DISIPLIN
ADALAH KUNCI DARI KESUKSESAN
Tokoh
&Penokohan
Ayah :
Arya (baik, penyayang)
Ibu :Mila
(baik, penyayang)
Anak I :Okta
(pemalas, cerdik)
Anak II :Evi
(rendah hati, baik)
Teman :
Pande (baik)
Ibu Guru :
Meri (baik, bijaksana)
Ibu Kantin : Putri (Baik)
Polisi :
Putra (Tegas, baik)
Satpam :
Ravi (baik)
Anak- anak kelas VII F merasa bosan
mendapatkan pelajaran di jam terakhir. Okta dan saudaranya Evi
yang kebetulan duduk sebangku sangat tidak sabar untuk cepat-cepat pulang. Ia
berpikiran untuk bolos dari sekolah mumpung guru belum masuk ke kelas.
Anak I :
“Vi kita bolos saja yuk? Lagian ibu guru
belum masuk kelas mungkin dia tidak mengajar hari ini?”
Anak II :
“Ehh!! Aku takut kalau bolos Ta, nanti di hukum di depan tiang bendera.?”
Anak I :
“ Siapa yang menghukum kita Vi, kan kita menyelinap saja, pasti pak satpam lagi
tidur jam segini!”
Anak II :
“Tapi Ta, aku takut…?”
Anak I :
“ya sudah jika kamu tidak mau ikut, aku pulang sendiri saja..!”
Anak II :
“Ehh..tunggu aku Ta.. kalau tidak bersamamu aku pulang masak aku jalan kaki
sendiri apalagi cuaca panas, ya sudah aku ikut denganmu saja Ta..”
Evi
dan Okta bergegas mengambil merapikan buku dan
segera meninggalkan kelas tanpa ijin. Ia melewati Kantin untuk menuju ke
parkiran sekolah, di kantin seorang temannya yang bernama Pande sedang makan
dan melihat mereka berjalan mengendap-ngendap seperti maling.
Teman :
“Ehh!! Evi, Okta kalian mau kemana tuh..?”
Anak I :
“ Ssstttt.. pelanin sedikit suaramu knapa… aku mau pulang dulu sama Evi ada
urusan keluarga, Pande…”
Teman :
“Ehh!! Tunggu dulu teman-teman..”
Ibu Kantin : “Sudahlah pande, mereka juga sudah jauh. Sebentar lagi kan
guru masuk kelas.”
Teman :
“Ia sih Bu, tapi kan saya penasaran kanapa mereka mengendap-ngendap gitu
jalannya.”
Ibu Kantin : “daripada kamu mikirin mereka, mendingan kamu pikirin knapa
Ibu Meri tergesa-gesa menuju kelasmu..!”
Teman :
(melihat Ibu Meri) “Haa?.. Bu saya
pergi ke kelas dulu ya..uangnya sudah di meja..” (berlari menuju kelas)
Ibu Kantin : “Hati-hati pande nanti kamu kesedak..”
Evi
dan Okta sudah sampai diparkiran, Okta mengendarai
motor dengan kecepatan 60 km/jam namun ia tidak pergi ke rumahnya, malahan
mencari jalan yang menuju ke Kota, Evi pun terkejut knapa saudaranya membawa ia
ke Kota tanpa membawa surat-surat ijin bermotor yang lengkap.
Anak II :
“Okta kamu mau kmana nih..? kok kita tidak pulang ke rumah?”
Anak I :
“Sudah kamu diam saja..aku mau jalan-jalan sebentar di Kota!”
Anak II :
“Tapi kan kita tidak punya surat-surat ijin Ta..helm juga kita tidak pakai..?”
Evi
pun merasa takut gandengan dengan Okta yang ngebut mengendarai motor, tiba-tiba
Evimelihat segerombol orang yang
berpakaian hijau berkeliaran di jalan raya. Setelah diperdekat ternyata itu
Tilang yang diadakan oleh Polisi lalu lintas.
Anak II :
“ Okta bagaimana ini.. ada Tilang di depan, matilah kita sekarang Ta..? (merinding ketakutan)
Polisi :
“ (menggerakkan tangannya untuk
menghentikan siswi tersebut)
“Stopp!!! Tolong ke pinggir anak-anak, silakan kluarkan KTP, SIM, dan STNK nya?
Anak I :
“ Maaf pak, kami hanya murid SMP jadi kami tidak mempunyai surat-surat ijin
tersebut Pak..(mengeluh)”.
Polisi :
“Oh..jadi kalian murid SMP knapa kalian jam segini sudah berkluyuran di jalan
raya?”
Anak II :
“Maaf pak kami bolos dari sekolah..”
Anak I :
(menginjak kakinya Evi) “tidak kok
pak, kita disuruh beli susu oleh ibu kami pulang sekolahnya, makanya kami
pulang cepat pak..”
Polisi :
“kalau begitu bapak tahan motor adik-adik disini dan hubungi orang tua kalian
masing-masing untuk menjemput kalian dan berurusan dengan kepolisian”.
Tanpa basa-basi anak I pun menghubungi
ayahnya untuk menjemputnya di jalan bersama adiknya.
Anak I :
(menelpun ayahnya yang sedang bekerja)
“ayah tolong jemput adik di jalan depan Kantor Bupati Klungkungnya, adik kena
tilang yah, makasi yah..! (menangis).
Setelah beberapa menit menunggu,
ayahnya pun tiba di tempat itu, dengan muka yang merah tertuju pada kedua
anaknya. Sesampai dirumah Evi dan Oktadi suruh duduk di ruang keluarga.
Ibu :
“Okta, Evi knapa wajah kalian murung seperti itu? Apa yang terjadi pada kalian
berdua? Ayah juga knapa muka ayah merah seperti itu?”
