KATA PENGANTAR
OM
SWASTIASTU
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas asung kerta waranugraha beliaulah penulis dapat
diselesaikan tugas karya ilmiah yang
berjudul TARI TELEK dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Karya ilmiah ini disusun dlam bentuk
paper yang akan membahas mengenai salah satu tarian yang ada di bali, dengan
tujuan dapat memberikan gambaran mengenaitarian ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan paper ini. Paper ini sudah diusahakan secara maksimal,
tetapi penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang penulis sajikan ini jauh
dari sempurna, mengingat kemampuan penulis yang terbatas. Untuk itu semua saran
dan kritik yang bertujuan untuk membangun sangat penulis harapkan. Dan semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………………..2
DAFTAR ISI.....……………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang ……………....……………………………...4
1.2
Rumusan
Masalah …………………………………..………6
1.3
Tujuan Penulisan ……………………………………..……..6
1.4
Manfaat Penulisan …………………………………..……...7
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Tari…………….……………………………………..8
2.2
Perkembangan Tari
....................................................12
2.3
Fungsi Tari................................................................12
2.4
Ragam
Gerak Tari…………………….……………………..13
2.5
Busana Tari…………………….……….……………………16
2.6
Musik Pengiring
Tari………………………….…………….18
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………….20
3.2
Saran…… ……………………………..…………………...21
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Indonesia merapakan negara kepulauan
yang terdiri dari 33 provinsi. Setiap provinsi, masing-masing memiliki berbagai macam suku, ras, adat, dan budaya serta alam lainnya. Indonesia juga
kaya akan keseniannya. Namun seiring berkembangnya zaman era globalisasi, kesenian Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang membuat pola
pikir Indonesia terpengaruh atau ikut-ikutan pola budaya Barat, dan
mulai melupakan kebudayaan
atau kesenian mereka sendiri. Selain itu pemerintah juga
terlihat asal-asalan mengurusi
budaya, sehingga dengan mudahnya negara lain mengakui kebudayaan
Indonesia sebagai kebudayaannya. Sebenarnya
kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Kesenian dapat menjadi wajah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Faktanya,
sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global.
Kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan, supaya kesenian
kita tetap terjaga kelestariannya. Misalnya, pemerintah harus lebih tegas dalam
menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan
perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa.
Kesenian yang ada di Indonesia
beranekaragam, salah satunya kesenian yang terdapat di
daerah Bali. Kesenian Bali yang sudah terkenal hingga ke mancanegara adalah
seni tari. Di Bali, tari mendapat perhatian besar oleh masyarakat, karena
menurut masyarakat Bali tari merupakan bagian
dari jiwa mereka yang di ekspresikan melalui gerakan. Tari ibarat bahasa gerak
yang merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal
dan dapat dinikmati oleh siapa saja dan pada waktu kapan saja. Tari juga ibarat
keindahan ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.
Banyak
jenis tari yang sudah ada di daerah Bali, salah satu di antaranya adalah tari
Telek. Tari ini merupakan salah satu tari yang digunakan sebagai sarana pelengkap
pada saat masyarakat Bali melaksanakan suatu upacara keagamaan. Tari ini
ditarikan oleh empat orang penari laki-laki atau perempuan
yang masih tergolong anak-anak ( kurang lebih berusia 6 – 12 tahun ). Alasan
dipilihnya anak-anak sebagai penari Tari Telek adalah karena tapel yang
dipundut kecil, agar selalu dapat mesolah atau menari setiap rahinan kajeng
kliwon ( tidak adanya halangan menstruasi ), anak-anak masih dianggap suci dan
mampu sebagai simbol permohonan keselamatan dari segala wabah penyakit di
daerah setempat.
Sampai
saat ini Tari Telek masih ada yang menarikan seperti di desa Jumpai yang masih
menggunakan Tari Telek sebagai pelengkap pada saat melakukan upacara keagamaan.
Namun di daerah-daerah lain jarang terlihat orang-orang yang menarikan tarian
ini, karena seperti yang kita ketahui
kini sudah banyak tari kreasi baru yang menghiasi dunia kesenian di Bali. Tari Telek
ini masih memiliki banyak keunikan, namun tidak banyak masyarakat yang
mengetahuinya.
