LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM
USAHA
KERAJINAN INGKE DI DESA TAKMUNG
KABUPATEN
KLUNGKUNG
OLEH
:
KELAS
D
NI
LUH JUNIA PURNAMI NIM
: 1417051041
AKUNTANSI
PROGRAM S1
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi
biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara – cara tertentu atau
penafsiran. Oleh karena itu diperlukan akuntansi biaya, dimana akuntansi biaya
berfungsi untuk mengukur pengorbanan nilai masukan, menghasilkan informasi bagi
manajemen dan karyawan atau pihak-pihak yang memerlukannya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan adanya Akuntansi Biaya ini perusahaan atau sector
usaha dapat menentukan apakah usaha yang dijalakannya dapat memperoleh atau
tidak sehingga dapat memberikan keputusan untuk melanjutkan/mengembangkan usaha
kedepannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini ingin meneliti usaha
yang ada khususnya di Desa Takmung yaitu “usaha kerajinan ingke makan” apakah
usaha tersebut dapat memberikan laba, menghitung harga pokok produk,
mengidentifikasi perlakuan akuntansi pada sisa bahan, dan lain-lainnya.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi
dan menggolongkan biaya-biaya yang dikeluarkan.
2. Mengidentifikasi
perlakuan akuntansi untuk bahan baku, tenaga kerja, dan Biaya Overhead
Pabrik(BOP).
3. Menghitung
Harga Pokok Produk menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan.
4. Menyusun
Kartu Harga Pokok Pesanan.
5. Mengidentifikasi
cara menentukan Harga Jual Produk.
6. Mengidentifikasi
cara menentukan Laba.
7. Mengidentifikasi
bagaimana perlakuan untuk Sisa Bahan, Produk Rusak, dan Produk Cacat.
8. Mengidentifikasi
Produk Utama, Produk Bersama, Produk Sampingan, dan Produk Sekutu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keadaan
Umum Usaha
- Profil dan Sejarah
Usaha
Usaha kerajinan ingke
merupakan suatu bisnis yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang bernama Ni
Kadek Armiati. Bisnis ini telah dimulai sejak tahun 2000 yang merupakan bisnis
turunan dimana bisnis ini awalnya dikerjakan oleh Ni Putu Winda. Pada tahun
2011 Ibu Winda pindah ke daerah Lombok bersama suami dan anak-anaknya sehingga
usaha kerajinan ingke ini dilanjutkan oleh iparnya yaitu Ibu Armiati agar usaha
keluarga ini tetap berjalan lancar dan dapat memenuhi tingginya permintaan
pelanggan. Usaha yang sekarang dijalani oleh Ibu Armiati telah berkembang dari
tahun-tahun sebelumnya. Produk ingke yang dihasilkan pun sangat bagus dan berkualitas
sehingga mampu bertahan dan bersaing selama puluhan tahun. Pelanggan dari
produk ingke ini pun sangat luas karena kebutuhan masyarakat khususnya Agama
Hindu yang mana produk ingke makan ini sangat di perlukan dalam upacara-upacara
keagamaan khususnya di Bali. Dalam memenuhi banyaknya pesanan ingke tidak
jarang Ibu Armiati bekerja sama dengan ayahnya sehingga dapat menyelesaikan
pesanan lebih cepat yang berdampak pada peningkatan laba usaha.
- Aspek Produksi
Aspek produksi dari usaha
kerajinan ingke meliputi dari penyediaan bahan baku yaitu Lidi. Lidi yang dimaksud adalah lidi dari
janur muda dimana memiliki daya tahan yang cukup lama untuk meningkatkan nilai
artistik ingke yang dibuat.
- Aspek Pemasaran
Seiring berjalannya
waktu usaha ingke ini berkembang dalam pemasaran dan pesanannya yaitu tidak
hanya di Kecamatan Banjarangkan tapi sudah mencangkup seluruh kecamatan di
Kabupaten Klungkung. Meluas lagi meliputi daerah Gianyar, daerah Denpasar , dan
daerah Bangli.
B.
Pengelompokan
Biaya
Adapun
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi ingke makan periode 1 bulan
yaitu digolongkan menurut fungsi pokok dalam perusahaan :
- Biaya Produksi
a.
Biaya
Variabel
No
|
Biaya
|
Satuan
|
Harga
per
|
Total
|
Satuan
|
||||
1
|
Lidi
|
565 ikat
|
Rp
1,500
|
Rp
847,500
|
2
|
Tali
Rapia
|
1 gulung
|
Rp
15,000
|
Rp
15,000
|
3
|
Bensin
|
10 liter
|
Rp
7,500
|
Rp
75,000
|
4
|
Pewarna
|
150 pcs
|
Rp
500
|
Rp
75,000
|
5
|
Pernis
|
3 kaleng
|
Rp
50,000
|
Rp
150,000
|
TOTAL
BIAYA VARIABEL
|
Rp
1,162,500
|
b.
