1.
Cermati kutipan cerpen berikut!
Hari-hari semenjak kepergianmu, pikiran ibu dipenuhi dirimu. Aku
sering memimpikan kau datang. Bahkan siang hari pun aku sering mendengar
tangismu. Aku begitu rindu dan kerinduan itu baru terobati kalau dekat dengan
mu. Duduk berjam-jam di pusaramu, berbincang dengan mu,
bahkan tertawa!
Kau
senang sekali bunga. Setiap hari, kupetikkan bunga untuk kubawa ke rumah
mungilmu, bahkan kau senang sekali kalau aku juga memakainya,
lalu bersenandung meninabobokanmu. Apabila aku tak pergi ke rumah mungilmu, kau
yang datang ke rumahku. Selalu memintakumemakai bunga hiasan di rambutku hingga
kepalaku penuh bunga. Kalau sudah begitu, kau akan tertawa dan aku pun ikut
tertawa. Ah, bahagianya! Ternyata kau tak membenciku. Tapi kebahagiaan bercumbu
dengan anakku seringterganggu orang-orang di sekelilingku. Merek aselalu
membawaku pulang ketika kau sedang berdua denganku.
“Sadar Las, nyebut ... istigfar ... ada enam anak
yang masih membutuhkan perhatianmu.Relakan dia. Dia sudah tenang di sana ....” Begitu
selalu orang-orang menasehati hatiku,juga suamiku. Heran aku, apa mereka tak melihat
aku sedang bercumbu dengan anakku? Kenapa mereka
melarang? Sirik ... begitu pikirku. Hari-hariku jadi begitu
membosankan.Apa yang kukerjakan di mata mereka selalu salah.
Bahkan bunga-bunga kesenangan anakku yang kukumpulkan
ikut jadi sasaran. Selalu mereka buang. Jelas aku jadi marah.
Kumaki mereka, kulempari batu mereka. Bahkan kukejar
mereka.
Sumber: Majalah Horison, Februari 2003
Tema dari cuplikan cerpen
di atas adalah….
a. kesengsaraan seorang ibu
b. gangguan jiwa yang dialami seorang ibu karena kematian anaknya
c. sikap masyarakat yang peduli terhadap tetangganya
d. seorang ibu yang sangat rindu terhadap anaknya
e. suami yang tidak bertanggung jawab terhadap istrinya yang
gangguan jiwa
Pembahasan :
Jawaban : B
Pada paragraph di
atas menjelaskan seorang ibu yang mengalami gangguan jiwa karena ditinggalkan
oleh anaknya. Ini didukung oleh kalimat “Sadar
Las, nyebut ... istigfar ... ada enam anak yang masih membutuhkan perhatianmu.
Relakan dia. Dia sudah tenang di sana ....”
2.
Cermati kutipan cerpen
berikut!
Pusing kepala Inop sekarang. Rasanya
tumbuh sebuah uban sehari di kepalanya. Ke mana hendak dicarikannya uang tiga
juta rupiah untuk diserahkan kepada keluarga calon mertuanya. Uang itu akan
digunakan sebagai pengisi sudut namanya, suatu istilah untuk menamakan
pemberian pihak calon mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai
perempuan.
“Apa
yang harus aku lakukan sekarang, Mak?” tanya Inop agak melotot kepada Anaknya.
“Kau
sudah aku bilang, tak usah buru-buru kawin. Kababini seperti
orang sasak cirik sajo. Kini aden juo yang susah!” jawab
Mak marah.
Sekarang
bukan satu, tiga puluh tiga uban sehari bertunas di kepala Inop.
Nilai budaya yang terkandung
dalam kutipan cerpen tersebut adalah….
a.
Mertua yang menginginkan
uang dari menantunya
b.
uang adalah
segalanya dalam adat
c.
pemberian uang
kepada calon mertua perempuan
d.
Pihak mempelai
laki-laki wajib memberikan perangkat nikah kepada calon mempelai perempuan
e.
kebiasaan di suatu
tempat di Ranah Minang.
Pembahasan
:
Jawaban : C
Nilai
budaya dari kutipan cerpen di atas terdapat pada kalimat “Uang itu akan digunakan sebagai pengisi sudut namanya, suatu
istilah untuk menamakan pemberian pihak calon mempelai laki-laki kepada
keluarga calon mempelai perempuan.”
3.
Cermati kutipan cerpen
berikut!
Pada
suatu petang matahari tiba-tiba memantulkan sinarnya menerobos awan dan seekor burung
kesiangan mulai berkicau. Waktu Kyoko tiba di kebunnya, daun-daun sayur mengkilap
seperti baru digosok layaknya. Awan berwarna merah muda yang menggumpal di
puncak-puncak pegunungan itu memesonanya. Ia terkejut sewaktu mendengar
suaminya tiba-tiba memanggilnya, dan tergesa-gesa ia ke atas; tanpa menunggu
sampai tangannya yang penuh lumpur di cuci dulu. Suaminya terengah-engah karena
pemusatan tenaga yang dibutuhkan untuk berteriak memanggilnya.
“Aku
memanggil dan memanggil! Apa kau tidak dengar?”
“Aku sangat menyesal.”
“Berhentilah
dengan kerjamu di kebun itu! Bila aku tiap kali harus berteriak memanggilmu, dalam sekejap saja aku akan
mati. Lagi pula aku tak bisa melihat di mana kau berada dan apa yang kau lakukan.”
“Aku bekerja di kebun sayur. Tapi kalau tidak suka, aku akan
berhenti bekerja.”
Sumber: Pikiran
Rakyat, 11 Juni 2003
Suasana yang tergambar dalam cuplikan
cerpen di atas adalah ….
a.
senang
b.
sedih
c.
tegang
d.
haru
e.
cemas
Pembahasan :
Jawaban : E
Dilihat dari paragraf pertama pada
kalimat tergesa-gesa manuju ke atas ini
menunjukkan keadaan cemas terhadap sesuatu.
Belum ada tanggapan untuk "Contoh soal cerpen dan pembahasannya"
Post a Comment