“AUDITING
II”
AUDIT
SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI,
DAN
UTANG DAGANG
OLEH :
KELAS
V D
NI LUH JUNIA PURNAMI NIM : 1417051041
LUH
KARTIKA UTAMI DEWI NIM :
1417051226
I GUSTI KOMPYANG SUSILA D. NIM : 1417051091
I MADE ADI ARIAWAN NIM : 1417051070
AKUNTANSI
PROGRAM S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA
2016
A. AKUN DAN KLASIFIKASI
TRANSAKSI DALAM SIKLUS AKUISIS DAN PEMBAYARAN
Tujuan
keseluruhan dalam audit siklus akuisis dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi
apakah akun dipengaruhi oleh akuisis barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk
akuisisi tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum. Terdapat 3 klasifikasi transaksi dalam siklus ini, yaitu :
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan cadangan serta potongan pembelian.
Berdasarkan
sumber dari buku (2Alvin A. Arens dan James Loebbecke, AUDITING An Intergrated Approach Fourth
Edition, Erlangga, Jakarta, 1993, hal.259). Suatu ciri khas penting dari
siklus perolehan dan pembayaran adalah banyaknya jumlah perkiraan yang
terlibat. Perkiraan-perkiraan tersebut adalah sebagai berikut :
·
Kas di Bank - dipengaruhi
oleh semua siklus transaksi.
·
Persediaan - merupakan
aktiva berwujud, dan khususnya habis digunakan dalam satu tahun.
·
Asuransi dibayar di muka - merupakan
beban yang dibayar di muka.
·
Peralatan pabrik - merupakan
aktiva tetap berwujud.
·
Hutang dagang - menunjukkan
kewajiban khusus di mana jumlah dan tanggal pembayaran pada waktu yg akan
datang diketahui.
·
Pajak kekayaan terhutang - menunjukkan
kewajiban yang jumlahnya masih ditaksir/ diperkirakan.
·
Perkiraan-perkiraan operasi
nominal - termasuk beberapa metode verifikasi terhadap semua perkiraan dalam
kategori ini.
B. FUNGSI-FUNGSI BISNIS DALAM
SIKLUS DAN DOKUMEN PENCATATAN TERKAIT
Siklus
akuisisi dan pembayaran meliputi keputusan dan proses yang diperlukan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam pelaksanaan usaha. Siklus ini biasanya
diawali dengan tindakan oembelian oleh pegawai yang membutuhkan barang atau
jasa dan berakhir dengan pembayaran utang dagang. Empat fungsi bisnis yang
muncul saat melakukan pencatatan terhadap tiga klasifikasi transaksi dalam
siklus akuisisi dan pembayaran. Ketiga fungsi yang pertama adalah sebagai
pencatatan barang atau jasa yang dibeli ke akun tertentu dan fungsi keempat
adalah sebagai pencatatan pengeluaran kas untuk pembayaran kepada vendor.
Pemrosesan Pesanan Pembeli
Titik awal dari siklus ini adalah
permintaan terhadap barang dan jasa oleh klien. Bentuk formulir permintaan dan
lembar persetujuan bergantung pada sifat barang dan jasa dan juga kebijakan
perusahaan. Dokumen tersebut meliputi :
·
Permintaan pembelian.
Permintaan pembelian digunakan dalam permintaan akan dibelinya barang dan jasa
oleh karyawan yang terotorisasi. Permintaan pembelian ini bisa saja merupakan
permintaan akuisisi material dan mandor atau penyelia bagian penyimpanan,
permintaan perbaikan dari pihak kantor atau pabrik, atau permintaan asuransi
dari wakil direktur penanggung jawab aset tetap. Perusahaan biasanya bergantung
pada spesifikasi pencatatan pesanan yang terkomputerisasi untuk mengawali
permintaan pembelian persediaan secara otomatis.
·
Pesanan Pembelian.