Hal
inilah yag melatar belakangi penulis dalam pembuatan paper ini, yang mana penulis
akan mengulas tentang Tari Telek. Yang di dalamnya akan mengulas mengenai
sejarah, perkembangan, fungsi, gerak, kostm, dan musik iringan yang di gunakan
dalam tarian tersebut.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian di atas terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut :
- Bagaimana sejarah dari Tari Telek?
- Bagaimana perkembangan tari Telak?
- Apa saja fungsi dari tari Telek?
- Apa saja ragam gerak dari tariTelek?
- Apa saja busana/kostum yang dikenakan pada saat pementasan tari Telek?
- Apa saja jenis musik yang dipakai untuk mengiringi tari Telek?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui sejarah dari Tari Telek.
2. Untuk
mengetahui perkembangan dari dari tari Telek.
3. Untuk mengetahui fungsi dari tari Telek.
4. Untuk mengetahui ragam gerak dari tari Telek.
5. Untuk mengetahui busana/kostum
dari tari Telek yang dikenakan pada saat
pementasan tari.
6. Untuk
mengetahui musik pengiring dari tari kidang Telek.
1.4
MANFAAT
PENULISAN
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari penulisan paper ini adalah :
1.
Menambah wawasan siswa mengenai sejarah Tari Telek
2.
Menambah wawasan siswa mengenai perkembangan dari Tari Telek
3.
Menambah wawasan siswa
mengenai fungsi dari Tari Telek
4.
Menambah wawasan siswa mengenai
ragam gerak dari Tari Telek
5.
Menambah wawasan siswa
mengenai busana/kostum dari Tari Telek
6.
Menambah wawasan siswa
mengenai musik pengiring yang mengiringi Tari Telek
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
SEJARAH
TARI
Tari Telek yang merupakan salah satu
jenis tari tradisional, dimana asal
usulnya tidak diketahui secara pasti, hal ini disebabkan oleh kurangnya data
yang mengungkapkan asal mula tarian ini. Namun saat ini baru Tari Telek Anak
Anak di Desa Jumpai yang di ketahui sejalah terciptanya tarian. Tetapi
informasi yang didapat didapat masih akan dibandingkan dengan
sumber-sumber literatur yang ada kaitannya dengan Tari Telek di Bali. Yang nama
sejarah dari Tari Telek Anak-Anak di Desa Jumpai itu sendiri adalah di awali
dari penemuan kayu yang terdampar (kampih) oleh I Sweca alias Nang Turun di pantai dan sudah
berbentuk calonan (sebuah
kayu yang belum berwujud) Rangda. Sambil membawa pahat dan temutik (pisau peraut kayu),
Nang Turun membawa kayu tersebut sambil menggembala sapi. Ketika itu, cuaca
sangat panas dan ia pun berteduh di Pura Dalem Kekeran. Semasih ia sadar, ia
mendengar suara “tempe kai”
(tirulah aku) dan datang suatu bayangan berwujud Rangda. Dengan segera ia
meniru bayangan tersebut, baru selesai wajahnya dan belum bertelinga, bayangan
Rangda itu sudah menghilang, sehingga perwujudan Rangda sampai sekarang tidak
ada telinganya. Oleh karena tapel
tersebut dianggap terlalu besar setelah selesai dibuat oleh Nang Turun
dan memiliki kekuatan magis
yang terlalu besar (misalnya saat dipentaskan/mesolah aura magis daritapel tersebut menimbulkan
pagar-pagar rumah masyarakat di sekitar tempat pementasan roboh), atas petunjuk
seorang yang kesurupan dibuatlah tapel yang
baru dengan meminta ijin pada penunggu pohon Pole ke setra Akah dan membawa sesajen. Namun, sebelum itu, pada
suatu masa di Desa Jumpai mengalami wabah penyakit hingga rakyat yang berjumlah
800 orang tinggal 300 orang. Karena banyak yang mati dan ada pula yang
meninggalkan desa mengungsi ke Badung, Seseh, dan Semawang, banjar menjadi menciut dari
5 banjar menjadi
2 banjar. Saat itu,
masyarakat Desa Jumpai menganggap kejadian tersebut diakibatkan oleh daya magis
yang ditimbulkan oleh Rangda, Barong, dan Telek yang setiap mesolah menggunakan tapel yang dibuat oleh Nang
Turun dari kayu yang ditemukan di tepi pantai. Kemudian, oleh masyarakat Desa
Jumpai tapel-tapel tersebut dihanyut kembali ke
pantai. Akan tetapi, tapel-tapel tersebut
datang kembali diusung oleh mahkluk halus (gamang) ditempatkan di pinggir pantai lagi. Berselang beberapa
hari, tapel-tapel tersebut
ditemukan oleh sekelompok masyarakat Desa Jumpai di pinggir pantai.
