SISTEM
INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRATEGI
Oleh
Kelompok 3
Kelas IV H
Ni Luh Junia Purnami (1417051041)
Kadek Juni Parwati (1417051207)
Kadek Adi Wira Darma (1417051213)
I Gusti Ayu Murniati (1417051230)
Dewa Nyoman Martha Yoga (1417051293)
AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan makalah tentang
Sistem Informasi, Organisasi, Dan
Strategi. Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, namun kami berhasil menyelesaikan laporan ini tepat
pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami
berharap semoga laporan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Singaraja,
8 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Organisasi Dan
Sistem Informasi......................................................................... 3
2.2
Dampak Sistem
Informasi Bagi Organisasi Dan Perusahaan Bisnis..................... 3
2.3 Sistem
Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif................................ 8
2.4 Sistem
Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif Isu-Isu Manajemen................. 12
2.5. Modul
Penelusuran Pembelajaran.........................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perekonomian Indonesia semakin
berkembang dapat dilihat dari perkembangan industri penghasil
barang, salah satu industri penghasil barang yang
perkembangannya pesat adalah industri yang bergerak
pada minuman ringan. Perkembangan yang pesat
ini juga diikuti dengan semakin ketatnya
persaingan diantara produsen minuman ringan tersebut. Produsen
saling berebut untuk mendapatkan pangsa pasar yang luas guna meningkatkan laba
melalui volume penjualan. Peran Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi
sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan bisnis yang dilakukan. Oleh karena
itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi, Organisasi, dan
Strategi pada Perusahaan bisnis..
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1.
Bagaimana
Organisasi Dan Sistem Informasi ?
1.2.2.
Bagaimana Dampak
Sistem Informasi Bagi Organisasi Dan Perusahaan Bisnis?
1.2.3.
Bagaimana
Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif ?
1.2.4.
Bagaimana Sistem
Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif Isu-Isu Manajemen ?
1.2.5.
Bagaimana Modul
Penelusuran Pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.ORGANISASI
DAN SISTEM INFORMASI
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi(organization)
adalah struktur sosial formal, stabil, yang mengambil sumber daya dari lingkungan
dan memprosesnya untuk menciptakan hasil. Definisi teknis ini berfokus pada 3
elemen dari organisasi. Modal kerja sebagai factor utama yang disediakan
lingkungan. Organisasi (perusahaan) mengubah input tersebut ke dalam bentuk barang ataupun jasa melalui fungsi
produksi. Barang dan jasa ini dikonsumsi oleh lingkungan dan sebagai timbale
baliknya, lingkungan akan menyediakan kembali factor produksi tersebut.
Organisasi adalah lembaga resmi berbedaan hukum yang memiliki
aturan-aturan dan prosedur internal yang harus tunduk pada hukum Negara.
Definisi yang lebih realistis mengenai organisasi berdasarkan perilaku adalah
kumpulan hak, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab yang mengalami
penyesuaian secara perlahan dalam jangka waktu tertentu melalui proses konflik
dan penyelesaian konflik.
Dari sudut pandang perilaku tentang perusahaan, orang-orang
yang bekerja di organisasi mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dalam bekerja;
mereka memiliki kedekatan dengan hubungan-hubungan yang sudah ada; mereka
membuat pengaturan mengenai penyelesaian pekerjaan dengan atasan maupun
bawahannya, jumlah pekerjaan yang akan diselesaikan, dan dalam kondisi seperti
apa pekerjaan tersebut akan diselesaikan.
Definisi organisasi berhubungan dengan teknologi system
informasi adalah sudut pandang organisasi secara teknis mendorong kita untuk
fokus pada bagaimana input dikombinasikan untuk menghasilkan output ketika
perubahan teknologi diperkenalkan ke dalam perusahaan.
Definisi organisasi secara teknis maupun perilaku tidak
bertentangan satu sama lain. Keduanya justru saling melengkapi satu sama lain.