Pesanan pembelan merupakan dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa
dari vendor. Dokumen tersebut meliputi deskripsi, kuantitas, dan informasi
terkait lainnya dari produk dan jasa yang ingin dibeli oleh perusahaan. Dokumen
tersebut mengindikasikan otorisasi pembelian. Perusahaan biasanya menyerahkan
pesanan pembelian secara elektronik keada vendor yang menyediakan pertukaran
data elektronik (Electronoc Data Interchange/EDI)
Penerimaan Barang dan Jasa
Penerimaan barang dan jasa oleh
perusahaan merupakan titik kritis dalam siklus ini karena pada waktu inilah
biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi dan utang yang terkait dalam
pencatatan mereka. Saat barang diterima, dibutuhkan pengendalian yang memadai
untuk menguji deskripsi, kuantitas, waktu tiba, dan kondisi barang yang dibeli.
Pengakuan Utang.
Pengakuan yang memadai atas munculnya
utang pada saat penerimaan barang dan jasa membutuhkan pencatatan yang tepat
dan akurat. Dokumen dan pencatatan pada umumnya meliputi :
·
Faktur Vendor, merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan
menunjukkan jumlah terutang atas transaksi pembelian. Faktur tersebut berisi
deskripsi dan jumlah barang yang diterima, harga(termasuk ongkos angkut),
persyaratan diskon tunai, tanggal penagihan, dan jumlah total. Faktur vendor
sangat penting karena menunjukkan jumlah yang tercatat dalam berkas transaksi
pembelian.
·
Memo Debet, merupakan
dokumen dari vendor yang berisi pengurangan atas jumlah terutang pada vendor,
karena adanya barang yang diretur atau cadangan yang diberikan. Memo debet
biasanya menggunakan formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi informasi
didalamnya adalah tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan penambahan.
·
Voucher, biasanya digunakan
oleh organisasi untuk menerbitkan pencatatan dan pengendalian akuisisi secara
formal, terutama dengan menyusun setiap transaksi pembelian dalam suatu urutan
nomor. Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu bundelan berisi dokumen
terkait, seperti pesanan pembelian, salinan berkas pengepakan, laporan
penerimaan, dan faktur vendor. Setelah pembayaran, salinan cek ditambahkan
kedalam bundle voucher tersebut.
·
Daftar Voucher (Voucher Register). Sebuah buku harian
(journal) untuk mencatat voucher dari setiap perolehan barang dan jasa.
Biasanya daftar voucher ini terdiri dari beberapa kolom untuk setiap jenis
perolehan yang signifikan seperti pembelian persediaan, jasa perbaikan dan
pemeliharaan serta bahan-bahan penolong. Terdapat juga sebuah kolom untuk
kredit dan debet lain-lain, dan tentunya harus ada sebuah kolom untuk
pengkreditan hutang dagang. Masing-masing transaksi dapat dicatat ke dalam
daftar voucher, atau beberapa voucher dapat digabungkan dan dicatat dalam
bentuk ringkasan. Kalau daftar voucher, tidak digunakan maka bentuk buku harian
untuk mencatat setiap transaksi perolehan tetap tidak akan berubah jauh, akan
tetapi namanya disebut buku harian hutang
dagang (accounts payable journal) atau buku
harian pembelian (purchase journal)(2Alvin
A. Arens dan James Loebbecke, AUDITING An
Intergrated Approach 3rd Edition, Erlangga, Jakarta, 1990,hal.184).
·
Berkas Transaksi Akuisisi. Berkas ini merupakan berkas
terkomputerisasi yang mencakup seluruh transaksi pembelian yang diproses oleh
sistem akuntansi pada suatu periode, seperti harian mingguan, bulanan. Berkas
tersebut berisi seluruh informasi yang dimasukkan dalam sistem dan meliputi
informasi untuk setiap transaksi, seperti nama vendor, tanggal, jumlah,
klasifikasi akun, dan deskripsi serta jumlah barang yang dibeli. Berkas
transaksi akuisisi ini juga meliputi retur dan cadangan pembelianatau berkas
terpisah untuk transaksi tersebut. Informasi dalam berkas ini sangat bergantung
pada kebutuhan perusahaan, menggunakan bermacam-macam pencatatan, daftar atau
laporan, seperti jurnal akuisis, berkas utama utang dagang, dan transaksi untuk
saldo akun atau divisi tertentu.