Selanjutnya, masyarakat Desa Jumpai meyakini bahwa tapel-tapel tersebut
memang untuk Desa Jumpai dan masyarakat menyimpannya di Pura Dalem Penyimpenan
(sampai sekarang). Oleh karena tapel tersebut
terlalu besar daya magisnya, maka atas kesepakatan tetua-tetua di Desa Jumpai
dibuatkanlah tapel baru
lagi dengan fungsi yang sama, yaitu menghindari Desa Jumpai dari wabah
penyakit. Adapun yang membuat tapel-tapel tersebut
(Barong, Rangda, dan Telek) bernama Kaki Patik bersama Tjokorda Puri Satria
Kanginan. Upacara pamlaspas dipimpin
oleh Ida Pedanda Gde Griya Batu Aji yang berasal dari Puri Satria dan
diselenggarakan di Desa Akah. Pada saat itu pula, selesai dibuat tapel Barong, Rangda, dan Telek
secara bersama untuk di Desa Akah dan untuk di Desa Muncan dengan warna tapel yang berbeda-beda (Desa
Akah warna tapelnya putih, Desa Muncan berwarna hitam, dan Desa Jumpai berwarna
Merah), sehingga kini Bhatara Gde di Desa Akah dan di Desa Jumpai
dianggap mesemeton (bersaudara).
Seperti yang telah diuraikan di atas,
maka jelaslah bagaimana proses terjadinya Telek. Akan tetapi, dalam penjelasan
tersebut tidak disebutkan kapan peristiwa itu terjadi. Demikian pula halnya dengan mula pertama timbulnya Tari
Telek Anak-Anak di Desa Jumpai yang sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Informasi yang dapat dikumpulkan selama penelitian, bahwa Tari Telek
Anak-Anak di Desa Jumpai sudah ada begitu saja atau sudah diwarisi secara turun
temurun. Tetapi, informasi yang diinginkan adalah sedapat mungkin diperoleh
data menyangkut perkembangan tarian ini. I Wayan Marpa mengatakan, bahwa Tari
Telek Anak-Anak di Desa Jumpai diperkirakan mulai berkembang sekitar tahun 1935
sampai sekarang. Tarian ini dipentaskan 15 hari sekali, yaitu setiap rahinan Kajeng Kliwon, dan setiap ada
upacara piodalan di pura yang ada di lingkungan Desa
Jumpai. Tari Telek ini biasanya dibawakan oleh 4 orang penari dan penarinya
boleh laki-laki ataupun prempuan, yang terpenting masih anak-anak. Jenis
tari wali ini
merupakan warisan leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan di lingkungan
setempat. Warga setempat meyakini pementasan Telek sebagai sarana untuk memohon
keselamatan dunia, khususnya di wilayah desa adat setempat. Jika Tari Telek
tidak dipentaskan oleh masyarakat setempat, dipercaya akan dapat mengundang
datangnya merana (hama-penyakit
pada tanaman dan ternak), sasab (wabah
penyakit pada manusia), serta marabahaya lainnya yang dapat mengacaukan
keharmonisasian dunia. Untuk menghindari bencana yang menimpa desa tersebut,
maka dengan kesepakatan masyarakat Desa Jumpai diadakanlah pementasan Tari
Telek Anak-Anak dengan Barong Ket yang merupakan sesuhunan Desa Jumpai. Sejak itu kematian semakin
berkurang. Pementasan Telek di Desa Jumpai sempat terputus beberapa tahun
sebelum Gunung Agung meletus hingga tragedi G-30-S/PKI pecah. Dua tragedi besar
itu sempat menghancurkan kedamaian masyarakat di seluruh Bali. Guna
mengembalikan kedamaian tersebut, para tetua di Desa Jumpai sepakat menggelar
serangkaian upacara tolak bala, salah satunya menghidupkan kembali kesenian
Telek yang mereka yakini sebagai sarana memohon keselamatan dunia-akhirat. Desa
Jumpai sekarang, terbagi menjadi 2 banjar,
yaitu Banjar Kangin dan Banjar Kawan. Dua banjar tersebut secara bergiliran mementaskan Tari Telek,
namun di masing-masing banjar memiliki
tapel Telek dan para penari
Telek. Setiap kali Telek dipentaskan, seluruh warga dipastikan menyaksikannya
sekaligus memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi.