Biaya
Tetap
No
|
Biaya
|
Satuan
|
Harga
per
|
Total
|
Satuan
|
||||
1
|
Gunting
Besar
|
1 buah
|
Rp
85,000
|
Rp
85,000
|
2
|
Gunting
Kecil
|
1 buah
|
Rp
10,000
|
Rp
10,000
|
3
|
Kuas
|
2 buah
|
Rp
15,000
|
Rp
30,000
|
TOTAL
BIAYA TETAP
|
Rp
125,000
|
Total Biaya Produksi = Rp1,162,500 + Rp125,000 =
Rp1.287.500
- Biaya Komersial
(Biaya Pemasaran)
No
|
Biaya
|
Jumlah
|
1
|
Transport
|
Rp
50,000
|
2
|
Konsumsi
|
Rp
100,000
|
TOTAL
|
Rp
150,000
|
3.
Bahan
Baku, Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik
a.
Metode
Pencatatan Biaya Bahan Baku
Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam
perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok
pesanan.
Persediaan
bahan baku lidi pada tanggal 1 November 2015
100
ikat @ Rp1.500 = Rp150.000
100
ikat @ Rp1.700 = Rp170.000
Kartu Persediaan dengan Metode MPKP
Tgl
|
Keterangan
|
Pembelian
|
Pemakaian
|
Sisa
|
||||||
Kuan-
|
Harga
|
Jumlah
|
Kuan-
|
Harga
|
Jumlah
|
Kuan-
|
Harga
|
Jumlah
|
||
titas
|
per
ikat
|
(Rp)
|
titas
|
per
ikat
|
(Rp)
|
titas
|
per
ikat
|
(Rp)
|
||
(ikat)
|
(Rp)
|
(ikat)
|
(Rp)
|
(ikat)
|
(Rp)
|
|||||
1/11
|
Saldo
Awal
|
100
|
1500
|
150000
|
||||||
100
|
1700
|
170000
|
||||||||
8/11
|
Pemakaian
|
100
|
1500
|
150000
|
||||||
50
|
1700
|
85000
|
50
|
1700
|
85000
|
|||||
16/11
|
Pembelian
|
300
|
1500
|
450000
|
50
|
1700
|
85000
|
|||
300
|
1500
|
450000
|
||||||||
20/11
|
Pemakaian
|
50
|
1700
|
85000
|
||||||
200
|
1500
|
300000
|
100
|
1500
|
150000
|
|||||
26/11
|
Pembelian
|
100
|
1300
|
130000
|
100
|
1500
|
150000
|
|||
100
|
1300
|
130000
|
||||||||
30/11
|
Pemakaian
|
100
|
1500
|
150000
|
||||||
65
|
1300
|
84500
|
35
|
1300
|
45500
|
|||||
Jumlah
Pembelian
|
400
|
580000
|
||||||||
Jumlah
Pemakaian
|
565
|
770000
|
||||||||
Sisa
Akhir
|
35
|
1300
|
45500
|
b.
Akuntansi
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah
yang diberikan atas dasar produk yang dihasilkan tiap harinya. Tariff yang
diberikan untuk upah hariannya adalah 500/produk.
Distribusi Upah Tenaga Kerja Langsung
Distribusi
Upah Tenaga Kerja
|
Kadek
Armiati
|
||||
Dibebankan
sebagai biaya tenaga kerja langsung
|
|||||
Pesanan
#101
|
Rp
375,000
|
||||
Jumlah
upah yang diterima bulan November 2015
|
Rp
525,000
|
||||
c.
Penentuan
Tarif Biaya Overhead Pabrik
Pembebanan
biaya overhead pabrik kepada produk
menggunakan metode Satuan Produk.
Taksiran
biaya overhead pabrik dalam 1 bulan :Rp150.000
Taksiran
jumlah produk yang akan dihasilkan 1 bulan :750
unit
Tarif
biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp150.000
: 750) = Rp200 per unit produk.
4.
Metode
Penentuan Harga Pokok
Penentuan harga pokok produk menggunakan
Metode Harga Pokok Pesanan karena produk yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.
·
Pendekatan
Full Costing
Biaya Bahan Baku
|
Rp 770,000
|
Biaya Tenaga Kerja Langsung
|
Rp 525,000
|
Biaya Overhead Pabrik Variabel
|
Rp 392,500
|
Biaya Overhead Pabrik Tetap
|
Rp 125,000
|
Biaya Komersial
|
Rp 150,000
|
TOTAL
|
Rp 1,952,500
|
5.