Definisi teknis memberitahu kita bagaimana ribuan perusahaan di pasar yang
kompetitif menggabungkan modal, tenaga kerja, dan teknologi informasi,
sedangkan model perilaku membawa kita melihat perusahaan secara individu untuk
melihat bagaimana teknologi yang memengaruhi pekerjaan di dalam organisasi.
CIRI-CIRI ORGANISASI
Seluruh organisasi modern memiliki karakteristik tertentu.
Organisasi terfokus pada prinsip efisiensi : memaksimalkan output dengan
menggunakan input yang terbatas. Ciri lain dari organisasi diantaranya, proses
bisnis mereka, budaya organisasi, politik organisasi, lingkungan sekitarnya.
Struktur organisasi, tujuan, konstituen, dan gaya kepemimpinan. Semua ciri ini
memengaruhi jenis system informasi yang digunakan oleh organisasi.
a. Rutinitas
dan Proses Bisnis
Seluruh
organisasi, termasuk organisasi bisnis, menjadi sangat efisien dari waktu ke
waktu karena individu-individu di dalam perusahaan rutinitas(routines) untuk
memproduksi barang dan jasa. Rutinitas terkadang disebut prosedur operasi
standar(standard operating producedures-SOP)
adalah peraturan yang tepat, dan praktis yang telah dikembangkan agar sesuai
dengan semua situasi yang diharapkan. Ketika para pekerja mempelajari rutinitas
ini, mereka menjadi sangat produktif dan efisien, serta perusahaan dapat
menekan biaya lembur sambil meningkatkan efisiensi.
b. Politik
Organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati
posisi yang berbeda-beda dengan spesifikasi, kepentingan, dan perspektif yang
berbeda. Akibatnya, mereka secara alami memiliki sudut pandang yang berbeda
tentang bagaimana sumber daya, penghargaan, dan sanksi harus didistribusikan.
Perbedaan tersebut adalah masalah bagi para karyawan dan manajer yang menyebabkan
perjuangan politis mengenai sumber daya, persaingan, dan konflik yang terdapat
dalam setiap organisasi. Pada hakikatnya, investasi dalam jumlah besar dibidang
system informasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan perubahan yang
signifikan di bidang strategi, tujuan bisnis, proses bisnis, dan prosedur dapat
berubah menjadi kejadian-kejadian yang memiliki beban politis. Manajer yang
paham bagaimana bekerja dengan politik suatu organisasi akan menjadi lebih
sukses daripada manajer lainnya dalam menerapkan system informasi yang baru.
c. Budaya
Organisasi
Budaya organisasi meliputi serangkaian
asumsi-asumsi mengenai produk apa yang akan diproduksi organisasi, bagaimana
organisasi harus memproduksinya, di mana, dan untuk siapa. Umumnya
asumsi-asumsi yang telah menjadi budaya ini diterima sepenuhnya untuk
diteruskan dan jarang sekali dibahas. Proses bisnis-cara utama organisasi dalam
menghasilkan nilai-biasanya menaungi budaya organisasi.
Budaya organisasi adalah upaya kuat
pemersatu yang mencegah terjadinya konflik politis dan mendukung pemahaman
umum, persetujuan pelaksanaan prosedur, dan praktik-praktik pada umumnya.
Disaat yang bersamaan, budaya organisasi juga merupakan penolak perubahan yang
kuat, terutama perubahan di bidang teknologi. Perubahan-perubahan teknologi
yang mengancam asumsi-asumsi yang telah menjadi budaya tersebut, biasanya
langsung menghadapi penolakan secara kuat. Bagaimanapun, ada waktunya di mana
jalan satu-satunya yang harus ditempuh perusahaan untuk maju adalah dengan
menerapkan teknologi baru tersebut, meskipun bertentangan dengan budaya
organisasi yang sudah terbentuk. Ketika hal ini terjadi, sering kali teknologi
tersendat, sementara bidaya tersebut secara perlahan melakukan penyesuaian.
d. Lingkungan
Organisasi
Organisasi berada di dalam lingkungan
tempat mereka memperoleh sumber daya dan menyediakan hasil akhir berupa barang
dan jasa. Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan timbale bail. Disatu
sisi, organisasi terbuka serta bergantung pada kondisi sosial dan lingkungan di
sekitarnya. Di sisi lain, organisasi dapat memengaruhi lingkungannya. Sebagai
contoh, organisasi bisnis membentuk kerja sama dengan organisasi bisnis lainnya
untuk memngaruhi proses politik; mereka melakukan iklan untuk memengaruhi
pelanggan agar menerima produknya.