Tari Telek ini dibawakan oleh empat
penari yang boleh ditarikan oleh laki-laki ataupun wanita yang masih
berusia anak-anak sampai memasuki masa truna bunga (akil balik kira-kira berusia 6 tahun sampai 12
tahun). Keempat penari itu memakai topeng berwarna putih dengan karakter wajah
yang lembut dan tampan serta diiringi Tabuh Bebarongan. Baik di Banjar Kangin
maupun Banjar Kawan, tarian ini tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa
dirangkaikan dengan Tari Jauk, Tari Topeng Penamprat, Bhatara Gede (Barong),
Rarung dan Bhatara Lingsir (Rangda). Seluruh unsur tarian itu berpadu membangun
satu-kesatuan cerita yang utuh dengan durasi sekitar dua jam. Akhir pertunjukan
diwarnai dengan atraksi narat/ngunying yaitu
menusukkan keris ke dada yang bersangkutan maupun ke dada Bhatara Lingsir.
Adapun cerita yang dipergunakan dalam
pertunjukan ini, sebagai berikut. Diceritakan bahwa Bhatari Giri Putri turun ke
bumi untuk mencari air susu lembu, untuk suaminya, Bhatara Çiwa, yang
berpura-pura sakit. Bhtara Çiwa ingin menguji keteguhan hati istrinya. Di bumi
Bhatari Giri Putri bertemu dengan seorang pengembala lembu yang sedang memerah
susu, lalu beliau mendekatinya dan meminta air susu lembunya untuk obat
suaminya. Si pengembala akan memberinya apabila Bhatara Giri Putri mau membalas
cinta asmaranya dan Bhatara Giri Putri menyetujuinya. Sebenarya si pengembala
tersebut adalah Bhatara Çiwa sendiri yang ingin menguji kesetiaan istrinya. Setelah
air susu lembu diperolehnya, lalu dihaturkan kepada Bhatara Çiwa, tetapi
Bhatara Çiwa ingin menguji air susu tersebut dengan memasang nujumnya yang
dilakukan oleh Bhatara Gana. Ternyata air susu tersebut didapat dengan jalan
mengorbankan dirinya (berbuat serong). Seketika itu juga Bhatara Çiwa marah dan
membakar lontar nujumnya. Bhatara Çiwa lalu mengutuknya menjadi Durga dan
tinggal sebagai penghuni kuburan yang bernama Setra Ganda Mayu dengan hambanya
yang bernama Kalika. Sang Hyang Kumara yang masih kecil ditinggal oleh ibunya,
Bhatara Giri Putri, menangis kehausan. Bhatara Çiwa lalu mengutus Sang Hyang
Tiga untuk mencari ibunya ke bumi. Pertama, turunlah Sang Hyang Wisnu dengan
berubah menjadi Telek menyebar ke empat penjuru, tetapi tidak menemukannya.
Kedua, turunlah Sang Hyang Brahma yang berubah bentuk menjadi Jauk Penamprat
yang juga tidak menemukannya. Terakhir, turunlah Sang Hyang Iswara yang
berbentuk Banaspati Raja (Barong). Karena dekat dengan Setra Ganda Mayu, maka
beliau melihat Kalika sedang bersemedi. Kemudian Kalika dikoyak-koyak maka
timbul marahnya, dan terjadilah perang antara Kalika dengan Barong (Bhatara
Iswara). Akhirnya Kalika kalah, lari menuju Bhatara Durga untuk melaporkannya.
Pada saat itu Durga berbentuk Rangda, sehingga terjadilah pertempuran antara
Barong dengan Rangda dan kemenangan ada pada Rangda.
2.2
PERKEMBANGAN
TARI
Meskipun
kita sudah mengetahui bahwa sekarang ini sudah banyak tercipta tari kreasi
baru, namun Tari Telek sendiri yang
sudah tercipta cukup lama, hingga sekarang masih ada juga yang menarikannya. Seperti yang terlihat di
Desa Jumpai, Klungkung , sampai sekarang
ini masyarakat di desa tersebut masih
mempercayai bahwa Tari Telek itu sendiri mampu menangkal berbagai wabah penyakit muncul
di desa tersebut. Tarian ini ditarikan setiap 15 sekali dan ditarikan pada
setiap rainan Kajeng Kliwon dengan penari yang berjumlah empat orang anak-anak
laki-laki atau perempuan. Dari uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa hingga saat ini Tari Telek masih berkembang di
daerah-daerah tertentu,walaupun jarang terlihan dan sedikit orang yang
mengetahuinya.
