BAB I
Pendahuluan
1.1
Lata Rbelakang Masalah
Desa Tejakula termasuk desa yang
masih belum memiliki kewirausahaan , kebanyakan mata pencaharian warga disana
adalah sebagai nelayan, karena dulu ikan ik sangat banyak dan nelayan menjadi
mata pencaharian yang sangat di senangi oleh para masyarakat Yehsumbul terutama
di kaum laki-laki. Tetapi sekarang sudah berbeda akibat penggunaan alat
terlarang ikan menjadi sangat sedikit bahkan tidak ada. Sekarang semua nelayan desa tejakula sedang menemukan
hari yang kurang membahagiakan bagi mereka karna ikan-ikan sangat susah
didapatkan . Sebagian warga disana, jika ikan susah di cari nelayan tersebut
beralih propesi menjadi tukang di proyek atau ikut bekerja dengan sanak
saudaranya menjadi tenaga kerja ditempat usaha saudaranya dan sebagaian besar
warga tejakula sebagai pekerja pembuat patung pasir hitam, ada juga nelayan yang
menganggur tidak ada pekerjaan. Nelayan itupun bingung mau bekerja apa agar dapat
memenuhi kebutuhan mereka.
Didesa tejakula banyak terdapat daun-daunan yang dapat di gunakan
sebagai obat-obatan seperti daun bluntas yang terdapat di kebun-kebun
warga, daun tersebut ada warga yang memanfaatkannya untuk yang tahu manfaat
daun itu tetapi tidak ada yang terlintas di pikan mereka untuk memanfaatkan
daun tersebut untuk membuat suatu usaha dari daun beluntas, padahal daun
tersebut bisa dijadikan sebagai sebuah minuman yang bisa untuk kesehatan dan
sebuah trobosan terbaru untuk membuat peluang usaha, mungkin kurangnya ilmu
pengetahuan atau sosilisasi untuk merereka bagi yang tidak tahu bahwa daun Beluntas telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati
berbagai penyakit.
Peluang usaha mengolah daun beluntas untuk dijadikan minuman
yang enak dan menyehatkan atau bisa dikatakan sebagai jamu ajaib dan
menyehatkan, selain itu untuk penghematan biaya (pengeluaran) kita dapat
menggunakan botol-botol bekas ( dalam artian belum rusak dan tampak bagus
dilihat ) di masarakat itu dilihat sebagai
sampah yang tidak berguna, botol bekas seperti botol Aqua tanggung atau botol
yang lain seperti Total ,Flow dan lain Sebainya. Selain membuat usaha, kita
memanfaatkan barang barang yang sudah tidak terpakai,berarti sudah membantu
mengurangi sampah di negara ini karena ketidak sadaran masyarakat terhadap
sampah membuat disuatu daerah menjadi banjir dan menumpuknya sampah.
Di jaman moderen ini telah banyak ada berbagai macam
obat-obatan yang sangat bagus dan cepat menyembuhkan penyakit. Tetapi obat obat
tersebut dibuat dari bahan kimia dan dapat membut efek dari tubuh kita, selain
itu harganya cukup lumayan mahal bagi masarakat yang kurang mampu. Alternatif
lain kita bisa mengkonsumsi jamu setiap hari selain untuk mengobati, kita dapat
mencegahnya terlebih dahulu. Apalagi di daerah bali masih sangat tradisional
masyarakatnya dan sangat suka makan atau mimum yang alami seperti jamu kayu
manis, loloh don getah jarak, jamu dari daun pepaya, dan lain lain. Contoh jamu
tersebut dapat menyembuhkan sebagian penyakit dari manusia.
1.2
Perumusan Masalah
Di
jaman teknologi kesehatan seperti sekarang ini, bermacam-macam produk kimia
sintesis dan sistematis banyak beredar yang di peroleh dan di konsumsi oleh
masyarakat luas baik dengan resep dokter maupun pembeli bebas di pasar obat.
Obat moderen sering kali memiliki efek samping yang timbul segera maupun
setelah lama dikonsumsi sesuai dosis terapi atau aturan pakai. Masalah yang
dapat dirumuskan dalam proposal ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana peluang pemasaran dari
jamu daun beluntas tersebut ?