·
Jurnal atau Daftar Akuisi. Daftar atau laporan yang dibuat dari
berkas transaksi akuisisi dan berkas terkait meliputi nama vendor, tanggal,
jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap transaksi, seperti
perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, atau peralatan. Jurnal tersebut juga
mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara tunai atau kredit.
·
Berkas Utama Utang Dagang. Berkas utama utang dagang mencatat
pembelian, pengeluaran kas, dan transaksi retur dan cadangan pembelian untuk
setiap vendor. Berkas utama diperbaharui dari berkas computer untuk transaksi
pembelian, retur dan cadangan, dan pengeluaran kas. Total masing-masing saldo
akun dalam berkas utama saa dengan saldo utang dagang dalam buku besar.
·
Neraca Saldo Utang Dagang. Daftar ini meliputi jumlah utang untuk
setiap vendor atau setiap tagihan atau voucher pada suatu waktu. Daftar ini
dibuat langsung dari berkas utama utang dagang.
·
Laporan Vendor. Laporan vendor merupakan dokumen yang dibuat
bulanan oleh vendor dan berisi informasi saldo awal, pembelian, retur dan
cadangan, pembayaran keada vendor, dan saldo akhir. Saldo dan aktivitas ini
merupakan representasi vendor dalam transaksi periode tersebut, bukan
presentasi klien. Jika tidak terdapat perbedaan jumlah ataupun beda waktu, maka
berkas utama utang dagang klien seharusnya sama dengan laporan vendor.
Proses dan Pencatatan Pengeluaran Kas
Pembayaran untuk barang dan jasa
merupakan aktivitas penting bagi seluruh entitas. Aktivitas tersebut secara
langsung mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang. Dokumen yang
berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri
atas :
·
Cek. Dokumen ini biasanya
digunakan untuk membayar pembelian ketika tagihan telah jatuh tempo. . Banyak
perusahaan menggunakan cek berbasis komputer berdasarkan informasi yang
dimasukkan dalam berkas transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.
Cek tersebut biasanya disiapkan dalam
banyak salinan, dengan lembar asli diberikan kepada pihak yang dibayar,
satu salinan disimpan bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya,
dan salinan lainnya disimpan secara urut nomor. Dalam banyak kasus, cek
individu dicatat dalam berkas transaksi pengeluaran kas. Setelah cek
ditandatangani oleh pihak yang berwenang, cek tersebut menjadi aset. Oleh
karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirmkan oleh pihak yang
menandatangani atau pihak yang berada dibawah kendalinya.
·
Berkas Transaksi
Pengeluaran Kas. Berkas ini memasukkan seluruh transaksi pengeluaran kas yang
diproses dalam sistem akuntansi untuk suatu periode, seperti harian, mingguam,
dan bulanan.
·
Jurnal atau Daftar
Pengeluaran Kas. Daftar atau laporan ini diperoleh dari berkas transaksi
pengeluaran kas yang memasukkan seluruh transaksi pada seluruh periode.
C. PENGARUH E-COMMERCE DALAM
SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN
Perusahaan
menggunakan Internet dan alternative e-commerce
lain untuk memproses akuisisi barang dan jasa dan proses lainnya yang
berhubungan dengan manajemen rantai pasokan (suppay-chain management). Berikut ini pengaruh Ee-commerce bagi perusahaan :
a.
Pemakaian jejaring ekstra
memudahkan dalam melakukan bisnis dengan rekan bisnis jarak jauh yang
sebelumnya bukan merupakan rekan yang diperhitungkan.
b.
Perusahaan yang saling
bersaing dalam penjualan barang dan jasa dapat bekerja sama untuk membangun
pasar satu lini yang mengintegrasikan penjual biasa.
c.
Perusahaan lain menggunakan
lelang business-to-business yang
dipandu melalui Internet untuk bernegosiasi dalam hal pembelian barang dan jasa
yang diperlukan dalam lelang terbuka.
d.
Penggunaan Internet untuk
mendapatkan barang dan jasa akan menghasilkan efisiensi pasar dan harga beli
lebih murah karena pasar tersebut mempertemukan lebih banyak pembeli dan
penjual yang bisa bernegosiasi untuk penjualan dan pembelian barang dan jasa.
e.
