Kemungkinan Penyebab Kesalahan Bahasa Indonesia

6.              Faktor yang menyebabkan kesalahan berbahasa
Ada beberapa faktor kemungkinan penyebab timbulnya kesalahan. Dalam bagian ini, pada garis besarnya, faktor-faktor itu dibedakan atas tiga macam yaitu faktor pemakai bahasa, faktor lingkungan, dan faktor bahasa.
6.1.         Faktor Pemakai Bahasa
Pemakai bahasa amat besar peranannya dalam usaha menanggulangi kesalahan-kesalahan dalam berbahasa. Betapapun sempurnanya aturan bahasa, aturan-aturan itu tidak akan ada artinya jika pemakai bahasa itu sendiri tidak mau memahami dan sekaligus menerapkan di dalam kegiatan berbahasa. Pembicaraan yang menyangkut faktor pemakai bahasa ini akan dirinci sebagai berikut.
1.      Kurang Adanya Kesadaran Pihak Pemakai Bahasa
Jika kita amati pemakaian bahasa seseorang khususnya pelajar, mahasiswa, pemuka-pemuka masyarakat, terlihatlah bahwa banyak di antara mereka berbahasa diluar aturan yang telah ada. Dengan kata lain, mereka sering berbuat kesalahan dalam berbahasa Indonesia.
Masalah bahasa Indonesia, misalnya, bukanlah hanya masalah para pakar bahasa atau guru-guru bahasa Indonesia, melainkan masalah seluruh warga Negara Indonesia. Oleh karena itu, seluruh bangsa Indonesia dituntut bersikap positif terhadap bahasa Indonesia (suharianto, 1981:15). Menurutnya, beberapa sikap positif yang diterapkan antaraa lain (1) merasa bangga berbahasa nasional bahasa Indonesia, (2) mempunyai rasa setia bahasa, dan (3) merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia.
Berdasarkan tiga sikap positif di atas, kesalahan atau penyimpangan yang dibuat oleh pelajar, mahasiswa, maupun pemuka-pemuka masyarakat seperti dikemukakan di atas disebabkan oleh faktor tidak atau kurang adanya sikap positif terhadap bahasa Indonesia, terutama sikap positif yang kedua dan ketiga. Kebanyakan di antara mereka tidak ataukurang mempunyai rasa setia bahasa. Mereka kurang mengindahkan kaidah-kaidah atau aturan-aturan dalam berbahasa. Di samping itu, mereka kurang merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia.
2.      Kekurangpahaman terhadap Aturan Bahasa Indonesia
Pengetahuan tentang aturan bahasa yang benar amat penting artinya bagi pemakai bahasa dalam berbahasa secara taat asas. Ajakan pemerintah Indonesia untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar akan tidak pernah menjadi kenyataan jika para penutur bahasa Indonesia tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah pemakai bahasa berusaha mempelajari aturan-aturan yang selama ini diakui kebenarannya dalam berbahasa Indonesia.
Di samping itu, kesalahan bisa juga muncul karena pemakai bahasa tidak mengetahui benar situasi kebahasaan yang ada. Pemakai bahasa tidak bisa membedakan antara situasi resmi dengan situasi tidak resmi sehingga memungkinkan terjadinya pilihan pemakaian ragam bahasa yang tidak mendukung situasi kebahagiaan tersebut.
3.      Ketidaksengajaan Pemakaian Bahasa
Biasanya, kesalahan yang tidak disengaja ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pembicaraan yang terlalu cepat sehingga tidak sempat mengontrol pemakaian bahasa tersebut; pembicara belum berpengalaman atau belum biasa berbicara di depan orang banyak dalam dituasi resmi sehingga ia menjadi gugup. Situasi tenang sulit diciptakan. Konsentrasi pikiran tercipta. Dengan seringnya berlatih berbicara di depan orang banyak dan mengurangi kecepatan dalam berbahasa, kemungkinan besar kesalahan itu bisa dikurangi.
4.      Ingin Gagah
Badudu (1993:62) mengatakan bahwa keslahan juga bisa terjadi karena pemakai bahasa ingin gagah, ingin hebat. Dengan tercapainya keinginan tersebut, pemakai bahasa akan merasa puas dan bangga. Munculnya pemakaian kata seperti : enggak bener, pinter, hadlir, dan bathin boleh jadi disebabkan oleh rasa ingin gagah atau rasa ingin hebat dalam diri pemakai bahasa.




