KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat beliau penulis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “JAHATNYA
GLOBAL WARMING” ini sesuai dengan
waktu yang diberikan.
Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu dan Bapak tercinta selaku orang tua yang telah memberikan
banyak waktu dan tempat kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
2. Bapak I Wayan Suamba selaku kepala sekolah tempat penulis
menuntut ilmu.
3. Bapak I Gusti Ngurah Putra selaku guru bidang studi
yang telah memberikan tuntunan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis
ini.
4. Teman-teman serta orang-orang yang telah membantu
memberikan dukungan kepada penulis.
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna sehingga untuk
itu , masukan , saran, maupun kritikan yang membangun dari para pembaca
sekalian sangat diharapkan. Atas doanya penulis ucapkan banyak terimakasih,
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
(
Penulis )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
A.
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 4
1.3 Perumusan Masalah ............................................................................... 5
1.4 Tujuan Penulisan ................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
B.
Bab II : Kajian Teori
2.1 Pengertian .............................................................................................. 7
2.2 Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 8
2.3 Hipotesa ................................................................................................ 9
2.4 Faktor Penyebab Pemanasan Global ..................................................... 10
2.5 Proses Terjadinya Global Warming ....................................................... 11
2.6 Gas-gas Yang Dapat Merusak Ozon ..................................................... 12
C.
Bab III : Pembahasan
3.1 Pengertian Pemanasan Global ............................................................... 13
3.2 Penyebab Utama Pemanasan Global ..................................................... 14
3.3 Dampak Pemanasan Global ................................................................... 15
3.4 Pengendalian Pemanasan Global ........................................................... 19
3.5 Mengukur Pemanasan Global ................................................................ 21
D.
Bab IV : Penutup
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 23
4.2 Saran ...................................................................................................... 23
Daftar Pustaka ................................................................................................... 24
Autobiografi ........................................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Semenjak
manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah
kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman
meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan
sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan
bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut,
manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan
sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.
Dan pada saatnya,
perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan
yang terjadi ini menghasilkan dampak, baik positif maupun negatif. Salah satu
dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa
sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan
yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh
para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi
dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi
lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada
akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan
kehidupannya. Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang
terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian
yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah
terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun,
masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan
kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan
yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih
terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para
ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat
dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan
manusia.
Untuk
itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran
mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan studi literature dari
berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang
dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang
kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat
keberadaan masalah pemanasan Global ini.
1.2 Identifikasi
Masalah
Timbulnya
masalah pemanasan Global yang merupakan masalah lingkungan ini, telah menimbulkan
berbagai macam pertanyaan dalam hubungannya dengan sebab, keberadaan dan efek
atau dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan Global ini dapat diuraikan
seperti dalam beberapa poin berikut :
1.
Apakah pemanasan
Global selalu memberi dampak buruk?
2.
Apakah pemanasan
Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?
3.
Apakah penyebab
terbesar dari terjadinya Global Warning adalah emisi manusia dari “efek rumah
kaca” ?
4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan
terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam
atau cuaca yang ekstrim?
5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari
pembakaran fosil merupakan
penyebab terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat
diakibatkan dari peningkatan temperatur?
Pemanasan Global ini mengakibatkan
berbagai dampak baik positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan Global,
tidak akan ada kehidupan di dunia, karena suhu di bumi yang rendah dan manusia
tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan Global telah
meningkatkan suhu bumi Fahrenheit.
Namun, pemanasansampai suhu rata-ratanya mencapai
Global Warning menjadi permasalahan yang masih
menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfir
mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi
permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?
1.3
Perumusan
Masalah
Dimulai dari jaman revolusi industri,
konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30
%, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2
berkurang sekitar 15 %.
Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas
menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui,
mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari
ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di
atmosfer.
Mengapa
konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat?
Para ilmuwan berasumsi bahwa
pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan
menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer.
Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon
diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas
manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi
dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.
Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakkan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.
Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknologi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.
Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakkan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.
Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknologi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.