Pada
umumnya, lingkungan berubah lebih cepat daripada organisasi. Teknologi baru,
produk baru, perubahan nilai, dan rasa dalam masyarakat (banyak dari hal ini
disebabkan peraturan pemerintah yang baru), yang menimbulkan tekanan-tekanan
pada budaya, dan orang-orang di organisasi manapun.
e. Teknologi
yang Mengganggu
Teknologi yang
mengganggu (disruptive technologies)
adalah produk pengganti yang memiliki kinerja lebih baik(kadang jauh lebih
baik) daripada produk yang pernah dihasilkan sebelumnya. Dalam kasus lain,
teknologi yang mengganggu ini semakin meluas dipasaran, biasanya karena
berfungsi lebih baik dan memiliki harga yang lebih murah ketimbang produk
sebelumnya. Pada akhirnya, teknologi yang menggangu tersebut berubah menjadi
pesaing dengan harga yang murah dibandingkan semua produk yang pernah dijual
sebelumnya. Teknologi yang mengganggu ini sangat cerdik. Perusahaan yang
pertama kali menemukan teknologi yang mengganggu ini, belum tentu memperoleh
keuntungan jika mereka kekurangan sumber daya untuk mengeksploitasi teknologi
tersebut dan gagal melihat kesempatan yang ada.
Teknologi Yang Mengganggu : Yang Menang Dan Yang Kalah
TEKNOLOGI
|
PENJELASAN
|
YANG KALAH DAN
YANG MENANG
|
Cip (chips) mikroprosesor (1971)
|
Ribuan bahkan
jutaan transistor dalam sebuah cip silicon
|
Perusahaan
mikroprosesor menag (Intel, Taxas Instrumen) sementara perusahaan transistor
mengalami penurunan (General Electric-GE)
|
Computer
probadi (personal computer-PC)
(1975)
|
Kecil, tidak
terlalu mahal, dan berfungsi sebagai computer desktop
|
Produsen PC
Berjaya (HP, Apple, IBM), sedangkan produsen mainframe (IBM) dan minicomputer (DEC) kalah
|
Foto digital
(1975)
|
Menggunakan
cip sensor gambar CCD (charge-coupled
device) untuk merekam gambar
|
Produsen CCD
dan kamera ttradisional menang, perusahaan penghasil pita film/klise kalah.
|
World Wide Web
(1989)
|
Hadirnya
database dan file digital serta
laman web berskala global
|
Para pemilik
konten dan berita online
diuntungkan, sedangkan perusahaan media tradisional (Koran, majalah, siaran
televisi) kalah.
|
Layanan
internet, musik, video, dan TV(1998)
|
Laman web
penampung konten musik, video, dan siaran TV yang dapat diunduh
|
Pemilik
platform internet, penyedia telekomunikasi (ATT, Verizon), serta penyedia
jasa internet lokal lainnya menang, sementara pemilik konten dan peritel
konten dalam bentuk fisik kalah (Tower Records, Blockbuster).
|
PageRank
alghorithm
|
Metode untuk
menentukan peringkat laman web berdasarkan popularitas untuk mempermudah pencarian (searching)
|
Google tampil
sebagai pemenang(mereka pemilik hak patennya), sementara penyedia jasa mesin
pencari lainnya seperti (Alta Vista) kalah.
|
Perangkat
lunak sebagai layanan web
|
Menggunakan
internet untuk melakukan akses jarak jauh lewat perangkat lunak berbasis
internet
|
Perusahaan
penyedia jasa perangkat lunak online menang
(Salesforce.com), sementara perusahaan perangkat lunak tradisional yang
menggunakan “boks”(Microsoft, SAP, Oracle) kalah.
|
f. Struktur
Organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur atau
bentuk. Menurut klasifikasi yang dilakukan Mintzberg, seperti yang dijelaskan
pada Tabel 3.2, mengidentifikasikan 5 jenis pokok struktur organisasi
(Mintzberg, 1979).