6.2.         Faktor Psikologis
Walaupun jumlahnya tidak terlalu besar, ada kalanya kesalahan itu muncul karena adanya semacam rasa enggan untuk menggunakan ragam bahasa yang benar dan akhirnya lari ke ragam bahasa yang salah. Hal ini terutama terjadi apabila kesalahan itu demikian meluas atau membudaya sehingga seolah-olah tidak tampak lagi atau tidak dirasakan lagi keslahannya oleh masyarakat luas. Misalnya huruf c, x, dan y biasa diucapkan orang [se], [iks], dan [ae].oleh karena itulah, kita sering mendengar ucapan [we-se] untuk singkatan wc. [iks] kuadrat ditambah [ae] kuadrat/ untuk perhitungan matematika x2 + y2. Ucapan yang benar adalah [we-ce], dan /eks/ kuadrat, [ye] kuadrat/.

6.3.         Faktor Lingkungan
Lingkungan pemakaian bahasa yang baik dan benar akan member pengaruh yang positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia; sebaliknya pemakaian yang buruk akan memberikan pengaruh yang buruk pula terhadap pengaruh perkembangan bahasa Indonesia. Lingkungan yang paling besar pengaruhnya terhadap baik buruknya perkembangan bahasa Indonesia itu adalah lingkungan pemakaian bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, kantor-kantor, atau instansi-instansi pemerintahan.
Lingkungan sekolah memang besar artinya dalam rangka pembinaan bahasa Indonesia karena sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat dilakukannya proses pendidikan dan pengajaran. Di samping factor sekolah, pemuka-pemuka masyarakat atau pejabat pemerintah mulai dari tingkat tertinggi sampai terendah tidak kalah pentingnya dalam rangka pembinaan bahasa Indonesia. Masyarakat yang kurang pengetahuannya tentang bahasa Indonesia akan menganggap bahwa apa yang mereka dengar atau mereka baca dari berbagai media massa ini selalu baik dan benar. Guru ataupun pejabat pemerintah memang merupakan teladan bagi siswa maupun masyarakat secara luas. Oleh karena itu, sewajarnyalah mereka memberikan contoh pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pembinaan bahasa Indonesia tidak bisa hanya dilakukan atau diserahkan kepada guru bahasa Indonesia, tetapi juga dilakukan oleh seluruh waraga Negara Indonesia. Oleh karena itu pula, pembinaan terhadap bahasa Indonesia sesungguhnya merupakan tanggung jawab seluruh warga Negara Indonesia.

6.4.         Faktor Bahasa
Kesalahan dalam berbahasa juga bisa disebabkan oleh faktor bahasa yang dalam hal ini karena kesulitan bahasa Indonesia itu sendiri dan pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Indonesia.
1.      Kesulitan Bahasa
Dari hasil pengalaman pengalaman penulis mengasuh mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa pada mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha, ternyata mahasiswa paling sulit memahami kalimat tanpa subyek dan atau predikat. Sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa sulit memahami kaidah yang menyangkut hakikat subjek dan predikat. Oleh karena itu, ketika mengerjakan soal yang menyangkut kalimat tanpa subjek dan atau predikat, mereka kebanyakan tidak bisa menjawab.

2.      Pengaruh Bahasa Lain terhadap Bahasa Indonesia
Pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Indonesia tidak semuanya bersifat posotof, tetapi ada juga yang berifat negatif atau merusak perkembangkat bahasa Indonesia. Pengaruh inilah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa.