Penggunaan Internet untuk
pembelian barang dan jasa menyebabkan pengiriman dilakukan lebih cepat karena
adanya penghematan waktu pesanan pembelian secara online.
f.
Ketersediaan barang dan
jasa serta informasi lain secara online,
seperti informasi status pesanan, membantu mengurangi biaya-terkait-penggajian
yang berhubungan dengan layanan pelanggan dan fungsi penjualan lainnya.
D. METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus akuisisi dan
pembayaran dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu :
a. Pengujian akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi
bisnis yang dibahas di awal bab ini; pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan
barang dan jasa, dan pengakuan utang.
b. Pengujian pembayaran, yang meliputi fungsi keempat, yaitu
pemrosesan dan pencatatan pengluaran kas.
1.
Memahami Pengendalian Internal
Mempelajari diagaram alur klien,
menelaah kuesioner pengendalian internal, dan melakukan pengujian garis besar
terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.
2. Menilai Risiko Pengendalian
Terencana
- Mengotorisasi
Pembelian
Memastikan bahwa barang dan jasa yang
diakuisisi telah diotorasi oleh perusahaan dan tidak terjadi pembelian barang
yang berlebih atau tidak perlu.
- Memisahkan
Tanggung Jawab Aset dari Fungsi Lainnya
Untuk menghindari pencurian atau
penyalahgunaan, barang perlu dikontrol
secara fisik sejak barang diterima hingga barang tersebut digunakan atau
dibuang.
- Melakukan
Pencatatan Tepat Waktu dan Penelaahan Independen atas Transaksi
Beberapa perusahaan, pencatatan utang
pembelian dilakukan berbasis penerimaan barang dan jasa. Di
perusahaan-perusahaan lainnya, pencatatan ditunda sampai faktur vendor
diterima.
- Mengotorisasi
pembayaran
Pengendalian atas pengeluaran kas
paling penting meliputi :
·
Penandatanganan cek oleh personel
dengan otoritas yang memadai
·
Pemisahan tanggung jawab atas
penandatanganan cek dan perjalanan fungsi utang dagang
·
Pemeriksaan dokumen pendukung secara
saksama pada waktu cek ditandatangani oleh personel yang menandatangani cek
tersebut.
3.
Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Setelah efektivitas pelaksanaan
pengendalian meningkat dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan,
auditor dapat mengurangi pengujian substantif.
4.
Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi untuk Pembelian
- Pencatatan
Akuisisi Dilakukan saat Barang atau Jasa Diterima, Konsisten dengan
Kepentingan Klien (Keterjadian)
Pengendalian yang memadai dapat
mencegah adanya pencatatan yang tidak benar, terutama duplikasi pencatatan
akuisisi.
- Akuisisi
yang Benar Terjadi Telah Dicatat (Kelengkapan)
Kurang lengkapnya pencatatan atas
akuisisi barang dan jasa akan memengaruhi saldo utang dagang dan dapat
menyebabkan lebih saji pada laba dan modal pemilik.
- Akuisisi
Dicatat Secara Akurat (Akuisisi)
Lingkup pengujian perincian akun neraca
dan beban bergantung pada evaluasi auditor terhadap efektivitas pengendalian
internal atas akurasi pencatatan transaksi akuisisi.
- Akuisisi
Diklasifikasi dengan Benar (Klasifikasi)
Pengujian perincian akun individu
tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal telah
memadai untuk memastikan kebenaran klasifikasi dalam jurnal akuisisi.
5.
Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi untuk Pengeluaran Kas
Auditor
biasanya melakukan pengujian terhadap pembelian dan pengeluaran kas sekaligus.
Transaksi yang dipilih dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan,
dan dokumen akuisisi lainnya diperiksa bersama dengan cek yang dibatalkan. Oleh
karena itu, verifikasi dilakukan secara efisien tanpa mengurangi efektivitas
pengujian.
6.