Di organisasi bisnis berskala kecil, anda
akan sering menemukan system yang dirancang dengan buruk dan dikembangkan
dengan terburu-buru sehingga melebihi kegunaannya. Di perusahaan besar dengan
banyak devisi yang beroperasi di ratusan wilayah, anda akan sering menemukan
tidak ada system informasi tunggal yang diintegrasikan secara menyeluruh,
melainkan setiap cabang lokal atau setiap divisi memiliki serangkaian system
informasinya masing-masing.
g. Fitur-Fitur
Organisasi Lainnya
Beberapa organisasi memiliki tujuan yang
bersifat memaksa (contoh, penjara): yang lain memiliki tujuan berasaskan
manfaat (contoh, organisasi bisnis). Sisanya memiliki tujuan yang bersifat
normatif/mengatur (unversitas, kelompok keagamaan). Organisasi juga melayani
kelompok yang berbeda-beda atau memiliki pemegang kepentingkan yang
berbeda-beda, beberapa diantaranya bertujuan menguntungkan para anggotanya, sedangkan
yang lainnya bertujuan menguntungkan klien, pemegang saham ataupun masyarakat.
Cara lain dalam membedakan organisasi adalah dari performa dan teknologi yang
digunakan. Beberapa organisasi melakukan pekerjaan-pekerjaan pokok yang
bersifat rutinitas yang dapat diringkas menjadi serangkaian aturan-aturan
formal yang membutuhkan sedikit penilaian(sebagai contoh perusahaan suku cadang
mobil). Di mana organisasi lainnya (seperti perusahaan konsultan) melakukan
pekerjaan pokok yang bukan bersifat rutinitas.
2.2.
DAMPAK SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI DAN PERUSAHAAN
BISNIS
System
informasi telah menjadi alat bantu yang integral, onlin, serta interaksi yang dilibatan setip saat dalam kegitan
operasional dan pengambilan keputusa kepada perusahaan- perusahaan besar.
Selama sepuluh tahun terakhir, siste, informasi telah mengubah secara
pendemental nilai ekonomi suatu perusahaan serta besar peluang dalam
mengorganisasikan pekerjaan.
DAMPAK EONOMI
Dari
sudut pandang ekonomi, T telah mengubah biaya modal dan biaya informasi yang
bersifat relative/ tidak langsung/ bergantung kondisi tertentu. System
informasi dapat dipandang sebagai factor produksi yang menggantikan modal dan
tenaga kerja tradisional. Oleh sebab itu, teknologi informasi akan menghasilkan
penurunan jumlah manajer tingkat menegah dan pekerjaan yang berkaitan dengan
administrasi, ketika menggantikan perannya sebagai sumber daya tenaga kerja.
Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga akan menggantikan beberapa
bentuk modal seperti genung dan mesin,
yang biasanya mahal.
Teknologi
informasi juga memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta mengubah nilai
ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu perusahaan dalam mendapatkan kontra dengan nilai yang
pantas, karena teknologi informasi dapat menekan biaya transaksi- biaya
tersebut dikenakan ketika perusahaan
membeli suatu dipasaran yang tidak dapat dihasilkan. Berdasarkan teori biaya
transaksi, perusahaan maupun individu mencari baiaya transaksi yang paling
murah, yang sebagaian besar berupa biaya produksi. Secara tradisional,
perusahaan telah berusaha mengurangi biya transaksi melalui integrasi secara
vertical, dengan memperbesar perusahaan, menambah jumlah tenaga kerja serta
mengkuisisi pemasok dan distibutornya, seperti yang dilakukan General Motors
dan Ford.