1.4
Tujuan
Penulisan
Tujuan secara
umum penulisan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah
pemanasan Global ini telah terjadi dan apa penyebab pastinya. Semua ini masih
merupakan tanda tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum
mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau
mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh
manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika pemanasan
Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia
saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu
di permukaan bumi menyebabkan kekeringan. Dengan demikian akibat dari
kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana
tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air dan sebagainya. Oleh karena
itu melalui penulisan dari penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih
mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti
mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu
di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan Global
ini adalah :
·
Untuk mengetahui
secara jelas apakah itu pemanasan Global
·
Untuk mengetahui
penyebab terjadinya pemanasan Global
· Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan
dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya
· Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila
terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan Global
·
Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh
manusia
· Untuk dapat mencegah
lebih lanjut pemanasan Global tersebut
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Pengertian
Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan
untuk memudahkan pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan
pembahasan selanjutnya. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian berbagai
terminology yang digunakan.
1.
Pengertian
pemanasan Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan Global.
Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas
yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan
iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.
2.
Pengertian Green House Effect atau Efek Rumah Kaca.
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula
dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh
konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan Global
merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan
konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi
meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari
energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat
terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.
3.
Pengertian Perubahan Cuaca Peningkatan konsentrasi
gas pada lapisan atmosfirtelah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak
abad 19 yang lalu sampai dengan abad 20. Dantemperatur permukaan bumi telah
mengalami peningkatan 0.5 – 1.0
perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para ahli C
dalam 50 tahun mendatang°F atau 0.6 - 2.5°akan mencapai
1-4.5 tergantung pada wilayah di
bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan
mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra
Arktik.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat. Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaan bumi.
2.2
Penelitian yang Relevan
Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil
referensi dari penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang
memiliki keahlian yang relevan, terutama dalam topik ini adalah para pemerhati
dan peneliti lingkungan. Berbagai penelitian telah dilakukan secara
internasional, karena memang masalah ini menyangkut manusia secara keseluruhan,
jadi tidak terbatas oleh negara dan ras. Sebagai pemicu untuk memulai penelitian,
ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam penelitian yang akan
dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci yang melandasi penelitian
tersebut:
·
Apa itu pemanasan Global?
·
Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan
Global benar-benar terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan
keakuratan dari bukti-bukti tersebut?
·
Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?
·
Apa bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global
kemungkinan disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?
·
Apa
yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila hal
ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di udara dan emisi?
·
Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah
ada alasan lain untuk mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer
bumi?
Beberapa
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia akan
dijelaskan di bawah ini:
1.
Pada
tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global selama 3 bulan
pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan lebih tinggi dari temperatur
yang pernah dicapai bumi dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini dimotori
oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang khusus
meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.
2.
Pada
tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker,
sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa
dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan
bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusia harus segera menindaki
perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.
3.
Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union,
suatu badan keilmuan internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu
ilmuwan yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet
mengeluarkan pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan
gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan
serangkaian penelitian mengenai pemanasan Global.
4.
Pada
tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah pernyataan
Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan
di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi
pemanasan Global yang mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa
awan-awan ini akan memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan
Global.
5.
Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur
Global mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan
waktu-waktu lalu.
2.3
Hipotesa
-
Pemanasan Global memang benar-benar ada.
-
Pemanasan Global telah lama terjadi.
-
Pemanasan
Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-lain.
-
Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan
radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
-
Adanya
pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin
meningkat.
-
Dari
penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa
dampak negatif bagi bumi.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih
dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi
pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah
meningkat.
2.4 Faktor
Penyebab Pemanasan Global
Faktor penyebab Global Warming dapat kita jumpai sangat dekat dengan keseharian
kita. Mulai dari hal-hal kecil; misalnya AC (air conditioner) dan Lemari
Pendingin Makanan atau Freezer. Freon, salah satu bahan yang terdapat di kedua
benda tersebut, secara tidak sadar menjadi bahan yang merusak bagi lapisan
ozon. Namun sebenarnya yang paling merusak dari kesemua bahan-bahan emisi
adalah Karbon. Dalam bahasa inggrisnya carbon emision adalah sebuah bahan yang
sangat merusak lapisan ozon layer atau lapisan ozon karena carbon inilah yang
paling reaktif mengikat oksigen yang ada di ozon untuk bereaksi.