2.
Bagaimana strategi pemasaran
jamu daun beluntas tersebut ?
1.3Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menganalisis
peluang pasar dari jamu daun beluntas tersebut?
2.
Untuk menganalisis strategi pemasaran jamu daun beluntas tersebut?
3.
Pemakaian botol-botol bekas
menjadi tempat minuman agar tidak menjadi sampah yang tidak berguna, dengan
menyeterilkan botol tersebut.
1.4
Luran Yang Diharapkan
Luaran
yang diharapkan dari program ini adalah saya dapat memanfaatkan daun beluntas
sebagai bahan baku pembuatan jamu sehat dan bisa menolong pemerintah untuk
memelihara bumi dari sampah karna disini saya mengunakan botol bekasa sebagai
tempatnya guna untuk minimize pengeluaran yang berlebihan untuk membeli botol baru , yang pada akhirnya
dapat meningkatkan nilai jual yang salama ini hanya dianggap sebagai tanaman
yang tidak bermanfaat dan makanan hewan ternak. Selain itu, jamu sehat dari
daun beluntas ini, diharapkan dapat menembus pasar lokal lebih lebih lagi bisa
menembus pasar nasional.
Semoga
usaha ini bisa menjadi imspirasi bagai masyarakat Yehsumbul untuk memanfaatkan
tanaman dan benda benda di sekitarnya baik itu benda bersifat tanaman maupun smpah
yang ada di sekitarnya yang dianggap bisa dibuat usaha lain lain.
1.5 Kegunaan
Adanya pelaksanaan
program kreativitas ini dapat memberikan beberapa manfaat, sebagai: (1) bagi
tim penyusun, tim penyusun dapat memahami cara pembuatan jamu sehat dari
pemanfaatan daun beluntas
potensi
ini dapat menjadi salah satu usaha yang menguntungkan bagi tim penyusun
dalam memanfaatkan peluang pasar, (2) bagi mitra usaha, mitra usaha
dapat memperoleh produk jamu sehat dari pemanfaatan daun beluntas . Dengan
demikian, dari manfaat jamu sehat tersebut dapat meningkatkan nilai jual kepada
para konsumen sehingga lebih menguntungkan, (3) bagi masyarakat,
masyarakat akan memperoleh produk jamu sehat dari pemanfaatan daun beluntas . Selain sebagai konsumen, masyarakat
memperoleh peluang dalam pengembangan unit usaha memanfaatkan
tanaman dan benda benda di sekitarnya baik itu benda bersifat tanaman maupun
smpah yang ada di sekitarnya yang dianggap bisa dibuat usaha lain lain.
Dengan demikian, hasil akhir program ini dapat memberi kesejahtraan ekonomi
kepada masyarakat, (4) bagi lingkungan, pengembangan usaha jamu sehat
berbahan dasar daun beluntas justru dapat meningkatkan stabilitas
keteraturan lingkungan. Hal ini dikarenakan, dalam pengembangan usaha ini mesti
diiringi dengan persediaan bahan baku yang memadai. Oleh karena itu, kondisi
lingkungan desa Yehsumbul dan lingkungan lainnya dapat difungsikan secara
maksimal melalui penanaman pohon beluntas .
BAB
II
GAMBARAN
UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Lingkungan
Di daerah jembrana, khususnya
yehsumbul. Saya banyak menjumpai banyak nelayan nelayan yang tidak berkerja karena
kebanyakan yang tidak mendapatkan ikan saat dia melaut. Akibat dampak
penggunaan pukat harimau semua ikan – ikan tertangkap termasuk ikan ikan yang
masih kecil yang belum pantas untuk di tangkap. Oleh karna itu semua sekarang
para nelayan tidak bisa mendapatkan ikan yang cukup untuk memenuhi nafkah
keluarganya.
Di yehsumbul banyak terdapat pohon beluntas
yang bisa di olah menjadi makanan maupun minuman yang bisa menyembuhkan
penyakit atu baik untuk tubuh manusia. Tanah di desa sana sangat subur selain
mata pencaharian sebagai nelayan ada juga yang berperofesi sebagai petani
termasuk bapak saya sendiri. Oleh karna itu saya melihat banyak para nelayan
yang tidak berkerja dan banyaknya pohon daun min di desa saya mendapatkan ide
membuat suatu produk.