Teknologi
informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan dalam
menekan biaya partisipasi biaya pasar ( biaya transaksi), menjadikan kontrak
dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang menggunakan sumber daya
internal. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat melakukan perampingan ( jumlah
karyawan) guna meningkatkan daya saing dalam pangsa pasar, karena biaya alih
daya tenaga kerja lebih murah ketimbang harus merekrut karyawan sendiri.
Ketika
biaya transaksi mengalami penurunan, ukuran perusahaan (jumlah tenaga kerja)
juga menjadi semakin ramping, karena lebih mudah dan murah bagi perusahaan
dalam melakukan kontra pembelian brang atau jasa dipaaran ketimbang memproduksi
ataupun menyediakan jasa diperusahaannya sendiri. Teknologi informasi juga
dapat mengurangi biaya internal menejemen. Berdasarkan teori
kegunaan, organisassi lebih dipandang sebagai “ penghubung kontrak” diantara
individu-individu yang memiliki kepentingan ketimbang sebagai kesatuan lembaga
yang bertujuan mengoptimalisasi keuntungan ( Jensen dan Meckling, 1976).
Teknologi
informasi, dengan dengan mengurangi biaya perolehan dan analisis informasi,
memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena mempermudah para manajer
dalam megawasi jumlah karyawan yang lebih banyak. Karena TI mengurangi biaya
agen dan biaya transaksi sekaligus, kita seharusnya berharap perusahaan
semakin ramping dari waktu ke waktu
berikut modal yang diinvestasikan dalam teknologi informasi.
DAMPAK BAGI STRUKTUR DA PERILAKU ORGANISASI
Teori
berdasarkan pendekatan sosiologi
mengenai organisasi yang rumut,menujukan pada kita beberapa pemahaman
mengenai bagaimana dan mengapa perusahaan berubah seiring dengan penerapan
teknologi infoemasi yang baru.
IT Meratakan Organisasi
Sejumlah besar, organisasi bersifat
birokrat, yang sebagian besar dikembangkan sebelum zaman computer, lambat dalam
berubah dan kompetitif dibandingkan organisasi yang baru dibentuk. Beberapa
organisasi raksasa ini telah menyusut, mengurangi jumlah karyawan dan jumlah
jabatan pada struktur organisasi mereka. Riset tentang perilaku menghasilkan
teori bahwa teknologi informasi memfasilitasi pemerataan hierarki dalam suatu
perusahaan dengan memperluas distribusi infoermasi gua memperdayaka karyawan di
level bawah dan meningkatkan efisien manajemn ( lihat Gambar 3.6). TI mendorong
hak pengambilan keputusan diberikan kepada level yang lebih bawah, karena
karyawan di level bahwa menerima informasi yang mereka perlukan tampa
pengawasan.
Karena
sekarang para manajer menerima informasi yang lebih akurat dan tepat waktu,
mereka menjadi lebih cepat dalam mengambil keputusan, maka jumlah manajer yang
diperlukan lebih sedikit. Perubahan ini berarti jangkauan konrol manajemen menjadi semakin luas,
memungkinkan manajer tingkat atas untuk mengontrol dan mengelola lebih banyak
karyawan dengan cukupan yang lebih luas.
Organisasi Pascaindustri
Teori
Postindustri ( pasca era industry ) lebih berdasarkan sejarah ketimbang
ekonomi, juga mendukung gagasan bahwa teknologi informasi seharusnya merentakan
hierarki. Dalam masyarakan pasca era
industry, peningkatan wewenang bergantung pada pengetahuan dan kompetisi
bukan hanya berdasarkan posisi formal saja.
Teknologi
informasi mungkin dapat mendorong organisasi menggunakan memberdayaan jaringan
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dimana sekelompok professional berkumpul
bisa secara tatap muka maupun secara elektronis dalam jagka waaktu yang singkat
untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu ( contoh membuat rancangan mobil baru);
ketika tugas tersebut selesai, para prpfesional tersebut bergabung dengan
sekelompok kerja yang lain.
