Biaya tetap  yaitu biaya yang kontan secara total  sekalipun  terjadi perubahan tingkat aktivitas dalam suatu kisaran relevan. Bila suatu biaya tetap dinyatakan dalam dasar perunit maka biaya tersebut kan berubah secara terbalik dengan aktivitas. Artinya, bila volume aktivitas meningkat maka biaya tetap  per unit semakin kecil. Sebaliknya bila tingkat aktivitas menurun maka biaya tetap per unit objek biaya kan mengalami kenaikan .
            Misalnya biaya gaji manajer pabrik dibayarkan sebesar Rp10.000.000 setipa bulan. Jumlah biaya ini secara periodik tidak berubah sekali pun terjadi perubhan volume produksi pabrik. Jika pada periode bejalan dihasilkan 10 unit produk pabrik ,maka pada setiap produk akan di bebani gaji manajer sebesar Rp 10.000.000 -/ 10 unit atau Rp 10.000.000 per unit
            Jika volume produksi diturunkan menjadi lima unit saja pada periode yang sama maka pada tiap unit produksi dibebani biaya gaji manajer pabrik yang lebih besar menjadi Rp 10.000.000,- per lima unit, atau Rp 2.000.000,-per unit. Total biaya bulanan tidak berubah, tetapi jumlah yang dibebankan pada tiap unit akan  naik jika volume produk turun, sebaliknya akan mengalami kenaikan jika terjadi penurunan volume produksi. Karena jumlahnya yang tidak berubah secara total, maka dalam analisis perilakunya biaya ini dikelompokkan sebagai biaya tetap.
            Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya ini disebut variabel karena jumlahnya akan berubah secara proporsional jika terjadi perubahan volume aktivitas. Misalnya harga bahan baku Rp 1.000,-per unit. Untuk menghasilkan satu unit produk dibutuhkan satu unit bahan baku, dengan total biaya 1 unit x rp 1.000,- = Rp 1.000,-. Jika volume produksi diturunkan menjadi empat unit maka diperlukan bahan baku empat unit. Biaya bahan baku akan ikut turun menjadi 4 unit x Rp 1.000,- =Rp 4.000,-.
            Sebaliknya jika volume produksi diturunkan menjadi tiga unit saja maka dibutuhkan Rp. 1.000,- = Rp 3.000,- dan seterusnya. Dalam contoh ini kenaikan biaya bahan baku proporsional dengan kenaikan jumlah unit produksi. Demikian juga jika volume produksi mengalami penurunan.
G.               Klasifikasi Untuk Pembebanan Pada Objek Biaya
Dalam hubungannya dengan objek yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung adalah suatu biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri  hubungannya dengan objek biaya tertentu. Dengan kata lain biaya langsung merupakan biaya yang dapat ditelusuri hubungan antara input dan outputnya. Termasuk dalam kelompok ini yaitu biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses produksi. Baik dilihat dari arus fisik maupun arus nilainya, dari sisi pandang ini biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat dikategorikan sebagai biaya langsung.
Biaya tidak langsung meliputi biaya-biaya yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri hubungannya dengan objek yang dibiayai. Biaya tidak langsung juga sering terjadi dari biaya bersama seperti overhead pabrik. Biaya ini terjadi di pabrik dalam rangka operasi pabrik tetapi tidak dapat ditelusuri hubungan langsungnya sebagai input dengan produk sebagai output yang dihasilkan dalam proses produksi.

