Dampak Internet Pada
Perkembangan Remaja]
Interaksi remaja dengan internet banyak mengurangi aktivitas
gerak karena konsep dari internet adalah memudahkan kehidupan manusia sehingga
akan banyak mengurangi dalam bergerak. Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan perantara
internet
Hal tersebut
menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak
mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti
kelelahan mata, sakit kepala bahkan penglihatan kabur karena remaja lebih
rentan daripada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi yang dipancarkan dari
perangkat internet. Selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi
akibat berkurangnya aktivitas fisik. Obesitas pada remaja dapat memicu
terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan metabolism yang akan menggiring
terjadinya serangan jantung premature.
2. Dampak pada perkembangan
emosi dan sosial
Pada remaja,
perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila
lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang
“virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga
cenderung tidak adekuat karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur
sesuai kehendak individu sedangkan umpanbalik dari lingkungan nyata belum tentu
sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan
keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.
Saat ini telah dikembangkan
berbagai jejaring sosial yang dapat mendukung terciptanya suatu lingkungan
sosial “virtual”. Pada remaja, pengaruh negatif dari jejaring sosial ini dapat
dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
a. Hilangnya privasi. Tidak
seperti orang dewasa, remaja banyak yang cenderung mencantumkan identitas real
dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka dapat rentan terhadap hilangnya
privasi terhadap foto atau video yang kurang “appropriate” yang mereka posting didalam jejaring sosialnya.
b. Cyber-Bullying. Para
remaja belum cukup matang untuk memahami dampak dari informasi yang dimunculkan
dalam jejaring sosial sehingga banyak terjadi kasus perkelahian yang dimulai
dari komentar atau status namun dianggap ejekan
a.
Stranger-Danger. Para remaja sering masih kurang “aware”
terhadap bahaya dari orang yang tak dikenal atau yang mengenal mereka namun
memalsukan identitasnya dalam jejaring sosial. Menurut Pew Research Center,
"32% dari remaja online telah dihubungi oleh seseorang yang tidak ada
hubungannya dengan mereka dan 7% dari remaja online tersebut mengatakan mereka
merasa takut atau tidak nyaman sebagai akibat dari kontak dengan orang yang tak
dikenal secara online. Di Indonesia bahkan kasus remaja yang diculik dan
kemudian diperkosa oleh orang tak dikenal melalui jejaring sosial sudah banyak
terjadi.
d. Cyber-Stalking.
Kejujuran remaja dalam jejaring sosial seperti melakukan posting tentang
bagaimana rumah mereka, dimana sekolah mereka, menyebabkan orang asing yang
berniat jahat sangat mudah untuk membuntuti dan bahkan membujuk mereka untuk
bertemu muka dan akhirnya bisa melakukan tindakan kejahatan kepada mereka.
Beberapa Interaksi remaja
dengan internet juga dapat berdampak pada perkembangan aspek emosi yang tidak
adekuat. Bila internet digunakan tanpa control yang baik, maka akan menyebabkan
tingginya resiko untuk menjadi ketergantungan (addiction). Beberapa kondisi
emosi yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu addiction terhadap
internet, antara lain :
a.
Kecemasan, bila internet
digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan maka justru akan beresiko
individu untuk tidak mengatasi kecemasannya dan setiap saat mengalihkannya pada
komputer yang dapat mengakibatkan kecanduan.
b.
Depresi, internet dapat
mengalihkan sementara dari depresi (terutama banyak website yang memberikan
informasi tentang mengatasi depresi) namun bila digunakan tanpa kontrol justru
tanpa disadari akan makin menyebabkan isolasi dari lingkungan yang akan
menambah depresi.
Selain aspek emosi
yang dapat menimbulkan kecenderungan addiction, internet dapat berdampak pada
perilaku kurang sabar pada remaja karena internet cenderung membuat segala
sesuatu menjadi lebih mudah dan instant sehingga secara emosi para remaja
menjadi tidak terbiasa untuk bersabar.
3. Dampak pada perkembangan
inteligensi
Beberapa ahli mengulas tentang
pengaruh internet dalam perkembangan inteligensi karena internet sudah tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah ataupun di
lingkungan sekolah.
Remaja saat ini mungkin
menggunakan otak mereka jauh berbeda dengan remaja di generasi sebelumnya.
Temuan bisa berarti bahwa teknik pengajaran saat ini dan metode pengujian belum
tentu efektif dalam mengestimasi kecerdasan mereka.
Patricia
Greenfield menelaah lebih dari 50 studi tentang dampak internet terhadap
remaja. Dia menemukan bahwa media seperti internet dapat membatasi beberapa
aspek. keterampilan mental mereka, tetapi juga membantu meningkatkan mereka
dengan cara lain.
Dampak negatif dalam
inteligensi dibuktikan oleh Lady Susan Greenfield, ahli syaraf dan profesor
farmakologi sinaptik pada Lincoln College, Oxford, dan direktur Royal
Institution. Beliau berpendapat bahwa remaja yang menggunakan internet secara
berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang
perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) , dan
"rasa kebingungan dalam identitas." Selain itu internet juga
berdampak pada penalaran kritis karena hampir semua informasi telah tersedia
sehingga para remaja menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi
hanya pada satu hal untuk jangka waktu yang lama dan menyulitkan remaja untuk
memecahkan masalah yang membutuhkan waktu pendek dan kompleks.
4. Dampak pada perkembangan
moral
Dampak dalam
perkembangan moral terutama terjadi karena pemaparan pada situs-situs yang
banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus di Indonesia
tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun
korbannya adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang
tidak dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab
terhadap perkembangan remaja di Indonesia.
Berdasarkan uraian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku kenakalan pada remaja yang
dipengaruhi oleh media internet adalah :
a.
Perkelahian sebagai
akibat dari kecanduan game online yang bertema kekerasan, peperangan,
terorisme,
b.
Perkataan yang kotor, kasar,
tidak senonoh, saling mengejek antar teman yang bermula dari penulisan
“status” di facebook atau twitter dan jejaring sosial lainnya
c.
Penipuan, melalui media
internet rentan sekali penipuan dengan memasang iklan-iklan jual beli barang
dengan harga murah
d.
Pemalsuan identitas,melalui
jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster dan lain-lain
dengan menemukan teman yang baru dikenalnya sehingga memudahkan untuk menipu
dan dapat menghindar dari tanggung jawab jika melakukan tindakan
merugikan orang lain
e.
Penculikan, seringkali
terjadi penculikan gadis remaja karena berkenalan dengan temannya di facebook
untuk bertemu di dunia nyata sehingga membawa kabur gadis remaja tersebut
f.
Perbuatan asusila, seperti
perkosaan, pencabulan, sex bebas, sebagai akibat dari melihat gambar/
video porno di internet
g.
Membolos sekolah, karena
begadang kecanduan game online sampai larut malam bahkan sampai pagi
h.
Berbohong pada orang tua,
karena kecanduan internet membutuhkan biaya untuk ke warnet atau membeli pulsa
modem
Belum ada tanggapan untuk "[Eka] Dampak Internet Pada Perkembangan Remaja"
Post a Comment