Dari manakah carbon ini ?
Karbon dapat berasal dari mana saja. Karbon monoksida merupakan faktor terbesar
yang berpengaruh terhadap hal ini. Karbon monoksida atau secara kimia disebutkan
sebagai CO adalah gas yang dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan bermotor.
Gas inilah yang menjadi masalah bagi ozon. Karena ozon merupakan lapisan O3 dan
CO bereaksi menjadi gas Carbon Dioxida atauCO + O3 -> CO2 + O2 secara
kimiawi
Dengan
bereaksinya CO ini, mengakibatkan lapisan ozon tersebut menipis-menipis dan
akhirnya bolong. Selain itu masih banyak gas-gas lainnya yang merusak ozon bumi
kita.
Sumber ter-utama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida
adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan
tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es).
Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per
milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada
tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu
tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan
bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319 ppb pada
2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia
dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang
terbesar pada pemanasan global.
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon
organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi
efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping
ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan
perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida,
karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global.
Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi
dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang
bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar
Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada
pemanasan global.
2.5 Proses Terjadinya Global Warming
ü Gas rumah kaca
memerangkap panas
ü Gas rumah kaca menyerap panas yang
diradiasikan melalui atmosfer
ü Gas meradiasikan kembali panas ke
segala arah sebagian besar tetap di atas
ü Lebih banyak gas artinya lebih
banyak panas yang terperangkap di atmosferterjadilah gelobal warming
Proses Terjadinya pemanasan Global dapat dilihat sekilas,
seperti pada gambar disamping.
2.6 Gas-Gas
Yang Dapat Merusak Ozon






BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Pemanasan Global
Pemanasan global adalah
adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer , laut , dan daratan Bumi . Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama seratus
tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian
besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca .
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8 . Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan
IPCC tersebut.
Model iklim yang
dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario
berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus
pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan
akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas
rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu
global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi .
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser , dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang
masih diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan
akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga
saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa,
jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-konsekwensi
yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto ,
yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
3.2 Penyebab Utama
Pemanasan Global
1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi
yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut
dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak .
Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas
yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air , karbondioksida,
dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca . Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah
kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan
efek rumah kaca (tanpanya
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan
tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer,
pemanasan global menjadi akibatnya.
2. Efek umpan balik
Efek-efek dari agen
penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik
yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air . Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
3. Radiasi Matahari
`Terdapat hipotesa yang
menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan
balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan
antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah
diamati sejak tahun 1960, yang
tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan
saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan
tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena
radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek
pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil
penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan
dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa
Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur
rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980
dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan
pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca
dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek
pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.
Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar
pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas
rumah kaca.
3.3 Dampak Pemanasan
Global
Para ilmuan menggunakan
model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk
mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca , tinggi permukaan air laut, pantai , pertanian ,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia .
1.
Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama
pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan
di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan
lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan
menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakangas rumah kaca ,
sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.Badai akan
menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan
bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih
besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat
dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrim.
2. Tinggi muka laut
Perubahan tinggi
rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara
geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland , yang
lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka
laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40
inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda , 17,5 persen
daerahBangladesh ,
dan banyak pulau-pulau. Erosi dari
tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara
kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah
pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan
evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan
tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20
inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat .
Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah
yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades .
Meningkatnya
volume air laut setiap saat, dapat menimbulkan tsunami secara tiba-tiba di
suatu daerah yang dekat dengan pantai. Seperti gambar berikut ini.
