Contoh Makalah Melemahnya Nilai-Nilai Dalam Keluarga


I.                    PENDAHULUAN
Seorang bayi lahir kedunia ini sebagai organisme kecil yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik, seorang bayi sangat bergantung pada bantuan orang tua dan saudara-saudara dekat di lingkungan keluarganya. Sejak dilahirkannya bayi mengalami proses pembelajaran mulai dari cara berbicara, cara makan dan sebagainya, setelah mencapai usia tertentu individu mulai dapat berinteraksi dan mempelajari kehidupan kelompok dari orang tuanya, saudara-saudaranya bahkan dari anggota lain dalam satu rumah. Di jaman yang modern ini banyak anak-anak yang pergaulannya telah melewati batas, seperti banyak anak-anak yang melawan orang tuanya, keluar sampai larut malam dengan teman-temannya, perilaku yang tidak menghargai masyarakat sekitar, dan lain-lainnya.  Dalam proses anak-anak inilah pentingnya penanaman karakter dilakukan oleh orang tua anak agar anak pada tahap pertumbuhan dan perkembangan dapat menerima proses belajar dengan baik. Penanaman karakter pada jiwa anak dapat melalui pemberian ajaran nilai-nilai dalam keluarga. Salah satu dari sekian banyaknya nilai-nilai yang ada adalah nilai moral. Pentingnya penanaman nilai moral dilakukan oleh orang tua agar anak dapat berperilaku sesuai dengan aturan yang ada, menghargai dan menghormati orang lain, serta tidak menjadi anak yang terjerumus dalam pegaulan bebas.
Adapun rumusan masalah yang kami dapat dari latar belakang tersebut yaitu, 1). Apa pengertian nilai keluarga? 2). Apa saja faktor yang menyebabkan melemahnya nilai-nilai dalam keluarga? 3). Apa saja dampak yang diakibatkan dari melemahnya nilai-nilai dalam keluarga? 4). Bagaimana cara meminimlisir melemahya nilai-nilai dalam keluarga?
Tujuan yang ingin penulis capai dalam pembuatan makalah ini yakni, untuk mengetahui pengertian nilai keluarga, faktor penyebab melemahnya nilai-nilai dalam keluarga, dampak dari melemahnya nilai-nilai dalam keluarga, dan cara meminimaisir melemahnya nilai-nilai dalam  keluarga.




II.                PEMBAHASAN
2.1.            Pengertian Nilai Keluarga
Nilai merupakan cirri sentral dari system kepercayaan seseorang individu karena kualitas kepercayaan mereka. Nilai adalah “sesuatu yang berharga baik menurut standar logika (benar – salah), estetika  (bagus – buruk), etika (adil / layak – tidak adil / tidak layak), dan hukum (sah – tidak sah) serta menjadi acuan dan atau system keyakinan diri maupun kehidupan”, sedangkan keluarga adalah linkungan yang terdapat beberapa orang ynag masih memiliki hubungan darah, dan merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Nilai keluarga merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan yang terdapat dalam lingkungan keluarga (Muwarni, 2007).
            Menurut Prof Dr.Notonegoro membagi nilai menjadi tiga :
      a.       Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsure fisik manusia , Misalnya Makanan, minuman, dll nilai material relative lebih mudah di ukur dengan alat ukur luas ,(M²)Ukur isi (Liter) Ukur panjang (meter) dan sebagainya.
      b.      Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktifitas  ,misalnya buku dan alat tulis bagi mahsiswa,
      c.       Nilai kerohanian, : segala sesuatau yang berguna bagi batin manusia anatara lain sebagai berikut:
·         Nilai kebenaran yang bersumber pada unsure akal manusia
·         Nilai keindahan yang bersumber pada unsure yang indah manusia
·         Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber dari unsur kodrat manusia seperti kehendak (karsa) dan kemauan (etika)
·         Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak nilai ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
 Orientasi Nilai
a.        Prestasi individu dan produktivitas
b.      Individualism
c.        Materialism
d.       Etika kerja
e.        Pendidikan
f.        Persamaan hak
g.      Orientasi masa depan
h.       Efisiensi, ketentraman dan kepraktisan
i.         Rasionalitas
j.         Kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan
k.      Melakukan orientasi
l.        Toleransi terhadap perbedaan

