AKUNTANSI BIAYA-RMK

AKUNTANSI BIAYA


OLEH :
KELOMPOK : 1
NI LUH JUNIA PURNAMI                                    NIM : 1417051041
DESAK MADE ANGGI SURYA PERTIWI       NIM : 1417051193
IDA AYU MADE ADI SUNDARI                         NIM : 1417051134    
                        LUH DIAN ANDIANI                                             NIM : 1417051297
                        KOMANG ARISKA                                                            NIM : 1417051158
                        I KADEK YANI BIMARTA                                  NIM : 1417051292


AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN AJARAN 2015/2016


A.    Konsep Dasar Akuntansi Biaya
1.      Harga Perolehan atau Harga Pokok (Cost)
Harga perolehan adalah semua biaya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut mulai dari biaya pembelian hingga semua biaya biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap beroperasi. Jadi rumusnya:
Harga Beli + semua biaya yang timbul dari proses pembelian hingga siap operasi
Harga Perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang- dalam bentuk :
a.       Kas yang dibayarkan, atau
b.      Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/dikorbankan, atau
c.       Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau
d.      Hutang yang timbul, atau
e.       Tambahan modal.
2.      Biaya (expenses)
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Misalnya biaya administrasi dan umum, biaya bunga, biaya penjualan, dan biaya pajak perseroan.
3.      Penghasilan (revenues)
Penghasilan adalah nilai yang menunjukkan penjualan total kepada pelanggan dalam suatu periode dikurangi retur dan potongan penjualan atau diskon penjualan. Penghasilan dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
a.       Kas yang diterima, atau
b.      Pihutang yang timbul, atau
c.       Nilai aktiva lainnya yang diterima, atau
d.      Nilai jasa yang diterima, atau
e.       Pengurangan hutang, atau
f.       Pengurangan modal.
4.      Rugi dan Laba (Profit dan Loss)
Apabila semua penghasilan lebih besar dibanding biaya maka selisihnya adalah laba bersih. Akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan semua biaya, selisihnya adalah rugi bersih.
5.      Rugi (Losses)
Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena pengambilan modal ke pemilik, di mana tidak ada manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut. Misalnya, Gudang perusahaan beserta isinya yang terbakar dan tidak diansurasikan, pengurangan harga perolehan dari aktiva yang terbakar adalah rugi bukan biaya.

B.     Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
Dari segi kegiatan akuntansi biaya, urutan dari proses akuntansi biaya sebagai berikut :
1.      Transaksi biaya harus didukung oleh dokumen dasar yang sah, transaksi tersebut akan digolongkan dan dicatat di dalam jurnal, di lain pihak dokumen dasar dipakai dasar untuk mencatat biaya di dalam rekening pembantu biaya.
2.      Secara periodik transaksi biaya yang sudah dicatat dalam jurnal diringkas pada rekening buku besar, sesuai dengan rekening buku besar yang didebit atau dikredit beserta jumlahnya yang ada pada jurnal.
3.      Secara periodik dari rekening buku besar dan buku pembantu biaya disusun laporan biaya yang terdiri atas laporan biaya produksi, laporan harga pokok penjualan, laporan biaya pemasaran, laporan biaya administrasi umum.
4.      Dari laporan biaya yang disajikan menejemen mengadakan interpretasi atas laporan biaya yang disajikan, baik yang berhubungan dengan perencanaan, penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :
1.      Perencanaan dan pengendalian biaya
2.      Penentuan harga pokok
3.      Pengambilan keputusan oleh menejemen.
Proses Penggunaan Informasi biaya sesuai manfaat akuntansi biaya.
1.      Informasi biaya masa lalu dipakai salah satu pertimbangan menyusun perencanaan.
2.      Melakukan prediksi untuk jangka waktu perencanaan akan digunakan.
3.      Informasi biaya masa lalu dan  prediksi dapat disusun perencanaan biaya.
4.      Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, dibuat model keputusan berdasar biaya yang relevan.
5.      Realisasi dan implementasi biaya harus dikendalikan berdasar perencanaan yang telah dibuat.
6.      Dari pelaksanaan dapat diketahui hasil yang dicapai dan pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan masa datang.

