KEWIRAUSAHAAN
MENENTUKAN
JENIS BISNIS YANG SESUAI DENGAN BAKAT
DAN
KEAHLIAN
Oleh:
Ni Luh Junia Purnami 1417051041
I Putu Agus Kirana Putra 1417051135
Luh Ayu Puspa Dewi 1417051223
Ni Nyoman Erni Yanuar
Paramita 1417051011
Nengah Wiwik Parmini 1417051123
Rhecha Oktafiani 1417051114
I Made Deva Pdw. 1417051298
JURUSAN
AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menentukan
Jenis Bisnis yang Sesuai dengan Bakat dan Keahlian” tepat pada waktunya. Tujuan
dibuatnya makalah ini guna melengkapi tugas kami dalam mata kuliah
Kewirausahaan.
Dalam penyusunan
makalah ini, kami mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak demi
kelancaran penyusunan makalah ini. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami
menyampaikan rasa terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kepada dosen pengampu,
kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang.
Singaraja, 13
Mei 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3
Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB
II. PEMBAHASAN............................................................................... 2
2.1 Pengertian Vocational Enterpreunership ................................................... 2
2.1.1 Faktor
Pendorong Enterpreunership ............................................... 4
2.1.2 Faktor
Penghambat Enterpreunership ............................................. 4
2.2 Menemukan Peluang Bisnis dari Minat Bukan Orang
Lain.......................
2.3 Berbagai Bidang Keahlian Kejuruan ......................................................... 5
2.3.1
Akuntansi ......................................................................................... 5
2.3.2
Administrasi Perkantoran/Sekretaris ................................................ 5
2.3.3
Multimedia ....................................................................................... 5
2.3.4
Pemasaran ........................................................................................ 5
2.3.5
Usaha Jasa Perjalanan ...................................................................... 5
2.3.6
Produksi Grafika .............................................................................. 6
2.4 Menemukan Karakter Bisnis Anda – Temukan dalam
Diri Anda..............
2.5. Hubungan Antara Bidang Keahlian Dan Bakat Dengan Jenis
Usaha ...... 6
BAB
III. PENUTUP ....................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 10
3.2 Saran......................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat
ditentukan dalam waktu yang singkat, merupakan suatu proses kreasi yang
memerlukan waktu panjang. Apa yang ada sekarang adalah ‘buah’ dari upaya/usaha
pada masa lampau. Pada catatan sejarah akan tertulis: Apakah kita berada pada
posisi ‘pemerhati’, ‘pengamat’, atau ‘sebagai bagian dari pelaku torehan
sejarah’.
Kita tidak mungkin memutar ‘jam waktu’ untuk
kembali ke sejarah masa lampau, namun kita dapat mengingat bahwa kekeliruan
dari ‘sejarah masa lampau’ harus dibayar mahal oleh beberapa pelaku di generasi
kedepannya. Dan yang terpenting, melalui sejarah masa lampau akan senantiasa
memacu kita untuk memperbaiki kondisi yang ada dimasa sekarang dan merencanakan
kembali untuk menentukan langkah di masa yang akan datang.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan Vocational Enterpreunership ?
2.
Bagaimana cara menemukan peluang
bisnis dari minat bukan orang lain ?
3.
Apa saja bidang-bidang keahlian
kejuruan ?
4.
Bagaimana cara menemukan karakter
bisnis anda ?
5.
Bagaimana hubungan antara bidang
keahlian dan bakat dengan jenis usaha?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui
pengertian dari Vocational
Enterpreunership.
2. Untuk
mengetahui cara menemukan peluang bisnis dari minat bukan orang lain.
3. Untuk
mengetahui bidang-bidang keahlian kejuruan.
4. Untuk
mengetahui cara karakter bisnis anda
5. Untuk
mengetahui hubungan antara bidang keahlian dan bakat dengan jenis usaha.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN VOCATIONAL ENTERPREUNERSHIP
Kata entrepreneur berasal dari bahasa
Prancis, entreprendre, yang sudah
dikenal sejak abad ke 17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya
adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang
mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
Menurut Thomas
W. Zimmerer (2008), entrepreneurship
adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan
upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Menurut
Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur
adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif.
