Untuk
teman-teman yang ingin mengetahui prinsip apa saja dalam penelitian
sejarah, silakan baca di blog ini, ada juga materi yang lainnya
tentunya yang sahabat butuhkan dalam mengerjakan tugas sekolah.
Semoga bermanfaat... :)
Semoga bermanfaat... :)
Penelitian sejarah
lisan membutuhkan suatu metode pengumpulan data atau bahan penulisan sejarah
yang dilakukan oleh peneliti sejarah melalui wawancara secara lisan terhadap
pelaku atau saksi peristiwa.Metode ini sudah dipergunakan sejak masa lalu yang
semula dipergunakan di Amerika Serikat.
Langkah yang harus
ditempuh bagi penelitian sejarah lisan adalah menemukan sumber pendukung yang
berasal dari para pelaku atau saksi-saksi langsung serta tempat terjadinya
peristiwa untuk mencari latar belakang dan pemahaman akibat dari peristiwa yang
ditimbulkan sehingga akan mendekati kebenaran seperti yang diharapkan.
Oleh karena itu, untuk
melakukan penelitian sejarah lisan perlu adanya sumber dari para pelaku maupun
para saksi.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap pelaku atau
saksi peristiwa.Namun, terkadang keterangan para pelaku bersifat subjektif
sehingga perlu dilakukan penyeleksian atau analisis secara cermat (misalnya,
yang menguntungkan pelaku dikatakan, sedangkan yang dianggap negatif atau
merugikan pelaku disembunyikan).Kritik terhadap sumber lisan adalah dengan
melakukan cross check atau mengecek dengan sumber lisan lainnya.
Berikut teknik-teknik
pengumpulan data sumber lisan.
1. Sumber berita dari
pelaku sejarah
Pelaku merupakan unsur
utama yang berperan dalam peristiwa sebab para pelaku tahu persis latar
belakang peristiwa tersebut, apa yang terjadi, sasaran dan tujuannya, serta
mengapa terjadi dan siapa saja pelakunya. Metode wawancara kepada pelaku
merupakan metode yang paling tepat untuk mengungkapkan dan memaparkan suatu
peristiwa.
Ada beberapa cara dalam
pengumpulan informasi lisan melalui teknik wawancara, yaitu adanya seleksi
individu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi yang akurat (maksudnya
kedudukan orang tersebut dalam suatu peristiwa, sebagai pelaku utama, informan,
atau saksi), harus ada pendekatan kepada orang yang diwawancarai, mengembangkan
suasana lancar dalam wawancara dengan pertanyaan yang jelas, tidak berbelit dan
menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan. Persiapkan pokok-pokok
masalah yang akan ditanyakan dengan sebaik-baiknya agar memperoleh data yang
lengkap dan akurat.
Wawancara langsung
dapat dilakukan dengan metode-metode berikut.
a. Wawancara dilakukan
dengan pertanyaan acak dan jawaban tidak ditentukan (pertanyaan terbuka).
b. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah ditentukan (pertanyaan
tertutup).
c. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih dahulu baru kemudian responden
menjawab satu per satu.
d. Wawancara dilakukan
dengan cara mengajukan suatu pertanyaan, kemudian responden langsung menjawabnya.
Setelah selesai, pewawancara mengajukan pertanyaan selanjutnya.
e. Wawancara dilakukan
dengan menggunakan tape recorder yang dapat menyimpan kesaksian pelaku atau
saksi lisan tersebut.
2. Sumber berita dari
saksi sejarah
Orang yang pernah melihat
atau menyaksikan suatu peristiwa, tetapi bukan pelaku, disebut saksi.Berita
juga sering disampaikan oleh para saksi peristiwa, dapat berupa berita
kebenaran, berita sepihak, atau hanya sekadar berita dari suatu peristiwa. Para
saksi juga tidak melihat secara utuh dan detail suatu peristiwa sebab ia hanya
sekadar mengetahui suatu peristiwa, itu saja tidak seluruhnya. Oleh karena itu,
keterangan dari para saksi perlu didukung oleh data lain yang memperkuat bukti
peristiwa sejarah.
3. Sumber berita dari
tempat kejadian peristiwa sejarah
Masalah tempat sering
mempunyai kaitan dalam sebuah peristiwa, misalnya, peristiwa Rengasdengklok,
penyusunan teks proklamasi, dan tempat proklamasi.Tempat tersebut menjadi saksi
sejarah yang mampu menjadi sumber lisan.
Belum ada tanggapan untuk "PRINSIP PRINSIP PENELITIAN SEJARAH"
Post a Comment