2.3 FUNGSI TARI
Menurut Keputusan Seminar Seni Sakral
dan Provan Bidang Seni Tari memutuskan, bahwa tari-tarian Bali dapat
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, antara lain :
- Seni Tari Wali (sakral, religius dance) adalah seni tari yang dilakukan di pura-pura dan di tempat yang ada hubungannya dengan upacara agama sebagai pelaksana upacara dan upakara agama yang pada umumnya tidak membawa lakon.
- Seni Tari Bebali (ceremonial dance), adalah seni tari yang berfungsi sebagai pengiring upacara dan upakara di pura-pura serta pada umumnya membawakan lakon.
- Seni Tari Balih-Balihan (secular dance), adalah segala jenis Tari Bali yang mempunyai unsur-unsur dasar dari seni tari yang luhur yang tidak tergolong tari wali ataubebali dapat dimasukkan ke dalam kelompok tari balih-alihan/tontonan.
Dari uraian fungsi tari di atas, Tari
Telek dapat digolongkan ke dalam Seni Tari Bebali, karena memiliki fungsi
sebagai pengiring upacara di pura-pura serta pada umumnya membawakan
lakon.
2.3
RAGAM
GERAK TARI
Secara umum gerak
tari Bali yang dapat digolongkan menjadi empat yaitu: agem, tandang, tangkep
dan tangkis. Agem adalah sikap pokok dalam
tari Bali. Tandang adalah
gerak-gerak dalam tari Bali yang sesuai dengan watak daripada tokoh yang
diperankan. Tangkep adalah
penjiwaan dalam tari Bali. Tangkis adalah
gerak peralihan dalam tari Bali. Namun Tari Telek sendiri mempunyai beberapa gerak yang merupakan ciri
khas dari tari itu ,dan gerak-gerak tersebut antara lain :
A.
Gerak Dasar
Tari Telek
Gerak dasar i tari Telek adalah sebagai
berikut :
Ø
Agem :
Gerakan ini banyak dipergunakan
pada tari Telek yaitu pada saat
sikap berdiri yang sesuai dengan
karakter yang dibawakan, dan dikenal dengan adanya agem kanan dan agem kiri. Agem kanan dari Tari Telek
adalah posisi tangan kanan sejajar mata ngepel kipas, sedangkan tangan kiri sirang susu, pandangan ke depan,
kaki tapak sirang renggang
kira-kira dua genggam tangan. Begitu pula sebaliknya dengan agem kiri.
Ø
Nyalud :
Gerakan tangan ke samping bawah dengan
posisi tangan ngemudra.
Ø
Nyeregseg ngembat :
Gerakan kaki dengan langkah ke samping
cepat dan bisa digerakan ke segala arah. Posisi tangan, satu sirang susu dan satu lagi ngembat.
Ø
Aras-arasan :
Gerakan leher ke kanan da ke kiri mulai
dengan lambat kemudian cepat.
Mearas-arasan menurut I Made Santa selaku koordinator Tari Telek
Anak-Anak ini adalah sama dengan pengipuk, yaitu
ekspresi cinta yang diungkapkan melalui tarian atau gerak tari.
Ø
Ngeliput :
Pegangan kipas di ujung jari tangan (nyungsung) dengan gerakan yang
bernama utul-utul, yaitu
pergelangan tangan diputar.
Ø
Malpal :
Gerakan berjalan menurut mat atau kajar dalam suatu lagu gamelan.
Dalam gerakan ini jatuhnya kaki tetap tapak sirang pada.
Begitu pula gerakan malpal yang
terdapat pada Tari Telek Anak-Anak di Desa Jumpai.
Ø
Ulap-ulap :
Posisi lengan agak menyiku dengan
variasi gerak tangan seperti memperhatikan sesuatu.
Ø
Ngumbang :
Gerakan berjalan pada tari dengan
jatuhnya kaki menurut matut gending atau pukulan kajar. Ngumbang ada
2 macam yaitu, ngumbang ombak segaradan ngumbang luk penyalin. Ngumbang ombak segara adalah
berjalan ke depan, ke belakang dengan posisi badan ngeed (rendah) dan kelihatan seperti ombak segara.