Istilah entrepreneurship
(kewirausahaan) pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan (ability)
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh
peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.
Entrepreneurship adalah segala
shal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur dalam merintis, menjalankan
dan mengembangkan usaha mereka. Entrepreneurship
merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko
yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha
baru. Dari pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan dalam berfikir kreatif dan
berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Entrepreneurship secara
historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Di luar negeri, istilah entrepreneurship
sendiri telah dikenal sejak abad ke-17, sedangkan di Indonesia istilah entrepreneurship baru dikenal pada akhir
abad ke-20. Beberapa istilah entrepreneurship seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah entreprendre, dalam bahasa jerman entrepreneur disebut dengan unternehmer,
turunan dari kata unternehmen yang diartikan menjalankan, melakukan dan
berusaha.
Pendidikan entrepreneurship mulai dirintis sejak
1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak
1970-an banyak universitas yang mengajarkan entrepreneurship
atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika
Serikat memberikan pendidikan entrepreneurship.
Di Indonesia, entrepreneurship dipelajari
baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.
Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman entrepreneurship baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
entrepreneurship menjadi berkembang.
Kecakapan
vokasional mempunyai dua bagian, yaitu: kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan
vokasional khusus (occupational skill)
yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan tertentu.
1 Kecakapan dasar
vokasional, mencakup antara melakukan gerak dasar, menggunakan alat sederhana
diperlukan bagi semua orang yang menekuni pekerjaan manual (misalnya palu,
obeng dan tang), dan kecakapan membaca gambar sederhana. Di samping itu,
kecakapan vokasional dasar mencakup aspek sikap taat asas, presisi, akurasi dan
tepat waktu yang mengarah pada perilaku produktif .
2 Kecakapan vokasional
khusus, hanya diperlukan
bagi mereka yang akan menekuni
pekerjaan yang sesuai. Misalnya menservis mobil bagi yang menekuni pekerjaan
dibidang otomotif, meracik bumbu bagi yang menekuni pekerjaan dibidang tata
boga, dan sebagainya.
Namun demikian,
sebenarnya terdapat satu prinsip dasar dalam kecakapan vokasional, yaitu
menghasilkan barang atau menghasilkan jasa. Kecakapan akademik dan
kecakapan vokasional sebenarnya hanyalah penekanan. Bidang pekerjaan
yang menekankan keterampilan manual,
dalam batas tertentu
juga memerlukan kecakapan akademik. Demikian sebaliknya, bidang
pekerjaan yang menekankan kecakapan akademik, dalam batas tertentu juga
memerlukan kecakapan vokasional.
2.1.1
Faktor
Pendorong Entrepreneurship
Antonic (2007)
yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden
entrepreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).
1 Faktor
lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan
industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk
lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan
persaingan yang tinggi.
2 Dari sisi
organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong entrepreneurship adalah system terbuka, kendali formal pada
aktivitas entrepreneurship,
pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai
perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa entrepreneurship berkorelasi secara
positif dengan pertumbuhan (company
growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik
organanisasi (organization characteristics)
berkorelasi positif dengan entrepreneurship.
2.1.2
Faktor
Penghambat Entrepreneurship
Eesley dan
Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan utama
dalam entrepreneurship meliputi :
1.
Menghukum kesalahan yang disebabkan
oleh tindakan risk taking.
2.
Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut.
3.
Tidak ada dorongan entrepreneurship.
4.
Unhealthy politicking dalam organisasi.
5.
Komunikasi yang buruk antar karyawan
dan juga pada pelanggan.
6.
Karyawan tidak didorong berpikir untuk
mencari peluang.
7.
Misi, sasaran perusahaan tidak jelas.
8.
Kurang dukungan manajemen.
9.
Penghasilan keputusan beresiko yang
tidak diberi reward.
10. Keterbatasan
waktu dan sumber daya.