Kartu
Harga Pokok
Unit Kerajinan Ingke
|
|||||||||
Takmung-Klungkung
|
|||||||||
KARTU HARGA POKOK
|
|||||||||
No. Pesanan
|
: 101
|
Pemesanan
|
: UD. Arjuna Sejahtera
|
||||||
Jenis Produk
|
: Ingke Makan
|
Sifat Pemesan
|
: Segera
|
||||||
Tanggal Pesan
|
: 1 November 2015
|
Jumlah
|
: 750 unit
|
||||||
Tanggal Selesai
|
: 30 November 2015
|
Harga Jual
|
: Rp3.500/unit
|
||||||
Biaya Bahan Baku
|
Biaya Tenaga Kerja
|
Biaya Overhead Pabrik
|
|||||||
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
No. Kartu
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Satuan
|
Tarif
|
Jumlah
|
(Rp)
|
Jam Kerja
|
(Rp)
|
Produk
|
(Rp)
|
(Rp)
|
||||
(Unit)
|
|||||||||
1/11
|
Lidi
|
770,000
|
7/11
|
375,000
|
7/11
|
750
|
200
|
150,000
|
|
Tali
Rapia
|
15,000
|
||||||||
Bensin
|
75,000
|
||||||||
Pewarna
|
75,000
|
||||||||
Pernis
|
150,000
|
||||||||
Jumlah
|
1,085,000
|
375,000
|
150,000
|
||||||
Jumlah total biaya produksi adalah….
|
1,610,000
|
||||||||
6.
Harga
Jual Produk
Metode Taksiran Biaya Penuh (Full Cost)
Harga Jual = Biaya produksi + Biaya nonproduksi + Laba yang diharapkan
Harga Jual = Rp1.802.500 + Rp150.000+ Rp672.500 =
Rp2.625.000
Jadi Harga Jual tiap produk :
Rp2.625.000 : 750 = Rp3.500
7.
Keuntungan
(Laba)
Laba = Harga Jual – Biaya Penuh
= Rp2.625.000 -
Rp1.952.500
= Rp672.500
Besar
kecilnya laba sangat dipengaruhi oleh harga pasar. Semakin tinggi harga ingke
makan di pasaran maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diperoleh
dengan asumsi biaya yang dikeluarkan tetap.
8.
Sisa
Bahan, Produk Rusak, Produk Cacat
Akuntansi
|
Keterangan
|
Harga Jual
|
Pencatatan
|
Sisa Bahan
|
Potongan Lidi
|
5000/karung
|
Penghasilan diluar usaha
|
Sapu Lidi
|
3000/ikat
|
Penghasilan diluar usaha
|
|
Produk Cacat
|
Kesalahan
|
2000/produk
|
Penghasilan diluar usaha
|
Produk Rusak
|
Kesalahan
|
-
|
Kerugian diluar usaha
|
9.
Produk
Utama, Produk Bersama, Produk Sampingan, Produk Sekutu
Produk
|
Produk
|
Produk
|
Produk
|
||||
Utama
|
Bersama
|
Sampingan
|
Sekutu
|
||||
Jenis Ingke
|
Harga
|
Jenis Ingke
|
Harga
|
Jenis Ingke
|
Harga
|
Jenis Ingke
|
Harga
|
Ingke Makan
|
3000
|
Ingke Makan
|
3000
|
Sapu Lidi
|
5000
|
Ingke Makan
|
2500
|
Ingke Ajengan
|
2500
|
Potongan Lidi
|
5000
|
Bahan Lidi
|
|||
Janur Tua
|
|||||||
Ingke Bokor
|
25000
|
||||||
Tutup Bokor
|
5000
|
||||||
Nampan besar
|
20000
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Usaha kerajinan ingke Ibu Armiati dalam
satu kali periode produksinya membutuhkan sebanyak 565 ikat lidi yang dijadikan
sebagai bahan utama untuk pembuatan ingke makan. Pada awalnya pemasarannya
dilakukan dengan menitipkan di warung-warung hingga akhirnya dapat berkembang
dan mampu meneripa ratusan pesanan tiap bulannya.
·
Biaya yang dibutuhkan dalam satu kali
periode produksi kerajinan ingke makan sebesar Rp 1,952,500 dengan penerimaan penjualan dari
750 unit ingke makan sebesar Rp2.625.000, sehingga dalam satu kali
produksi Ibu Armiati mendapatkan keuntungan atau laba bersih sebesar Rp672.500
B.
Saran
·
Sebaiknya dalam pembelian bahan baku
lidi lebih di perhatikan karena banyak lidi yang tidak digunakan karena terlalu
pendek sehingga menyulitkan pada proses mengulat ingke makan. Selain banyak
lidi yang masih terdapat bekas janur sehingga diperlukan tambahan waktu untuk
membersihkan bekas janur tersebut.
·
Dalam segi pemasaran dapat memanfaatkan
teknologi modern seperti membuat akun blogger untuk memuat usaha tersebut,
sehingga dalam pemasarannya dapat diketahui oleh masyarakat luas tidak hanya di
Bali saja tapi mencakup seluruh Indonesia bahkan Luar Negeri.
Belum ada tanggapan untuk "LAPORAN HASIL PRAKTIKUM USAHA KERAJINAN INGKE DI DESA TAKMUNG KABUPATEN KLUNGKUNG"
Post a Comment