Sedangkan ngumbang luk penyalin adalah berjalan membentuk seperti garis lengkung
kanan dan kiri, kelihatan seperti
lengkungan rotan. Begitu pula dengan ngumbang yang terdapat pada Tari Telek yaitu ada ngumbang ombak segara dan ngumbang luk penyalin.
Ø Gerakan kambing buang :
Gerakan ini seperti gerakan ngitir yaitu, dilakukan lebih
cepat dari ngegol,
dilakukan di tempat dengan posisi tangan kiri ngembat, sedangkan tangan kanan ngepel kipas. Gerakan ini berpusat pada lutut yang
bergetar.
Ø
Gerakan ngotes oncer gelungan
Gerakan ini adalah gerakan tangan kiri mengibaskan oncer pada gelungan, semacam ngotes rambut pada Tari Gambuh hanya saja putarannya ke depan.
Gerakan ini adalah gerakan tangan kiri mengibaskan oncer pada gelungan, semacam ngotes rambut pada Tari Gambuh hanya saja putarannya ke depan.
Ø
Gerakan angkih-angkih :
Gerakan
mengatur nafas sehingga gerakan badan menjadi naik turun.
B. Struktur Gerak
dan Pola Lantai Tari Telek
Struktur
gerak dan pola lantai Tari Telek adalah sebagai berikut :
v
Pepeson (pembukaan)
§
Setelah
diawali dengan tabuh pembukaan, munculah 4 orang penari Telek Anak-Anak dengan
gerakan malpal atau berjalan
menyilang, tangan kanan memegang kipas ngeliput, tangan kiri sirang susu.
§
Kemudian
mengambil tempat masing-masing yaitu dibagian depan 2 orang penari, dan bagian
belakang 2 orang penari, dengan gerakan agem
kanan, mengatur nafas, diikuti kipekan dan sledet, dan dilanjutkan dengan agem kiri yang gerakannya sama seperti agem kanan. Gerakan ini dilakukan 2 kali berturut-turut.
v
Pengawak (isi)
v
Nyregseg bersama-sama ke kanan dan ke kiri 4 kali, agem kanan diteruskan dengan berjalan
kemudian bertukar tempat lalu melakukan gerakan kambing buang atau ngitir,
kemudian nyregseg lagi,
dilanjutkan dengan agem kanan.
v
Mearas-arasan, yaitu 2 orang penari jongkok dan penari lainnya berdiri.
Ini dilakukan secara bergantian.
v
Pekaad (penutup)
§
Kemudian para
penari Tari Telak Anak Anak ini mencari tempat semula dan duduk dengan kipas
ngeliput. Maka datanglah 2 orang Panamprat, yang melakukan gerakan agem kanan,
agem kiri, opak lantang, berjalan malpal, kemudian penari Telek bangun Malpal
menjadi satu baris menghadap ke belakang
§
Setelah
itu, 2 penari Telek nyregseg ke
kanan dan 2 orang penari lainnya ke kiri. Ini dilakukan bergantian dengan
gerakan ngeliput, tangan kiri sirang susu, dan penari atau Penamprat pulang, dan berakhirlah
Tari Telek Anak-Anak ini.
2.4
BUSANA/KOSTUM
TARI
Kostum atau busana adalah segala
perlengkapan pakaian dalan tari Bali. Busana merupakan faktor pendukung yang sangat
penting dalam tari Bali. Secara umum busana mempunyai fungsi dan tujuan sebagai
berikut :
§
Membantu
menghidupkan perwatakan pelaku.
§
Membedakan
peran seorang pemain dengan peran lain.
§
Memberi
fasilitas dan membantu gerak pelaku.
Adapun busana yang digunakan oleh penari
Telek pada saat pementasannya adalah antara lain sebagai berikut :
A.
Hiasan Kepala
Ø
Gelungan
Satu-satunya
hiasan kepala pada tari Telek adalah memakai gelungan yang berbentuk cecandian yang terbuat dari
kulit, penyalin dan benang, kemudian diberi cat prada. Gelungan ini jika dipakai ada benang putih yang melingkar
sampai ke bahu yang gunanya untuk menjaga agar gelungan tidak jatuh, juga menutupi supaya karet talinya
tidak kelihatan kotor. Pada sisi kiri gelungan ada hiasan benang yang disebut dengan oncer.
Ø Udeng putih
Udeng yang
dipakai saat pementasan adalah selembaran kain berwarna putih yang berukuran 1
meter berbentuk persegi dan berfungsi sebagai penutup kepala.