3.Pertanian
Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada , sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin
tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim
dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak
bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Hewan dan tumbuhan
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies
yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau
lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu
secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5. Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat,
para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau
meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah
tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan
hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat
berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45
persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh
nyamuk pembawa parasit malaria ; persentase itu
akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat. Penyakit-penyakit
tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue , demam
kuning , dan encephalitis .
Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan
penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari .
Penyakit-penyakit lain juga dapat ditimbulkan ,
akibat dari pemanasan Global, seperti gambar berikut.
3.4 Pengendalian
Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen
per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini
tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang
ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah
untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan
yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi
dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya,
pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih
tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah
yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara
perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang
lebih dingin.
Ada
dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon
sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah
kaca.
1. Menghilangkan karbon
Cara
yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama
yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya .
Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti
untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi
hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi
semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas
karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery ). Injeksi juga bisa dilakukan untuk
mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara
atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia , di mana karbondioksida yang terbawa ke
permukaan bersama gas alam ditangkap
dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah
satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pada
abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena
gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih
mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun
kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan
tidak melepas karbondioksida sama sekali.
2. Persetujuan internasional
Kerjasama
internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di
tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro , Brazil ,
150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk
menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997
di Jepang ,
160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto .
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa , yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang , tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa , yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang , tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
3.5 Mengukur Pemanasan
Global
Pada
awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan
mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global.Hipotesis ini
dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program
penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel
atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai .
Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi karbondioksida
di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat.
Data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa memang terjadi peningkatan
konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.
Para
ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi
mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus
bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya.
Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang
menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an
agak memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik
ini hanya sedikit dan tidak dapat dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan
daerah perkotaan sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas
yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh
material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca
yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit . Data-data ini memberikan pengukuran yang
lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan.
Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya
permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20,
tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi
setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan
1998 menjadi yang paling panas.
Dalam
laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara
global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861.
Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktifitas
manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi
peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0
hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Akibatnya, akan terjadi perubahan
iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah
terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah
ini dengan resiko populasi yang sangat besar.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pemanasan Global telah menjadi
permasalahan yang menjadi sorotan utama manusia. Fenomena ini bukan lain
diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia
itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras
karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang
sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya. Penanggulangan hal ini
adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah
menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global hanyalah sejarah kelam
yang pernah menimpa bumi ini.
4.2 Saran
Kehidupan berawal dari kehidupan di
bumi ini jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan
melestarikan bumi harus beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada
satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melestarikannya. Marilah kita bergotong royong untuk menyelamatkan bumi yang
telah memberi kita kehidupan yang sempurna ini.STOP GLOBAL WARMING!
Merubah gaya hidup anda dapat
dimulai dari rumah tangga. Pemerhati lingkungan, menyatakan bahwa salah satu
caraberadaptasi dengan pemanasan global di rumah adalah mengurangi pengeluaran
energi. Mematikan alat elektronik yang tidak terpakai adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan. Mulailah dari hal sederhana seperti mencabut charger
Handphone setelah selesai dipakai, mematikan layar komputer saat tidak dipakai,
matikan lampu yang tidak dipakai, dan menyalakan AC hanya jika dibutuhkan.
Cara Lain yang dapat dilakukan
adalah menggunakan bola lampu yang lebih efisien. Jika setiap rumah tangga mengganti
salah satu bolah lampu menggunakan bahan yang lebih cinta lingkungan maka dapat
mencegah 90 milliar pn CO2 masuk ke atmosfer. Hal ini sama seperti mengurangi
6,3 juta mobil di jalanan.
DAFTAR PUSTAKA
Yudhi. 2009. “Penelitian
Terhadap Kebenaran Pemanasan Global” . http://yudhim.blogspot. com /
2009/02/contoh-karya-tulis-global-warming.html. 10 Maret 2013.
Prasetyo,Mahfud Dwi. 2013. “Karya
Tulis Global Warning” http://mahfuddwiprasetyo. .blogspot.com/2013/01/karya-tulis-global-warming.html.