Memahami Penolakan Organisasi Terhadao Perubahan
Tak
dapat dihindari lagi, system informasi menjadi bagian dari politik organisasi
karena mereka memengaruhi akses ke sumber yang dinamakan informasi. System
informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, di mana,
dan bagaimana pada sebuah organisasi. Karena system informasi berpontensi
mengubah struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan strategi, sering kali
ada begitu banyak penolakan terhadap teknologi saaat diperkenalkan.
Ada beberapa cara dalam
memvisualisasikan penolakan organisasi. Penelitian mengenai penolakan
organisasi terhadap inovasi, menunjukan ada 4 faktor terpenting : sifat dari
inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya orang-orang di dalam
organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak dari inovasi
tersebut (lihat gambar 3.7). disini, perubahan di bidang teknologi diserap,
diinterpretasikan, dibelokkan, dan dikalahkan oleh peraturan tugas, struktur
dan orang-orang dalam suatu oraisasi.
Karena
penolakan dari organisasi begitu kuat,banyak investasi dibidang teknologi
informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivias. Tentu saja,
riset mengenai kegagalan – kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa alas
an yang paling sering terjadi dalam kegagalan proyek – proyek besar dalam
mencapai tujuannya bukanlah dari teknolohinya, melainkan penolakan dari
organisasi dan politik terhadap perubahan yang akan dibawa oleh teknologi
tersebut.
INTERNET DAN ORGANISASI
Internet,
terutama World Wide Web (WWW) memeliki dampak penting terhadap hubungan antar banyak perusahaan dan entitas diluar
perusahaan, bahkan proses bisnis didalam sebuah organisasi. Internet
meningkatkan kemampuan akses, kapasitas penyimpanan, distribusi informasi, dan
pengetahuan bagi organisasi. Dalam kehadirannya, internet secara dramatis
menekan biaya transaksi dan biaya agen yang dihadapi oleh banyak organisasi.
Organisasi
bisnis secara cepat menata ulang proses-proses bisnis utamanya berdasarkan
teknologi internet dan menjadikan teknologi ini komponen terpenting dari
infrastruktur teknologi informasi. Jika jaringan yang sesuai dapat terwujud,
hasilnya adalah proses bisnis yang lebih sederhana, jumlah karyawan yang lebih
sedikit, serta organisasi yang lebih merata dibandingkan pada masa lalu.
IMPLIKASI DARI PERANCANGAN DAN PEMAHANAN TENTANG SISTEM INFORMASI
Untuk
memeberikan manfaat yang sebenarnya, system informasi harus dibangun dengan
pemahaman yang jelas mengenai organisasi yang akan menggunakannya. Berdasarkan
pengalaman kami, factor utama organisasi dalam menentukan perencanaan suatu
system baru adalah sebagai berikut :
·
Lingkungan organisasi tersebut
harus berfungsi.
·
Struktur organisasi :
hierarki, spesialisasi, rutinitas dan proses bisnis.
·
Budaya dan poltik
organisasi.
·
Bentuk organisasi dan
gaya kepemimpinan.
·
Kepentingan-kepentingan
kelompok utama yang terpengaruh oleh kehadiran system serta sikap pekerja yang
akan menggunakan system tersebut.
·
Jenis pekerjaan,
keputusan dan proses bisnis yang akan didukung oleh system informasi tersebut.
2.3.MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN
KOMPETITIF
DAMPAK INTERNET PADA DAYA
KOMPETITIF DAN STRUKTUR INDUSTRI
DAYA KOMPETITIF
|
DAMPAK INTERNET
|
Produk Pengganti/Jasa
|
Memungkinkan produk baru untuk muncul dengan
pendekatan baru untuk bertemu dan memenuhi kebutuhan serta melakukan
fungsi-fungsi
|
Kekuatan tawar-menawar pelanggaan
|
Katersediaan harga dan informasi produk secara
global menggeser daya tawar kepada pelanggan.
|
Kekuatan tawar-menawar pemasok
|
Pengadaan melalui internet cenderung meningkatkan
kekuatan tawar atas pemasok; pemasok dapat juga mendapat keuntungan dari
berkurangnya hambatan untuk masuk pasar dan dari kehancuran distributor dan
perantara lain yang berdiri diantara mereka dan pengguna mereka.