C.    Akuntansi Biaya Merupakan Bagian Dari Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen
Sebelum menjelaskan hubungan antara akuntasi biaya, akuntansi keuangan dan akuntasi manajemen, akan dijelaskan terlebih dahulu perbedaan akuntasi keuangan dengan akuntansi menajamen. Perhatikan tabel dibawah ini :
No
Kriteria
Akuntansi
Keuangan
Manajemen
1.
Pemakai
Para manajer puncak dan pihak luar perusahaan
Para manajer dan berbagai jenjang organisasi di dalam perusahaan
2.
Lingkup informasi
Perusahaan secara keseluruhan
Bagian dari perushaaan
3.
Fokus informasi
Berorientasi ke masa lalu
Berorientasi ke masa yang akan datang
4.
Rentang waktu
Kurang fleksibel. Biasanya mencakup jangka waktu kuartalan, semesteran, dan tahunan
Fleksibel, bervariasi, dari harian, mingguan, bulanan bahkan sampai ada yang 10 tahun sekali
5.
Kriteria bagi informasi akuntansi
Dibatasi oleh prinsip yang umum dan diakui / lazim
Tidak ada batasan, kecuali manfaat yang dapat diperoleh oleh manajemen dari informasi dibandingkan dengan pengorbanan untuk memperoleh informasi
6.
Disiplin ilmu
Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi dan psikologi sosial
7.
Isi laporan
Laporan berupa ringkasan mengenai perusahaan sebagai satu kesatuan / keseluruhan
Laporan bersifat rinci mengenai bagian dari perusahaan
8.
Sifat informasi
Ketepatan informasi merupakan hal yang penting
Unsur taksiran informasi adalah besar.

Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi pihak ekstern perusahaan, informasi yang disajikan berupa laporan neraca, rugi laba, perubahan modal, arus kas, dan catatan keuangan lainnya. Transaksi yang menjadi objek dalam akuntansi keuangan sifatnya umum menyangkut harta, utang dan modal perusahaan.
Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk pihak manajemen. Jenis informasi yang diperlukan pasti berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Manajemen dalam hal ini terdiri dari top manajemen, middle manajemen dan lower manajemen.
Selain perbedaan yang ada seperti yang disajikan pada tabel sebelumnya, antara akuntasi keuangan dan akuntansi menajemen memiliki persamaan, yaitu :
  1. Baik akuntansi keuangan maupun akuntansi manejemen merupakan pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan.
  2. Akuntansi keuangan dan akuntansi menajemen juga berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
D.    Perusahaan Manufaktur
   Perusahaan manufaktur (manufacturing bussines) adalah perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk di jual. Dari definisi perusahaan manufaktur tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi.
Perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan lainnya misalnya saja perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Salah satu perbedaan tersebut dapat dilihat dari hasil produk yang dihasilkan dan bidang usaha yang dilakukan. Dalam perusahaan jasa menghasilkan produk berupa pelayanan jasa misalnya Perusahaan Telkom, produknya berupa telekomonikasi. Perusahaan dagang menghasilkan produk berupa barang dagangan tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu, misalnya Giant yang menjual produk kebutuhan sehari-hari. Perusahaan manufaktur menghasilkan produk berupa barang jadi setelah mengalami proses produksi, misalnya PT. NIKE yang menghasilkan sepatu olahraga.

Struktur Organisasi
            Perusahaan manufaktur bidang usahanya adalah  mengolah bahan baku menjadi barang dalam proses hingga menjadi barang jadi  yang siap untuk digunakan. Terdapat tiga jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Dalam perusahaan manufaktur terdapat dua pengelompokan biaya, yang pertama biaya produksi yang meliputu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Yang kedua adalah biaya operasional yang meliputu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Dalam perusahaan manufaktur terdapat 2 fungsi pokok yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi produksi berfungsi untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Fungsi pemasaran bertugas untuk memasarkan produk tersebut.