20 Maret 2013
AUTOBIOGRAFI
Tak
tahu maka tak kenal, tak kenal maka tak sayang. Seuntai kata-kata yang tidak
asing tersebut, saya utarakan untuk memulai perkenalan identitas ini. Nama saya
Kadek Ayu Yunita Dewi Yanti, teman-teman memanggil saya dengan sebutan Yunita.
Rumah saya beralamat di Jln. Flamboyan no 15 Semarapura dan ketika berumur 10
tahun saya pindah rumah ke Jln. Matahari Semarapura Klod. Saya adalah anak ke 2
dari pasangan I Gede Sudiartana dengan Ni Nyoman Jueni. Saya lahir di Klungkung
pada tanggal 4 Juni 1996. Sekarang umur saya akan menginjak 17 tahun, ketika
saya berusia 5 tahun saya bersekolah di TK PGRI Klungkung selama 1 tahun dan
saya merupakan siswa dari tamatan SD Negeri 1 Semarapura Tengah, setelah itu
saya melanjutkan kejenjang lebih tinggi di SMP Negeri 1 Semarapura selama 3
tahun, dan karena nasib yang kurang beruntung, saya tidak bisa melanjutkan pendidikan
SMA disekolah yang dituju. Dengan berbagai pertimbangan dan pilihan saya lalu
memilih SMA Negeri 1 Banjarangkan sebagai tempat saya bernaung untuk menempuh
pendidikan yang saya impikan. Saya ingin membahagiakan orang-orang disekitar
saya. Dari keterpurukan sebelumnya, saya menyadari usaha dan tekad adalah
komponen utama dalam meraih keberhasilan. Jadi berawal dari SMA inilah saya
mulai berusaha bangkit dan membuktikan bahwa saya mampu merubah nasib buruk
itu.
INFORMASI TERBARU!!!
SAYA PEMILIK BLOG JUNIA PURNAMI
MENJUAL PRODUK TIENS INTERNASIONAL (Produk Aman. Herbal Alami, Tanpa Efek Samping)
MENJUAL PRODUK TIENS INTERNASIONAL (Produk Aman. Herbal Alami, Tanpa Efek Samping)
Berdiri Tahun 1995 masuk Indonesia tahun 2000
Penghargaan Nasional dan Internasional
MENJUAL PRODUK:
1. Suplemen Kesehatan-Seri Pembersih :
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=1
2. Suplemen Kesehatan- Seri Penyeimbang
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=2
3. Suplemen Kesehatan Kesehatan – Seri Penguat
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=3
4. Alat Kesehatan
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=4
5. Perawatan Rumah Tangga
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=5
6. Perawatan Pribadi
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=6
7. Lainnya-Produk Otomatf
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=7
8. Lainnya- Kebutuhan Pertanian
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=8
PENJUALAN PRODUK TER-FAVORIT :
1. PAKET PENINGGI --> Klik Link Berikut ini : http://purnamiap.blogspot.co.id/2016/01/cara-alami-meninggikan-badan-1-bulan.html
2.PAKET PELANGSING--> Klik Link Berikut ini :
3. PAKET PENGGEMUK --> Klik Link Berikut ini :
4. KECANTIKAN/AWET MUDA : untuk masalah jerawat, flek hitam, alergi, merapakatkan vagina(lebih keset). --> Klik Link Berikut ini :
5. MASKER SPIRULINA : untuk mencerahkan, mencegah & mengatasi jerawat, flek &komedo, memperhalus tekstur kulit, mengencangkan, mengatasi kulit kering, --> Klik Link Berikut ini :
6. PAKET KESEHATAN LAINNYA(Ambeien, Asam Urat, Diabetes, Jantung, Ginjal, Tumor, Kista, Maag, Rheumatik, DLL)--> Klik Link Berikut ini :
Belum ada tanggapan untuk "KARYA ILMIAH GLOBAL WARMING"
Post a Comment