2.2 MENEMUKAN
PELUANG BISNIS DARI MINAT BUKAN MELIHAT ORANG LAIN
Agar bisa mencapai kesuksesan dalam mengubah peluang menjadi
sebuah peluang emas, kita harus memulainya dari MINAT. Dengan memiliki minat di
sektor bisnis yang tepat dengan sebuah INDUSTRI maka itulah yang disebut
BISNIS. Kemudian kita harus menguasai PANGSA PASARnya agar peluang kita
memiliki nilai jual yang tinggi guna memenuhi kebutuhan pasar yang kosong.
a.
Langkah
Pertama : TENTUKAN DARI MANA MULAI MENEMUKAN SEBUAH SUMBER PELUANG
Kita tahu bahwa sumber peluang yang paling potensial adalah
diri sendiri dan salah satu pijakan awalnya adalah minat sendiri. setelah
mengetahui pijakan awal, maka mulailah melakukan riset dan trial untuk menemukan kekuatan peluang di segmen yang tepat.
b.
Langkah
Kedua : TEMUKAN DI SEKTOR MANA MASUK
Kekuatan peluang itu bertumpu pada kekuatan sektor bisnis
yang tepat sehingga harus benar-benar memilih sesuai dengan minat dan kekuatan
sebuah bisnis yang tepat adalah kekosongan pasarnya.
c.
Langkah
Ketiga : BERDAYAKAN KEKUATAN PRODUK AGAR PUNYA NILAI JUAL
Jika peluang yang bagus dan tepat untuk mengisi kekosongan
pasar tidak mempunyai nilai jual yang tinggi, maka peluang itu hanyalah sekedar
impian. Oleh karena produk itu tidak akan laku di pasaran (tidak memenuhi
kebutuhan dan tren pasar).hal ini merupakan sebuah proses yang sangat penting
dari tahapan di atas.
d.
Langkah
Keempat : EVALUASI DAN BERDAYAKAN PELUANG MENJADI PRODUK (BISNIS)
Sebagai langkah terakhir untuk memanfaatkan peluang yaitu
dengan mengevaluasi dan menganalisa faktor keberhasilan dan faktor kegagalan
peluang bisnis dan kembangkan menjadi
sebuah produk untuk memulai bisnis yang potensial.
2.3 BERBAGAI BIDANG KEAHLIAN KEJURUAN
2.3.1
Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta
kejadian yang berhubungan dengan keuangan. Dalam jurusan ini, kita dituntut
dapat bekerja sama dengan relasi lain, bekerjasama dengan sosial yang berbeda.
2.3.2
Administrasi
Perkantoran/Sekretaris
Jurusan ini akan selalu dibekal dengan
keterampilan yang baik seperti mengetik sepuluh jari buta tanpa lihat di
keyboard, stenografi, k3, kearsipan, korespondensi, dengan ditunjang oleh
penguasaan bahasa Inggris dan kepribadian yang baik secara professional di
bidangnya.
2.3.3
Multimedia
Lulusan dalam jurusan ini diharapkan dapat
menjadi tenaga programmer tingkat menengah dengan penguasaan software pemrograman
berbasis database dan internet. Dengan penguasaan bidang teknologi informasi,
kita dapat lebih mudah mencari pekerjaan dalam lapangan kerja.
2.3.4
Pemasaran
Mempersiapkan jiwa yang kuat untuk menjadi
tenaga-tenaga PR yang dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan bidang PR
dan Marketing, komunikasi negosiasidan transaksi serta mampu mengoperasikan
penjualan dilokasi.
2.3.5
Usaha Jasa Perjalanan
Keberhasilan pariwisata Indonesia akan
sangat ditentukan oleh adanya kelancaran transportasi, akomodasi, dan kenyamanan
para pengguna (wisatawan lokal dan mancanegara) selama melakukan perjalanan
wisatanya. Dalam jurusan ini mempersiapkan tenaga professional dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam membuat perencanaan dan manajemen perjalanan
wisata, reservasi, marketing, pemanduan wisata, dengan dibekali penguasaan
teknologi informasi, bahasa Inggris dan Jepang.
2.3.6
Produksi Grafika
Program keahlian yang mempersiapkan siswa
menjadi terampil di bidang teknik produksi grafika (percetakan) mencakup
penguasaan berbagai jenis mesin dalam industri percetakan.