2.2.      Faktor Melemahnya Nilai-Nilai Dalam Keluarga
            Melemahnya nilai- nilai dalam keluarga  dapat terjadi karena disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
1.      Faktor Internal (Dalam)
a.       Perceraian Dan Perselisihan Keluarga
Keluarga merupakan tempat dimana anak atau orang pertama kali melakukan interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan watak (perangai) seseorang. Oleh karena itulah keadaan keluarga akan sangat mempengaruhi perilaku orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang broken home biasanya hubungan antara anggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa memberikan ketentraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga tidak bisa saling melakukan kendali atas perilakunya. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan di luar keluarga. Dia tidak menyadari lagi, apakah  perilakunya itu melanggar norma-norma kemasyarakatan atau tidak, yang penting mereka merasa bahagia. Hal inilah yang mendorong terjadinya penyimpangan sosial dari masing-masing anggota keluarga yang dapat menyebabkan melemahnya nilai-nilai yang ada di dalam keluarga itu sendiri.
b.       Kurangnya Perhatian serta Kurangnya Kasih Sayang dari Orangtua
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga non materi.Kebutuhan non materi yang di perlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi  sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya. Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batininilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis. Kasih saying dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Kasih saying dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar bersama kawan-kaw annya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakharmonisan serta melemahnya nilai-nilai di dalam keluarga itu sendiri. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari.

c.       Kurangnya Pengetahuan Keluarga
Keluarga mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Dan cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab pendidikan itu pula pada prinsip nya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tanggungjawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan pribadi anak Bila keluarga tidak memiliki pengetahuan berkaitan dengan keperluan dan potensi serta kejiwaan anak maka akan merugikan kepribadian dan keselamatan jiwa anak yang tidak bisa diganti dan diperbaiki lagi. Maksud pengetahuan orang tua bukan hanya saja bisa membaca dan menulis bahasanya sendiri akan tetapi rendahnya tingkat budaya dan tidak mengetahui masalah-masalah ilmu dan pendidikan akan membangkitkan kejahatan dan penyelewengan.
d.      Pengaruh Diskriminasi pada Anak
Diskriminasi adalah memilah-milah, membedakan yang satu dengan lainnya, menerima yang satu dan menolak yang lain, mengutamakan yang satu dari yang lainnya. Pada dasarnya diskriminasi akan menemui makna ketika kedua orang tua memiliki anak lebih dari satu dan kedua orang tua dalam perilaku lahiriah tidak menjaga keadilan dan berbuat pilih kasih di antara anak-anak mereka. Diskriminasi dan ketidakadilan perilaku dan sikap lahiriah kedua orang tua di antara anak-anak memiliki banyak efek samping. Efek samping ini tidak hanya berpengaruh pada anak yang lebih diperhatikan dan diutamakan, akan tetapi akan berpengaruh pada anak yang lain bahkan kedua orang tua itu sendiri. Dalam lingkungan keluarga, jika kedua orang tua tidak menjaga keadilan dalam perilaku dan sikap lahiriahnya di antara  anak-anak, maka yang seharusnya di mana lingkungan mengalami kondisi harmonis justru sebaliknya akan timbul percekcokan dan garis di antara anggota keluarga.
e.       Kekerasan
Kekerasan dan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya sebagai penyebab penyimpangan anak karena dengan kekerasan yang menimpa anak maka ia akan mengalami tekanan-tekanan jiwa.
f.       Memanjakan Anak
Memanjakan anak khususnya anak tunggal membuat anak jadi celaka. Anak yang terlalu dimanja ia tidak akan mandiri dan berharap orang lain membantunya.
g.       Absennya Orang Tua Dari Keluarga
Hadirnya orang tua dalam rumah tangga khususnya ibu memiliki peran penting dalam pendidikan baik kasih sayang maupun kejiwaan  anak. Tidak adanya kehadiran salah satu kedua orang tua akan menimbulkan masalah pendidikan dan kekacauan jiwa pada anak dan remaja.
h.      Dorongan Ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya bisa melakukan tindakan menyimpang. Karena tidak mempunyai iman yang kuat sehingga mudah terpengaruh dan berbuat menyimpang.
i.        Kurangnya dasar-dasar keimanan di dalam diri
Pendidikan agama di keluarga makin lemah. Keluarga sibuk dengan urusan duniawi. Anak-anak tidak diberi pendidikan sejak dini. Hal ini tidak salah, akan tetapi jika orang tua yang mendidik agama sejak dini, mungkin lebih mantap dan berkesan seumur hidup.
j.        Kurangnya kemampuan penyesuaian diri
Keadaan ini amat terasa di dunia remaja. Banyak ditemukan remaja kurang pergaulan (kuper). Inti persoalanya adalah ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial,dengan mempunyai daya pilih teman bergaul yang membantu pembentukan perilaku positif. Anak-anak yang terbiasa dengan pendidikan kaku dan dengan disiplin ketat di keluarga akan menyebabkan masa remajanya juga kaku dalam bergaul, dan tidak pandai memilih teman yang bisa membuat dia berkelakuan baik. Yang terjadi adalah sebaliknya yaitu, remaja salah  bergaul dan menyebabkan para remaja tersesat.
k.      Lemahnya pertahanan diri
Adalah faktor yang ada di dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan. Jika ada pengaruh negatif berupa tontonan negatif, akibatnya remaja itu terlibat kedalam kegiatan-kegiatan yang membahayakan dirinya dan masyarakat.
l.         Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya terganggu.
m.    Gangguan Perasaan Pada Diri
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia.
Gangguan-gangguan fungsi perasaan tersebut, antara lain :
1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-ledak, tidak bisa dikekang.
2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan sebagainya.
3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian.
4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.