1.      Pengaruh Bahasa Daerah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua (B2) bagi sebagian penduduk Indonesia Bahasa pertama (B1) mereka adalah bahasa daerah mereka sendiri seperti bahasa Bali, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, dan Bugis. Jadi, sebelum menguasai B2 (bahasa Indonesia) sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerahnya sendiri sebagai alat komunikasi.
Dalam belajar B2 (bahasa Indonesia), pengaruh B1 (bahasa daerah) rupanya sulit dihindari karena kebiasaan ber-B1 itu sudah begitu melekat pada diri pemakai bahasa. Pengaruh yang dimaksudkan di sini menyangkut kosakata, struktur, dan ucapan. Pengaruh ini baru jelas diketahui apabila antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia itu dicari perbedaan aturan-aturannya. Kesalahan dalam berbahasa Indonesia bisa muncul apabila pemakai bahasa terlalu kuat dengan kebiasaan berbahasa daerahnya dan membawa kebiasaan itu ke dalam berbahasa Indonesia.
2.      Pengaruh Bahasa Asing
Di antara sekian bahasa asing yang ada, bahasa Inggris yang paling besar pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia. Dewasa ini, kata-kata bahasa Inggris yang terpakai pada bahasa Indonesia hampir tak terhitung jumlahnya. Pengaruh yang semacam inilah yang dapat merusak perkembangan bahasa Indonesia ata menghambat usaha pembinaan bahasa Indonesia itu sendiri.
Kalimat Rina adalah seorang guru mendapat pengaruh struktur kalimat bahasa Inggris Rina is a teacher. Dalam bahasa Inggris, is sebagai bagian to be harus hadir dalam kalimat itu. Memang is bisa diartikan adalah atau ialah, tetapi kedua kata ini tidak perlu hadir dalam kalimat di atas. Dengan demikian, kalimat di atas cukup ditulis Rina seorang guru.

7.      Cara Menanggulangi Kesalahan Berbahasa
Masalah utama yang kita hadapi dalam budaya pencampuran dua bahasa ini adalah masalah psikologi. Remaja berpikir bahwa hal seperti itu adalah hal yang keren. Namun pada dasarnya jika kita cermati lebih dalam, bahasa yang seperti itu akan sangat merugikan jika terus dipakai. Karena bahasa yang seperti itu hanya akan bisa dipahami oleh orang tertentu saja. Maka dari itu adapun beberapa yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi kesalahan dalam berbahasa :
1.      Memberikan pengertian kepada para remaja bahwa berkomunikasi dengan bahasa seperti itu adalah sia-sia dan tidak berguna. Karena bukanlah bahasa standar. Sama saja sperti preman-preman yang biasa menggunakan bahasa-bahasa yang mereka buat.

2.      Memunculkan budaya berbahasa indonesia yang sesuai, agar menjadi kebiasaan sehari – hari. Ini seperti yang dikatakan Pak Amir kepada pemerintah lewat tulisan beliau dalam menaggapi masalah yang terjadi di Indonesia, maka dengan budaya yang baik, pasti akan bisa terubah walaupun butuh waktu yang sagat lama.
3.      Melalui media pendidikan para guru dapat menggunakan bahasa yang baku dalam proses belajar sehingga siswa akan mampu menyerap bahwa bahasa yang mereka dengan adalah bahasa baku sehingga dalam penyampaiannya di lingkungannya masing-masing tidak akan menyimpang dari aturan bahasa baku.
4.      Melalui tatap muka atau berlatih berbicara di forum resmi. Dengan cara seperti itu kita belajar untuk mengurangi kesalahan dalam berbahasa, dapat diwujudkan dengan melatih diri untuk berbicara di depan orang banyak dengan menggunakan bahasa baku.
5.      Peran serta keluarga, masyarakat dan pemerintah. Peran keluarga sangat penting dalam mendidik anak sejak dini khusunya dalam berbahasa Indonesia, adanya didikan dari orang tua mengenai bahasa Indonesia sejak kecil disertai dengan lingkungan masyarakat yang dapat menerima bahasa tersebut dengan baik, hal ini akan sangat berdampak positif bagi pemerintah sebab hal itu dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahasa Indonesia baku. Pemerintah dalam mengurangi angka kesalahan dalam berbahasa dapat dilakukan dengan mengadakan suatu seminar atau lomba-lomba yang mengikutsertakan seluruh warga Negara Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, harapannya dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahasa Indonesia baku.



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kemungkinan Penyebab Kesalahan Bahasa Indonesia"

Postingan Populer