2.4
MENEMUKAN KARAKTER BISNIS ANDA-TEMUKAN DALAM DIRI ANDA (AKU)
Banyak
pengusaha dan pebisnis muda mengawali bisnis mereka dari posisi yang salah atau
kurang tepat. Anda mungkin memulai dengan melihat orang lain yang telah sukses
dibidang tertentu, namun hal itu tidak menjamin anda juga akan sukses karena
anda bukan dia dan bisnis anda bukanlah bisnisnya.
Jangan menjiplak orang lain karena
itu tidak benar
Setiap
orang memiliki kekuatan yang berbeda, unik dan tidak sama. “be yourself” apapun
kata orang janganlah anda melihat bahwa bisnis orang lain yang sukses dapat
ditiru dengan mudah seperti mesin fotokopi.
Banyak
orang di dalam memulai sebuah usaha meniru bisnis orang lain dan yang sering
terjadi adalah mereka gagal. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakter atau
personalitas, kondisidansituasi. Mulailah segala hal dari diri anda sendiri.
Memahami karakter bisnis anda
Berdasarkan
cara berkomunikasi, manusia di golongkan menjadi 2 yaitu extrovert dan introvert.
Extrovert adalah orang-orang yang cenderung suka berbicara sedangkan introvert adalah orang-orang yang
cenderung senang mendengar dan memahami orang lain.
Berdasarkan
pola piker dan respon dalam berpikir, menganalisa dan bertindak terhadap suatu
hal, manusia di golongkan juga menjadi 2 yaitu logic, orang yang responsive dan
empatic, orang yang receptive seperti
yang tampak pada gambar berikut :
Dalam
dunia bisnis, ada 4 jenis tipe personality
manusia yang juga mengakibatkan empat personality
yang berbeda pula yaitucontroller, facilitator,
advocator dan analytic.
1. Controller
Seorang controller memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-
Pembawaannya kuat-dominasi kuat, system dan aturan jelas.
-
Popular- ambisius, suka variasi, bosan
-
Orientasi hasil- memiliki kemauan yang
keras
-
Menyukai tantangan, bersedia bekerja keras,
tidak begitu suka berbicara, cepat dan praktis
-
Dalam melihat risiko bersifat
“spekulatif”
2. Facilitator
Ciri-ciri seorang facilitator yaitu :
-
Bekerja karena pengakuan (ingin menjadi
orang yang penting)
-
Kurang waspada akan hasil akhir
-
Mencari pengaruh
-
Tenaga ahli- pekerja kuat
-
Cenderung menghindari risiko
3. Advocator
Ciri seorang advocator yaitu :
-
Extrovert
-
Pandai bergaul
-
Easy
going dan pemimpi
-
Ramah dan simpatik
-
dalam melihat risiko bersifat
“consultative” (menentukan keputusan setelah melihat pertimbangan orang yang
dianggap dekat)
4. Analytic
-
Konvensional, pemikir, formal
-
Teliti, hati-hati dan bimbang
-
Introvert, susah bersosialisasi,
membatasi diri, perenung
-
Pendiam, pemikir dan perfectsionis
-
Dalam melihat risiko bersifat kalkulatif
(memperhitungkan untung rugi terlebih dahulu)
Dalam
dunia bisnis, karakter kuat yang dimiliki seseorang di dalam memandang dan
menilai suatu risiko serta tantangan merupakan faktor yang sangat penting di
dalam menentukan karakter bisnis dan cara memulai sebuah bisnis. Biasanya faktor
ini berpengaruh pada cara pandang seseorang dalam berfilosofi tentang entrepreneurship yaitu :
Jenis bisnis berdasarkan karakter
kuat seseorang
Ada empat jenis karakter kuat yang
merupakan penggabungan dua jenis karakter manusia yaitu :
1. Controller advocator
2. Analytic facilitator
3. Advocator facilitator
4. Controller analytic
Untuk
itu, cobalah anda cocokkan karakter apa yang cocok seperti :
1.
Pemikir (analytic controller)
2.
Pembicara (Controller advocator)
3.
Penncipta (advocator-facilitator)
4.