B.
Hiasan Badan
Hiasan badan
adalah yang digunakan untuk menutupi badan bagian bawah, yaitu terdiri dari :
Ø
Celana Putih
Ø
Baju Putih
Ø
Gelang Kana
Ø
Badong
Ø
Awiran
Ø
LamakStewel
C. Perlengkapan
yang dibawa dan Tapel
Ø Kipas
Ø Tapel sana awiran yang sangat sederhana
2.5
MUSIK
PENGIRING TARI
Musik
pengiring adalah alat yang digunakan untuk mengiringi suatu tarian. Adapun
fungsi musik dalam tarian, yaitu :
[ Memeri irama (membantu mengatur waktu)
Irama dalam tari yaitu pengaturan waktu
atau tempo yang menentukan cepat lambatnya suatu rangkaian gerak dan saling
mengisi dengan ruangan.
[
Memberi ilusi
atau gambaran suasana
Dalam tari suasana atau ilusi berkaitan
erat dengan watak tari. Contohnya watak halus atau luruh memerlukan suasana
enang yang melambangkan kehalusan jiwa.
[
Membantu
mempertegas ekspresi gerak
Dalam tarian terdapat tekanan-tekanan
gerak yang diatur oleh tenaga. Gerak itu dipertegas oleh tekanan musik agar
tiap-tiap bentuk gerak sampai ke seluruh bentuk tariannya agar nampak leih
baik. Dan sebagai pengiringnya akan timbul dinamika (dinamika gerak).
[ Terangsang (membangkitkan ilham dalam
diri penari
Perangsang disini maksudnya karawitan
atau iringan dapat menambah atau memberi dorongan lebih semangat bagi si penari
dalam membawakan tariannya dan juga rangsangan (karawitan/pengiringnya) dapat
melahirkan gerak-gerak spontan dari variasi-variasi atau sering disebut dengan
improvisasi.
Pada Tari Telek sendiri memakai
iringan gamelan Tabuh
Bebarongan. Tabuh ini
diturunkan dari Semar Pegulingan dan
mempergunakan laras slendro lima
nada. Jika Semar Pegulingan mempergunakan trompong, Tabuh Bebarongan
memakai gender rambat sebagai
pengganti trompong tersebut.
Instrumentasi Tabuh Bebarongan terdiri dari gender rambat, kempur, gangsa, klenang, kendang, kemong, penyacah,
jegogan, dan rincik.
Sedangkan repertoire dari gamelan Bebarongan
mengambil lagu-lagu Semar
Pegulingan, seperti Tabuh Gari, Jagul, Perong, Lasem, Bapang, dan
Pelayon. Gamelan Tabuh Barungan yang mengiringi tari Telek terdiri dari
beberapa instrumen, yaitu:
ü
1 buah kempur
Kempur berfungsi
sebagai pemberi tekanan gending pada
hitungan tertentu.
ü 1 buah kempiung
ü
1 buah kendang wadon
Kendang berfungsi
sebagai pemurba irama (mengatur irama gending).
ü
buah suling bebarongan
Suling berfungsi sebagai
pemanis lagu dan dimainkan juga secara improvisasi pada bagian tertentu
struktur bapang barong maupun
pada bagian lainnya.
ü
2 tungguh
jegogan
Jegogan berfungsi
sebagai pemangku lagu (pemegang melodi gending).
ü
1 buah gong
ü
1 buah ceng
ceng
Ceng ceng berfungsi sebagai instrumen yang dianggap peramu atau pemersatu instrumen lainnya sekaligus juga memberi aksen berupa angsel bersama kendang.
Ceng ceng berfungsi sebagai instrumen yang dianggap peramu atau pemersatu instrumen lainnya sekaligus juga memberi aksen berupa angsel bersama kendang.
ü
2 tungguh gangsa
Gangsa berfungsi sebagai untuk memberi hiasan gending dengan bermain polos dan sangsih.
Gangsa berfungsi sebagai untuk memberi hiasan gending dengan bermain polos dan sangsih.
ü 2 tungguh jublag
Jublag berfungsi sebagai pemangku lagu (pemegang melodi gending).