Pengambilan Sampel Atribut atas Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substanstif atas Transaksi
Oleh
karena pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi untuk akuisisi dan pengeluaran kas, maka penggunaan sampel atribut
bisa dilakukan.pendekatan ini sama dengan yang digunakan dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penjualan yang
dibahas pada bagian “pengambilan sampel audit secara statistik”
Terdapat
tiga perbedaan penting dalam akuisisi dan pembayaran jika dibandingkan dengan
siklus lainya, yaitu:
1. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus ini,
termasuk akun laporanlaba/rugi dan nerac.potensi salah saji meningkat pada
terjadinya salah saji klasifikasi, yang kemungkinan akan mempengaruhi
pendapatan. Contohnya adalah kesalahan klasifikasi antara biaya perbaikan dan
pemeliharaan dan akiva tetap. Akibatnya, auditor biasanya mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat diterima, terutama untuk atribut klasifikasi.
2. Biasanya, siklus untuk transaksi membutuhkan penilaian,
seperti dalam biaya sewa guna usaha dan biaya konstruksi. Penilaian ini dapat
meningkatkan kemungkinan salah saji. Akibatnya, auditor biasanya mengurangi
tingkat pengecualian yang dapat diterima untuk akurasi.
3. Jumlah uang untuk masing-masing transaksi dalam siklus
memiliki cakupan luas. akibatnya, auditor biasanya memisahkan jumlah yang
bernilai besar atau tidak lazim dan melakukan pengujian atas seluruh bagian
tersebut.
E. METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN
PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG
Oleh
karena seluruh transaksi siklus akuisisi dan pembayaran masuk melalui utang
dagang, maka akun tersebut adalah penting dalam seluruh audit pada siklus
akuisisi dan pembayaran. Utang dagang harus dipisahkan dari utang akrual dan
kewajiban bunga. Suatu kewajiban merupakan utang dagang jika total jumlah dari
kewajiban tersebut di ketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban
tersebut memasukan pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai wesel bayar,
utang kontrak, utang hipotik, atau hutang obligasi.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Menpengaruhi Utang
Dagang (tahap1)
Risiko
bisnis klien yang cukup besar dapat muncul dari perubahan tersebut. Misalnya,
penjual bisa memiliki akses pada pencatatan utang dagang, sehingga mereka dapat
memonitor status saldo utang dan melakukan rekonsiliasi transaksi. Pihak ketiga
juga dapat mengakses pencatatan akuntansi, yang dapat menimbulkan salah saji
jika akses ini tidak dikendalikan dengan benar. Pemfokusan pada pengembangan
logistic atas perpindahan persediaan secara fisik keseluruh rantai distribusi
perusahaan dapat mempersulit penetapan pisah batas yang efektif atas saldo
utang dagang pad akhir tahun. Auditor perlu memahami perubahan sistem tersebut
untuk menilai apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen akan
menimbulkan kemungkinan terjadinya salah saji material.
Menetapkan Salah saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko
Bawaan (tahap I)
Seperti
halnya piutang dagang, transaksi yang berjumlah besar dapat mempengaruhi utang
dagang. Saldo transaksi tersebut biasanya berjumlah besar, dihasilkan dari
banyak vendor, dan biaya auditnya juga relative mahal. Untuk alasan ini auditor
biasanya menetapkan salah saji yang dapat diterima yang tinggi untuk utang
dagang. Untuk alasan ini pula, auditor menetapkan risiko bawaan sebagai risiko
menengah atau tinggi. Mereka biasanya berfokus pada kelengkapan dan tujuan
audit-terkait saldo pisah batas karena terdapat potensi kurang saji pada saldo
utang.
Menilai Risiko Pengendalian dan Mendesain serta Melakukan
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substatif atas Transaksi (Tahap I dan II)
Setelah auditor menetapkan salah saji yang dapat diterima dan
risiko bawaan untuk utang dagang, mereka menilai pengendalian risiko
berdasarkan oemahaman tentang pengendalian internal. Pengujian substantive
akhir dari auditor. Oleh karena itu auditor harus memiliki pemahaman yang
menyeluruh tentang hubungan antara pengendalian dan utang dagang.
Selain pengendalian,
personel yang independent atau program computer perlu merekonsiliasi laporan
vendor dengan pencatatan utang setiap bulan dan merekonsiliasi berkas utama
utang dengan buku besar. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor mendesain
dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi untuk
akuisisi dan pengeluarankas.