H.    Klasifikasi Biaya untuk Pengambilan Keputusan
Informasi biaya juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Sehubungan dengan ini kemudian dikenal biaya relevan yang memiliki kriteria: (1) akan terjadi pada masa yang akan datang; dan (2) biaya tersebut berbeda diantara alternatif keputusan yang dipertimbangkan.
Sebaliknya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut dikelompokkan sebagai biaya tidak relevan. Termasuk biaya tidak relevan adalah biaya masa lalu dan tidak memengaruhi keputusan kedepan seperti halnya biaya tenggelam. Biaya ini telah terjadi pada masa lalu dan tidak dapat diubah dengan suatu keputusan yang dibuat sekarang atau dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, biaya tidak relevan semacam ini juga merupakan biaya yang tidak dapat dikendalikan.
Karena keputusan selalu berorientasi ke depan dan terutama beberapa keputusan khusus membutuhkan analisis diferensial, maka dalam prosesnya dikenal konsep biaya dan pendapatan sebagai berikut:
·         Biaya diferensial yaitu selisih atau perbedaan biaya dua alternatif. Apabila selisih ini berkenaan dengan pendapatan maka dikenal sebagai pendapatan diferensial.
·         Biaya kesempatan, yaitu potensi keuntungan atau penghematan biaya yang hilang karena suatu alternatif dipilih dari alternatif lain.
·         Biaya tambahan yaitu, biaya yang akan terjadi karena adanya proses lebih lanjut atau kegiatan tambahan. Suatu biaya tambahan biasanya akan menjadi biaya relevan bila terjadi diantara pilihan alternatif.
·         Biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Kebalikannya adalah biaya yang tidak terkendalikan. Biaya ini meliputi biaya yang terjadinya dapat disebabkan oleh keputusan manajemen yang bersangkutan. Biaya-biaya tenggelamkan dan biaya-biaya tetap lainnya cenderung tidak terkendali. Sebaliknya, biaya variabel yang terjadi pada masa yang akan datang cenderung terkendali karena dapat terjadi atau tidaknya biaya ini ditentukan oleh keputusan manajemen. Dapata terkendali atau tidaknya suatu biaya juga dipengaruhi oleh pusat pertanggungjawaban dimana suatu biaya terjadi. Biaya ekspansi pabrik yang diputuskan oleh manajemen puncuk misalnya, merupakan biaya tidak terkendali kan bagi manajer pabrik sebagai manajer yang lebih rendah levelnya. Tetapi, biaya seperti ini terkendali pada level pucuk pimpinan sehingga memberikan dampak berbeda pada tiap level keputusan yang berbeda.

RINGKASAN KLASIFIKASI BIAYA
TUJUAN KLASIFIKASI
KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA
Hubungan dengan pengeluaran kas
-          Biaya tunai
-          Biaya tidak tunai
Kapitalisasi biaya
-          Pengeluaran pendapatan
-          Pengeluaran modal
Biaya pabrikasi
-          Harga pokok produk
-          Bahan langsung
-          Tenaga kerja langsung
-          Overhead pabrik
Peramalan perilaku biaya
-          Biaya variabel
-          Biaya tetap
-          Biaya semi variabel
Pembebanan biaya terhadap objek yang dibiayai
-          Biaya langsung
-          Biaya tidak langsung
Pengambilan keputusan
-          Biaya diferensial
-          Biaya tenggelam
-          Biaya kesempatan
-          Biaya tambahan
Peran biaya dalam membentuk produk
-          Biaya utama
-          Biaya konfersi
Pelaporan keuangan eksternal
-          Harga pokok penjualan
-          Biaya penjualan
-          Biaya administrasi dan umum
-          Biaya non operasi

2.9 Biaya dan Pengeluaran Kas
Sebagai pedoman umum perlu dipahami bahwa biaya tidak selalu identik dengan pengeluaran kas. Sekalipun biaya pada umumnya terjadi bersamaa dengan pengeluaran kas, tetapi biaya bisa juga terjadi tanpa diikuti pengeluaran kas. Misalnya, suatu biaya dapat timbul karena proses alokasi biaya perolehan barang dan jasa atau yang pengeluaran kasnya sudah dilakukan pada masa lalu, tetapi pengakuan sebagai biaya nanti dilakukan saat ini atau bahkan pada masa yang akan datang.
Biaya bisa juga terjadi bersamaan dengan timbulnya utang yang pembayaran kasnya akan dilakukan pada masa yang akan datang. Demikian dengan halnya pengeluaran kas tidak selalu identik dengan biaya karena dalam bisnis terdapat pembayaran utang misalnya, atau pemberian pinjaman kepada pihak lain.





REFRENSI

Samryn, Akuntansi Manajemen “Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi dan Investasi”


           


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "AKUNTANSI MANAJEMEN KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA"

Postingan Populer