|
Ancaman pendatang baru
|
Internet mengurangi hambatan untuk masuk seperti
kebutuhan untuk tenaga pemasaran, akses kesaluran, dan aset fisik;menyediakan
teknologi untuk menjalankan proses bisnis yang membuat hal-hal lain lebih
mudah untuk dilakukan.
|
Posisi dan persaingan antara pesaing yang ada
|
Memperluas pasar geografis, meningkatkan jumlah
pesaing, dan mengurangi perbedaan antara pesaing; membuatnya lebih sulit
untuk mempertahankan keuntungan operasional; menempatkan tekanan untuk
bersaing pada harga.
|
MODEL RANTAI NILAI
MODEL RANTAI NILAI ORGANISASI BISNIS
Meskipun model Porter sangat membantu dalam mengidentifikasi
daya kompetitif dan menyajikan strategi umum, hal tersebut tidak menjelaskan
secara spesifik apa tepatnya yang diharus dilakukan, serta tidak tersedianya
metodologi sebagai penuntun dalam mencapai keunggulan kompetitif.
Model Rantai Nilai (value chail model) menekankan pada aktivitas
spesifik pada organisasi bisnis dimana strategi kompetitif diaplikasikan dan
system informasi sebaiknya ditempatkan untuk menimbulkan dampak strategis.
Model ini mengidentifikasikan secara spesifik, poin-poin yang memiliki pengaruh
penting dimana perusahaan dapat menggunakan teknologi informasi untuk
memperbaiki posisinya di kanca persaingan. Model rantai nilai memandang
perusahaan sebagai serangkaian aktivitas dasar yang memberikan nilai terhadap
barang atau jasa perusahaan.
Aktivitas
Utama(primary activities) sebagian besar berhubungan dengan produksi
serta distribusi produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, yang menciptakan
nilai bagi pelanggan. Aktivitas utama ini diantaranya kegiatan logistic(baik
dalam perusahaan maupun keluar perusahaan), kegiatan operasional, penjualan,
dan pemasaran, serta pelayanan. Logistic ke dalam perusahaan(inbound logistics) diantaranya menerima
dan menyimpan bahan mentah untuk produksi. Kegiatan operasional mengubah bahan
mentah ke dalam bentuk barang jadi. Logistic ke luar perusahaan diantaranya
mengeluarkan bahan mentah yang disimpan dan mendistribusikan barang jadi.
Penjualan dan pemasaran diantaranya mempromosikan dan menjual barang yang
dihasilkan perusahaan. Aktivitas pelayanan diantaranya perawatan serta perbaikan
barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
Aktivitas
Pendukung(Support Activities) memungkinkan aktivitas utama berjalan lancar
serta terdiri atas infrasutruktur-infrastruktur organisasi, seperti manajemen
dan administrasi, sumber daya manusia(perekrutan, pengajian, dan pelatihan
karyawan), teknologi (meningkatkan mutu produk, dan proses produksi), dan
penyediaan bahan baku.
Dengan menggunakan model nilai bisnis, akan membantu
menemukan tolok ukur bagi proses bisnis dalam menghadapi pesaing atau pihak-pihak
yang berkaitan dalam industry, serta mengidentifikasi praktik penerapan
berdasarkan pengalaman terbaik dalam industri. Tolok Ukur(benchmarking),
kegiatan membandingkan efisiensi dan efektivitas pada proses bisnis dengan
standar-standar yang ketat, kemudian mengukur perbandingan kinerja
proses-proses tersebut dengan standar yang diberlakukan. Penerapan Praktik Terbaik(best practices) biasanya diidentifikasi oleh perusahaan konsultan,
organisasi riset, lembaga pemerintah, serta asosiasi industry sebagai metode
penyelesaian masalah atau solusi terbaik secara konsisten dan efektif mencapai
tujuan bisnis.