Ayah :
“Tanyakan saja pada anak kesayangan ibu itu!”
Ibu :
“evi jelaskan pada ibu apa yang terjadi sebenarnya..?”
Anak II :
“Begini bu.. tadi kan kita bolos dari sekolah, Okta bilang mau pulang ke rumah
tapi Okta malahan ke kota untuk jalan-jalan.”
Ibu :
“Benar begitu Okta..?”
Anak I : “ Bukan bolos sih bu, hanya pulang
lebih dulu saja, soalnya Okta bosan di sekolah.”
ayah :
“Lalu knapa kalian berbohong pada polisi? Knapa kalian bilang ibu menyuruh
kalian membeli susu?” (menggeram)
Anak I :
“Maaf ayah..soalnyaOktatidak mau dihukum sama Ibu Guru jika Evi ketahuan
bolos..” (menangis)
Ayah :
“Sudahlah, cepat kalian masuk kamar dan belajar, ayah pusing dengan prilaku
kalian hari ini.
Evi
dan Okta segera masuk ke kamarnya dan belajar
bersama sama. Ia tidak ada waktu untuk tidur siang, keesokkan harinya merekapun
telat berangkat sekolah.
Ibu :
”Okta, Evi ayo cepat berangkat sekolah, Ayah sudah nunggu kalian di depan
rumah.”
Ayah :
“Anak-anak cepat masuk mobil ini sudah jam 7 nanti kalian terlambat..”
Anak I :
“yaayah..”
Sesampai
di depan sekolah Okta melihat pak Ravi sedang menutup pintu
gerbang, dengan segera Evi dan Okta
keluar dari pintu mobil tanpa salaman dengan ayahnya
Anak I :
“ Pak Ravi tunggu dulu, saya mau masuk pak..”
Satpam :
“ Evi, Okta knapa kalian telat hari ini?”
Anak II :
“aduh ceritanya panjang pak, jadi tolong buka ya..?”
Satpam :
“Wahh..bapak tidak bisa anak-anak, tunggu sebentar ya, bapak tanyakan sama Ibu
Guru Meri dia kan wali kalian.”
Anak I :
“Tapi pak!! Buka dulu pintunya..?”
Satpam :
(melihat ibu meri berjalan di dekat ruang
Guru) ”Ibu Meri kesini sebentar, ini ada anak ibu yang terlambat..!”
Ibu Guru :
“Ia pak Ravi, tunggu sebentar..” (bergegas
menuju ke pintu gerbang)
Satpam :
“bu Meri ini Evi samaOkta terlambat, bagaimana buk?”
Ibu Guru :
“Ya biarkan mereka masuk pak, kemudian antarkan mereka ke ruangan saya pak!”
Satpam :
(memegang tangan Evi dan Okta)“Ayo anak-anak masuk.. kalian disuruh menghadap
Ibu Meri di ruang guru.. kesanaikuti Ibu Meri.”
Evi
dan Okta pun mengikuti Ibu Meri, di pertengahan
perjalanan Evi melihat Pande sedang berjalan
menuju ruang guru.
Teman :
“Hey,, Evi, Okta kalian terlambat ya..?”
Anak I :
“Ia Pande” (bersedih)
Ibu Guru :
“ Evi, Okta cepat kesini..!”
Teman :
“ehh..kalian di panggil tuh sama wali kita, aku mau minta spidol dulu ke TU
ya....!”
Anak II :
“Hati-hati ya Pande” (bergegas ke meja Bu
Meri)
Teman :
“Iya kamu juga ya..!”
Evi
dan Okta pun memasuki ruangan Ibu Guru Meri dan
duduk berhadap-hadapan. Suasana yang menegangkan terlihat diantara mereka.
Ibu Guru :
“Evi, Okta kamu tahu apa yang kamu lakukan kemarin siang? Dan apa yang kamu
telak lakukan sekarang?”
Anak I :
(menunduk) “Tahu ibu, kami minta maaf karena telah bolos dari sekolah..?”
Ibu Guru :
“Ibu mengerti kalian bosan dan merasa ngantuk di jam-jam terakhir, tapi kalian
harus disiplin dengan aturan sekolah yang ada”.
Anak II :
“Ia bu kami tidak akan mengulanginya lagi, kami janji bu..”
Ibu Guru :
“Pegang ya janji kalian, Ibu merasa malu jika ini tersebar ke semua kelas.
Kalian harus menjaga nama baik kelas kita karena ibu juga wali kelas kalian.”
Anak I :
“Ia bu, kami tidak akan seperti ini lagi, kami minta maaf bu..”
Ibu Guru :
“iya ibu maafin kalian, sekarang kembalilah ke kelas kalian. Ingat kata ibu
DISIPLINADALAHKUNCI DARI KESUKSESAN.
Evi
dan Okta pun kembali ke kelas
VII F, mereka kembali dengan perasaan yang gembira. Walaupun di saat jam
terakhir pun mereka tetap menunggu guru dengan belajar.
Saran :
Semua perbuatan yang kita lakukan pasti
akan membuahkan hasil. Seperti yang dilakukan Evi dan Oktayang bolos sekolah
akhirnya ketahuan oleh wali kelasnya dan keesokan harinya mereka terlambat
datang ke sekolah. Ingatlah teman-teman disiplin sangat diperlukan dalam
penanaman karakter diri kita. Rendahnya disiplin pada diri kita, maka apapun
yang kita lakukan tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, maka dari itu
tingkatkanlah disiplin sejak dini agar kelak kita dewasa dapat mengerjakan
segala hal dengan hasil baik dan benar.
Belum ada tanggapan untuk "Contoh Dialog tentang Pendidikan"
Post a Comment