Jublag berfungsi sebagai pemangku lagu (pemegang melodi gending).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa Indonesia
adalah Negara Kepulauan yang memiliki banyak kebudayaan serta kesenian yang
beranekaragam yang patut kita jaga dan kita lestarikan.Tari Telek merupakan
tari tradisional yang berasal dari daerah Bali dan masih berkembang sampai saat
ini. Tarian ini ditarikan oleh empat orang anak yang diperuntukkan sebagai tari
Bebali,
karena memiliki fungsi sebagai pengiring upacara di pura-pura serta pada
umumnya membawakan lakon. Sejarah tari ini diawali dari penemuan kayu yang terdampar (kampih) oleh I
Sweca alias Nang Turun di pantai dan sudah berbentuk calonan (sebuah kayu yang belum
berwujud) Rangda. Dan dengan pahat dan temutinya, dibentuklah sebuah topeng
yang berbentuk rangda tanpa telinga. Tari Telek ditarikan setiap 15 hari sekali
tepatnya pada rahinan kajeng kliwon, yang diiringi dengan gamelan tabuh
Bebarongan. Busana-busana yang dikenakan pada saat pementasan berupa gelungan,
udeng putih, celana putih, baju putuh, gelang kana, badong, awiran, lamak,
stewel. Tapel awiran sana yang sangat sederhana, dan membawa kipas.
3.2
SARAN
Mengingat
sekarang ini semakin banyak kesenian-kesenian yang muncul akibat dari perkembangan global, maka melalui
tulisan ini dapat disarankan :
1.
Kita
sebagai generasi penerus bangsa wajib menjaga, selalu mengagumi, dan mempunyai
apresiasi serta orientasi tentang karya seni yang telah kita miliki ekarang.
2.
Kita
harus menjaga serta lebih peduli terhadap kesenian Indonesia, khususnya
kesenian Bali.
3.
Pemerintah harus lebih tegas
dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan atau kesenian Indonesia dengan
membuat Undang-Undang.
4.
Kelangsungan Kebudayaan
Indonesia sangat bergantung kepada masyarakat itu sendiri. Warga Negara
bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia agar tetap
utuh dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagus Suratnaya, Drs.1997. Kesenian Daerah dan Sosial
Budaya. Denpasar.
I Made Bandem, Dr. 1982. Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar. Akademi Seni Tari Indonesia
WWW.WIKIPEDIA.ORG
PENJUALAN PRODUK TER-FAVORIT :
INFORMASI TERBARU!!!
SAYA PEMILIK BLOG JUNIA PURNAMI
MENJUAL PRODUK TIENS INTERNASIONAL (Produk Aman. Herbal Alami, Tanpa Efek Samping)
MENJUAL PRODUK TIENS INTERNASIONAL (Produk Aman. Herbal Alami, Tanpa Efek Samping)
Berdiri Tahun 1995 masuk Indonesia tahun 2000
Penghargaan Nasional dan Internasional
MENJUAL PRODUK:
1. Suplemen Kesehatan-Seri Pembersih :
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=1
2. Suplemen Kesehatan- Seri Penyeimbang
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=2
3. Suplemen Kesehatan Kesehatan – Seri Penguat
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=3
4. Alat Kesehatan
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=4
5. Perawatan Rumah Tangga
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=5
6. Perawatan Pribadi
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=6
7. Lainnya-Produk Otomatf
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=7
8. Lainnya- Kebutuhan Pertanian
Lihat Produk di Link Berikut ini : http://m.tiens.co.id/PilihProduk.php?TIPE=8
PENJUALAN PRODUK TER-FAVORIT :
1. PAKET PENINGGI --> Klik Link Berikut ini : http://purnamiap.blogspot.co.id/2016/01/cara-alami-meninggikan-badan-1-bulan.html
2.PAKET PELANGSING--> Klik Link Berikut ini :
3. PAKET PENGGEMUK --> Klik Link Berikut ini :
4. KECANTIKAN/AWET MUDA : untuk masalah jerawat, flek hitam, alergi, merapakatkan vagina(lebih keset). --> Klik Link Berikut ini :
5. MASKER SPIRULINA : untuk mencerahkan, mencegah & mengatasi jerawat, flek &komedo, memperhalus tekstur kulit, mengencangkan, mengatasi kulit kering, --> Klik Link Berikut ini :
6. PAKET KESEHATAN LAINNYA(Ambeien, Asam Urat, Diabetes, Jantung, Ginjal, Tumor, Kista, Maag, Rheumatik, DLL)--> Klik Link Berikut ini :
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Tari Telek di Desa Jumpai Klungkung"
Post a Comment