Ketika telah menganalisis berbagai tahapan pada rantai nilai
organisasi bisnis, dapat mulai mencari kandidat aplikasi system informasi yang
akan diterapkan pada organisasi. Kemudian setelah mencatat kandidat-kandidat
aplikasi tersebut dapat menentukan mana yang harus dikembangkan terlebih
dahulu. Dengan melakukan peningkatan pada rantai nilai organisasi bisnis yang
mungkin diabaikan oleh pesaing dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan
memperoleh kinerja operasional yang memuaskan, menekan biaya, meningkatkan
laba, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan maupun pemasok.
Jika pesaing melakukan peningkatan serupa, maka setidaknya tidak menjadi
dirugikan dalam persaingan.
Memperluas Rantai Nilai : Nilai Web
Gambar menunjukkan bahwa rantai nilai perusahaan terhubung
dengan rantai nilai pemasoknya, distributor, dan pelanggannya. Selain itu,
hampir sebagian besar kinerja perusahaan bergantung tidak hanya pada apa yang
terjadi di dalam perusahaan saja melainkan juga pada seberapa baik perusahaan
dalam berkoordinasi dengan pemasoknya, perusahaan pengiriman (mitra logistic,
seperti FedEx atau UPS), dan tentu saja pelanggan.
Dengan melihat pada rantai nilai industry akan mendorong
berpikir bagaimana cara memanfaatkan system informasi untuk menghubungkan
perusahaan dengan pemasok, mitra strategis, dan pelanggan secara efisien.
Keunggulan strategis, diperoleh dari kemampuan dalam menghubungkan rantai nilai
dengan rantai nilai mitra dalam proses bisnis. Jika pemilik Amazon.com, tentu
ingin membangun system yang :
·
Mempermudah
pemasok dalam menampilkan barangnya dan membuka toko di situs Amazon.
·
Mempermudah
pelanggan melakukan pembayaran.
·
Mengembangkan
system yang mengordinasi pengiriman barang kepada pelanggan.
·
Mengembangkan
system yang memntau pengiriman barang ke pelanggan.
Teknologi
informasi memungkinkan diciptakan rantai nilai industry yang tersinkronisasi
dengan kuat yang disebut nilai web. Value Web adalah sekumpulan
perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengordinasikan rantai
nilainya dalam memproduksi barang atau jasa bagi pasar secara umum. Value web lebih digerakkan berdasarkan
pengaruh pelanggan dan beroperasi lebih kea rah fasion, ketimbang rantai nilai
tradisional lainnya.
Value
Web mensinkroniasasikan/menyelaraskan hubungan antara proses bisnis
pelanggan, pemasok, dan perusahaan mitra yang bergerak di bidang industry yang
sama maupun berbeda. Value Web
tersbut sangatlah fleksibel dan adaptatif terhadap perubahaan permintaan dan
persediaan. Hubungan dapat disatukan atau dilepaskan bergantung perubahan
kondisi pasar. Perusahaan akan mempersingkat waktu dalam memasarkan dan
mengirimkan barang ke konsumen dengan mengoptimalisasi hubungan-hubungan yang
terdapat dalam Value Web untuk
memutuskan siapa yang mampu mengirimkan produk atau jasa yang dibutuhkan ke
tempat yang tepat dan dengan harga yang tepat.
2.4.
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN
KOMPETITIF ISU-ISU MANAJEMEN
2.5.MODUL
PENELUSURAN PEMBELAJARAN
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Definisi
organisasi teknis memberitahu kita bagaimana ribuan perusahaan di pasar yang
kompetitif menggabungkan modal, tenaga kerja, dan teknologi informasi,
sedangkan model perilaku membawa kita melihat perusahaan secara individu untuk
melihat bagaimana teknologi yang memengaruhi pekerjaan di dalam organisasi.
Ciri dari organisasi diantaranya, proses bisnis mereka, budaya organisasi,
politik organisasi, lingkungan sekitarnya. Struktur organisasi, tujuan,
konstituen, dan gaya kepemimpinan. Dampak system informasi bagi organisasi dan
perusahaanbisnis terdiri dari Dampak Ekonomi dan Dampak bagi struktur dan
perilaku organisasi.
Belum ada tanggapan untuk "SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRATEGI"
Post a Comment