Karakteristik perusahaan manufaktur
1.      Mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Perusahaan manufaktur beroperasi untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan kepada konsumennya, dengan kata lain dalam perusahaan manufaktur terdapat suatu aktifitas produksi barang. Dalam dunia usaha perusahaan manufaktur menjadi jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dengan konsumen yang membutuhkan banrang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dari bahan mentah tersebut.
2.      Perusahaan manufaktur memiliki 3 jenis persediaan
Hal ini karena perusahaan kegiatannya mengolah bahan baku atau bahan mentahdan menjual barang jadi. Adanya kegiatan pengolahan atau proses produksi inilah yang membedakan perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang. 3 jenis persediaan tersebut adalah persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.  Persediaan bahan baku adalah persediaan bahan dasar yang menjadi komponen utama dalam pembuatan produk, contoh bahan baku misalnya kayu. Persediaan barang dalam proses merupakan bahan baku yang telah diproses untuk diubah menjadi barang jadi. Misalnya produksi dalam pembuatan meja yang belum dihaluskan atau pun dicat. Persediaan barang jadi merupakan bahan baku yang telah diproses menjadi produk jadi yang siap pakai dan dipasarkan, misalnya meja yang telah benar-benar selesai dan siap untuk dijual kepada konsumen.
3.      Terdapat biaya produksi
Dalam perusahaan manufaktur terdapat kelompok biaya yaitu, biaya produksi. Biaya produksi muncul karena untuk memproduksi suatu barang perusahaan manufaktur membutuhkan bahan baku yang akan dipakai dalam pembuatan produk sehingga muncullah pembelian bahan baku  dan juga membutuhkan tenaga kerja yang akan memproduksi produk sehingga muncullah biaya tenaga kerja langsung dan juga dalam produksi membutuhkan alat bantu untuk memproduksi produk atau barang misalnya. Mesin produksi adanya penggunaan mesin produksi akan memunculkan beban penyusutan mesin, sehingga dikenal dengan adanya biaya overhead pabrik.

E.     Penggolongan dan Klasifikasi Biaya
Penggolongan biaya biasnya didasarkan pada pada tujuan yang hendak dicapai. Biaya dpat digolongkan berdasarkan:
1.         Objek Pengeluaran
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran artinya nama objek pengeluaran menjadi dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran konsumsi, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan konsumsi disebut biaya konsumsi.

2.        Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Misalnya dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum, maka biaya jga dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
Ø  Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untk dijual. Dalam biaya produksi dapat digolongkan menurut pengeluarnya, yaitu biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsng, biaya overhead pabrik.
Ø  Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, misalnya biaya iklan, biaya promosi, dan lain-lain.
Ø  Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. Misalnya, biaya fotocopy, biaya gaji karyawan Bagian Keuangan dan lain-lain.
3.        Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai dimana sesuatu yang dibiayai ini dapat berupa produk atau departemen. Jadi biaya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Ø  Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai. Misalnya biaya langsung departemen adalah semua yang terjadi bekerja dalam Departemen Pemeliharaan artinya biaya tenaga kerja yang bekerja dalam Departemen Pemeiharaan merupakan biaya langsung departemen bagi Departemen Pemeliharaan.
Ø  Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Misalnyadalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebuh dari satu departemen. Contohnya baiaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik, dimana biaya ini tidak hanya dinimati oleh departemen tersebut tetapi departmen-departmen lainnya juga.

4.        Perilakunya dalam Hubugannya dengan Perubahan Volume Akitivitas
Penggolonga biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas, dapat digolongkan, sebagai berikut:
Ø  Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengsn perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
Ø  Biaya Semivariabel
Biaya Semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
Ø  Biaya Semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap unuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
Ø  Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

5.        Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Ø  Pengeluaran Modal
Pengelaran modal adalah biaya yang mmpunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahn yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortosasi, atau dideplesi. Contohnya pengeluaran unuk pembelian aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan lain-lain.
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya biaya iklan, biaya tenaga terja dan lain-lain.