Pengorganisasian (facilitator analytic)
2.5 HUBUNGAN ANTARA BIDANG KEAHLIAN DAN BAKAT DENGAN
JENIS
USAHA
Dalam setiap bidang, pasti selalu mengaitkan keahlian
seseorang dengan bakat. Jika seseorang mampu melakukan sesuatu hal dengan baik,
maka orang tersebut akan berpendapat bahwa yang bersangkutan memang berbakat
dalam bidang tersebut dan bisa di aplikasikan ke dalam jenis usaha, maka orang
tersebut akan sukses untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan jika sesorang
tidak mampu menunjukan kualitas karyanya, maka orang akan berpendapat bahwa
yang bersangkutan tidak mempunyai bakat.
Pengertian Keahlian Kewirausahaan
Keahlian kewirausahaan adalah kemampuan yang akan menyukseskan atau
menggagalkan bisnis anda. Memiliki keahlian ini sejak dari awal akan mengurangi
rintangan anda dalam memulai karir baru sebagai seorang pengusaha. Keahlian
kewirausahaan harus dimiliki oleh seorang yang akan memulai suatu usaha, agar
kegiatan usahanya teratur dan bisa berhasil. Karena keberhasilan suatu usaha
tergantung oleh keahlian manajer dalam perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa keahlian wirausaha yang perlu anda miliki untuk
kesuksesan bisnis anda:
1.
Jadilah seorang generalis
Anda tidak
harus menguasai satu bidang secara tuntas, tapi kita harus cukup fleksibel
untuk mengetahui setiap aspek dari dasar-dasar bisnis dan bagaimana setiap hal
saling berhubungan satu sama lain.
2.
Kemampuan manajerial dan kemampuan administratif
Kebanyakan
bisnis besar mempekerjakan ratusan dan bahkan ribuan karyawan dengan
spesialisasi mereka masing-masing. Lupakan dulu hal tersebut jika anda memulai
bisnis dari nol seperti kebanyakan pengusaha sukses memulai bisnis mereka.
Bahkan menyewa seorang asisten adalah cukup mahal bagi anda yang baru memulai
bisnis.
Jadi dasar
keahlian wirausaha yang perlu anda miliki pertama kali adalah keahlian
administratif untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran bisnis. Selain itu,
kita memerlukan keahlian manajerial untuk mengendalikan setiap situasi yang terjadi
ketika kita mulai menjalankan bisnis kita.
3.
Keahlian perencanaan
Perencanaan
adalah keahlian penting yang harus anda miliki sebagai seorang pengusaha.
Diantaranya adalah mengelola manajemen waktu sehingga waktu tidak terbuang
percuma ketika banyak hal yang harus diselesaikan.
4.
Keahlian manajemen keuangan
Saat kita
memutuskan untuk menjalankan bisnis bukan hanya sebagai suatu sarana mewujudkan
keinginan menjadi seorang pengusaha tapi juga untuk mendapatkan sejumlah uang,
tentunya harus mengasah keahlian manajemen keuangan. Salah satu keahlian
penting yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha adalah kemampuan untuk
mengelola keuangan agar kita mempunyai cukup uang untuk membiayai bisnis dan
memperoleh sisanya sebagai keuntungan kita.
5.
Keahlian berinteraksi dengan manusia
Mendirikan suatu bisnis akan mewajibkan
kita untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai macam latar belakang.
Ini adalah suatu keahlian bisnis yang akan memungkinkan bisnis semakin
berkembang dan semakin sukses. Setiap pengusaha sukses mempunyai keahlian yang
cukup baik dalam hal berinteraksi dengan manusia, dan jika tidak memiliki
keahlian tersebut, mereka mempekerjakan orang lain untuk melakukannya.
Pengertian
Bakat
Khusus
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan
bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena
sifatnya yang masih potensial, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan
pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud (Utami
Munandar,1992). Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan
sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan
kapasitas yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang
apabila latihan dilakukan secara optimal (Conny Semiawan,1987).
Bakat adalah
suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk
mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan, keterampilan,
atau serangkaian respon (Dyke Bingham dalam Ny.Moesono, 1989). Bakat adalah
kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus (Sarlito Wirawan
Sarwono, 1979).