Mendesain dan melakukan prosudur analitis (Tahap III)
Penggunaan prosodur
analitis merupakan hal penting dalam siklus akuisisi dan pembayaran seperti
pada siklus lainya, trutama untuk mengungkap salah saji dalam utang. Untuk neraca dan akun laporan laba/rugi dalam
siklus akuisisi dan pembayaran yang di perlukan untuk mengungkap mana yang
memerlukan perhatiaan lebih.
Auditor harus membandingkan
total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkap salah saji
dalam utang dagang dan akun beban. Oleh karena akuntansi merupakan sistem dua
sisi,maka salah saji dari akun beban biasanya juga menghasilkan kesalahan dalam
pencataan utang. Oleh kerana itu,membandingkan beban tahun berjalan seperti
sewa, utilitas,dan latihan rutin lain dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan
prosodur efektif untuk menganalisis utang ketika beban dari tahun ke tahun
relatif stabil.
Mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo utang
dagang (Tahap III)
Tujuan keseluruhan dalam
audit utang dagang adalah untuk menentukan apakah saldo utang piutang disajikan
secara wajar dan benar.terdapat perbedaan penting dalam pemfokusan audit atas
utang dan aset. Ketika auditor melakukan verifikasi terhadap aset,mereka
berfokus pada lebih saji mulai verifikasi oleh konfirmasi,pemeriksaan fisik dan
pemriksaan dokumen pendukung.
Perbedaan dalam pemfokusan
pada audit aset dan utang di hasilkan langsung dari tanggung jawab hukum
akuntan publik. Jika investor,kriditur,dan pengguna lainya menentukan bahwa
laporan modal setelah penerbitan audit laporan keuangan secara material lebih
saji,maka kemungkinan akan terjadi gugatan akuntan publik.namun demikian,auditor
harus menghindari penekanan yang terlalu besar pada lebih saji atas modal
pemilik dengan mengabaikan kurang saji.
Pengujian utang lewat waktu
Oleh kerana fokus pada akun
utang terletak pada kurang saji,maka pengujian utang lewat waktu merupakan hal
yang penting dalam audit utang dagang.lingkup pengujian untuk mengungkap tidak
tercatatnya suatu utang(sering di sebut sebagai pencarian utang dagang yang
tidak tercatat)sangat tergantung pada pengendalian risiko yang dinilai dan
materealitas saldo pontensial pada akun.
Pengujian pisah batas
Pengujian lewat batas untuk
utang dagang dilakukan untuk menentukan apkah transaksi yang dicatat sebelum
atau sesudah tanggal neraca dimasukan dalam periode yang benar.tetapi pengujian
ini menekankan pada kurang saji,untuk menguji jumlah kurang saji pada pisah
batas ,auditor haru menelusuri laporan tagihan yang di terbitkan setelah akhir
tahun untuk memastikan bahwa tagihan tidak dimasukan sebagai utang dagang (jika
tidak termasuk dalam pengiriman barang dalam perjalanan,seperti yang dibahas
sebelumnya.
Hubungan antara pisah batas dengan pengamatan fisik
persediaan
Untuk menentukan apakan
pisah batas sudah benar dilakukan,auditor perlu melakukan pengujian pisah batas
sesuai dengan pengamatan fisik atas persediaan misalnya,diasumsikan bahwa
pembeliaan persediaan sebesar Rp 400.000.000 di terima pada tanggal 31 desmber
sore, setelah pengitungnan fisik perediaan dilakukan.jika pembelian temasuk
dalam utang dagang dan pembeliaan yang di catat,tetapi tidak termasuk dalam
persediaan,maka laba bersih akan kurang saji Rp400.000.000.
Persediaan dalam perjalaan
Dalam utng dagang,auditor
harus membedakan antara pembelian persediaan yang berbasis FOB tjuan dan FOB
tempat asal.untuk FOB tujuan, pemilikan berpindah kembali saat kiriman barang
di terima,dan pada saat pembeliaan berbasis FOB tempat asal,perusahaan harus
mencatat persediaan dan utang dagang terkait pada periode berjalan jika
pengiriman terjadi atau sebelum tanggal neraca.dan ketika pengiriman dilakukan
pda atau sebelum tanggal nerca,persediaan dan utang dagang yang terkait harus
dicatat pada periode berjalan jika jumlahnya material.