2.2
Gambaran Umum Rancana Usaha
Pemanfaatan daun beluntas
selama ini sangat kurang, sehingga daun beluntas selama ini masih dianggap
sebagai sampah. Banyaknya daun min di desa yehsumbul yang ada di kebun kebun
yang pohonya di maanfaatkan sebagai batas batas tanah mereka menyebabkan saya
mempunyai ide itu. Karna saya melihat masyarakat disana terutama nelayan yang
sedang tidak bisa melaut karna tidak adanya ikan yang mereka inginka
menyebabkan mereka tidak punya mata pencaharian lain, dari itu saya mempunyai
ide untuk membuat peluang usaha jamu sehat dari daun beluntas.
Karna
menurut penelitian daun beluntas itu sanyat berguna ubtuk menjaga kesehatan
karena daun beluntas berpotensi memperlancar sistem pencernaan dan meringankan
kejang perut. Beluntas memiliki efek anastesi ringan sehingga mampu
menghilangkan rasa sakit pada perut. Oleh sebab itu saya ingin membuat jamu
sehat untuk dijadikan jamu tradisional sehingga bisa mengganti obat kimia untuk
mengobati penyakit yang tidak terlalu parah
dan membuka peluang usaha kerja.
Selain
itu kita bisa meminimalis sampah yaitu botol-botol aqua atau sejenisnya untuk
dijadikan tempat jamu tersebut agar modal usaha yang dikerjakan tidak
memerlukan modal yang sanyat besar. Untuk membuat jamu itu kelihatan lebih
menarik kita bisa memberikan logo pada jamu tersebut.
BAB III
METODE PLAKSANAAN
3.1 Metode Pembuatan
Tahap awak yang kami lakukan dalam kegiatan
ini adalah pengumpulan botol botol Aqua bekas yang berukuran tangung yang masih
layak pakai agar meminimalkan pengeluaran usaha kami yang baru dirintis. Tahap
berikutnya kami akan model logo yang akan kami pasarkan, produk ini kami sangat
usahakan menonjolkan nilai ketradisionalna jamu khas Bali.
Apabila perancangan ini sudah selesai, kami
kemudian mempersiapkan bahan dan alat-alat yang kami perlukan dalam kegiatan
usaha ini. Berikut adalah langkah langkah pembuatannya :
1. Siapkan daun beluntas,
kemudian cuci sampai bersih agar kotoran yang menempel hilang, usahakan air
yang di gunakan tidak mengandung kaporit atau berbau yang tidak ena dicium,proses
ini dilakukan agar kuman2 yang ada di daun berkurang
2. Kunyit di cuci
samapai bersih dan tanah yang menempel dikulit kunyit hilang, kupas kulit
kunyit agar kuman-kuman yang menempel hilang, cuci lagi kunyit telah di cuci itu
dengan air yang bersih dan tidak berbau
3. Tumbuk kunyit
tersebut hingga halus merata, setelah itu daun beluntas di campur dengan kunyit
yang telah di tumbuk halus dan tumbuk lagi hingga tercampur merata daun beluntas
dengan kunyit.
4. Masukan campuran
kunyit dengan daun beluntas ke subuah panci dan dicampur dengan air panas,
kemudian di panaskan lagi dan di aduk aduk hingga tercampur dengan bagus dan
berbau harum
5. Saring air tersebut
sengan saringan yang bagus agar ampas dari kunyit dan daun beluntas tersebut
tidak terasa di jamu tersebut. Rebus lagi jamu yang sudah di saring sampai
mendidih dan di tambahkan garam secukupnya, dinginkan jamu tersebut sebelum
dimasukan kedalam botol.