2. Faktor Eksternal (Luar)
Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak tersebut, antara lain :

a.       Pengaruh Pergaulan
Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai kebiasaan memeras temannya sendiri, kemudian ada anak lain yang menirunya dengan berbuat hal yang sama. Oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting.

b.      Pengaruh Media Massa
Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap, hubungan social sehari-hari dan perbedaan budaya. Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat memengaruhi perkembangan perilaku individu. Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai social dalam masyarakat, sering kali menerima mentah-mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang.

2.3 Dampak Melemahnya Nilai-Nilai Dalam Keluarga
Nilai-nilai yang terdapat dalam keluarga harus tetap dijaga dan diturunkan dari generasi ke generasi agar nilai-nilai tersebut dapat terlaksana dengan baik. Nilai dalam keluarga sangat berguna bagi keharmonisan sebuah keluarga, jika nilai ini mulai berkurang dan bahkan hilang maka keluarga tersebut akan mengalami ketidakharmonisan yang berkepanjangan. Seringnya timbul pertikaian orang tua, sikap anak yang tidak menghormati orang tua, dan lebih parahnya lagi pertikaian antara orang tua dengan anak. Ini merupakan situasi yang sangat buruk jika terdapat dalam suatu keluarga. Seperti yang kita ketahui bahwa keluargaa dalah tempat untuk kita mencurahkan segala masalah atau tempat untuk bertukar pikiran dalam menghadapi suatu masalah, namun dalam hal ini keluarga akan menjadi tempat bertengkar antar dua belak pihak yang berbeda akibat dari melemahnya nilai-nilai dalam keluarga. Selain dari dampak yang telah dijelaskan di atas, dampak lainnya dari melemahnya nilai-nilai dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.      Dampak terhadap lingkungan sekitar
Melemahnya nilai-nilai dalam keluarga berdampak pula bagi masyarakat sekitar. Kita memiliki sebuah keluarga pastinya memiliki sebuah tetangga dan sanak keluarga, jika sebuah keluarga memiliki suatu masalah yang besar sehingga menimbulkan sebuah pertikaian antara sesama anggota keluarga. Pertikaian inilah yag akan mengganggu tetangga rumah sehingga kita di masyarakat akan di cap memiliki keluarga yang berantakan (broken home). Pentingnya menjaga nama baik keluarga di kalangan masyarakat, karena keluarga merupakan tempat kita bersosialisai atau mengenal satu sama lainnya. Pentingnya penanaman nilai-nilai dalam keluarga agar keluarga tersebut menjadi harmonis dan terlihat baik di masyarakat.