F. RELIABILITAS BUKTI
Perbedaan antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor Auditor
Harus membedakan antara faktur vendor
dengan laporan vendor dalam melakukan verifikasi jumlah yang dinyatakan dalam
vendor tersebut. Laporan vendor lebih baik dalam melakukan verifikasi utang
dagang karena memasukkan saldo akhir. Faktur vendor lebih baik dalam melakukan
verifikasi transaksi satu persatu dan faktur tersebut menunjukkan perincian
pembelian.
Perbedaan antara faktur vendor, laporan vendor dan
konfirmasi
Auditor haru membedakan
antara faktur vendor dan laporan vendor dalam melakukan verifikasi jumlah yang
dinyatakan oleh vendor tersebut. Auditor akan mendapatkan bukti yang kuat atas
transaksi ketika memriksa faktur vendor dan dokumen terkait,seperti laporan
penerimaan dan pesanan pembelian. Laporan fendor tidak sepenting faktur dalam
melakukan verifikasi transaksi individual karana dalam laporan tersebut
terdapat total jumlah transaksi.laporan tersebut tidak memasukan jumlah unit
yang di beli,harga,ongkos-ngkos angkut atau data lainya. Dan disini juga
terdapat antara perbedaan laporan vendor dan konfirmasi. Perbedaan utama
anatara laporan vendor dan konfirmasi utang dagang adalah imformasinya. Laporan
vendor dibuat oleh vendor atau pihak ketiga yang independent,tetapi ada di
tangan klien pada saat di priksa auditor. Klien memiliki kesempatan untuk
mengganti laporan vendor atau menahan laporan vendor tertentu agar tidak di
temukan oleh auditor.oleh krana ketersediaan laporan vendor dan faktur vendor,
di mana keduanya merupakan bukti anadal karana berasal dari pihak ketiga,maka
konfirmasi utang dagang menjadi tidak umum dibandingkan dengan konfirmasi
piutang dagang.
Jumlah sampel
Pembahasan mengenai
pengujian perincian saldo utang dagang memberikan penekanan pada prosodur audit
tertentu yang dilakukan,dokumen dan catatan yang di priksa,dan waktu pengujian.
Auditor juga harus mempertimbangkan jumlah sampel dalam audit utang dagang.
Sampel untuk pengujian utang dagang dapat bervariasi,tergantung pada faktor
materialitas utang dagang,jumlah utang beredar,resiko audit yang di ketahui,dan
hasil audit tahun sebelumnya. Saat pengendalian internal klien tidak efektif
dan hal ini untuk utang dagang,hampir seluruh populasi harus di
ferivikasi.dalam kondisi lain,setidaknyatetap di lakukan pengujian minimal yang
memadai.
Pengambilan sampel
statistik tidak bisa di gunakan dalam audit utang dagang dibandingkan piutang
dagang.menentukan populasi dan jumlah populasi lebih sulit dalam audit utang
dagang. Oleh penekanan terletak pada penghapusan utang dagang,maka auditor
harus memastikan bahwa populasi telah mencakup kemungkinan utang yang ada.
Nama Usaha :
Handphone Shop
Lokasi :
Jalan A. Yani No. 87 Singaraja
Jenis Usaha : Perusahaan Dagang
Deskripsi Usaha:
Handphone Shop merupakan salah satu cabang
dari PT. SKA (Semua Karena Anugerah) yang bergerak di bisnis retail khususnya
retail handpone. Handphone Shop di Bali pertama kali membuka cabang di Kota
Denpasar tepatnya di Jl. Teuku Umar, No.
134 Denpasar. Kini handphone shop sudah membuka cabang di beberapa daerah di
Bali, diantaranya Singaraja, Tabanan, dan Gianyar. Dan seiring dengan
perkembangannya, tidak hanya di Bali, diluar Balipun tepatnya di Lombok sudah
terdapat Handphone Shop. Pemilik dari Handphone Shop bernama Samuel Kevin, yang
berasal dari kota Medan. Handphone shop Singaraja terletak di Jl. A. Yani No.
