Untuk
teman-teman yang ingin mengetahui kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, silakan baca di blog ini, ada juga materi yang lainnya
tentunya yang sahabat butuhkan dalam mengerjakan tugas sekolah.
Semoga bermanfaat... :)
Semoga bermanfaat... :)
1.
Pengertian
Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan
Yang Maha Esa mengandung dua unsur kata yaitu “Ketuhanan” dan “Yang Maha
Esa”.
“Ketuhanan”
berasal dari kata Tuhan, yakni pencipta alam semesta, dengan segala isinya.
“Yang Maha Esa”,
berarti Yang Maha satu atau Yang Maha Tunggal dan tidak ada tara-Nya, tidak ada
yang menyamaiNya.
Keyakinan
dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan hal yang sangat penting
kita tanamkan dalam diri. Karena orang yang tidak memiliki keyakinan dan
kepercayaan akan selalu dihantui oleh perasaan bimbang dan ragu, tidak aman dan
tidak mempunyai kepastian dalam dirinya. Contohnya agama adalah kepercayaan
atau keyakinan semua umat.
Dengan keyakinan dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa akan menyadarkan kita bahwa segala yang ada baik
alam semesta maupun isinya adalah bersumber dari Tuhan. Tuhan merupakan saksi
agung jagat raya ini sehingga Beliau merupakan saksi semua aktifitas/perbuatan
manusia, apakah itu perbuatan baik ataupun buruk. Dengan sujud bakti kepada
Tuhan, Beliau akan melimpahkan anugerahNya kepada kita semua. Meyakini dan mempelajari
sifat-sifat Tuhan yang serba maha, maka kita sebagai manusia akan semakin
merasakan dan menyadari bahwa manusia sesungguhnya penuh dengan keterbatasan.
Di hadapan Tuhan kita tidak berarti apa-apa, lemah, kecil tidak berdaya. Dengan
keyakinan kepada Tuhan maka manusia akan dapat memperbaiki bahkan menghilangkan
rasa egoisme yang sering menyesatkan hidupnya.
Di dalam falsafah bangsa, Ketuhanan
merupakan hal yang sangat penting dan sangat prinsip yang dimuat dalam
Pancasila yaitu sila pertama. Selain itu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga dan keempat dan Batang
Tubuh UUD 1945, pasal 29 ayat 1.
a. Alinea
ketiga : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…….
b. Alinea
keempat : …….negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,…..
c. Pasal
29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan : Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.
Makna
yang bisa diambil dari sila Ketuhanan tersebut adalah :
- Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa
- Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
- memaksa warga negara untuk beragama.
- Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
- Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.
6.
Pembukaan UUD 1945 menyebutkan kata “Ketuhanan” dan
“Allah” bukan agama! Fakta yang bisa kita lihat adalah, negara Indonesia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.
Cara
Meyakini Adanya Tuhan Yang Maha Esa
Ada tiga cara untuk meyakini
adanya Tuhan Yang Maha Esa yaitu :
a. Agama
Pramana/Sabda Pramana adalah cara untuk meyakini Tuhan dengan membaca
kitab-kitab terutama kitab suci atau juga dengan mendengarkan cerita-cerita
dari orang yang dapat dipercaya(orang suci).
b. Praktyaksa
Pramana yaitu cara untuk meyakini keberadaan Tuhan dengan merasakan, mengalami
atau melihat langsung dengan jelas dan nyata.
c. Anumana
Pramana adalah cara meyakini keberadaan Tuhan dengan jalan menarik suatu
kesimpulan berdasarkan atas logika dari gejala alam.
3.
Alasan
Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Keyakinan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah dirintis oleh bangsa Indonesia
sejak jaman purbakala.
Ketika sampai
pada topik tentang keberadaan Tuhan, Alkitab mengatakan bahwa ada banyak orang
yang telah melihat bukti yang cukup tetapi mereka mendiamkan kebenaran Tuhan.
Di sisi yang lain Tuhan mengatakan kepada mereka yang ingin mencariNya,
"apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu
menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku. Sebelum
kita melihat fakta mengenai keberadaan Tuhan, tanyakan pada dirimu sendiri, Jika
Tuhan ada, akankah saya ingin mengenalNya?
Seorang ilmuan
terkemuka pada abad 20 Albert Einstein menyatakan : “ Energi tidak dapat
diciptakan atau dirusak, energi hanya dapat ditransformasikan”. Pernyataan
Albert Einstein ini dapat dibenarkan secara logika : karena energy adalah maha
pencipta alam seisinya, maka jelaslah energy tidak dapat diciptakan atau
dirusak dengan alat secanggih apapun.
4.
Sifat-sifat
Tuhan Yang Maha Esa
a) Berada
di mana-mana,
b) Tidak
dapat dilihat,
c) Dapat
dirasakan, dan
d) Tidak
berawal dan berakhir.
Untuk
menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan selain dengan hokum
sebab-akibat(Causalitet) seperti : saya ada karena ayah dan ibu, ayah dan ibu
ada karena kakek dan nenek, kakek dan nenek ada karena ada kumpi, kumpi ada
karena ada buyut, buyut ada karena kelewaran, kelewaran ada karena dan
seterusnya sehingga kita tidak bisa menjawabnya sehingga jawaban terakhir
adalah semua diciptakan oleh Tuhan sebagai penyebab pertama dari segala yang
ada di dunia ini yang disebut Causaprima.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan dikaruniai
akal, budi luhur, rasa karsa, hidup, dan kehidupan di dunia, wajib percaya dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa itu harus benar-benar ada dalam ahati atau pikiran, diucapkan dengan
kata, dan diwujudkan dengan amal perbuatan yang disebut dengan ajaran Tri Kaya
Parisudha.
5.
Perilaku Yang Didasari Keyakinan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
a.
Di
lingkungan keluarga dapat kita tunjukkan sikap-sikap :
Ø Saling
mengingatkan untuk selalu taat pada ajaran agama.
Ø Berusaha
dengan sekuat tenaga menjauhi larangan Tuhan.
Ø Selalu
meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Di
lingkungan sekolah dapat kita tujukkan sikap-sikap :
Ô Saling
menghormati sesama teman, baik seagama maupun berlainan agama.
Ô Mengamalkan
pendidikan agama di sekolah dengan praktik ibadah.
Ô Memperingati
hari-hari besar agama di sekolah.
c.
Di
lingkungan masyarakat dapat kita tunjukkan sikap-sikap :
Ä Keluarga
masyarakat dapat merayakat hari besar agama serta menjalankan kewajiban
agamanya secara bebas karena telah terbina sikap saling menghargai.
Ä Warga
yang satu ikut bergembira atas nasib baik yang dialami warga lainnya dengan
ikut memberikan ucapan syukur kepada Tuhan.
Ä Warga
masyarakat berupaya mempererat tali dharmasanti atau silaturahmi, antara lain
dengan saling mengunjungi dan mengucapkan salam.
Belum ada tanggapan untuk "Percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa"
Post a Comment