2.      Dampak terhadap keluarga
Melemahnya nilai-nilai dalam keluarga akan berdampak dalam keluarga itu sendiri, misalnya seorang anak yang kurangnya didikan moral dari orang tuanya akan bersikap semena-mena terhadap aturan yang berlaku, melawan orang tua, sikap acuh tak acuh terhadap sanak keluarga, dan suka berperilaku kasar. Hal ini akan mengakibatkan terciptanya keluarga yang tidak harmonis.
3.      Dampak terhadap diri sendiri
Walaupun nilai-nilai dalam keluarga ditanamkan oleh orang tua, yang mendapat manfaatnya adalah diri kita sendiri. Penanaman niai-nilai yang telah diberikan oleh orang tua akan berdampak pada perilku kita. Jika nilai-nilai dalam keluarga ini melemah atau bahkan menghilang akan menimbulkan hal yang negatif khususnya dalam diri anak. Seperti anak akan bertindak semaunya sendiri. Semua tindakan yang dilakukan anak akan sangat menyimpang dari aturan yang berlaku tidak didasarkan oleh rasa menghormati terhadap orang yang lebih tua, hal ini terjadi karena kurangnya didikan moral dan nilai social. Yang kedua yaiu anak akan rentan terjerumus ke hal-hal yang negatif. Pergaulan bebas sangat mudah menyerang nak-anak pada jaman yang modern ini, banyak anak-anak yang masih kecil sudah pintar dalam hal percintaan dan bersikap seolaholh mereka telah dewasa, kerap ditemukan anak-anak yang merokok di jalanan, kebut-kebutan di jalan raya padahal mereka masih digolongkan di bawah umur. Kurangnya perhatian dan penanaman nilai keluarga oleh oang tua akan membuat pergaulan anak semakin terpuruk. Yang ketiga terjadinya perubahan sikap pada diri anak. Sikap yang dimaksud adalah sikap percaya terhadap orang, sikap jujur dlam keluarga, kurang terbuka terhadap orang tua, dan kurangnya sikap menghormati orang tua.
2.4 Cara Meminimalisir Melemahnya Nilai-Nilai Dalam Keluarga
Nilai-nilai dalam keluarga merupakan hal yang sangat penting dan harus dijaga, karena nilai-nilai yang terdapat dalam keluarga merupakan suatu pondasi guna mencapai keharmonisan keluarga. Dalam hal ini melemahnya nilai-nilai dalam keluarga sangat perlu diminimalisir untuk menciptakan keluarga yang harmonis, bahagia dan sejahtera. Adapun beberapa cara sederhana yag dapat dilakukan untuk meminialisir melemahnya nilai-nilai dalam keluarga yaitu:
a.       Saling Menyapa Bila Bertemu
Membiasakan diri dengan saling menyapa, tidak perlu dengan berjabat tangan atau berpelukan. Menyapa bisa dengan senyum, melambaikan tangan, atau menyapa dengan lisan misalnya bertanya mau kemana , sedang apa, bisa dibantu, dan lain – lain. Hal ini bertujuan untuk mengakrabkan satu anggota keluarga dengan keluarga yang lainnya.
b.      Memecahkan Masalah Bersama
Bila ada salah satu anggota keluarga yang sedang mempunyai masalah. Biasanya akan bercerita atau curhat kepada anggota keluarga lain. Misalnya kepada Ibu, disini ibu akan membantu memecahkan masalah yang ada  sehingga masalah tidak begitu berat. Dalam hal ini semua anggota keluarga diuntut agar saling terbuka satu sama lain, sehingga akan terwujudlah keluarga yang harmonis.
c.       Saling menyayangi
Dalam hal ini saling menyayangi bukan berarti orang tua selalu menuruti perimintaan anak melainkan orang tua harus lebih memperhatikan sang anak dengan cara memberi waktu unuk bekumpul  bersama sehingga anak  merasa mendapatkan perhatian dariorang tuanya dan skaligus dapat membuat keluarga menjadi harmonis.
d.      Saling Menolong
Ketika anggota keluarga membutuhkan pertolongan , kita anggota keluarga yang lain harus siap membantu sebisa mungkin. Hal ini digunakan untuk meringankan beban anggota keluarga yang lain.


III PENUTUP                                                
            Simpulan dari materi ini adalah nilai keluarga merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan yang terdapat dalam lingkungan keluarga.
Dengan membahas materi ini kita dapat mengethui pengertian nilai keluarga, faktor penyebab melemahnya nilai-nilai dalam keluarga, dampak dari melemahnya nilai-nilai dalam keluarga, dan cara meminimaisir melemahnya nilai-nilai dalam  keluarga.
                                                                          

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Contoh Makalah Melemahnya Nilai-Nilai Dalam Keluarga"

Postingan Populer