F.     Penentuan Harga Pokok
            Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan mengikuti siklus kegiatan usaha perusahaan yang bersangkutan.
·         Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan, tanpa pengolahan lanjut, dan diakhiri dengan penjualan kembali.
·         Siklus kegiatan perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya.
·         Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk ke bagian gudang.
Penentuan harga pokok akan lebih mengarah pada perusahaan manufaktur, dimana dalam perusahaan tersebut siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang di masukkan dalam produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik kemudian berakhir dengan disajikannya harga pokok produk ke bagian produksi.
Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku berdasarkan pesanan, berikut karakteristiknya :
1.      Proses pengolahan produk terjadi terputus-putus
2.      Produk yang dihasilkan sesuai spesifikasi pesanan.
3.      Produk khusus untuk memenuhi pesanan bukan persediaan.
Metode pengumpulan biaya dalaam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik :
1.      Perusahaan memproduksi produk sesuai pesanan dan menentukan harga pokok produksinya secara individual.
2.      Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk, meliputi biaya produksi langsung dan tidak langsung.
3.      Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung, sedangkan tidak langsung disebut overhead pabrik.
4.      Biaya langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan, sedangkan overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang di tentukan di awal.
5.      Harga pokok per unit dihitung ketika pesanan telah selesai diproduksi
Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu
Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya produksi yang bersumber dari jurnal, rekening pembantu dikontrol ketelitiannya dengan rekening kontrol di dalam buku besar. Karena transaksi yang di catat dalam buku besar bersumber dari jurnal, maka harus ditunjuk nama rekening yang harus di debet atau di kredit. Untuk mencatat biaya produksi di dalam buku besar di bentuk rekening kontrol barang dalam proses, rekening ini dapat dibagi sesuai unsur biaya produksi meliputi :
·         barang dalam proses-biaya bahan baku
·         barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung
·         barang dalam proses-biaya overhead pabrik
Untuk mencatat biaya nonproduksi, dalam buku besar dibentuk rekening kontrol biaya administrasi dan umum untuk menampung bbiaya umum dan administrasi yang terjadi, serta biaya pemasaran untuk menampung biaya yang terjadi dalam fungsi pemasaran.
Kartu Harga Pokok ( Job Order Cost Sheet )
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan, yang berfungsi sebagai rekening pembantu untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.
Metode Harga Pokok Pesanan
Pembahasan metode harga pokok produksi diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, kemudian dilanjutkan dengan uraian pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang. Berikut contoh penentuan harga pokok pesanan, yaitu pembelian bahan baku dan bahan penolong. Pada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong, berikut ini :
Bahan baku :
-          kertas jenis X              85 ream @ Rp. 10.000                        Rp    850.000
-          kertas jenis Y              10 roll @ Rp. 350.000                                    Rp 3.500.000
-          tinta jenis A                 5 kg @ Rp. 100.000                            Rp    500.000
-          tinta jenis B                 25 kg @ Rp 25.000                             Rp    625.000
jumlah bahan baku yang dibeli                                                           Rp 5.475.000
Bahan Penolong :
-          bahan penolong P        17 kg @ Rp 10.000                             Rp   170.000
-          bahan penolong Q       60 liter @ Rp 5.000                            Rp   300.000
jumlah bahan penolong yang dibeli                                                    Rp   470.000
jumlah total                                                                                         Rp 5.945.000
pembelian bahan baku dan bahan penolong dijurnal sebagai berikut :
Jurnai 1 :
Persediaan Bahan Baku                                  Rp 5.475.000
            Utang Dagang                                                             Rp 5.475.000
Jurnal 2 :
Persediaan Bahan Penolong                            Rp  470.000
            Utang Dagang                                                             Rp 470.000
G.    Akuntansi Biaya Bahan
Biaya bahan baku merupakan salah satu komponen penting dari biaya produksi. Masalah yang dihadapi manajemen berkaitan dengan bahan baku yaitu keterlambatan bahan yang mengganggu proses produksi. Sedangkan bahan baku yang berlebihan akan mengakibatkan pemborosan pada dana yang tertanam pada persediaan bahan. Karena dalam penyimpanan bahan baku menimbulkan beban (biaya) penyimpanan. Pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan baku dari segi akuntansi timbul masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli, sedangkan pada saat pemakaian bahan baku timbul masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai
A.    Penentuan Harga Pokok Bahan Yang Dibeli
Menurut prinsip akuntansi yang termasuk dalam harga pokok bahan yang dibeli adalah harga faktur ditambah semua biaya yang dikeluarkan mulai dari pemesanan dengan penyimpanan bahan. Dengan demikian harga pokok bahan yang dibeli dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Harga faktur                xxx
Biaya Pemesanan xxx
Biaya Angkut                          xxx
Biaya Penyimpanan xxx
Potongan Pembelian (xxx)
Retur Pembelian          (xxx)
Harga Pokok Bahan yang Dibeli
Di dalam praktek terjadi variasi untuk mengimplementasikan prinsip penentuan harga perolehan bahan. Apabila tambahan biaya untuk pemilikan bahan sulit atau tidak praktis dialokasikan kedalam harga perolehan bahan umumnya tambahan biaya tersebut diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik dan harga perolehan bahan dicatat harga fakturnya.
B.     Perlakuan Akuntansi Terhadap Elemen yang Berhubungan dengan Harga Perolehan Bahan
1.      Potongan pembelian bahan menurut prinsip akuntansi, potongan pembelian bahan mengurangi harga faktur bahan yang dibeli. Didalam praktik, untuk tujuan kemudahan dan kepraktisan, potongan permbelian diberlakukan sebagai pengurang BOP atau diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha. Perlakuan potongan BOP atau penghasilan diluar usaha memang lebih praktis, akan tetapi tidak sesuai dengan prinsip akuntansi.
a.       Perlakuan akuntansi terhadap potongan pembelian yang sesuai dengan prinsip akuntansi
1)      Utang dicatat jumlah bersihnya. Misalnya, pada tanggal 3 Maret 2011, PT. Aprima Zuma membeli 50 kg bahan baku dengan harga faktur Rp.20.000 per kg, syarat pembayaran 2/10,n/30.
a)      Jurnal saat pembelian Persediaan bahan baku 980.000
Utang dagang                                                                  980.000
(jumlah bersih utang dagang setelah dikurangi dengan potongan : (50kg x 20.000) - 2% (50kg x 20.000))
b)      Jurnal saat pelunasan (diluar masa potongan)
Utang dagang                         980.000
Rugi kegagalan Pemanfaatan potongan          20.000
Kas                                                                  1.000.000
c)      Jurnal saat pelunasan (dalam masa potongan)
Utang dagang 1.000.000
Kas                              980.000
Cadangan potongan Pembelian          20.000
b.      Perlakuan akuntansi terhadap potongan pembelian tidak sesuai prinsip-prinsip akuntansi
1)      Potongan pembelian diperlakukan sebagai pengurang BOP
a)      Jurnal saat pembelian
Persediaan bahan baku                  1.000.000
Utang dagang                                     1.000.000
b)      Jurnal saat pelunasan (di luar masa potongan)
Utang dagang       1.000.000
Kas                              1.000.000
c)      Jurnal saat pelunasan (dalam masa potongan)
Utang dagang       1.000.000
Kas                              980.000
BOP sesungguhnya     20.000
2)      Potongan pembelian diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha
a)      Jurnal saat pembelian
Persediaan bahan baku            1.000.000
Utang dagang                         1.000.000
b)      Jurnal saat pelunasan (diluar masa potongan)
Utang dagang             1.000.000
Kas                                          1.000.000
c)      Jurnal saat pelunasan (dalam masa potongan)
Utang dagang             1.000.000
Kas                                                      980.000
Pendapatan diluar Usaha                    20.000