87 Singaraja. Handphone Shop di singaraja ini telah berdiri selama 6 bulan,
tepatnya dibuka pada tanggal 8 Mei 2016. Handphone Shop Singaraja dipimmin oleh
seorang Manager Store yang bernama Ketut Dodi Sastrawan yang berasal dari kota
Singaraja Desa Busung Biu. Adapun produk yang dijual Handphone Shop Singaraja
seperti Handphone, Laptop, dan Assesories. Handphone Shop Singaraja menghadirkan multi brand dengan
konsep smart table. Dalam layanannya, menghadirkan life unit display, yang
mempermudah konsumen untuk memilih produk pilihannya dengan excellent service
Pasti Murah, Pasti Original
Tugas Dan wewenang:
1. Owner/Pemilik :
b. Membuat
rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek & panjang.
c. Bertanggung
jawab penuh atas tugasnya untuk
kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
d. Mengawasi
serta mengurus kekayaan perusahaan.
e. Menetapkan
pencapaian tujuan untuk jangka panjang.
f.
Mengambil
keputusan dan strategi bagi perusahaan.
2. Kepala Toko
:
a. Membantu dan
mengkoordinasikan kedatangan barang hingga barang di display.
b. Melakukan
pengecekan seluruh peralatan toko.
c. Bertanggung
jawab terhadap kelancaran operasional toko dari buka sampai tutup.
d. Melakukan cek
stok barang yang ada digudang.
e. Mengadakan
pembelian barang-barang yang diperlukan perusahaan
f.
Membuat Laporan yang
akan dilaporkan kepada Pemilik
g. Mengawasi
serta Mengkoordinasi bawahan dengan Memeriksa pelaksanaan kegiatan di lapangan
dan menilai secara langsung pelaksanaan kegiatan di lapangan
h. Bertanggung
jawab penuh akan keuangan Toko kepada pemilik.
3. Supervisor
a. Mengatur
kerjanya para bawahannya (Sales Konsultan)
b. Membuat job
deskriptions untuk staf bawahannya.
c. Bertanggung
jawab atas hasil kerja staf.
d. Memberi
motivasi kerja kepada staf bawahannya.
e. Membuat
jadwal kegiatan kerja untuk karyawan.
f.
Memberikan breafing bersama staf.
g. Membuat
planning pekerjaan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
h. Penghubung
antara Sales Konsultan dan Manajer.
i.
Menampung segala keluhan dari custumer yang disampaikan melalui
sales konsultan untuk disampaikan ke manajer.
4. Konsultan
Penjualan :
a. Membangun
dan mempertahankan hubungan yang baik dengan pelanggan.
b. Membantu
pelanggan untuk mendapatkan barang yang di cari.
c. Melayani/Memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam pembelian produk barang.
d.
Mencari jalan keluar dan
memberikan solusi untuk menyelesaikan berbagai masalah-masalah
yang dihadapi oleh pelanggan.
e.
Menerima komplin dari custumer dan menyampaikan ke supervisor.
5. Kasir
:
a. Menerima
pembayaran dari pelanggan.
b. Mencatat dan
melaporkan hasil penjualan atau transaksi yang telah terjadi kepada manajer.
c.
Memberikan tanggal dan cap lunas pada tiap bukti penerimaan dan pengeluaran kas.
d.
Menginput data hasil penjualan secara komputerisasi.
e.
Mencatat laporan penerimaan barang pada buku stok dan menginput
secara komputerisasi.
6. Admin Gudang
:
a. Menyiapkan
stok barang yang akan dijual.
b. Melakukan
pemesanan barang atau order barang.
c. Melakukan
pengecekan barang yang ada dalam gudang.
d. Melakukan
pengecekan barang datang.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin
A. Arens dan James Loebbecke. 1990. AUDITING
An Intergrated Approach 3rd Edition.
Jakarta : Erlangga
Alvin A. Arens dan James Loebbecke. 1993. AUDITING An Intergrated Approach Fourth Edition. Jakarta : Erlangga
Randal
J. Ender, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, dan Amir Abadi Jusuf. 2011. Jasa Audit dan
Asurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta : Salemba Empat
*untuk Flow Chart tidak bisa ditampilkan, silakan chat personal di note tersedia kontak admin :)
Belum ada tanggapan untuk "OBSERVASI_AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG DAGANG"
Post a Comment