Bakat adalah
tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam
keterampilan tertentu. (Tedjasaputra, 2003). Menampilkan bakat dibutuhkan
motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala
sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. (Gardner, 1993) mengganti
istilah bakat dengan “kecerdasan“ yang berupa kecerdasan umum maupun kecerdasan
khusus. Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki
seseorang, yakni logical mathematical,
linguistic/verbal, visual spatial, musical,
bodily-kinesthetic, interpersonal,
intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi
pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat
dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya.
Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bakat merupakan
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
agar dapat terwujud.
2. Bakat tidaklah diturunkan semata,
tetapi merupakan interaksi dari faktor keturunan dan faktor lingkungan, artinya
dibawa sejak lahir berupa potensi dan berkembang melalui proses belajar, dan
memiliki ciri khusus.
3. Orang yang
berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu mencapai prestasi tinggi
dalam bidang itu. Jadi prestasi sebagai perwujudan bakat dan kemampuan.
4.
Bakat mencakup ciri-ciri lain yang
dapat memberi kondisi atau suasana memungkinkan bakat tersebut terealisasi,
termasuk inteligensi, interes (minat), kepribadian, dan keterampilan khusus.
“Bakat adalah suatu kapasitas untuk belajar sesuatu”. Arti kapasitas adalah
potensi kemampuan untuk berkembang.
Jenis-Jenis Bakat Khusus
Bakat khusus (talent)
adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan
berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang
tertentu sesuai potensinya. Klasifikasi jenis-jenis bakat khusus, yaitu:
1. Bakat akademik
khusus.
Bakat akademik
khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numerik), seperti logika
bahasa, dan sejenisnya.
2. Bakat kreatif –
produktif.
Bakat khusus
dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang
baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi
terbaru dan lainnya.
3. Bakat seni.
Bakat khusus
dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik dan sangat dikagumi,
menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah
dalam waktu singkat dan sejenisnya.
4. Bakat
kinestetik / psikomotorik.
Bakat khusus
kinestetik/psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepakbola, bulu tangkis,
tenis, dan keterampilan tekink.
5. Bakat sosial.
Bakat khusus
dalam bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi, dan sangat mahir dalam kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Entrepreneurship merupakan
gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang
dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Dari pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan dalam berfikir kreatif dan
berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Keahlian kewirausahaan adalah kemampuan yang akan
menyukseskan atau menggagalkan bisnis anda. Memiliki keahlian ini sejak dari
awal akan mengurangi rintangan anda dalam memulai karir baru sebagai seorang
pengusaha. Keahlian kewirausahaan harus dimiliki oleh seorang yang akan memulai
suatu usaha, agar kegiatan usahanya teratur dan bisa berhasil.
3.2 Saran
Untuk menjadi
seorang entrepreneur yang sukses,
seseorang harus mengetahui terlebih dahulu bakat apa yang dimiliki sehingga
dapat ditentukan jenis bisnis yang dapat dijalankan sesuai dengan bakat dan
sesuai dengan bidang keahlian.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2016. Kewirausahaan. Dalam https://www.coursehero.com/file/141 20008/KEWIRAUSAHAAN-SAP-8docx/. Diakses pada 11 Mei 2017
Anonim. 2016. Kewirausahaan. Dalam http://dokumen.tips/documents/kewira usahaan-566b0e819d3a1.html. Diakses pada 11 Mei 2017
Anonim. 2016. Entrepreneurship. Dalam http://teorionline.net/entrepreneurship/ Diakses pada 11 Mei 2017
Ayu. 2015. Kewirausahaan. Dalam http://ayuetikas.blogspot.co.id/2015/04/ kewirausahaan-sap-8.html. Diakses pada 11 Mei 2017
Novita, Intan.
2016. Kewirausahaan. Dalam http://intanjayanovita.blogspot. co.id/2016/10/kewirausahaan-sap-89-10-2015.html. Diakses pada 11 Mei 2017
Belum ada tanggapan untuk "RMK MENENTUKAN JENIS BISNIS YANG SESUAI DENGAN BAKAT DAN KEAHLIAN"
Post a Comment