2.      Biaya angkut pembelian
Biaya angkut beban yang dibeli tetapi ditanggung oleh supplier tidak menambah harga perolehan bahan. Biaya angkut atas bahan yang dibeli dan ditanggung oleh pembeli diperlakukan sebagai penambah harga perolehan bahan yang dibeli. Biaya angkut bahan yang dikembalikan kepada supplier dan ditanggung oleh pembeli, umumnya diperlakukan sebagai elemen biaya angkut lain-lain, jadi tidak mempengaruhi harga perolehan bahan timbul masalah akuntansi atas biaya angkut yang ditanggung pembeli dan digunakan untuk berbagai macam bahan yang dibeli. Perlakuan biaya angkut yang sesungguhnya sebagai elemen bahan memerlukan dasar alokasi yang adil, teliti, dan mudah digunakan. Sebagai dasar alokasi biaya angkut bahan dapat digunakan dasar perbandingan harga faktur bahan yang dibeli atau perbandingan kuantitas fisik bahan.
a.       Perbandingan kuantitas fisik bahan
Dasar alokasi biaya angkut bahan atas dasar kuantitas fisik biasanya lebih teliti dalam mengalokasikan biaya. Kelemahan metode ini, pemakaiannya terbatas pada bahan yang dapat diukur dalam kuantitas fisik yang sama, misalnya menggunakan berat, volume, atau panjang dari bahan yang dibeli.
b.      Perbandingan harga faktur bahan yang dibeli
Kebaikan dasar perbadingan harga faktur adalah merupakan dasar yang paling mudah digunakan. Kelemahan metode ini adalah bahan yang harganya mahal belum tentu memerlukan biaya angkutan yang tinggi. Biaya angkut lebih banyak dipengaruhi oleh factor fisik dan resiko.
a.       Perlakuan akuntansi atas biaya angkut yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
Perlakuan akuntansi yang lebih praktis terhadap biaya angkut bahan adalah diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik, terutama apabila perlakuan biaya angkut bahan sebagai elemen harga perolehan bahan mengakibatkan adanya kesulitan dalam perhitungan harga perolehan bahan. Perlakuan biaya bahan dengan metode ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi. Apabila biaya angkut bahan diperlakukan sebagai elemen BOP, maka biaya angkut bahan tidak menambah harga perolehan bahan. Maka jurnal yang harus dibuat adalah :
Persediaan bahan baku                              5.000.000
Persediaan bahan penolong                       3.000.000
Utang dagang                                                 8.000.0000
Biaya overhead pabrik                                          2.000.000
Kas                                                                  2.000.000
C.    Penentuan Harga Pokok Bahan Yang Dipakai
Masalah penentuan harga pokok bahan yang timbul karena adanya perbedaan harga perolehan satuan setiap kali dilakukan pembelian bahan yang sama, jadi karena fluktuasi harga. Factor yang menentukan harga pokok bahan yang dipakai adalah:

1.      Metode akuntansi Persediaan
Dalam menyelenggarakan pencatatan persediaan bahan, perusahaan dapat memilih metode akuntansi persediaan yang ada, yaitu:
a.       Metode persediaan fisik
Metode ini hanya dapat digunakan oleh perusahaan relative kecil, dimana fisik persediaan bahan mungkin masih bisa diwarisi secara langsung oleh manajemen perusahaan. Pencatatan akuntansinya sangat sederhana dan tidak mengikuti persediaan.
b.      Metode persediaan abadi / perpektual
Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan relative besar, dimana manajemen tidak dapat secara langsung mengawasi persediaan terus menerus atau kekal / perpektual, karena mutasi persediaan diikuti secara terus menerus dengan pencatatan.
2.      Metode aliran harga pokok bahan yang dipakai
Terdapat beberapa macam metode aliran yang dipakai, antara lain:
a.       Metode FIFO
Pemakaian metode FIFO didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk ke gudang bahan.
b.      Metode LIFO
Pemakaian metode LIFO didasarkan anggapan bahwa bahan dasar yang pertama kali dipakai dibebani harga perolehan persatuan dari bahan yang terakhir kali masuk ke gudang bahan.
c.       Metode rata-rata
Pemakaian metode rata – rata didasarkan anggapan bahwa bahan yang dikomsumsi dibebani harga perolehan persatuan bahan rata – rata.
Selain ketiga metode diatas, terdapat pula beberapa metode aliran harga pokok bahan lain, yaitu: Metode identifikasi khusus, metode harga pokok standar, metode persediaan dasar, metode harga beli terakhir, dan metode masuk kemudian pertama keluar. Metode – metode ini tidak lazim digunakan.

                                                                                                                                   
REFERENSI :
Supriyono,R.A.1999. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakara: UPP STIM YKPN


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "AKUNTANSI BIAYA-RMK"

Postingan Populer