6. Sebelum dimasukan ke
botol jamu tersebut ditambahkan gula dan madu agar terasa manis dan enak
3.2 Metode Pemasaran
Usaha ini akan berjalan langsung di bawah tangan kami secara
langsung, tentunya dengan bantuan warung-warung atau suwalayan yang kami percayakan. Sesudah produk yang kami
usulkan ini jadi, kami akan menitipkan langsung kepada suatu warung-warung dan
suwalayan tertentu. Ini kami lakukan dengan sistem bagi, jadi kami menitipkan
barang dan hasil penjualanya akan kami bagi sesuai dengan kesepakatan. Ini
adalah cara pertama yang kami lakukan guna mempercepat lakunya produk kami di
pasaran.
Disisi lain, kami akan berusaha menjajakan produk minuman
kamu ke desa desa lain agar cepat di kenal oleh masyarakat, dengan begitu kami
akan mudah menjual produk kami yang baru di rintis ini. Walaupun produk kami
inikurang mendapat perhatian lebih dari masyarakat.
BAB
IV
BIAYA
DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Jadual
Kegiatan
NO
|
JADUWAL
KEGIATAN
|
BULAN
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1.
|
Penetapan lokasi kerja
|
ü
|
||
Perencanaan kerja
|
ü
|
|||
Persiapan bahan dan alat-alat
|
ü
|
|||
Pelaksanaan
|
ü
|
|||
2.
|
Pemasaran
|
|||
Penyusunan laporan
|
ü
|
|||
Analisis data
|
ü
|
|||
Menyusun laporan
|
ü
|
|||
Perbaikan
|
ü
|
|||
Penggandaan
|
ü
|
|||
Pengiriman
|
ü
|
4.2
Rancangan Biaya
Asumsi
Dalam produk ini dalam waktu 1 bulan akan dapat menghasilkan kuarng
lebih 100
botol jamu. Berikut ini adalah
rincian biaya yang di habiskan untuk membuat 100 botol jamu.
rekapitulasi
biaya
No
|
Nama biaya
|
Jumlah biaya
|
1
|
Bahan pokok
|
Rp 1.200.000
|
2
|
bahan habis pakai
|
Rp 300.000
|
3
|
peralatan
|
Rp 200.000
|
4
|
biaya perseorangan
|
Rp 400.000
|
5
|
lain-lain
|
Rp 500.000
|
Jumlah
|
Rp
2.600.000
|
Berdasarkan biaya di atas, total biaya produksi untuk 100
botol jamu dalam waktu 1 bulan
adalah sebanyak :
BP= BT + BTT
BP = Rp 1.200.000 + Rp 200.000
= Rp 1.400.000
b.
hasil usaha ( HU )
HU
= harga jual x jumlah produksi
= Rp 15.000 x 100
= Rp 1.500.000
c.
laporan untung dan rugi
L = HU – BP
= Rp 1.500.000 – Rp 1.400.000 = Rp 100.000
d.
break event point (BEP) / titik modal balik
BEF
= BP : total produksi
BEF
= Rp 1.400.000 : 100 = Rp 14.000
Maka titik balik
modal produksi jamu sehat ini apabila harga jualnya = Rp 14.000
e. benefit cost (BC) ratio / lipatan
hasil usaha
BC ratio =
HU : BP
BC ratio = Rp 1.000.000 : Rp
1.400.000 = 0,714
Artinya,
dari sebanyak Rp 1.500.00 biaya yang di keluarkan akan mendapat 1,07 kali lipat
Jadi
usaha ini kurang layak untuk di jalankan.
f. retrun of invetemant (ROI) /
keuntungan yang di peroleh
ROI = ( laba : BP ) x 100%
ROI = ( Rp 100.000 : 1.400.000) x 100% = 7.14 %
Artinya,
dari biaya sebanyak Rp 1.400.00 biaya yang di keluarkan akan mendapat
keuntungan sebesar 1,4 % oleh karna itu usaha ini kurang layak di jalankan.
g.
jangka waktu modal kembali ( JWP )
JWP = (investasi + BT ) :
(L x lama produksi )
= ( Rp 200.000 + 1.200.00) : ( Rp 100.000 x 1 bulan )= 14 bulan
\
DAFTAR
PUSTAHA
Belum ada tanggapan untuk "Contoh PKM Hibah Kewirausaan"
Post a Comment